Anda di halaman 1dari 21

PANDANGAN MAHASISWA INDONESIA TERKAIT

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA

DISUSUN OLEH :

WINARAYA LINGGA PATI PRANATA (2213011)

YUNIAR FAIZATI (2213013)

RIBKA GUMELARINGTYAS (2213024)

FILDAN NURDIANSYAH (2213025)

ABDUL CHAKIM (2213037)

DOSEN PEMBINA

SUJIANTO, S.Pd.,MM

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat
dan kesehatan yang diberikan kepada penulis akhirnya makalah Pandangan
Mahasiswa Indonesia Terkait Kedudukan dan Fungsi Bahasa telah selesai sebagai
syarat terpenuhinya tugas Bahasa Indonesia. Penulis menyusun makalah ini bersama
dengan kelompok kami dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki, serta data informasi
yang sesuai, dan bertujuan untuk mengetahui pemahaman lebih dalam Pandangan
Mahasiswa Indonesia Terkait Kedudukan dan Fungsi Bahasa.

Pertama penulis ingin mengucapkan terima kasih atas bimbingan serta ilmu
ajaran-ajaran yang diberikan oleh guru pemegang mata kuliah Bahasa Indonesia yaitu
kepada Bapak Sujianto S.Pd.,MM sebagai pengajar di Institut Teknologi Nasional
Malang. Kedua penulis mengucapkan terima kasih juga kepada Winaraya Lingga Pati
Pranata, Ribka Gumelaringtyas, Fildan Nurdiansyah, dan Abdul Chakim telah
membantu dan memberi semangat dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan sebagai bentuk pemahaman untuk materi kedudukan dan fungsi bahasa.
Terakhir penulis mengetahui bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, bahkan
jauh dari kata sempurna untuk itu mohon maaf dan apabila terdapat kritik, serta saran
pembangun akan penulis terima dengan sangat terbuka.

MALANG, KAMIS 13 OKTOBER 2022

Yuniar Faizati, dkk.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4

I. Latar belakang..................................................................................................4

II. Rumusan masalah.........................................................................................5

III. Tujuan............................................................................................................5

IV. Manfaat..........................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................6

A. Pengertian bahasa.............................................................................................6

B. Bahasa menurut para ahli...............................................................................7

C. Berkontribusi dalam Bahasa Indonesia.......................................................11

D. Kedudukan Bahasa Indonesia.......................................................................11

 Kedudukannya sebagai bahasa nasional sebagai berikut :....................12

 Kedudukannya sebagai bahasa negara sebagai berikut :.......................14

E. Fungsi bahasa..................................................................................................16

a) Fungsi bahasa secara umum......................................................................16

b) Fungsi bahasa secara khusus.....................................................................17

F. Dokumentasi kelompok..................................................................................18

BAB III PENUTUP................................................................................................18

I. Kesimpulan......................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Kehidupan sehari-hari Bahasa tidak pernah terlepas hakikatnya dengan
manusia karena pada dasarnya manusia akan kesulitan tanpa Bahasa dan sangat
tidak mungkin jika manusia menggunakan Bahasa peraga atau bahasa olah
tubuh untuk dapat memahami suatu maksud yang disampaikan di kehdiupan
modern saat ini. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa berdiri sendiri dan
membutuhkan manusia lainnya, dalam hal ini komunikasi antar manusia
sangatlah penting. Bahasa penting untuk berinteraksi daan bersosialisasi dengan
manusia lainnya karena bahasa merupakan sarana komunikasi yang digunakan
untuk menyampaikan maksud, ide, pikiran, maupun perasaannya kepada orang
lain. Sebaliknya, tanpa bahasa tentu akan menyulitkan sesorang untuk
menyampaikan apa yang menjadi keinginan maupun harapannya.

Jadi, penting bagi seseorang untuk menguasai dan terus meningkatkan


kemampuan berbahasanya. Menurut KBBI, bahasa adalah sistem lambang
bunyi yang arbitrer atau dipahami dengan tidak terdapatnya suatu keharusan
bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula.
Makna sebuah kata tergantung dari suara mayoritas (kesepakatan) bahasa yang
bersangkutan, biasanya digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja
sama, berinteraksi, mengidentifikasikan diri, percakapan (perkataan) yang baik,
tingkah laku yang baik, sopan santun, dan baik budinya.

Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa lambang


bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan pengertian bahasa itu
meliputi dua bidang. Pertama, bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap dan arti atau
makna yang tersirat dalam arus bunyi itu sendiri. Bunyi itu merupakan getaran
yang merangsang alat pendengaran kita. Kedua, arti atau makna, yaitu isi yang
terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan adanya reaksi terhadap hal
yang kita dengar. Bahasa Indonesia ialah bahasa resmi Republik Indonesia
sebagaimana telah dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36.
Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bangsa Indonesia sebagaimana
disebut dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Meskipun begitu, hanya
sebagian kecil dari penduduk Indonesia yang benar-benar menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa sehari-hari karena Indonesia terdiri dari banyak pulau,
suku, agama, tentu juga beragam bahasa daerah yang membuat Bahasa
Indonesia bukan dan menjadikan bahasa pertama yang diajarkan ketika masa
kecil, seperti bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Bali, dan sebagainya.

Bahasa Indonesia merupakan sebuah dialek bahasa Melayu yang menjadi


bahasa resmi Republik Indonesia, sebab itulah Bahasa Indonesia menjadi
Identitas Nasional dan Bahasa Pemersatu Bangsa Indonesia. Apabila salah satu
orang dari dua suku yang berbeda di Indonesia ingin berbicara, maka mereka
akan menggunakan Bahasa Indonesia agar dapat dipahami antar satu sama lain.
Jika masing-masing dari mereka berbicara dengan bahasa suku masing-masing,
maka sudah dipastikan komunikasi akan menjadi tidak efektif dan tidak dapat
dipahami oleh satu sama lain. Bahasa Indonesia memiliki banyak peran dimulai
dari kedudukan dan fungsinya selain sebagai alat komunikasi.

II. Rumusan masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan bahasa?
2. Apa pendapat yang dikemukakan para ahli tentang bahasa?
3. Siapa saja yang harus berkontribusi dalam penggunaan Bahasa Indonesia?
4. Bagaimana kedudukan Bahasa Indonesia?
5. Ada berapa macamkah fungsi Bahasa Indonesia?

III. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan bahasa
2. Untuk mengetahui pendapat yang dikemukakan para ahli tentang bahasa
3. Untuk mengetahui siapa saja yang harus berkontribusi dalam penggunaan
Bahasa Indonesia
4. Untuk mengetahui kedudukan Bahasa Indonesia
5. Untuk mengetahui macam-macam fungsi Bahasa Indonesia
IV. Manfaat
1. Sebagai bekal ilmu kepada para pembaca makalah ini untuk dapat mengerti
tentang bahasa.
2. Sebagai media informasi untuk memberitahukan pendapat yang dikemukakan
para ahli terkait bahasa.
3. Sebagai media pengajaran, bahwa Bahasa Indonesia harus digunakan sebagai
bahasa pemersatu.
4. Sebagai bentuk pemahaman lebih dalam kepada seluruh pembaca tanpa
pengecualian apapun, bahwa Bahasa Indonesia memiliki kedudukan dan
fungsinya.
5. Menjadikan Bahasa Indonesia kedepannya agar digunakan dengan baik dan
benar, serta eksistensinya sebagai bahasa nasional (resmi) tetap terjaga.

