Disusun Oleh:
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat dan
salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Habibillah Muhammad Saw yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sangat indah.
Makalah yang berjudul “Fungsi Bahasa Indonesia dan Ragam Bahasa Indonesia” disusun
untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Mata Kuliah Bahasa Indonesia Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Baiturrahmah.
Adapun makalah Fungsi Bahasa Indonesia dan Ragam Bahasa Indonesia ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar penyusunan makalah. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terimakasih kepada Dosen Bahasa Indonesia Ibu Dr. Olin Nita, M.Pd yang mana bersedia
membimbing kami dalam penyusunan makalah. Orang tua penulis yang selalu memberi
dukungan kepada penulis dan rekan-rekan kelompok 2 yang mau bekerjasama dalam
menyelesaikan makalah. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan mengenai materi “Fungsi
Bahasa Indonesia dan Ragam Bahasa Indonesia”. Dan penulis berharap bagi pembaca untuk
dapat memberikan pandangan dan wawasan agar makalah ini menjadi lebih sempurna.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………… 20
3.2 Saran……………………………………………………………………….. 20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………… 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Nama Indonesia secara politik ditetapkan pada peristiwa Sumpah Pemuda(dalam butir
ketiga) sebagai bahasa persatuan dan sekaligus sebagai bahasanasional. Peresmian dalam
sumpah pemuda bersumber pada Bahasa Melayu,tepatnya Bahasa Melayu perhubungan atau
perantara dan bukan sebagai bahasa daerah. Sejak peristiwa penting tersebut bahasa Indonesia
berkembang sendiri dan Bahasa Melayu sebagai bahasa daerah di Indonesia pun berkembang
sendiri sampai sekarang.
Bahasa Indonesia pada waktu dulu sangat tidak divariasikan dalam pengucapan
berbicaranya, dalam penyampaiannya pun kata-katanya hampir baku,tapi tidak semua warga
Indonesia pada waktu itu berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Horang-orang
yang berpendidikanlah yang penggunaan bahasa Indonesianya baku, karena kita ketahui pada
zaman dulu jarang orang-orang yang dapat bersekolah. Hanya orang yang mempunyai uanglah
yang dapat bersekolah. Walaupun begitu, penggunaan bahasa Indonesia di zaman dulu lebih baik
dari penggunaan bahasa Indonesia di zaman sekarang.
Bahasa Indonesia di zaman sekarang ini sudah banyak divariasikan dalam pengucapan
berbicaranya. penyampaian pun kata-katanya sudah tidak bakulagi, hal ini disebabkan karena era
globaliasi yang berkembang pesat di Indonesia,karena pengaruh-pengaruh budaya luar masuk ke
Indonesia termasuk cara gaya berbicaranya, bahasa Indonesia sekarang ini yang baku sudah yang
baku sudah jarang dipakai lagi karena dampak globalisasi itu. Orang-orang berbicara dengan
kata-kata yang baku hanya dipakai di pakai kalangan lingkungan sekolah,atau jika sedang
berlangsungnya rapat.Kejadian ini sungguh sangat ironi sekali karena seharusnya kita sebagai
bangsa indonesia membanggakan bahasa kita sendiri tapi malah kita yang tidak berbicara
menggunakan bahasa kita sendiri.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia tidak dapat hidup seorang diri. Dalam rnemenuhi kebutuhannya setiap orang
mernerlukan kerja sama dengan orang lain. Kebutuhan rnanusia sangat banyak dan beraneka
ragam. Mereka perlu berkornunikasi dalam berbagai kungan di ternpat mereka berada:
antaranggota keluarga - kornunikasi keluarga, antaranggota masyarakat - "komunikasi sosial,
antarlernbaga dalam lingkungan kerja - kornunikasi kerja, antarpengusaha dalam lingkungan
bisnis kornunikasi bisnis, antarilmuwan - kornunikasi ilrniah, dan sebagainya.
