Anda di halaman 1dari 17

PERAN MAHASISWA DALAM MENGEMBANGKAN DAN

MEMBINA BAHASA INDONESIA

MAKALAH ILMIAH

Oleh

Izal Permana Rahayu 2001655133

Kelas : LHEA

BINUS University
Jakarta
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang yang berjudul "Peran mahasiswa dalam
mengembangkan dan membina bahasa Indonesia ".
Menyadari keterbatasan dan kemampuan dalam menyelesaikan
makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat menjadi
pertimbangan dalam penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis
berharap semoga Makalah ini dapat memberikan informasi dan wawasan
bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Surabaya , November 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan Makalah ............................................................... 2

D. Manfaat Penulisan Makalah ............................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 4

A. Bahasa Indonesia ............................................................................ 4

B. Kedudukan, Fungsi, serta Ragam Bahasa Indonesia ..................... 5

C. Pentingnya Melestarikan Bahasa Indonesia .................................... 6

D. Hambatan Dalam Upaya Mempertahankan Bahasa Indonesia


Sebagai Jati Diri Bangsa ........................................................................ 8

E. Peran Mahasiswa Dalam Membina dan Mengembangkan Bahasa


Indonesia. ............................................................................................... 9

BAB III PENUTUP.................................................................................... 12

A. Kesimpulan .................................................................................... 12

B. Saran ............................................................................................. 13

Daftar Pustaka ........................................................................................ 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah negara yang kokoh dipercaya mempunyai identitas
yang tercermin dari bahasanya. Mempertahankan kebahasaan
sebagai jati diri bangsa merupakan juga amanat dari sumpah
pemuda. Berpuluh tahun lalu, para pemuda Indonesia
mencanangkan isi sumpah pemuda, yaitu berbahasa satu bahasa
Indonesia. Sewaktu membacanya para pemuda itu demikian
bangga. Dengan penuh kepercayaan diri, mereka lantang
mendeklarasikannya. Penggunaan bahasa Indonesia saat ini telah
mengalami penurunan, dalam arti masyarakat sekarang ini lebih
sering menggunakan bahasa asing atau bahasa gaul dalam
kehidupannya. Tidak hanya di kehidupan masyarakat, dalam dunia
pendidikan pun bahasa Indonesia yang baik dan benar sudah mulai
mengalami penurunan.
Para pemuda zaman sekarang seolah sudah tidak berminat
lagi untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
yang mana pada dasarnya adalah bahasa nasional Negara kita ini.
Rasa nasionalis memang harus kita pupukan sedini mungkin
terhadap generasi kita, terutama dalam masalah bahasa, karena
belakangan banyak bahasa-bahasa yang dibuat-buat yang tidak
jelas apa tujuannya.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Generasi muda, terutama
mahasiswa adalah pionir yang perlu dijadikan sasaran utama untuk
menumbuhkan sikap kebanggaan dan kesetiaan bahasa dengan
menanamkan nilai-nilai kearifan lokal maupun nasional agar tidak
terkikis budaya populer yang kurang sejalan dengan jati diri bangsa.

1
Mahasiswa seharusnya berpartisipasi aktif dalam mempertahankan
bahasa Indonesia.
Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa
asing dan gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat Indonesia
maka, perlu adanya pelestarian bahasa supaya bahasa Indonesia
tidak terkikis oleh perkembangan zaman di tengah arus globalisasi.
Sehingga penulis mengambil judul “Peran mahasiswa dalam
mengembangkan dan membina bahasa Indonesia”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
1. Mengapa kita harus melestarikan bahasa Indonesia?
2. Apa hambatan dalam upaya mempertahankan bahasa Indonesia
sebagai jati diri bangsa ?
3. Apa peran mahasiswa dalam mebina dan mengembangkan
bahasa Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Memberikan sumbangan pemikiran tentang perlunya melestarikan
bahasa Indonesia kepada masyarakat pada umumnya
2. Memberikan informasi mengenai hambatan dalam upaya
mempertahankan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa
3. Memberikan pengetahuan mengenai peran mahasiswa dalam
mebina dan mengembangkan bahasa Indonesia

D. Manfaat Penulisan Makalah


Manfaat penulisan makalah ini adalah
1. Mengetahui pentingnya melestarikan bahasa Indonesia
2. Mengetahui hambatan dalam upaya mempertahankan bahasa
Indonesia sebagai jati diri bangsa

2
3. Mengetahui peran mahasiswa dalam membina dan
mengembangkan bahasa Indonesia

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bahasa Indonesia
. Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan
sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan
bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya
setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari
sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di
Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah
satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah
bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang) dari abad
ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat
penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi
kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20.
Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya
Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan
"imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap
digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia
saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun
Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia
merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata
baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa
daerah dan bahasa asing.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga
Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan
penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah
satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu.
Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari
(kolokial) atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya
atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia

4
digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa,
sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum
publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa
Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.