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian bahasa
Bahasa adalah rangkaian huruf perhurufnya membentuk suatu deretan kata
dan terbentuklah menjadi kalimat yang padu, sehingga fungsinya dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan adalah hal yang sangat
dibutuhkan untuk membangun bangsa yang besar, sehingga generasi muda
bangsa harus mengenyam dunia pendidikan. Dunia pendidikan tidak lepas dari
ilmu pengetahuan, karena di dalam suatu pendidikan terjadi penyebaran dan
perkembangan ilmu pengetahuan, penyampaian ilmu pengetahuan itu dari
seorang pengajar kepada siswa yang diajar. Pada proses penyampaian
pengetahuan itulah dibutuhkan alat komunikasi yang disebut bahasa. Bahasa
adalah suatu wujud komunikasi, baik berupa ujaran, maupun simbol, yang
didasarkan pada suatu sistem simbol (Musfiroh, 2009). Manusia mengenal
bahasa sejak usia anak-anak, proses mulai mengenal komunikasi dengan
lingkungan secara verbal disebut dengan pemerolehan bahasa anak yang
diajarkan oleh orang tuanya, bahkan tidak sedikit orang tua mengajarkan bahasa
daerah kepada anaknya diusia yang masih kecil.
Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung
didalam otak seseorang kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya
yaitu bahasa ibunya (Khotijah, 2013). Pendidikan bisa dijadikan media sebagai
sarana pengenalan bahasa Indonesia kepada orang asing, contohnya seperti
pertukaran pelajar dan kini kegiatan tersebut telah menjadi suatu program
dibeberapa universitas dan institute, selain itu kini telah banyak pelajar dan
mahasiswa dari luar negeri yang datang ke Indonesia untuk mempelajari budaya
dan bahasa Indonesia. Pemakaian bahasa Indonesia dalam ranah pendidikan
telah diatur dalam UU No. 24 Tahun 2009 tentang bendera, bahasa, dan
lambang negara, tepatnya pada pasal 29 ayat (1) yang menyatakan bahwa
bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan
nasional. Dengan menguasai bahasa Indonesia, mereka akan lebih mudah untuk
berkomunikasi baik komunikasi secara lisan maupun tulis, terutama untuk
dalam proses pembelajaran dan menyelesaikan tugas akademik di kampus.
Bahasa Indonesia sebagai salah satu perwujudan budaya bangsa memiliki
sejarah perkembangan yang unik, yaitu lahir mendahului kemerdekaan kita.
Setelah itu, bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang sebagai bahasa
perjuangan politik kebangsaan. Bahasa Indonesia telah digunakan sebagai salah
satu sarana untuk meletakkan dasar kesadaran bersama terhadap nilai-nilai
persatuan dan kesatuan bangsa. Jika direfleksikan kembali ke masa lampau,
dapat dibayangkan betapa beratnya perjuangan bahasa Indonesia, baik sebagai
cerminan kehidupan budaya maupun sebagai sarana komunikasi sosial politik.
Tidak bisa dibantah bahwa bahasa Indonesia pada waktu itu harus bersaing
dengan berbagai bahasa daerah yang tumbuh dan berakar dengan sangat kuat di
berbagai suku bangsa.
B. Bahasa menurut para ahli
Proses kelahiran bahasa manusia sudah dimulai sejak 2.500 tahun lalu, hal ini
tidak mengherankan karena bahasa berfungsi untuk menampung dan
menghubungkan pengetahuan yang secara kolektif bertambah, menuangkan
argumen, melahirkan prinsip-prinsip rasional, dan mengekspresikan emosi.
Dengan perkataan lain bahasa sebagai alat komunikasi akal dan perasaan. Oleh
karena itu tidak adanya data-data yang tertulis mengenai bagaimana timbulnya
bahasa manusia, di bawah ini ada beberapa teori yang bisa sekaligus tercatat
sebagai sejarah, bahwa kenyataannya bahasa telah ada sebelum manusia bisa
sampai di titik ini (modern) diantaranya :
1. Teori tekanan sosial
Teori tekanan sosial (the social pressure theory) dikemukakan oleh Adam
Smith dalam bukunya The Theory of Moral Sentiments. Teori ini bertolak dari
anggapan bahwa bahasa manusia timbul karena manusia primitif dihadapkan
pada kebutuhan untuk saling memahami. Apabila mereka ingin mengatakan
objek tertentu, mereka terdorong untuk mengucapkan bunyi-bunyi tertentu.
Bunyi-bunyi tersebut kemudian dipolakan dan akan dikenal sebagai tanda untuk
menyatakan hal-hal itu. Bertambahnya pengalaman baru akan menambah
bunyi-bunyi baru untuk menyampaikan pengalaman-pengalaman tersebut.
2. Teori onomatopetik atau ekoik (Teori bow-bow)
Teori onomatopetik atau ekoik disebut juga teori bow-bow. Teori ini
pertama kali dikemukakan oleh J.G. Herder. Menurut teori ini kata-kata yang
pertama kali adalah tiruan terhadap guntur, hujan, angin, sungai, ombak
samudra, dan lainnya. Mark Muller dengan sarkastis mengomentarinya bahwa
teori ini hanya berlaku pada kokok ayam dan bunyi itik, padahal kegiatan
bahasa banyak terjadi di luar kandang ternak (Keraf, 1996: 3). Whitney
mengatakan bahwa dalam setiap tahap pertumbuhan bahasa, banyak kata baru
muncul dengan cara ini. Kata-kata mulai timbul pada anak-anak yang berusaha
menirukan bunyi kereta api, bunyi mobil, dan sebagainya (Whitney, 1868: 429).
Kaum naturalis percaya, misalnya kata bahasa Bali cekcek atau cecak berasal
dari onomatope atau tiruan bunyi alam, yaitu bunyi binatang yang diacu oleh
kata itu. Begitu juga kira-kira terbentuknya kata Melayu tokek dan kata Sunda
tong-tong yang artinya keuntungan. Bagaimanpun sedikitnya prosentase kata-
kata tersebut, kita tidak mengingkari adanya kata-kata itu, dalam bahasa inggris