Dengan bahasa orang dapat rnenyatakan hidup bersama dalam suam ikatan. Misalnya:
integritas kerja dalam sebuah institusi, integritas karyawan dalam sebuah departemen, integritas
keluarga, integritas kerja sama dalam bidang bisnis, integritas berbangsa dan bernegara, dan lain-
lain. Integritas tersebut menfmbulkan berbagai konsekuensi, misalnya harus beradaptasi dalam
integritas tersebut sehingga tidak menimbulkan konflik, perpecahan, atau permusuhan.
3
3.Bahasa Sebagai Sarana Kontrof Sosiaf
Bahasa sebagai kontrol sosial berfungsi untuk mengendalikan komunikasi agar orang
yang terlibat dalam komunikasi dapat saling memahami. Masing-masing mengamati ucapan,
perilaku, dan simbol-simbol lain yang menunjukkan arah komunikasi. Bahasa kontrol ini dapat
diwujudkan dalam bentuk: aturan, anggaran dasar, undang-undang, dan lain-lain. Dalam kegiatan
harian dapat berbentuk komunikasi timbal balik, baik secara lisan maupun tulisan. Dengan
demikian, masing-masing dapat mengendalikan komunikasi yang hendak dituju.
Bahasa sebagai ekspresi diri dapat dilakukan dad tingkat yang paling sederhana sampai
dengan tingkat yang kompleks atau tingkat kesulitan yang amat tinggi. Ekspresi sederhana.
misalnya. untuk menyatakan cinta (Saya akan senantiasa setia, bangga. dan prihatin kepadamu),
lapar (Sudah saatnya kita makan siang), kecewa (Saya prihatin atas keputusan itu), dan sedih.
Tingkat ekspresi did yang kompleks dapat berupa pernyataan kemampuan mengerjakan proyek-
proyek besar dalam bentuk proposal yang sulit dan rumit, menulis laporan (formal. artikel,
teknis). menulis publikasi atas kemampuannya dalam berbagai media elektronik (website.
diskusi melalui internet), dan menulis desain produk.
4
6. Bahasa Sebagai Memahami Orang Lain
Untuk menjamin efektivitas komunikasi. seseorang perlu memahami orang lain. seperti
dalam memahami dirinya. Dengan pemahaman terhadap seseorang, pemakai bahasa dapat
mengenali berbagai hal mencakup kondisi pribadinya: potensi biologis, intelektual. emosional,
kecerdasan, karakter, paradigma yang melandasi pemikirannya, tipologi dasar temperamennya
(sanguines. melankolis, kholeris, flagmatis), bakatnya, kemampuan kreativitasnya, kemampuan
inova- sinya, mocivasi pengembangan dirinya, dan lain-lain. Melalui pemahaman orang lain
yang dihadapinya secara cermat dan mendalam, seseorang akan memperoleh wawasan yang luas
yang sangat bermanfaat dalam berbagai tingkat pergaulan, dalam penulisan sebuah cerita. drama,
dan film. Selain itu, juga dapat diperoleh kemampuan berpikir sinergis dengan memadukan
pengalaman orang lain bersamaan dengan potensi dirinya sehingga menghasilkan kreativitas
baru yang khas. Pemahaman ini juga memmungkinkan tercapainya keunggulan dalam
berkompetisi
Manusia bagian dari lingkungan sekitar. baik lingkungan sosial maupun lingkungan
alamnya. Keberhasilan seseorang menggunakan kecerdasannya ditentu- kan o.Ieh
kemampuannya memanfaatkan situasi lingkungannya sehingga memper- oleh berbagai
kreativitas baru yang dapat memberikan berbagai keuntungan bagi dirinya dan masyarakatnya.
5
9. Bahasa Membangun Kecaerdasan
6
10. Bahasa Mengembangkan Kecerdasan Ganda
7
12. Bahasa Mengembangkan Profesi
Profesi seseorang tidak akan berkembang tanpa menunjukkan kemampuan- nya kepada
orang lain. Proses pengembangan profesi diawali dengan pembelajaran dilanjutkan dengan
pengembangan diri (kecerdasan) yang tidak diperoleh serama proses belajar, tetapi berakumulasi
dengan pengalaman barunya. Proses berlanjut menuju pendakian puncak karier atau profesi.
