Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERAN PENTING BAHASA INDONESIA TERHADAP


KERAGAMAN BAHASA DAERAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Andi sutrisna, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh :
Naellus Sa’adah (120040084)

PROGRAM STUDY AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah yang berjudul Peran Penting Bahasa Indonesia terhadap keragama
Bahasa Daerah dalam rangka memenuhi tugas Individu Mata Kuliah Bahasa
Indonesia. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan atau
petunjuk maupun pedoman bagi yang membaca makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Saran dan kritik yang membangun akan penulis terima
dengan hati terbuka agar dapat meningkatkan kualitas makalah ini.
Demikian yang dapan penulis sampaikan. Atas perhatiannya penulis
ucapkan terima kasih.
 
 
Cirebon, Januari 2021 

   Penulis

i
DFATAR ISIS

Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan.............................................................................................. 2

BAB II PEMABAHASAN
A. Asal usul Bahasa Indonesia.............................................................. 3
B. Fungsi Bahasa Indonesia dalam Kedudukannya sebagai
bahasa nasional................................................................................ 4
C. Variasi berdasarkan fungsinya atau dari segi pemakaian................ 7
D. Variasi dari segi keformalan............................................................ 7
E. Variasi dari segi sarana.................................................................... 8
F. Kesenjangan pemahaman budaya.................................................... 8
G. Bahasa sebagai wahana apresiasi budaya........................................ 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia sebagai kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari
17.508 pulau dengan 256.603.197 juta jiwa pada tahun 2017 ini serta
kekayaan suku bangsa dan bahasanya yang beragam. Bangsa Indonesia
memiliki beraneka ragam perbedaan antara suku lainnya, agama, adat
istiadatnya, dan bahasa tiap daerah. Perbedaan tersebut bukan berarti
pemisahan, tetapi harus dipandang sebagai kekayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia. Dalam buku Indonesia, Globalisasi, dan Global
Village dijelaskan, pada 2008 jumlah bahasa ibu di dunia adalah 6.912.
Dari jumlah itu, Indonesia menduduki peringkat kedua, setelah Papua New
Guinea yang memiliki bahasa terbanyak,  yaitu 820 bahasa sehingga
variasi bahasa daerah kita tetap lestari dan di naungi oleh bahasa
persatuan tersebut. Bahasa Indonesia merupakan Bahasa nasional
sekaligus bahasa Negara Indonesia. Bahasa Indonesia sudah
dikumandangkan dalam sumpah pemuda, 28 Oktober 1928 oleh para
pemuda Indonesia pada waktu itu yang merupakan wakil berbagai daerah
Indonesia. Mereka para pemuda sepakat menjadikan bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional.

B. Rumusan Masalah
1. Apa hal yang mempengaruhi orang menggunakan bahasa ?
2. Bagaimana ciri dari bahasa persatuan ?
3. Bagaimana cara mewujudkan bahasa persatuan di Indonesia ?
4. Apa fungsi bahasa Indonesia ?
5. Bagaimana munculnya variasi bahasa ?
6. Apakah dalam setiap variasi bahasa memiliki persamaan ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi orang menggunakan
bahasa
2. Untuk mengetahui ciri dari bahasa persatuan
3. Untuk menemukan cara mewujudkan bahasa persatuan di Indonesia
4. Untuk memahami peran Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
sekaligus sebagai identitas nasional bangsa.
5. Untuk mengetahui munculnya variasi bahasa
6. Untuk melihat peran bahasa Indonesia dalam memudahkan
komunikasi dengan masyarakat dengan variasi bahasa daerah yang
berbeda.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal Usul Bahasa Indonesia


1. Asal Mula Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mempunyai sejarah jauh lebih panjang
daripada Republik ini sendiri. Bahasa Indonesia telah dinyatakan
sebagai bahasa nasional sejak tahun 1928, jauh sebelum Indonesia
merdeka. Saat itu bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa
persatuan dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai perekat bangsa.
Saat itu bahasa Indonesia menjadi bahasa pergaulan antaretnis (lingua
franca) yang mampu merekatkan suku-suku di Indonesia. Dalam
perdagangan dan penyebaran agama pun bahasa Indonesia mempunyai
posisi yang penting.
Bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia,
pada tahun 1945. Bahasa Indonesia adalah bahasa dinamis yang hingga
sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan,
maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing. Bahasa Indonesia
adalah dialek baku dari bahasa Melayu. Fonologi dan tata bahasa dari
bahasa Indonesia cukuplah mudah, dasar-dasar yang penting untuk
komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa
minggu. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai
pengantar pendidikan di sekolah di Indonesia.
2. Awal Penciptaan Bahasa Indonesia Sebagai Jati Diri Bangsa
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa
bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di
sana, pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah
penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara
Indonesia pasca kemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya
sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat

3
itu), namun beliau memilih Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan
dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.
3. Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Nasional
a. Alasan Bahasa Melayu Riau di Pilih Sebagai Bahasa Pemersatu
Negara Republik Indonesia. Bahasa Melayu Riau dipilih
sebagai bahasa persatuan Negara Republik Indonesia atas beberapa
pertimbangan sebagai berikut:
1) Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau puak lain
di Republik Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa
yang merupakan puak (golongan) mayoritas di Republik
Indonesia.
2) Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan
bahasa Melayu Riau. Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan
kasar yang dipergunakan untuk orang yang berbeda dari segi
usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang
memahami budaya Jawa, ia dapat menimbulkan kesan negatif
yang lebih besar.
3) Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan Bahasa Melayu
Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Maluku, Jakarta (Betawi),
ataupun Kutai, dengan pertimbangan pertama suku Melayu
berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhir pun lari ke Riau
selepas Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, ia sebagai lingua
franca, Bahasa Melayu Riau yang paling sedikit terkena
pengaruh misalnya dari bahasa Cina Hokkien, Tio Ciu, Ke,
ataupun dari bahasa lainnya.

B. Fungsi bahasa indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa


nasional
1. Lambang Kebanggaan Nasional.
Sebagai lambang kebanggaan Nasional bahasa Indonesia
memancarkan nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan

4
keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga,
menjunjung dan mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan
terhadap bahasa Indonesia, harus memakainya tanpa ada rasa rendah
diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan
memelihara dan mengembangkannya.
2. Lambang Identitas Nasional.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia
merupakan lambang bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia akan
dapat mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan
watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya jangan sampai
ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai
bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang
sebenarnya.
3. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang
sosial budaya dan bahasanya.
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang
beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya
dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib
yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman
dan serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa bersaing dan tidak
merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Karena dengan adanya
kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas
suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam
bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah
masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah
diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
4. Alat penghubung antarbudaya antardaerah.
Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan
untuk segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan

5
strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan, dan kemanan mudah diinformasikan kepada
warga. Apabila arus informasi antarmanusia meningkat berarti akan
mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila
pengetahuan seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan
cepat tercapai.
5. Fungsi bahasa indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa negara
Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang
diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975
dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara,
bahasa Indonesia befungsi sebagai :
1) Bahasa resmi kenegaraan.
Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan
adalah digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi
kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu bahasa Indonesia digunakan
dalam segala upacara, peristiwa serta kegiatan kenegaraan.
2) Bahasa pengantar resmi dilembaga-lembaga pendidikan.
Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-
lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan
perguruan tinggi. Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar,
materi pelajaran yang berbentuk media cetak hendaknya juga
berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan
menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing. Apabila hal ini
dilakukan, sangat membantu peningkatan perkembangan bahasa
Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi
(iptek).
3) Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pemerintah.
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah
dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan

6
dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi
dan mutu media komunikasi massa. Tujuan penyeragaman dan
peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang disampaikan
dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
4) Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
Kebudayaan nasional yang beragam yang berasal dari masyarakat
Indonesia yang beragam pula.

C. Variasi berdasarkan fungsinya atau dari segi pemakaian


Variasi bahasa berkenaan dengan penggunanya, pemakainya atau
fungsinya disebut fungsiolek, ragam atau register. Variasi ini biasanya
dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan, gaya, atau tingkat
keformalan dan sarana penggunaan. Variasi bahasa berdasarkan bidang
pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan
atau bidang apa. Misalnya, bidang sastra, jurnalistik, pertanian, militer,
pelayaran, pendidikan, dsb.