ada kata-kata bable, rattle, hiss, cuckoo, dan sebagainya. Kosa kata dalam
bahasa Indonesia juga memilki kata-kata seperti itu: menggelegar, bergetar,
mendesir, mencicit, berkokok, dan sebagainya. Von Herder mengatakan, bahwa
bahasa lahir dari alam dan onomatope, yaitu tiruan bunyi alam. Bunyi yang
ditimbulkan oleh alam, misalnya bunyi guntur, bunyi binatang, ditiru manusia
secara onomatope. Bunyi tiruan ini lalu diolah manusia untuk tujuan-tujuan
tertentu, dimatangkan sebagai akibat dari dorongan hati manusia yang kuat
untuk berkomunikasi. Istilah onomatope itu sebenarnya sudah disebut-sebut
dalam karya Plato (427-347 SM), ketika Cratylus berbicara tentang asal-usul
terbentuknya kata.
3. Teori Interyeksi (Teori Pooh-pooh)
Menurut Darwin (1809-1882) dalam Descent of Man (1871) kualitas bahasa
manusia dengan bahasa binatang berbeda dalam tingkatannya saja. Bahasa
manusia seperti halnya manusia itu sendiri berasal dari bentuk yang primitif dari
ekspresi emosi saja. Sebagai contoh perasaan jengkel atau jijik terlahirkan
dengan mengeluarkan udara dari hidung dan mulut, tedengar sebagai “Pooh”
atau “Pish”. Teori pooh-pooh bertolak dari asumsi bahwa bahasa lahir ujaran-
ujaran instinktif karena tekanan-tekanan batin, perasaan mendalam, rasa sakit
yang dialami manusia, teriakan kuat, atau seruanseruan keras. Namun Mark
Muler (1823-1900) ahli filologi dari Jerman tidak sependapat dengan Darwin,
teori ini disebut dengan pooh-pooh theory. Teori Darwin juga tidak disetujui
oleh para sarjana berikutnya termasuk Edward Sapir (1884-1939) dari Amerika.
4. Teori nativistic atau tipe fonetik (Teori ding-dong)
Mark Müller memperkenalkan Ding-dong Theory atau disebut juga
nativistik theory. Teori ini tidak bersifat imitasi atau interyeksi. Teoriya
didasarkan pada konsep mengenai akar yang lebih bersifat tipe fonetik. Teori
ding-dong menyebutkan bahwa bahasa berasal dari upaya manusia untuk
merespons bunyi-bunyi yang dihasilkan alam. Teorinya sedikit sejalan dengan
yang diajukan Socrates bahwa lahir bahasa secara ilmiah. Menurut teori ini
manusia mempunyai kemampuan insting yang istimewa untuk mengeluarkan
ekspresi ujaran bagi setiap kesan sebagai stimulus dari luar. Kesan yang
diterima lewat indera, bagaikan pukulan pada bel hingga mengeluarkan ucapan
yang sesuai. Kurang lebih ada empat ratus bunyi pokok yang membentuk
bahasa pertama ini. Sewaktu orang primitif dulu melihat seekor srigala,
pandangan ini menggetarkan bel yang ada pada dirinya secara insting sehingga
terucaplah kata ”Wolf” (serigala). Pada akhirya, Müller menolak teorinya
sendiri.
5. Teori Yo-he-ho
Orang-orang primitif bekerja sama setiap melakukan pekerjaan. Mereka
belum mengenal peralatan modern untuk mengangkat benda-benda berat.
Ketika mereka mengangkat benda-benda berat secara spontan mereka
mengeluarkan bunyi-bunyi atau ucapan-ucapan tertentu, karena dorongan
tekanan otot. Ucapan-ucapan tadi lalu menjadi nama untuk pekerjaan itu seperti
heave (angkat), rest! (diam), dan sebagainya.
Adapun pendapat yang dikemukakan oleh tokoh para ahli sebagai berikut :
1) Menurut Keraf, bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa
haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, bukannya
sembarang bunyi dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan simbol atau
lambing.
2) Plato mengemukakan bahwa bahasa pada dasarnya adalah pernyataan
pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu)
dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus
udara lewat mulut.
3) Carrol berpendapat bahwa bahasa adalah sebuah sistem berstruktural
mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang
digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh
sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada
benda-benda, peristiwa-peristiwa atau hal yang terjadi, serta adanya proses-
proses dalam lingkungan hidup manusia sehari-hari.
4) Sudaryono mengemukakan bahwa bahasa adalah sarana komunikasi yang
efektif dilakukan oleh manusia atau beberapa orang walaupun tidak sempurna,
sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi
salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.
5) Socrates menurt pendapatnya bahasa merupakan media pengungkapan daya
magis dalam komunikasinya dengan para Dewa dengan kekuatan supernatural
lainnya yang mendominasi didalamnya.
6) Prinsip egalitarian atau kesetaraan yang diperjuangkan para tokoh nasional.
Dalam bahasa Jawa ada tingkatan bahasa berdasarkan kesopanan seperti
Ngaka (ngoko), Madya, Krama (kromo inggil), yang memiliki perbedaan
kosakata serta tata bahasa. Apabila pada saat itu bahasa Jawa yang dipilih
menjadi bahasa persatuan maka akan terjadi ketimpangan. Padahal sesuai
prinsip bahasa pemersatu, bahasa yang digunakan haruslah menjunjung tinggi
nilai-nilai kesetaraan. Jangan sampai, ada suku bangsa tertentu yang merasa
“lebih tinggi” derajatnya daripada suku bangsa yang lain. Jangan sampai juga,
ada ekslusivitas dalam penggunaan tingkatan bahasa tertentu yang berpotensi
menimbulkan diskriminasi dan segmentasi sosial (kasta). Maka dari itulah,
diputuskan bahasa pemersatu adalah bahasa yang diketahui dan digunakan di
seluruh penjuru kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu modern atau
dinamakan kembali dengan nama bahasa Indonesia.