Puncak pendakian karief tidak akan rercapai tanpa kornunikasi atau interaksi dengan mitra,
pesaing, dan sumber pengembangan ilmunya. Untuk itu, kaum professional memerlukan
ketajaman, kecermatan, dan keefektifan dalam berbahasa Indonesia sehingga mampu
menciptakan kreadvitas baru dalam profesinya.
Setiap orang memiliki bakat alam yang dibawanya sejak lahir. Bakat itu berupa dorongan
untuk berekspresi dan berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa sebagai sarana berekspresi dan
komunikasi berkernbang menjadi sarana berpikir logis yang memungkinkan pemakainya untuk
mengembangkan segala potensinya. Perkem- bangan itu sejalan dengan potensi akademik yang
dikembangkannya melalui pendidikan yang kemudian berkembang menjadi bakat intelektua1.
Bakat alam dan bakat intelektual ini dapat berkembang secara sinergis untuk menghasilkan
kreativitas baru.
Jika didukung wawasan yang luas dan pemikiran yang kritis, seseorang akan mampu
menciptakan kreativitas baru berdasarkan potensi alam, potensi akademis, potensi, sosial, potensi
ekonomi, dan potensi lain yang dikuasainya. Untuk menciptakan kreativitas baru ini, setiap
pernbelajaran materi, setiap mahasiswa harus mengkaji konsep dasar secara menyeluruh dan
tuntas; dilanjutkan dengan aplikasi konsep, studi kasus baik yang posidfmaupun yang negatifdan
dilanjutkan dengan memikirikan solusinya; dan rnenciptakan kreativitas baru bagi kasus positif
sebagai pengembangan dan kreativitas baru sebagai solusi terhadap kasus negatif.
8
Kekayaan alam yang rnelimpah ruah dan rakyat yang tetap miskin (Kompas, 12 Okrober
2004) merupakan indikator betapa miskinnya kreativitas baru. Selain itu, pencurian ikan laut
yang mencapai empat sampai dengan lima miliyar USD per tahun yang telah berlangsung
bertahun-tahun merupakan indikator belum adanya kecerdasan untuk mengatasinya. Demikian
pula pencuriaan kayu hutan yang berlangsung selama bertahun-tahun dapat pula dijadikan
sebagai indikator kreativitas baru yang dapat mengatasi berbagai masalah bangsa.
Berdasarkan media yang digunakan ragam b.ahasa dibedakan atas (1) ragam
bahasa lisan: berpidato, berdiskusi, bertdepon, dan (2) ragam bahasa tulis. Ragam bahasa
lisan ditandai dengan penggunaan lafai atau pengucapan, imonasi (lagu kalimat),
kosakata, penggunaan tata bahasa dalam pembentukan kata, dan penyusunan ka1imat.
Ragam bahasa lisan terdiri dari (a) Ragam bahasa lisan baku sejalan dengan ragam
bahasa tulis baku, dan (b) ragam bahasa lisan tidak baku pergaulan).
Ragam bahasa tulis ditandai dengan kecermatan menggunakan ejaan dan tanda
baca (yang secara tepat dapat melambangkan intonasi), kosa kata, penggunaan tata
bahasa dalam pembentukan kata, penyusunan ka1imat, paragra£ dan wacana.
Contoh:
(1) Pelafalan baku (dicetak miring) lazim digunakan dalam berbahasa lisan:
asas (azas atau asas ) merger (merjer atau merger)
9
(2) Pelafalan singkatan
AC (acelase) BBC (bebece/bibisi)
Lisan baku:
Kita dalam rapat kerja ini di sini, diharapkan dapat menghasilkan sebuah konsep
baru yang kreatif. Hasil kerja ini akan dijadikan acuan pada program kerja 2005.
Oleh karena itu, kita semua di tempat ini diharapkan dapat bekerja secara serius
sesuai dengan jadwal dan target yang sudah ditetapkan. Untuk itu, kita semua
disediakan sarana yang dapat mendukung pencapaian target tersebut. Apa pun
yang Anda perlukan untuk mencapai target tersebut Idapat disediakan.
10
(4) Ragam bahasa tulis
Ragam ini lebih menekankan penggunaan ejaan secara tepat, kosa kata yang baku,
bentuk kata berimbuhan, dan kalimat yang lengkap secara grarnatikal.