B. Kedudukan, Fungsi, serta Ragam Bahasa Indonesia


Menurut Suharianto (1981:10), sebagai bahasa nasional
bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1. lambang kebanggaan nasional
2. lambang identitas nasional
3. alat pemersatu bangsa
4. alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya
Selain berkedudukan sebagai bahasa nasional, sesuai
dengan Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36, bahasa
Indonesia berkedudukan pula sebagai bahasa negara. Di dalam
kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai:
1. bahasa resmi kenegaraan
2. bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan
3. alat perhubungan pada tingkat nasional
4. alat pengembangan kebudayaan,ilmu pengetahuan dan
teknologi
Penting tidaknya suatu bahasa dapat juga didasari patokan
yang berikut ini: (1) jumlah penuturnya, (2) luas penyebarannya, dan
(3) peranannya sebagai sarana ilmu, susastra, dan ungkapan
budaya lain yang dianggap bernilai (Anton M. Moeliono 1988:1).
Menurut Gorys Keraf (1980:3), fungsi dapat dituturkan dari
dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu sendiri. Dasar dan motif
pertumbuhan bahasa itu dalam garis besarnya dapat berupa:
1. untuk menyatakan ekspresi diri
2. sebagai alat komunikasi

5
3. sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi
sosial
4. sebagai alat untuk mengadakan control sosial
Dengan pertimbangan akan berbagai macam fungsi bahasa
Indonesia itu, muncullah berbagai macam ragam bahasa sesuai
dengan situasinya. Situasi tempat, pembicara atau penulis,
pendengar atau pembaca, pokok pembicaraan, dan sebagainya
menentukan ragam bahasa yang dipilih seseorang dalam
komunikasinya. Mengingat ragam bahasa Indonesia yang ada
antara lain:
1. Ragam bahasa yang bersifat perseorangan.
2. Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota
masyarakat dari wilayah tertentu, biasanya disebut dengan
istilah dialek.
3. Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota
masyarakat dari golongan sosial tertentu, biasanya disebut
sosiolek.
4. Ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan suatu
bidang tertentu, seperti kegiatan ilmiah, jurnalistik, sastra,
hukum, matematika, dan militer. Ragam bahasa ini
biasanya disebut dengan istilah fungsiolek.
5. Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal atau
situasi resmi, biasanya disebut dengan istilah ragam
bahasa baku atau bahasa standar.
6. Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi informal
atau situasi tidak resmi, biasanya disebut dengan istilah
ragam nonbaku atau nonstandard.
7. Ragam bahasa yang digunakan secara lisan yang
biasanya disebut bahasa lisan (Abdul Chaer 1998:4-5).

C. Pentingnya Melestarikan Bahasa Indonesia


Mahasiswa sebagai pemuda indonesia mempunyai peran
sebagai iron stock mempertahankan NKRI (Negara Kesatuan

6
Republik), banyak yang dapat dilakukan pemuda dalam
mempertahankan NKRI, salah satunya melestarikan Bahasa
Indonesia.

Berbahasa Indonesia yang baik dan benar secara disiplin


merupakan salahsatu langkah nyata dalam menumbuhkan jiwa
nasionalisme dikalangan generasi muda Indonesia. Disiplin
berbahasa di kalangan generasi muda pada dasarnya merupakan
cara untuk lebih mengaktualisasikan jati dirinya sebagai manusia
dari sebuah bangsa. Tanpa mempunyai sikap tersebut, maka jati diri
generasi muda baik selaku individu maupun bagian dari anggota
masyarakat patut diragukan keberadaannya.

Keberagaman yang terjadi di Indonesia, baik dari sisi etnis,


agama, ras, maupun budaya justru tidak mengakibatkan
perpecahan. Hal ini disebabkan karena bangsa Indonesia memiliki
bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa
persatuan secara benar dan teratur dapat menghilangkan sekat-
sekat perbedaan diantara generasi muda untuk kemudian secara
bersama-sama membangun Indonesia di masa mendatang yang
dilandasi jiwa nasionalisme.

Generasi muda Indonesia merupakan benteng kokoh dan


cermin perwujudan kelangsungan bangsa dan bahasa. Mengingat
besarnya tanggung jawab yang disematkan ke pundak generasi
muda, maka generasi muda memiliki peranan besar dalam
menentukan tetap terpeliharanya bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan.

Berawal dari peranan generasi muda, penggunaan bahasa


Indonesia sebagai bahasa persatuan semakin berjalan baik dengan
menyentuh ke segala bidang kehidupan manusia. Berkembangnya
penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan

7
berarti membuktikan bahwa bahasa Indonesia mampu menjadi
sarana komunikasi antarmasyarakat.

