Anda di halaman 1dari 13

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

Studi Al-Qur’an Yasnel, M.Ag

MAKALAH
Uslub Al-Qur’an (Amtsal dan Aqsam Al-Qur’an)

Disusun Oleh :

Kelompok 10

AISYAH HARAHAP : 12210820499


IHA MARATUS SOLIHA : 12210820550
NASYWA DHIYA FAUZIYYAH : 12210821429

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS 1A


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TP 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah STUDI
AL-QUR’AN yang berjudul “USLUB AL-QUR’AN (AMTSAL DAN
AQSAM AL-QUR’AN) ini tepat pada waktunya.”
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai pemenuhan tugas
yang di berikan Ibu Yasnel,M.Ag. Isi dari makalah ini diambil dari berbagai
sumber yang ada dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga makalah ini
bias terselesaukan dengan baik dan kami menyadari masih banyak
kekurangan-kekurangan yang terdapat didalam makalah ini.
Setitik harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat
serta bisa menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan
yang penyusun miliki. Untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru,28 Oktober 2022

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 2

2.1 Uslub Dalam Al-Qur’an ................................................................................................... 2


2.1.1 Pengertian Uslub ....................................................................................................... 2
2.1.2 Contoh-contoh Uslub Al-Qur’an .............................................................................. 2
2.1.3 Macam-Macam Uslub Al-Qur’an ............................................................................. 2
2.1.4 Karakteristik Uslub yang dipaparkan dalam kisah al-Qur’an ................................... 3
2.2 Amtsal Dalam Al-Qur’an ................................................................................................. 4
2.2.1 Pengertian Amtsal ..................................................................................................... 4
2.2.2 Macam-Macam Amtsal Al-Qur’an ........................................................................... 4
2.2.3 Unsur-Unsur Amtsal Al- Qur’an .............................................................................. 6
2.3 Aqsam Dalam Al-Qur’an ................................................................................................. 6
2.3.1 Pengertian Aqsam ..................................................................................................... 6
2.3.2 Jenis-Jenis Aqsam Al-Qur’an ................................................................................... 6
2.3.3 Faedah Atau Manfaat Aqsam............................................................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 9

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Al-Qur’an di turunkan dalam bentuk bahasa Arab,sebab masyarakat yang di
hadapi pada masa itu adalah masyarakat Arab.Dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-
ayat yang menceritakan hal-hal yang samar dan abstrak.Manusiatidak mampu
mencernanya jika hanya mengandalkan akal nya saja.Sehingga sering kali ayat-ayat
tersebut diperumpamakan dengan hal-hal yang konkret agar manusia mampu
memahaminya.
Bermacam-macam uslub dalam Al-Qur’an ditujukan untuk memikat hati
mereka,agar mereka tertrik untuk menerima kebenaran wahyu Allah SWT. Di
antara uslub yang dipergunakan adalah amtsal dan aqsam. Untuk memahami itu
semua maka ulama tafsir menganggap perlu adanya ilmu yang menjelaskan tentang
perumpamaan dalam Al-Qur’an agar manusia mampu mengabil pelajaran dengan
perumpamaan-perumpamaan tersebut.Karena itulah penilis mencoba menjelaskan
tentang ilmu tersebut,yaitu uslub Al-Qur’an yang terdiri dari amtsal dan aqsam dalam
Al-Qur’an.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian Uslub Al-Qur’an ?
2. Apa yang dimaksud dengan Amtsal ?
3. Apa yang dimaksud dengan Aqsam ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Dapat menjelaskan pengertian dari kata Uslub dan pengertian dari Uslub Al-
Qur’an.
2. Dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan Amtsal Al-Qur’an.
3. Dapat menjelaskan pengertian Aqsam Al-Qur’an

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Uslub Dalam Al-Qur’an

2.1.1 Pengertian Uslub


Kata Uslub berasal dari bahasa Arab yang artinya ”jalan”, “cara”,”sistem atau
metode” Uslub AlQur’an, ialah sumber kekaguman karena kandungan kemukjizatannya
yang berlangsung terus menerus1.Uslub al-Qur’an adalah metode analisis dan pendekatan
yang refrensif dalam menyusun kalimat-kalimatnya dan pemilihan lafadz-
lafadznya.Uslub Al Qur’an mempunyai karakteristik, yaitu: sentuhan lafadz Al-Qur’an
melalui keindahan intonasi Al-Qur’an dan keindahan bahasa Al-Qur’an, dapat diterima
semua lapisan masyarakat, Al-Qur’an akal dan perasaan, keserasian rangkaian kalimat
Al-Qur’an dan kekayaan seni redaksional.