Contoh 1:
a. Kosakata
Istri Pak Camat membina ibu-ibu memproduksi kerajinan tangan dad bambu.
Arjuna sedang membuat skripsi.
b. Bentuk kata
Arjuna sedang menulis skripsi.
Rina sedang memasak nasi.
c. Kalimat
Dalam seminar ini kita akan mengkaji pertumbuhan ekonomi 2004.
TKI yang dikirim ke luar negeri harus memiliki paspor.
Jakarta memiliki Pusat Bahasa.
Contoh 2:
11
2.2.2 Ragam Bahasa Berdasarkan Waktu
Berdasarkan waktu terdapat ragam bahasa lama dan ragam bahasa bam (modem).
1) Ragam lama lazim digunakan dalam penulisan naskah-naskah lama (kuno). Ragam ini
perlu dipahamai oleh setiap orang yang bermaksud mengkaji peristiwa-perIsnwa masa
laJu, misalnya upaya menemukan lokasi kapal dagang VOC bermuatan benda-benda
mulia yang tenggelam di Selat Sunda, perjanjian dagang pemerintah Hindia Belanda
dengan Kerajaan Banten, atau peristiwa-peristiwa lain yang ditulis pada masa lalu.
Misalnya: pemakaian kosakara kolonialisme, feudal, bobot, dan lain-lain, 2) Ragam
bahasa baru (modern) ditandai dengan penggunaan kata-kara baru, Ejaan yang
Disempurnakan, dan mengeks-presikan i1mu pengetahuan dan teknologi modern,
misalnya: internet, jaringan, dan seluler
1) penulisan laporan yang yang berbentuk surat, artikel, maupun berbentuk naskah;
laporan hasil penelitian, makalah.
2) skripsi, tesis, dan disertasi;
3) laporan pekerjaan yang berbentuk surat, artikel, maupun naskah;
4) laporan pertanggungjawaban: laporan kegiaran, laporan keuangan, laporan
pemegang saham;
12
Ciri ragam bahasa ilmiah:
Contoh:
13
2.2.3.2 Ragam Bahasa Sastra
Contoh:
Dalam beberapa bilangan hari, kesepian menyelimuti diriku. Aku lelah oleh
wajah-wajah kitab yang suram. Aku menyewa kereta kuda, menuju kediaman Faris
AfandL Sewaktu aku telah berada di tengah-tengah pepohonan cemara yang amat indah,
di mana terlihat banyak sekali orang sedang berpelesir, kusir itu mengambil jalan tengah
dan terlindungi pohon-pohon willow di pinggirnya. Dengan melewati jalan itu kami bisa
menikmati indahnya rerumpunan hijau, pohon-pohon anggur, dan banyak sekali aneka
bunga-bunga nisan yang sedang mekar; merah seperti delima, kuning bagai emas dan
biru bagai jamrud.
Ketika kereta itu memasuki taman yang luas di depan sebuah rumah terpencil, aku
melihat Faris Afandi datang menyambut kehadiranku. Beliau membawaku masuk ke
dalam rumahnya dengan sambutan sepenuh hati dan duduk sekenanya di sampingku,
seperti seorang ayah ketika menjumpai puteranya sendiri. Ia menghujani aku dengan
pertanyaan sekitar kehidupanku, masa depanku, dan pendidikanku. Aku pun menjawab
dengan paparan suara penuh ambisi dan bersemangat. Sebab aku mendengar dengingan
himne keagungan di telinga, dan aku sedang melayari lautan impian penuh harapan.
Beberapa menit kemudian muncu1 wanita muda yang cantik memakai gaun putih
14
kemilau, indah muncul dari balik daun pintu bertirai beludru melangkah ke arahku. Aku
dan Faris Afandi bangun dari kursi menyambutnya. (Khalil Gibran)
Ragam bahasa pidato dipengaruhi oleh (a) tujuan (menghibur, memberi tahu,
mengajak/neminta), (b) situasi (resmi, setengah resmi, tidak resmi), dan (c) pendekatan
isi pidato (pendekatan akademis/intelektual, pendekatan moral, pendekatan sosial), Pidato
resmi menyajikan materi yang bersifat mulia dan kebenaran yang bersifat universal.