D. Hambatan Dalam Upaya Mempertahankan Bahasa Indonesia


Sebagai Jati Diri Bangsa

Ada beberapa penyebab bahasa Indonesia sudah tidak lagi


digandrungi oleh penuturnya bahkan penggunaannya semakin lama
bisa hilang sama sekali. Pertama ketika penetrasi budaya asing yang
masuk ke dalam negeri. Semakin banyak budaya asing yang masuk
tentu akan mempengaruhi keseimbangan budaya asal untuk tetap
bereksistensi. Apalagi bila budaya asing dinilai lebih populer dan
sebagai tolok ukur nilai kemodernan suatu peradaban. Mentalitas
pecinta budaya asli akan merasa inferior karena kebiasaannya untuk
tetap konsisten memakai budaya sendiri tidak didukung oleh
masyarakat yang berjiwa setengah Indonesia. Akibatnya,
perkembangan budaya berbahasa Indonesia semakin kecil nilainya
di negeri Indonesia.

Lihat saja sekarang ini, baik iklan komersial, papan petunjuk


umum, kata-kata yang terpampang di baliho pinggir jalan raya dan
lainnya, tak jarang mengobral bahasa asing yang lebih banyak dalam
bahasa inggris. Padahal ada kewajiban untuk menggunakan bahasa
Indonesia dan ketentuannya sudah diatur dalam UU nomor 24 tahun
2009 bab 3 pasal 36 dan 38. Tetapi,Istilah-istilah asing itu tetap
muncul supaya terlihat lebih modern, maju, dan up to date.
Pemerintah pun seakan mengabaikan masalah tersebut. Padahal
negara lain masih konsisten dan menjunjung tinggi bahasa sendiri
dengan meminimalkan bahasa asing penggunaannya di tempat-
tempat umum. Malaysia salah satunya. Negara yang tetap

8
mempertahankan bahasa melayu dipakai sebagai bahasa
utamanya.

Kedua, yaitu isu MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang


sedang berlangsung keberadaannya di Indonesia. Hal itu membuat
masyarakat berbondong-bondong menyikapinya dengan rasa
keindonesiaannya yang tertekan. Tak jarang masyarakat mengira
bahwa bahasa internasional (inggris) sebagai modal utama
menembus kesuksesan di MEA. Hal itu membuat bahasa Indonesia
semakin termajinalkan keberadaannya. Meskipun keberadaan
bahasa Indonesia sudah dijamin oleh UU nomor 24 tahun 2009 pasal
33 yang melindungi bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
nasional, tetap saja ketakutan masyarakat dalam menghadapi MEA
masih ada. Hal itu juga karena tidak adanya kepastian dari pihak
pemerintah yang tidak ada campur tangan untuk mengatasi masalah
itu. Kerunyaman tersebut juga berakibat pada dunia pendidikan.
Banyak mahasiswa yang tidak lagi tertarik mengambil mata kuliah
bahasa Indonesia, dan baru mengambilnya ketika kebutuhan
menyusun tugas akhir. Tergesernya penggunaan bahasa Indonesia
oleh bahasa asing dan gaul tidak luput karena adanya kemajuan
teknologi yang banyak sekali dalam aplikasinya menggunakan
bahasa asing. Ditambah lagi dengan maraknya penggunaan bahasa
gaul dikalangan artis, media massa dan media elektronik yang
membuat remaja semakin sering menirukannya pada kehidupan
sehari-hari. Oleh sebab itu, keberadaan bahasa Indonesia harus
dijaga dan dilestarikan penggunaanya.

E. Peran Mahasiswa Dalam Membina dan Mengembangkan


Bahasa Indonesia

Kita sebagai mahasiswa yang merupakan generasi muda


seharusnya berpartisipasi aktif dalam mempertahankan bahasa

9
Indonesia. Partisipasi tersebut dapat dilakukan melalui para generasi
muda yang mempunyai kemauan, kemampuan, dan harapan yang
besar untuk mempertahankan bahasa Indonesia. Generasi muda
sebagai elemen yang sangat penting dan tidak bisa digantikan
dengan apapun dalam mempertahankan bahasa Indonesia.

Media massa terbukti mampu menyumbang pengembangan


bahasa dengan menyertakan kata-kata dan istilah-istilah yang dapat
diterima khususnya oleh generasi muda selaku pemakai bahasa.
Kata-kata seperti “Ya…gitu deh”, atau “Okelah kalo begitu”
merupakan beberapa contoh dari sumbangan media terhadap
pengembangan bahasa. Generasi muda-pun dapat memainkan
peranannya dengan memanfaatkan media massa sebagai tempat
penyaluran pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia secara
formal.