2.1.2 Contoh-contoh Uslub Al-Qur’an


Al-Qur’an di dalam menyuruh, melarang, dan memberi pilihan kepada hamba, tidak
hanya memakai semacam uslub saja.Berikut ini uslub-uslub yang terdapat di dalam Al-
Qur’an, antara lain: Uslub dalam menyuruh suatu perbuatan Al-Qur’an menuntut kita
mengerjakan suatu pekerjaan menggunakan sepuluh macam uslub, salah satu yaitu
pertama,menyuruh dengan jelas menggunakan kata suruhan,seperti firman Allah SWT
dalam Surah An-Nahl :90).Kedua menerangkan bahwa perbuatan yang diperintahkan
itu diwajibkan kepada yang dikenai hukum. (Q.S.Al;Baqarah: 178).

a. Uslub dalam mencegah suatu perbuatan mencegah suatu perbuatan dalam


mengungkapkan larangan, Al-Qur’an menggunakan sembilan uslub, salah satu yaitu
pertama, dengan jelas memakai kata mencegah, seperti :

dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan(Q.S.An-


Nahl:90).

2.1.3 Macam-Macam Uslub Al-Qur’an

a. Amstalul Qur’an (Perumpamaan Al-Qur’an)

1
Muhammad bin Alwi Al-Maliki, 1999, Zubda Al-Itqon fi ‘Ulumul Al-Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, cet. 1.

2
b. Jadadul Qur’an (Pembantahan Al-Qur’an dalam Al-Qur’an)
c. Aqsamul Qur’an (Sumpah-sumpah dalam Al-Qur’an)
d. Qasasul Qur’an (Kisah-kisah dalam Al-Qur’an)
e. Balaghatul Qur’an. Namun kami dalam hal spesifik membahas dalam
menguraikan tentang amtsalul Qur’an dan Aqsamul Qur’an saja.

2.1.4 Karakteristik Uslub yang dipaparkan dalam kisah al-Qur’an


Pemaparan suatu kisah dalam al-Qur’an mempunyai karakteristik tersendiri, baik
kisah yang dijelaskan secara runtun, keseluruhan, dan memiiki maksud yang dicapai
ialah kisah yang memiliki makna tersirat. Namun, pada hakikatnya penyampaian al-
Qur’an seperti itu adalah semata-mata untuk mencapai tingkat religilitas manusia bukan
imajinasi manusia. pada umumnya seluruh kisah yang dikisahkan di dalam al-Qur’an
pasti diawali dengan kata pendahuluan, baik kisah itu menjadi pola pertama, kedua,
maupun ketiga. Misalnya kisah yang terkandung dalam surat al-Fill ayat 1

Dalam surat tersebut didahului dengan kata pertanyaan, “apakah kamu tidak
memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?”. lalu
disambung dengan kejadian-kejadian yang terjadi dan diperlihatkan azab yang akan
menimpa orang-orang yang menghancurkan kiblat seluruh umat manusia yaitu ka’bah.

Lalu surat al-Mudatsir ayat 18-20.Dalam surat tersebut juga terdapat gaya bahasa
yang memiliki arti pengulangan, sehingga menghasilkan makna penegasan karena
diulang dalam dua kali yaitu kata ‫قُتِل‬ yang memiliki makna
sebenarnyayaitu membunuh, tetapi dalam al Mudatsir diartikan maknanya
sebagai kecelakaan atau celaka, karena kata qutila mengandung kata yaitu menegaskan
suatu perkara yang merugikan, sehingga akan terjerumus dalam dosa yang besar.

Dalam penggunaan kata dan gaya bahasa yang di lakukan oleh bangsa Arab
dahulu berbeda dengan bangsa Arab dahulu. Namun, Al-Qur’an berhasil menyampaikan
dengan gaya bahasa yang kompleks dan uslub serta stalistika yang
indah.Tetapi masih mengandung makna yang begitu menakjubkan, karena
keadaan yang terjadi di dalam Al-Qur’an dan seluruh peristiwa yang dikisahkan di
sesuaikan dengan keadaan masysarakat zaman dahulu dan sebagai pengingat umat

3
manusia yang akan datang, yang mana memiliki sifat patuh namun lalai dalam hal
apapun, sehingga Allah Swt mewahyukan Al-Qur’an sebagai petunjuk amal manusia di
bumi agar bisa mengambil hikmah dalam setiap kisah yang terjadi.

2.2 Amtsal Dalam Al-Qur’an

2.2.1 Pengertian Amtsal


Amtsal adalah bentuk jamak dari matsal. Kata matsal, mitsl, matsil serupa
dengan syabah, syibh dan syabih, baik lafadz maupun maknanya.Secara etimologi,
kata amtsal adalah bentuk jamak dari mitsl dan matsal yang berarti serupa atau sama, dapat
juga berarti contoh, teladan, peribahasa atau cerita perumpamaan2.

Secara terminologi, matsal sebagai istilah dalam ilmu sastra yang berarti suatu ungkapan
perkataan yang dihikayatkan dengan maksud menyerupakan keadaan yang terdapat dalam
perkataan itu dengan keadaan sesuatu yang karenanya perkataan itu diucapkan. Maksudnya,
menyerupakan sesuatu, seseorang atau keadaan dengan apa yang terkandung dalam perkataan
itu. Kata matsal juga di gunakan untuk menunjukkan arti keadaan dan kisah yang
menakjubkan. Dengan pengertian ini kata matsal ditafsirkan dalam banyak Al-Qur’an.
Misalnya firman Alloh:

َ‫ار ِبين‬ِ ‫ش‬ ٌ ‫ط ْع ُمهُ َوأ َ ْن َه‬


َّ ‫ار ِم ْن َخ ْم ٍر لَذَّةٍ ِلل‬ ٌ ‫ار ِم ْن َماءٍ َغي ِْر َءا ِس ٍن َوأ َ ْن َه‬
َ ‫ار ِم ْن لَ َب ٍن لَ ْم َيتَغَي َّْر‬ ٌ ‫َمث َ ُل ْال َج َّن ِة ا َّلتِي ُو ِعدَ ْال ُمتَّقُونَ فِي َها أ َ ْن َه‬
‫ط َع‬َّ ‫سقُوا َما ًء َح ِمي ًما َف َق‬ ُ ‫ار َو‬ ِ ‫ت َو َم ْغ ِف َرة ٌ ِم ْن َر ِب ِه ْم َك َم ْن ه َُو خَا ِلدٌ ِفي ال َّن‬ ِ ‫صفًّى َولَ ُه ْم ِفي َها ِم ْن ُك ِل الث َّ َم َرا‬ َ ‫س ٍل ُم‬َ ‫ار ِم ْن َع‬ ٌ ‫َوأَ ْن َه‬
‫أ َ ْمعَا َء ُه ْم‬

“Perumpamaan surga yang di janjikan kepada orang-orang yang bertaqwa yang di dalamnya
terdapat sungai-sungai dan air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air
susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi
peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di
dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang
yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-
motong ususnya.”

2.2.2 Macam-Macam Amtsal Al-Qur’an


Di kalangan para ulama terdapat perbedaan tentang macam-macam amtsal Al-Qur’an,
adanya perbedaan tersebut disebabkan banyak dan beragamnya amtsal dalam al-Qur’an.

2
Prof. Dr. H. Abdul Djalal HA, 2000, Ulumul Qur’an, Surbaya: Dunia Ilmu.

4
Manna’ Khalil al-Qattan membagi amtsal Al-Qur’an menjadi tiga macam, yaitu:

1. Amtsal Musharrahah, maksudnya sesuatu yang dijelaskan dengan lafadz matsal atau
dengan sesuatu yang menunjukkan tasybih (penyerupaan). Amtsal ini seperti banyak
ditemukan dalam Al-Qur’an, dan berikut ini beberapa di antaranya :
 Tentang orang munafik:“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang
menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya. Alloh
menghilangkan cahaya yang menyinari mereka dan membiarkan mereka dalam
kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka
akan kembali ke jalan yang benar. Atau seperti yang ditimpa hujan lebat dari
langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat…sampai dengan-Sesungguhnya Alloh
berkuasa atas segala sesuatu.”
2. Amtsal Kaminah, yaitu yang di dalamnya tidak disebutkan dengan jelas lafadz tamtsil,
tetapi ia menunjukkan makna-makna yang indah, menarik, dalam redaksinya singkat
padat, dan mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada yang serupa
dengannya. Contohnya:
a. Ayat-ayat yang senada dengan suatu ungkapan “Sebaik-baik perkara adalah yang
tidak berlebihan, adil dan seimbang.” Yaitu:
 Firman Alloh mengenai shalat: “Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu
dalam shalatmu dan jangan pula merendahkannya, dan carilah jalan tengah di
antara kedua itu.” (Al-Isra: 110)
 Firman Alloh mengenai infaq: “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu
terbelenggu pada lehermu dan jangan pula terlalu mengulurkannya.” (Al-Isra:
29)
3. Amtsal Mursalah, yaitu kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan lafadz tasybih
secara jelas. Tetapi kalimat itu berlaku sebagai matsal. Seperti:
 Tidak ada yang akan bisa menyatakan terjadinya hari itu selain dari Alloh.” (QS. An-
Najm: 58
 “Dan rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya
sendiri.” (QS. Fathir: 43)
Muhammad Jabir al-Fayad mengatakan bahwa secara garis besar ada dua macam matsal,
yaitu:

5
a. Al-Amtsal azh-Zhahirah, yaitu matsal yang secara eksplisit menggunakan
kata matsal, baik dalam bentuk tasybih maupun muqaranah,baik dalam ungkapan
yang ringkas dan pendek maupun dalam bentuk uraian cerita yang panjang.
b. Al-Amtsal Al-Kaminah, matsal ini sebenarnya hampir sama dengan Al-Amtsal azh-
Zhahirah, hanya saja tidak secara eksplisit mencantumkan kata matsal. Dengan
pengertian ini, maka semua kisah dalam Al-Qur’an dapat dipandang sebagai Amtsal
Kaminah

2.2.3 Unsur-Unsur Amtsal Al- Qur’an


Adapun unsur-unsurnya menurut balaghah adalah sebagai berikut:

a. Harus ada musyabbah (yang diserupakan) yaitu, sesuatu yang akan diserupakan
atau diumpamakan.
b. Harus ada musyabbah bih (asal penyerupaan) yaitu, sesuatu yang dijadikan sebagai
tempat untuk menyerupakan.
c. Harus ada wajhu asy-Syabah (segi persamaan) yaitu, arah persamaan antara kedua
hal yang diserupakan tersebut.
d. Harus ada adat at-tasybih (kata yang digunakan untuk menyerupakan) misalnya
huruf kaf.

2.3 Aqsam Dalam Al-Qur’an


2.3.1 Pengertian Aqsam
Kata al-aqsam merupakan bentuk plural dari al-qasm yang memiliki makna al-
khalf dan al-Yamin yang dalam bahasa Indonesia berarti sumpah. Secara istilah aqsam
dijabarkan sebagai ungkapan yang dipakai guna memberikan penegasan atau pengukuhan
suatu pesan dengan menggunakan kata-kata qasam3.

2.3.2 Jenis-Jenis Aqsam Al-Qur’an


Dilihat dari segi fi’ilnya, qasam Al-Qur’an ada dua macam. Yaitu:
a. Qasam Dzahir, yaitu qasam yang fi’il qasamnya disebutkan bersama dengan muqsam
bihnya. Contoh: surat Al-Ma’arij:40, Artinya: “Maka Aku bersumpah dengan Tuhan
Yang Mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari.” (Q.S. Al-Ma’arij:40)
b. Qasam Mudhmar (qasam tersimpan) yaitu qasam yang fi’il qasam dan muqsam
bihnya tidak disebutkan, karena kalimat sebelumnya terlalu panjang. Contoh: surat
Ali Imran:186, Artinya: “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan

3
Prof. Dr Manna’ Al-Qhatthan, 1990, Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an, Mansyurat Al-‘Ashar Al-Hadits

6
dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang
diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah,
gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa,
maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.”
(Q.S. Ali Imran:186)

Apabila qasam ditinjau dari muqsam bihnya, maka qasam itu ada tujuh macam, yaitu:

a. Qasam dengan menggunakan dzat Allah SWT. Contoh: Surat Al-Hijr:92


Artinya: “Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua”. (Q.S. Al-
Hijr:92)
b. Qasam dengan perbuatan-perbuatan Allah SWT. Contoh Surat Asy-Syams:5
Artinya: “Dan langit serta pembinaannya”. (Q.S. Asy-Syams:5)
c. Qasam dengan yang dikerjakan Allah. Contoh Surat Ath-Thur:1
Artinya: “Demi bukit”. (Q.S. Ath-Thur:1)
d. Qasam dengan malikat-malaikat Allah. Contoh Surat An-Nazi’at:1-3
Artinya: “Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras, dan
(malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut, dan (malaikat-
malaikat) yang turun dari langit dengan cepat”. (Q.S. An-Nazi’at:1-3)
e. Qasam dengan nabi Allah SWT., seperti Surat Al-Hijr:72
Artinya: “(Allah berfirman): "Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka
terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)". (Q.S. Al-Hijr:72)
f. Qasam dengan makhluk Allah. Contoh Surat At-Tin:1-2
Artinya: “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai”. Q.S. At-Tin:1-2)
g. Qasam dengan waktu. Contoh Surat Al-Ashr:1-2
Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam
kerugian”. (Q.S. Al-Ashr:1-2)

2.3.3 Faedah Atau Manfaat Aqsam


a. Apabila berita itu sampai pada pendengar dan dia tidak menolak, tentunya berita
tersebut dapat diterima dan dipercaya. Karena telah diperkuat dengan sumpah
apalagi dengan menggunakan kata Allah SWT.
b. Bahwa pembawa berita akan merasa lega, karena telah menyampaikan berita
dengan diperkuat sumpah atau dengan beberapa taukid (penguat). Hal ini sangat
berbeda apabila membawa berita dengan tidak menggunakan qasam.

7
c. Dengan bersumpah memakai nama Allah atau sifat-sifat-Nya, maka hal ini sama
dengan mengagungkan Allah SWT karena telah menjadikan namanya selaku dzat
yang diagungkan sebagai penguat sumpah.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Amtsal Al-Qur’an menjadi sangat penting untuki di pelajari dan difahami secara lebih
mendalam,karena sebagai usaha untuk memahami atau menyikapi hakikat yang tidak nampak
untuk menyimpul kan ayat-ayat al-Qur’an yang memeiliki tuturkata dalam setiap kalimatnya
yang sangat indah namun memiliki maknya yang sangat mendalam indah dan padat, yang
memberikan dorongan kepada setiap manusia melakukan segala sesuatu yang sesuai dengan
kepentingan dan keinginan. Amtsal juga memberikan nasihat dan peringatan kepada manusia,
sehingga Amtsal ini memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan karena
sejatinya pendidikan itu sendiri memuat nasihat dan peringatan didalam setiap
implementasinya.

Aqsam Al-Qur’an yang di artikan sebagai sumpah, sedangkan jika di tinjau dari segi
istilah adalah kalimat untuk mentauhidkan menguatkan suatu pemberitaan. Dalam hal ini
maksud dan tujuan qasam di dalam aya-ayat yang terdapat didalam Al-Qur’an ialah
bermaksud untuk menguatkan sebuat informasi atau makna yang terkandung didalamnya.
Didalam firmannya Allah bersumpah atas (untuk menetapkan) pokok-pokok keimanan yang
wajib diketahui makhluk. Dalam hal ini terkadang bersumpah untuk menjelaskan tauhid,
terkadang untuk menegaskn bahwa qur’an itu hak, terkadang untuk menjelaskan bahwa rasul
itu benar, terkadang untuk menjelaskan balasan, janji dan ancaman, dan terkadang juga untuk
menerangkan keadaan manusia. Siapa saja yang meneliti dengan cermat qasam-qasam dalam
al-qur’an, tentu ia akan memperoleh berbagai macam pengetahuan yang tidak sedikit.

3.2 Saran

Kami menyadari bahwasanya karya tulis kami ini sangat jauh dari kata sempurna,
maka dari itu kami mohon saran dan komentarnya bagi parapembaca agar karya tulis yang
kami buat akan lebih bagus kedepannya. Dan kami berharap semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan untuk kami sendiri khususnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad bin Alwi Al-Maliki, 1999, Zubda Al-Itqon fi ‘Ulumul Al-Qur’an, Bandung:
Pustaka Setia, cet. 1.

Prof. Dr. H. Abdul Djalal HA, 2000, Ulumul Qur’an, Surbaya: Dunia Ilmu.

Prof. Dr Manna’ Al-Qhatthan, 1990, Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an, Mansyurat Al-‘Ashar Al


Hadits

10

Anda mungkin juga menyukai