C. Berkontribusi dalam Bahasa Indonesia


Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa, setiap
suku tersebut memiliki bahasa daerah yang tidak sama, dengan demikian untuk
keperluan berkomunikasi antar suku bangsa diperlukan bahasa perantara
(linguafranca) agar satu sama lain bisa mengerti maksud dari lawan bicara.
Selanutnya pemahaman tentang kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam
perkembangan bahasa Indonesia untuk pemersatu Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dapat dikaji berdasarkan rentetan sejarah perkembangan
bahasa Indonesia. Secara historis, awal mula bahasa Indonesia adalah bahasa
Melayu yang diangkat menjadi bahasa Indonesia.
Seiring perubahan zaman, bahasa digunakan sebagai sarana pikir, ekspresi,
dan saran komunikasi dalam kegiatan kehidupan manusia. Tidak lengkap jika
suatu negara hanya berfokus pada suatu bahasa saja, aspek lainnyayang harus
diperhatikan adalah masyarakat atau warga negaranya, di mana syarat suatu
berdirinya negara yaitu terdapat penduduk (warga negara atau masyarakat) yang
berfungsi melestarikan warisan budaya, adat istiadat, music tradisional,
makanan khas daerah, dan Bahasa yang beragam sesuai dengan daerahnya
masing-masing.
Masyarakat juga berperan dalam menjunjung tinggi bahasa resmi atau
bahasa persatuan yakni Bahasa Indonesia, dengan cara berkontribusi yang dapat
dilakukan adalah contohnya sebagai mahasiswa atau anak-anak pelajar
senantiasa menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, dalam dunia
kerja terdapat karyawan yang tentunya berasal dari berbagai daerah untuk itu
sebagai Bahasa pengantar kerja antar bosk e pegawai begitupun sebaliknya
digunakanlah Bahasa Indonesia, pada saat rapat kerja haruslah menggunakan
Bahasa Indonesia agar semua orang mengerti dengan baik, dan proses
pengajaran diruang kelas, ketika guru atau dosen menerangkan dan siswa
menjawab yang digunakan dalam pengantar pendidikan adalah Bahasa
Indonesia. Jadi masyarakatlah atau seluruh warga negara yang berkontribusi
didalamnya demi menjaga eksistensinya.
D. Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa memiliki peran yang sangat penting sebagai alat komunikasi
manusia dalam berinteraksi, bahasa juga merupakan alat untuk berpikir dan
belajar. Fungsi pertama bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan dan
lambang harga diri bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-
nilai sosial budaya, nilai-nilai harga diri dan martabat bangsa, dan riwayat hidup
yang menempatkan bangsa Indonesia dalam kedudukan yang sama dan
sederajat dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Kedua, dari segi fungsi bahasa
Indonesia sebagai lambang jati diri bangsa yang akan menampakkan ciri khas
sekaligus membedakan bangsa Indonesia dari bangsa-bangsa lain di dunia.
Fungsi bahasa ini erat hubungannya dengan peningkatan fungsi yang ketiga
dari bahasa Indonesia, yakni sebagai sarana pemersatu bangsa. Fungsi ini
memungkinkan dan memantapkan kehidupan sebagai bangsa yang bersatu,
tetapi tidak sampai menghilangkan latar belakang sosial budaya dan bahasa
daerah. Dengan demikian menyadarkan kita bahwa adanya bahasa nasional ini
kita dapat berhubungan dan berkomunikasi satu sama lain tanpa merisaukan
perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa satu sama lain. 
Bahasa Indonesia juga merupakan sebuah simbol penyatuan berbagai suku
bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda di
Indonesia. Hal ini menyadarkan kita akan keberadaan berbagai suku bangsa di
Indonesia yang dapat menggapai keserasian hidup sebagai bangsa Indonesia
yang satu tanpa meninggalkan identitas kesukuan terhadap nilai-nilai sosial
budaya dan latar belakang dalam bahasa daerah masing-masing di Indonesia.