Bahasa yang digunakan ragam lisan baku, tanpa unsur kedaerahan, menggunakan lafal
yang benar, struktur kalimat sesuai dengan tata bahasa. Pidato tidak resmi, pidato ilmiah.
misalnya, menyajikan kebenaran fakta yang bersifat universal dengan ragam bahasa lisan
baku.
15
menjelang dimulainya Kongres ini niscaya besar artinya bagi kelangsungan dan
keberhasilan Kongres ini.
Peserta Kongres ini bejumlah 858 orang, 70 orang di antaranya yang hadir
pada saat ini berasal dan luar negeri (yaitu Australia 4 orang. Belanda 5 orang,
Brunei Darussalam 11 orang, Inggns 2 orang, Italia 2 orang, Jepang 6 orang.
Korea Selatan 2 orang. Malaysia 23 orang. NOrWegia 1 orang. Selandia Baru 2
orang. Jerman Barat 1 orang. Singapura 11 orang; sedangkan dar Amerika Serikat
diterima makalah-makalah).
Meluasnya peminat bahasa Indonesia di berbagai kalangan mancanegara
memang pertanda yang membesarkan hati. Namun, hal Ini juga kita sadarl
sebagai lantangan bagl kila untuk leblh saksama mengikull perkembangan bahasa
Indonesia dan sejalan del1gan itu makln memasyarakatkan kaldah kebahasaan
bag I penggunaan bahasa Indonesia.
Sebagai salah satu langkah awal-sekaligus melaksanakan harapanharapan
yang dlsimpulkan dalam keempal kong res bhasa Indonesia terdahulu-maka pada
kesempatan Inl akan disampaikan kepada Bapak Preslden edisi perdana Kamus
Basar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Keduanya
merupakan hasil kerja beberapa tahun dengan pengarahan segenap tenaga
professional bidang kebahasaan dan memenuhi persyaratan penyusunan kamus
dan tatabahasa.
Demikianlah, sudi kiranya Bapak Presiden menerima baik Kamus Besar
Ba-hasa Indonesia serta buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia edisi perdana
ini.
Terima kasih atas segala perhatian Bapak Presiden terhadap Kongres
Bahasa Indonesia V yang akan Bapak Presiden resmlkan pembukaannya.
Fuad Hasan
16
2. Pidato resepsi pengantin
Saudara-saudara yang kami muliakan.
Cinta kaslh adalah karunia Tuhan yang bersifal universal. Kebenarannya
tertuang dalam seluruh kitab suei yang difirmakan oleh Tuhan. Demikian pula
cinta kasih pasangan kedua pengantin ini. Dengan rahmat Tuhan, kedua pengantin
inl telah dipertemukan oleh Tuhan dalam suatu upaeara akad nikah yang
dilaksanakan oleh pejabat pemerintah yang ahli seeara agama dan hukum dengan
disakslkan oleh kedua keluarga kerabat, dan sahabat.
Saudara-saudara,
Kami keluarga dan pengantin yang berbahagia dengan rasa tulus Ikhlas
yang mendalam menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala
dukungan, partisipasi, baik yang berupa spiritual, doa restu. maupun dukungan
material dalam aeara pernikahan ini sehingga prosesi serangkaian aeara
pernikahan Ananda Hamid dan Dewi Kristianti ini dapat berlangsung dengan
balk. Semoga dukungan Saudara tersebut menjadi amal ibadah kepada Allah
SWT, mendapalkan pahala yang berllpat ganda, dan mendapatkan ridha-Nya.
Kami menyadari bahwa penyambutan kami masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, jika lerdapat hal-hal yang kurang berkenan di hati BapakllbulSaudara,
kami mohon maaf yang sebesarbesarnya. Kami berharap Bapakllbu/Sdr berkenan
mendoakan kedua mempelai - semoga kedua mempelai dalam membina keluarga
mendapatkan ridha Allah, penuh kasih sayang, rahmat, hidayah, kebahagiaan, dan
kemudahan dalam menjalani bahtera kelurganya - serta dikaruniai putera- 1 puteri
yang saleh dan saleha yang juga dalam keridhaan-Nya.
Demikianlah sambutan kami. Lebih dan kurangnya, kami mohon maaf
lahir dan batin.
17
2.2.3.4 Ragam Bahasa Berita
Ragam bahasa berita lazim digunakan dalarn pemberitaan, baik melalui media
elektronik (televisi, radio,), media cetak (majalah, sueat kabar), dan jurnal. Bahasa berita
menyajikan fakta secara utuh dan objektif. Untuk menjamin objektivitas berita, penyaji
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Contoh:
Bank Muammalat (BMI) sudah bisa menutup seluruh kerugian yang diderita
akibat krisis moneter pada tahun 1998 yang mencapai Rp75,5 millar. Oleh karena ilU,
Rapat Umum Pemegang 'Saham (RUPS) Bank Muammalat, Rabu (21-5-2003), di Jakarta
memuluskan membagikan dividen untuk tahun 2002, setelah sejak tahun 1998 tidak
pemah membagikannya. Dividen yang dibagikan sebesar Rp6,4 miliar atau Rp17,14 per
saham. Jumlah itu merupakan 87,5 persen dari nilai laba berslh setelah dikurangl
kerugian kumulatif.
Ragam bahasa resmi ditandai oleh (1) penyajian materi/pesan yang bersifat mulia
- dan kebenaran yang bersifat unveesal, (2) penggunaan fungsi-fungsi grarnatikal secara
eksplisit dan konsisten, (3) penggunaan bentuk lengkap, bentuk yang tidak disingkat, (4)
penggunaan imbuhan secara eksplisit dan konsisten, (5) penggunaan kata ganti resmi dan
menghindari penggunaan kata gand tidak resmi, penggunaan pol a frase yang baku, (7)
penggunaan ejaan yang baku pada bahasa tulis, dan lafal yang baku pada bahasa Iisan,
dan (8) tidak menggunakan unsur tidak baku. misalnya unsur kedaerahan dan asing.
18
Contoh ragam bahasa resmi :
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan ilu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab ilu
maka penjajahan di muka bumi harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan. Dan perjuangan pergerakan kemer-dekaan Indonesia
lelah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan
rakyat Indonesia kepada pintu gerbang kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang
merdeka. bersatu, berdaulat. adil. dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur. supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas. maka rakyat Indonesia
dengan ini menyatakan kemerdekaannya.
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum. mencerdaskan kehidupan bangsa. dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan. perdamaian abadi dan
keadilan sosial. maka disusunlah kemer-dekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
UndangUndang Dasar Negara Indonesia. yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian bahasa sangat bergantung pada dari sisi apa yang kita lihat bahasa. Dalam
pengertian umum bahasa dapat diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang
bersifat arbitrer dan alat komunikasi
Para ahli linguistik maupun komunikasi mengartikan bahasa sebagai suatu sistem tanda
atau lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat
maupun bekerja sama, berinteraksi,dan mengidentifikasi diri, meskipun definisi tentang bahasa
redaksinya dan penekanan berbeda, tetapi ada ciri-ciri umum yang bisa menggambarkan hakikat
bahasa.
Ciri-ciri yang menjadi hakikat bahasa itu adalah bahwa bahasa itu sistematik, beraturan
atau berpola, bahasa manasuka(arbitrer), manasuka atau acak, bahasa vocal atau bahasa itu
merupakan sistem bunyi, bahasa itu simbol, bahasa itu mengacu pada dirinya, bahasa itu
manusiawi,dan bahasa itu komunikasi
3.2 Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini, pembaca dapat memahami dengan baik apa
yang dimaksud dengan bahasa,fungsi bahasa dan ragam bahasa sehingga dalam
pengaplikasiannya di kehidupan sehari-hari, kesalahan-kesalahan dalam berbahasa pada
umumnya dapat diminimalisir atau dihilangkan
20
DAFTAR PUSTAKA
Widjono, Hs. (2005). Bahasa Indonesia. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Di Perguruan
Tinggi. PT. Gramedia. Jakarta
21