Dengan demikian, generasi muda sebagai bagian dari


anggota masyarakat yang menjunjung tinggi budaya bangsa, sudah
sewajarnya setiap generasi muda mempunyai sikap dan disiplin
berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Peranan yang diberikan
generasi muda terhadap penggunaan bahasa Indonesia formal
sehari-hari merupakan langkah yang patut diapresiasi.
Mahasiswa cenderung lebih menyukai bahasa gaul daripada
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mulai
lunturnya kecintaan pada Bahasa Indonesia adalah hal yang harus
dihindari.

Untuk meningkatkan penggunaan Bahasa Indonesia dapat


dilakukan dengan cara membiasakan pada kehidupan sehari-hari di
manapun kita berada. Awalnya memang mungkin sulit tetapi bila
dilakukan terus menerus maka akan menciptakan sopan santun
yang baik dalam etika berkomunikasi. Cara-cara yang dapat
dilakukan mahasiswa dalam Membina dan Mengembangkan
Bahasa Indonesia:

10
1. Memperluas pengetahuan tentang sejarah bahasa
Indonesia hingga perkembangannya.

2. Meningkatkan minat membaca. Dengan membaca buku


berbahasa Indonesia, pengetahuan tentang istilah baru
atau penggunaan kosa kata yang tepat semakin
bertambah.

3. Mengikuti perlombaan, seminar, pelatihan atau acara


apapun yang bertujuan memajukan bahasa Indonesia.

4. Mengedepankan bahasa Indonesia yang baik sebagai


percakapan sehari-hari, bukan malah membanggakan
bahasa gaul.

5. Aktif menulis di forum-forum dengan memakai bahasa


Indonesia yang baik dan benar.

6. Turut serta dalam mengenalkan bahasa Indonesia


kepada dunia. Langkah sederhananya bisa dimulai
dengan memakai bahasa baku dalam berbagi informasi
maupun berinteraksi di jejaring sosial.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Eksistensi bahasa asing di era globalisasi saat ini mulai
mendesak keberadaan bahasa Indonesia. Semakin hari semakin
marak penggunaan istilah-istilah asing seperti di tempat-tempat
umum, papan nama, spanduk, nama gedung, penunjuk jalan, dan
iklan. Oleh karena itu, bahasa Indonesia perlu dilestarikan. Perlu
usaha yang sungguh-sungguh untuk mempertahankan eksistensi
bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa Indonesia. Upaya tersebut
sangat diperlukan untuk mengantisipasi semakin terdesaknya
bahasa Indonesia oleh penggunaan bahasa asing dan bahasa gaul.
Cara yang paling efektif adalah melalui jalur pendidikan yang
ditandai dengan munculnya mata pelajaran bahasa Indonesia.
Dalam pelaksanaannya ditemukan beberapa hambatan. Dari sekian
hambatan itu, persoalan sikap bahasa masyarakat merupakan hal
yang paling krusial

Sebagai generasi muda bangsa Indonesia, kita bertugas


untuk melestarikan dan menjaga penggunaan bahasa Indonesia,
dengan cara menggunakannya dalam percakapan sehari-hari.
Dengan demikian, orang-orang di sekitar kita bisa ikut berbicara
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang benar, dengan
diawali dari diri kita sendiri terlebih dahulu. Jangan sampai, jika
dibiarkan terus seperti ini, keeksistensian bahasa Indonesia menjadi
semakin tergeser dengan keberadaan bahasa-bahasa gaul
Indonesia/kebarat-baratan.

12
B. SARAN

Kita harus bangga menggunakan bahasa Indonesia tentunya


dengan ejaan, pengucapan, penulisan secara lisan maupun tulisan
yang tepat dan benar sesuai dengan ketentuan-ketentuan
penggunaan Bahasa Indonesia yang berlaku. Kita tidaklah harus
malu atau gengsi dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
kepada semua orang, sebab bahasa Indonesia merupakan identitas
diri kita yang menyatakan kepada seluruh orang atau dunia bahwa
diri kita adalah warga negara Indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.”Bahasa ‘Alay’ Merusak Bahasa


Indonesia”.http://iniirna.blogspot .co.id/2014/07/pengaruh-
bahasaalay-terhadap.html Diakses pada 13 Agustus 2017.
Maruli Pangabean. 1981. Bahasa Pengaruhdan Peranannya. Jakarta:
Gramedia, hal. 5
Mulyana, 2008. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Rembang:
Yayasan Adhigama.
Nababan, 1984. Tuntunan penyusunan bahasa indonesia. Bandung : Sinar
Baru.
Sarwono, 2004.”Penggunaan Ragam Bahasa Gaul Dikalangan Remaja”.
Dalam http://www.peng gunaan-ragam-bahasa-gauldikalangan
remaja. Diakses pada 14 Agustus 2017.
Soejono Ag, 1983.Metode Khusus Bahasa Indonesia. Bandung: C.V. Ilmu.
Wahyu Wibowo, 2001. Manajemen Bahasa. Jakarta: Gram

14

Anda mungkin juga menyukai