Kedudukan Bahasa Indonesia dibagi menjadi dua yaitu sebagai Bahasa nasional
dan Bahasa negara.
 Kedudukannya sebagai bahasa nasional sebagai berikut :
1. Lambang kebanggaan kebangsaan
Secara sederhana, bahasa yaitu dapat diartikan sebagai alat untuk
berkomunikasi atau menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Jika
lebih jauh, Bahasa adalah alat untuk berinteraksi, dalam arti alat manusia untuk
menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, perasaan atau tujuan kepada orang
lain. Bahasa bisa menjadi sarana manusia untuk berpikir, sumber awal manusia
memperoleh pemahaman dan ilmu pengetahuan, menjadi simbol dari suatu
pemahaman, memungkinkan manusia untuk memahami apa yang ada
sekitarnya, serta mengantarkan manusia untuk memiliki ilmu pengetahuan dan
keahlian. (Manurung, dkk. 2021). Pada Bahasa Indonesia memiliki kedudukan
sebagai lambang kebanggaan kebangsaan karena Bahasa Indonesia
mempermudah dalam banyak hal komunikasi adalah contoh yang paling besar
dan mampu menyatukan seluruh ragam bahasa ditengah-tengah banyaknya
bahasa daerah.
2. Lambang identitas nasional
Fungsi bahasa sebagai lambang identitas nasional adalah bahasa Indonesia
mempunyai suatu nilai-nilai sosial, budaya luhur bangsa. Dengan adanya nilai
tersebut mencerminkan bangsa Indonesia,yang menggambarkan ciri khas dan
karakter bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita terutama kaum milenial yaitu
generasi muda harus menjaganya jangan sampai ciri khas kepribadian Bahasa
Indonesia tidak tercemin didalamnya dan perlunya dibina rasa kebanggaan
kebangsaan terhadap pemakaian Bahasa Indonesia penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari sebagai lambang kebanggaan nasional.
3. Alat penghubung antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya
Bahasa Indonesia sebagai alat penghubung antarwarga, antarbudaya, dan
antardaerah dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kondisi, serta
dari latar belakang yang berbeda bahasa Indonesia dapat memersatukan semua
orang tanpa terkecuali. Kita dapat saling berinteraksi untuk segala bidang
kehidupan, baik pemerintah, interaksi segala kebijakan, dan strategi yang
berkaitan dengan idiologi, politik, sosial, ekonomi, budaya, pertahanan, dan
kemanan dengan mudah dapat disampaikan kepada seluruh masyarakat
Indonesia, jika laju pertumbuhan komunikasi antarmanusia meningkat berarti
akan mempercepat tingkat wawasan dan pengetahuan manusia dan jika semakin
cepat pengetahuan meningkat maka akan mempermudah perkembangan
kehidupan bangsa. Jadi keberagaman yang dimiliki Indonesia bukan berarti hal
itu memicu konflik karena masalah Bahasa daerah, justru hal tersebut dapat
membuat Bahasa Indonesia bisa lebih digunakan di lingkungan sekitar (tempat
tinggal hidup sehari-hari).
4. Sebagai alat penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial
budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan
Indonesia
Di dalam hubungan bahasa Indonesia sebagai alat untuk memungkinkan
penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan
bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia, bahasa
Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa itu dapat mencapai keserasian
hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas
kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya, serta Bahasa Indonesia
dapat meletakkan kepentingan nasional kita jauh di atas kepentingan daerah dan
golongan. Latar belakang budaya dan latar belakang kebahasaan yang berbeda
itu tidak pula menghambat adanya perhubungan antardaerah dan antarbudaya.
Berkat adanya bahasa nasional, kita dapat berhubungan satu dengan yang
lainnya sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman dapat dihindarkan.