D. Variasi dari segi keformalan


Variasi bahasa dibagi menjadi lima macam gaya (ragam), yaitu:
1. Ragam beku (frozen) adalah variasi bahasa yang paling formal, yang
digunakan dalam situasi khidmat dan upacara resmi. Misalnya, dalam
khotbah, undang-undang, akte notaris, sumpah, dsb.
2. Ragam resmi (formal) adalah variasi bahasa yang digunakan dalam
pidato kenegaraan, rapat dinas, ceramah, buku pelajaran, dsb.
3. Ragam usaha (konsultatif) adalah variasi bahasa yang lazim digunakan
pembicaraan biasa di sekolah, rapatrapat, ataupun pembicaraan yang
berorientasi kepada hasil atau produksi.
4. Ragam formal dan ragam informal atau santai.
Ragam santai (casual) adalah variasi bahasa yang digunakan dalam
situasi tidak resmi untuk berbincang-bincang dangan keluarga atau

7
teman pada waktu beristirahat, berolahraga, berekreasi, dsb. Ragam ini
banyak menggunakan bentuk alegro, yakni bentuk ujaran yang
dipendekkan.
5. Ragam akrab (intimate) adalah variasi bahasa yang biasa digunakan
oleh para penutur yang hubngannya sudah akrab, seperti antar anggota
keluarga, atau teman karib. Ragam ini menggunakan bahasa yang tidak
lengkap dengan artikulasi yang tidak jelas.

E. Variasi dari segi sarana


Variasi bahasa dapat pula dilihat dari segi sarana atau jalur yang
digunakan. Dalam hal ini dapat disebut adanya ragam lisan dan tulis.
1. Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media
lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan
dapat membantu pemahaman.
2. Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis,
tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan
struktur sampai pada sasaran secara visual. Ragam bahasa ini
dipengaruhi oleh bentuk, pola kalimat. Dengan mengetahui ragam
bahasa dan variasi berbahasa kita dapat memahami adanya keragaman
berbahasa di Indonesia. Hal ini hendaknya dijadikan sarana
pembelajaran agar dapat berbahasa dengan baik dan benar serta
mampu menggunakannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang
tepat. (Abid, Syaiful. 2015.
https://core.ac.uk/download/pdf/35343318.pdf)

F. Kesenjangan Pemahaman Budaya


Tidak dapat disangkal lagi bahwa perkembangan masyarakat selalu
diwarnai kurangnya pemahaman generasi baru terhadap budaya yang telah
dilembagakan oleh generasi pendahulunya. Kesenjangan pemahaman
antara dua generasi itu muncul selain akibat tidak mulusnya proses transfer
budaya dari generasi ke generasi meskipun proses itu telah dilalui dengan

8
perenca¬naan yang matang – misalnya melalui pendidikan – juga akibat
munculnya pola-pola perilaku baru yang pada akhirnya akan menjadi
embrio budaya atau tradisi baru. Generasi baru yang cenderung
berorientasi ke masa depan didukung oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern, pemahaman nilai-nilai luhur
kebudayaan akan terabaikan. Alih-alih memegang teguh pola perilaku
yang telah mapan, mereka cende¬rung mencari dan membentuk pola-pola
perilaku yang baru.

G. Bahasa sebagai Wahana Apresiasi Budaya


Bahasa merupakan salah satu unsur budaya penting selain sistem
religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan,
sistem pengetahuan, kesenian, sistem mata pencaharian, dan sistem
teknologi dan peralatan. Bahasa terbentuk akibat keperluan manusia untuk
berinteraksi dengan sesamanya dan untuk melambangkan segala sesuatu
baik yang ada di dalam realita maupun dunia konseptual agar dapat
disebutnya dalam interaksi. Sebagai makhluk petanda, manusia cenderung
membuatkan lambang semua hal dan peristiwa yang terjadi di dalam
dunianya.
Dalam pandangan teori ideasional, selain merupakan sebuah sistem
kognisi, sistem struktural, budaya diperlakukan sebagai sistem simbol atau
semiotika. Sebagai sistem semiotika, bahasa mengambil posisi yang amat
penting sebab antropologi meletakkan masalah interpretasi sebagai
pekerjaan pokok. Jika bahasa adalah wahana penuangan gagasan, maka
bahasa dipastikan mengambil peran penting juga sebagai wahana
interpretasi budaya. Apresiasi budaya sebagai bentuk interpretasi terhadap
simbol dan penuangan gagasan ke dalam simbol-simbol, sudah barang
tentu amat bergantung kepada kemahiran berbahasa.
Dalam kaitannya dengan bahasa daerah atau bahasa harian, dapat
dipastikan bahwa budaya daerah hanya akan dapat diapresiasi secara baik
apabila masyarakat itu mempunyai kemahiran berbahasa daerah. Adalah

