AMSTAL AL-QUR’AN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an
Yang diampu oleh Bapak Sunu Alharamain, M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 10
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Dengan menyebut nama Allah SWT kami panjatkan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ulumul qur’an dengan topik (Amstal
Qur’an) tepat pada waktunya. Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin, dan
terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan, ringkasan materi, maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata dari kami berharap semoga
makalah tentang Amstal Qur’an ini dapat memberikan manfaat dan wawasan yang lebih luas
terhadap pembaca.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................I
DAFTAR ISI......................................................................................................................II
BAB 1 : PENDAHULUAN................................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................................2
3.1 Kesimpulan........................................................................................................7
ii
BAB 1
A. LATAR BELAKANG
Sebagai mana, diketahui Al-Qur’an yang diturunkan Allah Swt sebagai kitab suci
yang sempurna yang mengandung semua hal dalam kehidupan manusia, baik kehidupan dunia
yang berupa tuntunan ibadah, pergaulan dalam keluarga dan masyarakat, cerita-cerita umat-
umat terdahulu, maupun kehidupan akhirat berupa hari kiamat, syurga, nerakan dan lainnya.
Dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat ayat yang menceritakan hal-hal yang samar dan
abstrak. Manusia tidak mampu mencernanya jika hanya mengandalkan akalnya saja. Sehingga
seringkali ayat ayat tersebut diperumpamakan dengan hal hal yang nyata atau konkret agar
manusia dapat manusia.
Untuk memahami itu semua maka ulama tafsir menganggap perlu adanya ilmu yang
menjelaskan tetang perumpamaan dalam Al-Qur’an agar manusia mampu mengambil
pelajaran dengan perumpamaan-perumpamaan tersebut. Karena itulah penulis mencoba
menjelaskan tentang ilmu tersebut, yaitu ilmu amstal Al-Qur’an.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Makalah ini di tulis dengan tujuan untuk memperluas terhadap masalah Amtsal al-
qur’an beserta hikmah dari mempelajarinya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Orang yang pertama kali mengarang ilmu amtsal Al-Qur’an adalah Syaikh Abdur
Rohman Muhammad Bin Husain an-Naisaburi (wafat 604 H) dan dilanjutkan oleh imam
Abdul Hasan Ali Bin Muhammad Al-Mawardi (wafat 450) kemudian dilanjutkan oleh imam
Syamsuddin Bin Muhammad bin Abi Bashrin Ibnul Qayyim al-Jauziyah (wafat 754 H)4
Ayat ini menjelaskan dimana Allah SWT memisahkan manusia yang hanya
mempeturutkan hawa nafsunya, tanpa memperhatikan tanda-tanda kekuasaan-
Nya
B. Amtsal kaminah
Yaitu amtsal yang menunjukkan perumpamaan yang didalamnya tidak
disebutkan dengan lafadz tamsil secara jelas. Tetapi menunjukan makna-makna
yang yang indah, menarik, dalam kepadatan redaksinya dan mempunyai pengaruh
tersendiri bila dipindahkan kepada yang serupa denganya5. Misalnya ayat yang
menyatakan bahwa sebaik-baik urusan adalah pertengahan (khairul umri washtu)
yaitu :
1. Surah al-Baqarah (2) ayat 68 :
4
A. Jalal , Ulumul Qur’an, surabaya. Dunia Ilmu, 2000. Hlm 314
5
Manna Al-Qattan. Op.cit. Hlm 406
3
Artinya : Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka
tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di
tengah-tengah antara yang demikian.
C. Amtsal mursalah
Yang dimaksud dengan amtsal mursalah adalah adalah kalimat-kalimat bebas
yang tidak menggunakan lafadz tasybih secara jelas. Tetapi kalimat-kalimat itu
berlaku sebagai perumpamaan (matsal).6
Contoh amtsal mursala diantaranya :
1) Surah Al-Baqarah (2) ayat 249 :
Artinya : Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia
berkata:”Sesungguhnya Allah aka menguji kamu dengan suatu sungai. Maka
siapa diantara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan
barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, Maka dia
adalah pengikutku.” Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang
diantara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang telah minum
berkata:”Tak ada kesanggupan kami pada hari ini melawan jalut dan
tentaranya.” Orang-orang yang meyakini bahwa mereka menemui Allah,
berkata:”berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan
orang yang banyak dengan izin Allah dan Allah beserta orang-orang yang
sabar.”
Jika diperhatikan ayat diatas mengandung makna amtsal yang terletak di akhir
ayat. Namun amtsal mursalah bisa juga terdapat di awal ayat seperti yang
terdapat dalam surah berikut ini :
2) Surah Al-Maidah (5) ayat 100 :
Artinya : Katankanlah:” Tidak sama yang buruk sama yang baik, meskipun
banyaknya yang buruk itu menarik hatimu. Maka bertakwalah kepada Allah
hai orang-orang berakal, agar kamumendapat keberuntungan.”
4. Sighat-sighat amtsal Al-Quran
Sighat amstalil Qur’an terdiri dari beberapa bentuk, Yaitu :
a) Sighat tasybih yang jelas (tasybih as-syarih)
Yaitu sighat atau bentuk perumpamaan yang jelas, yang didalamnya
terdapat kata-kata matsal (perumpamaan).
Contohnya seperti pada ayat 24 surah Yunus :
6
A. Jalal , Op.cit. Hlm 209-210
4
Yaitu sighat atau bentuk yang terselubung atau tersembunyi, di dalam
perumpamaan itu tidak terdapat kata matsal, tapi perumpamaan tersebut
bisa diketahui dari segi arti/maknanya.
Contohnya seperti pada ayat 12 surah Al-hujurat
Artinya : hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
perburuk sangka(kecurigaan), karena sebagian dari berburuk sangka
itu dosa. Dan janganlah menggunjing satu sama lain, adakah seorang
diantara kamu yang suka memkan daging saudaranya yang sudah mati
? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha
penyayang.
c) Sighat majaz mursal
yaitu sighat dengan bentuk perumpamaan yang bebas, tidak terikat
dengan alur ceritanya.
Comtohnya terdapat pada ayat73 surah Al-Hajj
Artinya :hei manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah
olehm perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain
Allah tidak dapat meciptakan seekor lalatpun,walaupun mereka
bersatu meniptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari
mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu.
Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang
disembah.
d) Sighat majaz murakkab
Yaitu sighat dengan bentuk perumpamaan ganda yang segi
persamaannya diambil dari dua hal yang berkaitan, yang kaitannya
adalah perserumpamaan yang telah biasa digunakan dalam ucapan
sehari-hari yang berasal dari isti’arah tamtsiliyah, contohnya seperti
melihat orang yang ragu-ragu mau pergi atau tidak, maka diucapkan “
saya lihat kamu itu maju mundur saja”. Contoh
1. Dalam surah al-jum’ah ayat 5
Artinya : Perumpamaan orang-irnag yang dipikulkan kepadanya
Taurat, Kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai
yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya kaum
yang mendustakanayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi
petunjuk bagi kaum yang zalim.
e) Sighat isyti’arah tamtsisiliyah
Yaitu sighat dengan bentuk perumpamaan sampiran atau lirik
(peumpamaan pinjaman). Bentuk sighat ini hampir sama dengan sighat
majaz murakab karena memang merupakan bentuk asalnya. Contoh :
1. Surah Yunus ayat 24 :
Artinya : Sesungguhnya perumpamaan duniawi itu, sperti
air(hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan
suburnya karena air itu tanam-tanaman dibumi, diantaranya yang
dimakan manusia dan binatang ternak, Hingga apabila bumi itu
telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya,
5
dan pemilik-pemiliknya mengira pasti menguasainya, tiba-tiba
datanglah adzab kepadanya diwaktu malam dan siang lalu kami
jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah
disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemaren. Demikianlah
Kami jelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang
berfikir7
4. Hikmah-Hikmah Mempelajari Amtsal Al-Qur’an
Al-Zarkasyi dalam (al-burhan fi ulum al-Qur’an: 486-487), mengemukakan bahwa
faedah penggunaan matsal itu ada eman, yaitu : peringatan, nasehat, ajakan, teguran,
penetapan, serta penyusunan yang dikehendaki oleh akal, dan terakhir menggambarkan
sesuatu yang mudah ditangkap akal dengan menampilkannya secara inderai.8
Hikmah-hikmah yang akan didapat ketika seseorang mempelajari amtsal Al-Quran
antara lain :
Agar manusia menjadikannya sebagai pelajaran dan bahan renungan dalam arti contoh
yang baik.
Agar dijadikan sebuah pendorong agar senantiasa berbuat baik dan berusaha
memperindah diri, sebaliknya dijadikan pendorong agar bisa terhindar dari hal-hal
yang buruk dan nogative
Agar manusia menjadikannya sebuah dorongan agar gemar terhadap berbuat baik dan
memunculkan rasa takut untuk melakukan hal yang dilarang agar selamat didunia
maupun di akhirat.
7
Ibid. Hlm 321-323
8
M.Sayuti Ali. Amtsal Al-Qur’an”Al-Qalam. Banten: UIN Banten. 1996. Hlm 5
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Amtsal Al-Qur’an merupakan pribahasa perumpamaan yang sejak semula
digunakan dalam Al-Qur’an untuk mengemukakan isinya. Kalimatnya singkat, padat,
memikat, dan penuh arti. kata amtsal atau tamtsil yang bermakna perumpamaan merupakan
kerangka yang dapat menampilkan makna-makna yang beik dijadikan lebih indah, menarik,
dan mempesona. Sehingga lebih dapat mendorong jiwa untuk lebih mudah memahami dan
menerima makna yang dimaksudkan.
Ada beberapa macam-macam Amtsal Al-Qur’an, yaitu Amtsal Musharrohah,
Amtsal Kaminah, dan Amtsal Mursalah.
Sighot-sighot Amtsal Al-Qur’an yaitu sighot tasybih yang jelas (sighot as-
syarih), sighot tasybih yang terselubung (sighot ad-dhimni), sighot majaz mursal, sighot
majaz murokab, sighot isyti’arah tamtsisiliyah
Hikmah-hikmah mempelajari Amtsal Al-Qur’an ialah agar manusia senantiasa
menjadikannya sebuah pelajaran dan bahan renungan sehingga mereka terbimbing kejalan
yang benar dan mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.
7
DAFTAR PUSAKA
Ali, M.Sayuti. (1996). Amtsal Al-Qur’an”Al-Qalam. Banten: UIN Banten.
Ali, M.Sayuti (2013). Fungsi Perumpamaan dalam Al-Qur’an. Tarbiwiyah.
Jalal, A. (2000). Ulumul Qur’an. Surabaya : Dunia Ilmu
Al-Qattan, Manna. (2013) Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Terjemahan Mudzakir. Bogor : Pustaka
Litera Antar Nusa