 Kedudukannya sebagai bahasa negara sebagai berikut :

1. Bahasa negara (sebagai bahasa resmi negara)


Bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa negara, hal ini tercantum
sesuai dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal khusus (Bab XV, pasal
36). Jadi dapat disimpulkan jika kedudukan Bahasa Indonesia adalah bahasa
nasional dan bahasa negara. Selain itu tercantum dalam Sumpah pemuda (28-
10-1928) ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai Bahasa
resmi kenegaraan. Peran bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa
memiliki peran yang sangat penting karena digunakan sebagai alat perekat
nasionalis warga Indonesia untuk selalu setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia, seperti dengan melihat luasnya Indonesia, maka tidak heran
Indonesia memiliki keberagaman suku dan budaya, dan tentunya memiliki
keberagaman bahasa. Dengan adanya keberagaman tersebut, maka diperlukan
bahasa pemersatu bangsa yang bisa membuat seluruh warga negara yang
diwilayah Indonesia bisa mengerti dan memahami satu sama lain. sekarang
tugas seluruh warga negara adalah mengembalikan bahasa Indonesia ke dalam
fungsi yang sesungguhnya, perlu direnungkan kembali betapa pentingnya
peranan Bahasa Indonesia dalam proses integrasi bangsa.
2. Bahasa pengantar dalam pendidikan
Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan,
Kedudukan Bahasa Indonesia ini sebagai bahasa Negara diwujudkan dengan
digunakanya bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan
dari mulai dari pendidikan taman kanak-kanak, jenjang pendidikan SD, jenjang
pendidikan SMP, jenjang pendidikan SMA, maupun sampai dengan jenjang
pendidikan perkuliahan. Materi pelajaran sekolah yang berbentuk media cetak
juga harus menggunakan bahasa Indonesia, Hal itu juga dilakukan dengan
menerjemahkan (mengartikan) buku-buku yang berbahasa asing menjadi bahasa
Indonesia. Cara seperti itu akan sangat membantu dalam meningkatkan laju
perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar ilmu pendidikan,
pengetahuan, dan teknolologi (iptek).
3. Alat perhubungan
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyaknya suku bangsa
dengan bahasa yang berbeda-beda, maka akan sulit berkomunikasi dan
menyampaikan pendapat, maka dari itu digunakanlah Bahasa Indonesia sebagai
alat komunikasi dan perhubungan nasional. Dengan adanya Bahasa Indonesia
seseorang dapat saling berkomunikasi untuk segala aspek kehidupan, bagi
pemerintah, semua kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan mudah
diinformasikan kepada warga.
4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi
Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai pengembangan kebudayaan
dibuktikan dengan apapun budayanya tetap akan menggunakan Bahasa
Indonesia. Kini pengembangan kebudayaan untuk ilmu pengetahuan dan
teknologi bisa ditemukan dimanapun hal sederhana contohnya bahasa negara
dibuktikan dengan penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui
buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah, maupun
media cetak lainnya karena sangatlah tidak mungkin bila suatu buku yang
menjelaskan tentang suatu kebudayaan daerah, ditulis dengan menggunakan
bahasa daerah itu sendiri, dan menyebabkan orang lain belum tentu akan
mengerti. Disisi lain teknologi membantu semua orang dalam menerjemahkan
bahasa, contohnya saaat ini ada beberapa beberapa universitas yaitu Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta terbuka khusus untuk jurusan bahasa jawa dan ada
juga jurusan bahasa Bali di Universitas Pendidikan Ganesha, Bali. Jadi
teknologi yang semakin canggih tidak menutup perkembangan adanya
penerjemahan bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa daerah.
E. Fungsi bahasa
Bahasa Indonesia memiliki dua fungsi diantaranya :

a) Fungsi bahasa secara umum


 Sebagai alat komunikasi bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang
melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Pada
saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi, berarti memiliki tujuan agar para
pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Manusia
memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi
secara verbal dilakukan menggunakan alat atau media (lisan dan tulis),
sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media
berupa berbagai macam simbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu
lintas, sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
 Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial. Pada saat beradaptasi di
lingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung
situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang
non-formal pada saat berbicara dengan teman dan menggunakan bahasa formal
pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati.
 Sebagai alat kontrol sosial yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur
kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat
seperti di lingkungan sekitar antartetangga, antarwarga, bahkan juga bisa
dibangun di lingkup keluarga untuk mengajarkan anak-anaknya agar bisa
berkomunikasi baik.
 Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.
Melalui bahasa kita dapat menyatakan apa yang dimaksud atau perasaan secara
terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita.