9
tidak mungkin mengapresiasi bahasa daerah tertentu tanpa kemahiran
berbahasa daerah itu. Akan tetapi, khususnya di Indonesia, mengingat
kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak-puncak budaya daerah,
sesungguhnya untuk dapat mengapresiasi budaya nasional secara baik,
tidaklah mungkin masyarakat Indonesia ini harus pula menguasai sekian
banyak bahasa daerah yang dibawa masuk ke dalam budaya nasional itu.
Untuk itu, pemerkayaan bahasa harian dengan unsur-unsur bahasa daerah
akan mempertinggi kemampuan bahasa harian itu sebagai wahana
apresiasi terhadap budaya daerah. Konsep perilaku yang tercermin dalam
ungkapan-ungkapan khas bahasa daerah seperti ing ngarso sung tulodho,
ing madya mangun karto, dan tut wuri handayani dapat dikatakan hampir
menjadi milik masyarakat Indonesia secara luas. Budaya kepemimpinan
Jawa yang harus memberi teladan, memberi motivasi, sekaligus menjadi
pengontrol tampak¬nya dapat dipahami dan lebih dari itu juga dapat
diterapkan dalam perilaku hidup sehari-hari.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pada awal perkembangannya penggunaan bahasa hanya terbatas pada
gerak tubuh, kemudian bergerak menuju tulisan sampai pada akhirnya
menimbulkan bahasa lisan karena pengaruh tulisan dan gerak tubuh
tersebut.
2. Bahasa persatuan sebagai media dari suatu perkumpulan untuk dapat
menjadikan semua orang yang berada di dalamnya menjadi satu kesatuan
yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Yaitu dengan bahasa, sebuah
kebiasaan yang dilakukan setiap hari untuk berkomunikasi satu sama lain.
3. Bahasa persatuan digunakan sebagai mediator pemersatu bangsa kita.
Yaitu bangsa yang memiliki banyak suku dan budaya yang berbeda-beda.
4. Bahasa mempunyai fungsi yang sangat penting bagi manusia, terutama
sekali komunikatif. Fungsi bahasa indonesia dapat dilihat dari
kedudukannya. Kedudukan bahasa indonesia ada dua, yaitu kedudukan
bahasa indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa indonesia
5. Munculnya variasi bahasa diakibatkan karena pemakai bahasa
memerlukan alat komunikasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
Karena itulah bahasa banyak berkembang dan penggunaannya untuk
berkomunikasi dilakukan dengan cara yang berbeda sesuai dengan daerah
tempat mereka menetap dan tinggal untuk waktu yang lama.
6. Variasi bahasa di dunia sangat banyak, meskipun banyak sekali perbedaan
yang terdapat dalam setiap bahasa. Persamaan yang ada juga sangat jelas,
yaitu pada segi penggunaan utama nya sebagai media berkomunikasi
dengan sesama manusia, sebagai media berekspresi dan berinteraksi sosial.

11
B. Saran
1. Pemerintah daerah sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah pusat
benar-benar menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam
pergaulan dan juga dalam berkomunikasi.
2. Masyarakat khususnya pelajar dan mahasiswa juga ikut mendukung secara
aktif dengan cara menggunakan Bahasa Indonesia dalam pergaulan di
sekolah maupun di kampus.
3. Kearifan bahasa lokal juga tetap di pertahankan dalam wadah persatuan
yang dilakukan dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Erwin. 2017. Bahasa sebagai Pemersatu di Tengah Keragaman Suku


Bangsa. Makassar.
https://www.academia.edu/28866753/BAHASA_SEBAGAI_PEMERSAT
U_DI_TENGAH_KERAGAMAN_SUKU_BANGSA diakses pada
tanggal 24 September 2017.

Night, Lavender2. 2008. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan.


https://lavender2night.wordpress.com/2008/04/14/bahasa-indonesia
sebagai-bahasa-persatuan/ diakses pada tanggal 25 September 2017.

Rahma. 2010. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia. Jakarta.


https://rahmaekaputri.blogspot.com/2010/09 diakses pada tanggal 25
September 2017.

Abid, Syaiful. 2015.  KEBERADAAN BAHASA INDONESIA DALAM


MEWUJUDKAN PERSATUAN BANGSA INDONESIA. In: Prosiding
Seminar Nasional Bulan Bahasa 2015. Unit Penerbitan FKIP Universitas
Bengkulu. https://core.ac.uk/download/pdf/35343318.pdf diakses pada
tanggal 23 September 2017.

Otonomi, Media Online. 2017. Berapa Jumlah Bahasa Daerah di Indonesia?


https://www.otonomi.co.id/ragam/berapa-jumlah-bahasa-daerah-di-
indonesia-1707074.html diakses pada tanggal 24 September 2017.

13

Anda mungkin juga menyukai