b) Fungsi bahasa secara khusus


 Menjalin hubungan dalam pergaulan sehari-hari. Manusia adalah makhluk
sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk sosialnya,
berteman dengan satu yang lainnya dan komunikasi yang berlangsung dapat
menggunakan bahasa formal dan non formal.
 Mewujudkan Seni yaitu bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan
perasaan melalui media seni khususnya dalam hal sastra. Terkadang bahasa
yang digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat, dalam
hal ini diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna
yang ingin disampaikan.
 Mempelajari bahasa kuno yaitu dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat
mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi
kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang,
atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari
suatu hal.
 Mengeksploitasi perkembangan iptek dalam pengetahuan yang dimiliki oleh
manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat
mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.
 Eksistensi Bahasa Indonesia dalam era globalisasi Sesuai dengan kedudukannya
sebagai lambang identitas nasional, maka pada era globalisasi saat ini perlu
dibina dan dimasyarakatkan pemakaian bahasa Indonesia oleh setiap warga
negara Indonesia. Hal ini harus diterapkan karena untuk mencegah bangsa
Indonesia terbawa arus dari budaya asing yang merupakan perkembangan yang
tidak baik untuk budaya bangsa Indonesia. Ini semua menyangkut kedisiplinan
berbahasa nasional, dengan mematuhi semua kaidah atau pemakaian bahasa
Indonesia sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD). Dengan disiplin
berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk mempertahankan
dirinya dari pengaruh negatif dari bangsa asing.
F. Dokumentasi kelompok

 Pembagian kerja kelompok :


1) Winaraya Lingga Pranata membuat pengertian bahasa dan teori bahasa.
2) Yuniar Faizati membuat fungsi bahasa, kata pengantar, daftar isi, rumusan
masalah, tujuan, manfaat, dan daftar pustaka.
3) Ribka Gumelaringtyas membuat kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional dan kesimpulan.
4) Fildan Nurdiansyah membuat kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara dan latar belakang.
5) Abdul Chakim membuat bahasa Indonesia menurut para ahli dan yang
berkontribusi dalam bahasa Indonesia.
BAB III PENUTUP
I. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang dijelaskan dapat disimpulkan bahwa, bahasa
Indonesia memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
juga merupakan alat penghubung antarmasyarakat, antardaerah, dan
antarbudaya. Dengan demikian menyadarkan kita semua, bahwa adanya bahasa
nasional ini kita dapat berhubungan dan berkomunikasi satu sama lain tanpa
mengkhawatirkan perbedaan latar belakang sosial budaya, suku, agama, ras,
golongan karena semua itu memiliki bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia,
lalu bahasa Indonesia merupakan lambang identitas nasional atau jati diri
bangsa sebagai alat atau sarana komunikasi antar satu suku dengan yang lain.
Peran yang dapat dilakukan mahasiswa adalah menggunakan bahasa Indonesia
yang baik, bisa juga membuat lomba untuk melatih anak- anak SD, SMP, dan,
SMA dalam belajar bahasa Indonesia versi seru (lomba), maka dari itu
eksistensinya harus dijaga di era modern dan globalisasi agar tidak
menimbulkan dampak negative untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.merdeka.com/jatim/fungsi-bahasa-indonesia-sebagai-bahasa-pemersatu-
bangsa-ketahui-sejarahnya-kln.html

https://www.merdeka.com/jatim/fungsi-bahasa-indonesia-sebagai-bahasa-pemersatu-
bangsa-ketahui-sejarahnya-kln.html

https://scholar.google.com/scholar?q=related:nzti1jV9NCMJ:scholar.google.com/
&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=1665555049406&u=%23p%3DYCPGJJICyD0J

https://www.researchgate.net/publication/
320831576_BAHASA_DAN_KELAHIRANNYA

http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tarbiyah/article/view/167

http://repository.ut.ac.id/4240/1/BING4214-M1.pdf

Esten, Musrsal. 2010. Bahasa dan Sastra Sebagai Identitas Bangsa dalam Proses
Globalisasi. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai