Anda di halaman 1dari 12

AMSAL AL-QUR’AN

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Study Qur’an

Dosen pengampu mata kuliah :


1. DR. Awaliah Musgamy., M.Ag.
2. Dr. Muhammad Rusmin, B., M.Pd.I.

Disusun oleh:
Ihda
80300222054

PROGRAM STUDI MENAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Al- Quran sebagi petunjuk hidup manusia, khusunya kaum muslimin memiliki banyak
penjelasan dalam berbagai macam ungkapan mulai dari ayat-ayat yang muhkamat, jelas dan
bahkan ada yang terperinci maupun ayat mutasyabihat dengan mengutip pendapat dari
Kuntowijoyo, Dr Rosihan Anwar menjelaskan bahwa pada dasarnya kandungan al-quran itu
terbagi menjadi dua bagian, diantaranya ayat yang berisi konsep-konsep dan ayat yang berisi
kisah-kisah sejarah.
Al-Quran turun dengan berbahasa arab yang digunakan oleh masyarakat yang ditemuinya
pertama kali. Mereka antara lain menggunakan apa yang dinamai Taukid atau pengukuhan
dalam menyampaikan berita. Taukid pun bertingkat-tingkat disesuaikan dengan sikap mitra
bicara. Jika dia belum mengambil sikap, maka taukid kalaupun akan digunakan cukup dengan
alakadarnya, misalnya dengan menambah pada awal kalimat huruf Inna atau sesungguhnya.
Tetapi jika keraguan atau penolakan telah mencapai tingkat yang amat tinggi, maka redaksi
pengukuhan semakin diperlukan.

Pangkajene, 11 Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Amsal Al-Qur’an....................................................................................2
B. Unsur-Unsur Amsal Al-Qur’an.................................................................................3
C. Rukun Dan Ciri-Ciri Amsal Al-Qur’an ................................................................4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................................8
B. Saran..........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak zaman jahiliah atau hingga kedatangan para rasul. Semakin cantik rubai dan syair
seseorang, semakin tinggi pula status sosialnya. Ketika Allah Yang Maha Bijaksana mengirim
seorang utusan di mana firman Allah diterima dan dicatat dalam buku bahasa dan sastra, tidak
ada yang setara dengannya. Selain bahasa dan sastranya yang cantik, Al-Qur'an juga
menggunakan perumpamaan (amsal) yang sangat indah dan logis, yang disukai semua orang.
Namun karena saking indahnya, para ulama terkadang kesulitan dalam mengartikan
perumpamaan tersebut. Dengan analogi yang tepat, kita akan mengetahui lebih banyak tentang
pengetahuan yang kita yakini.
Amsal (perumpamaan) adalah kerangka yang dapat mengungkapkan makna dalam bentuk
yang hidup dalam pikiran. Ini biasanya dilakukan dengan membandingkan yang supernatural
dengan yang sekarang, yang abstrak dengan yang konkret, atau membandingkan hal-hal yang
sama. Dengan tamcil dibuat lebih indah, menawan dan menawan, seperti banyak makna yang
lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian amsal al-qur’an?
2. Apa saja unsur-unsur amsal al-qur’an?
3. Apa saja rukun dan ciri-ciri amsal al-qur’an?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Amsal Al-qur’an
Perumpamaan adalah kerangka yang dapat menciptakan makna dalam bentuk-bentuk
yang mendiami pikiran dengan membandingkan yang tidak terlihat dengan yang nyata, yang
abstrak dengan yang serupa.1 Di antara para santri yang sangat berminat membahas peribahasa
(perumpamaan) di dalam al-Qur'an adalah Abu Hasan Al-Mawaedi, As-Suyuthi dan Ibnul
Qayyim.
Ibnu Qayyim mendefinisikan peribahasa al-Quran dengan menyamakan sesuatu dengan
yang lain di dalam pengaturannya dan membawa sesuatu ringkasan ke arah indera atau
membawa salah satu makna ke arah alternatif dan memikirkan salah satu dari mereka sebagai
yang lain.
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, Amsal merupakan bentuk jamak dari matsal
(mirip) atau mitsil (mirip) atau matsil, yang merupakan kata yang sama dengan shabah atau
syabih. Menurut Rahmat Syafe'i, Amtsal menunjukkan makna yang tidak tercampur atau simile
atau mursal dari manifestasi bentuk-bentuk indria dengan perasaan yang indah dan mempesona.
Amtsal adalah salah satu bentuk metode penjelasan dalam Al-Qur'an.
Menurut Ibnu Qayyim, "Amtsalul-Qur'an" adalah untuk menyamakan sesuatu dengan
sesuatu yang lain dalam kaitannya dengan syariah dan mendekatkan sesuatu yang abstrak
(maqul) dengan sesuatu yang spesifik (khusus) atau mendekatkan salah satu dari dua yang
spesifik. dia menganggap yang lain dan yang satu sebagai yang lain. Sebagian besar contoh “Al-
Qur’an Amtsal” menurut Ibnul Qayyim, Tashbih al-Sharih seperti dalam firman allah:

‫ا ْل ا ِة الُّد ا َك ا ٍء َأ ْل ا ِم ال َّس ا ِء‬ ‫ِإ‬


‫ْنَي َم ْنَز َن ُه َن َم‬ ‫َّنَم ا َم َثُل َحَي‬
Terjemahannya:
“Sesungguhnya matsal kedudukan dunia itu adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan
dari langit” (QS.Yunus:24).
Merujuk pada pendapat Sayyid Qutb, Ahmadi Izzan mengatakan bahwa Amtsal dalam
Al-Qur'an adalah sarana untuk menggambarkan keadaan bangsa-bangsa di masa lalu, termasuk

1
Juhana Nasrudin, Kaidah Ilmu Tafsir Al- Qur’an Praktis (Jakarta: CV. Budi Utama, 2017), h.360.
memuji akhlaknya. Penyair Zuhayr dan Nabigha adz Zini, dikutip oleh Ahmed Hasimi,
menjelaskan bahwa aritmatika biasanya digunakan untuk situasi dan cerita besar. Oleh karena
itu, amtsal digunakan untuk membawa situasi dan makna abstrak ke dalam bentuk yang sensitif,
menjadikannya indah dan menarik.
Ahmad Izzan menyusun beberapa ciri peribahasa, antara lain:
1. Peribahasa mengandung penjelasan makna yang samar atau abstrak, sehingga menjadi
jelas, konkrit dan mudah diingat.
2. Amtsal menunjukkan keseimbangan antara situasi dan kondisi peribahasa yang diacu
pada pasangannya
3 Ada keseimbangan antara kesamaan dan keadaan serupa.
Jadi Amtsal adalah sejenis metode penjelasan dalam Al-Qur'an yang menggunakan
perumpamaan.
B. Unsur-Unsur Amsal Al-Qur’an
Sebagian ulama mengatakan bahwa Amsal itu ada empat unsur, yaitu:
1. Wajhu syabah: mengacu pada perumpamaan
2. Adatu tashbih: alat yang digunakan untuk perumpamaan
3. Musyabba: perumpamaan
4. Musyabba bih: sesuatu, yang dipakai sama.
Para pakar Arab menuntut agar kebenaran seorang pejabat harus memenuhi empat syarat:
1. Bentuk kalimat harus ringkas
2. Isi makna harus tepat
3. Perumpamaan harus indah
4. Tindak pidana harus menjadi cantik.
Orang pertama yang menulis ilmu Amtaslul Qur'an adalah Syekh Abd al-Rahman
Muhammad bin Husain An-Naisaburi, dan dilanjutkan oleh Imam Abdul-Hasan Ali bin
Muhammad al-Mowardi. Kemudian dilanjutkan oleh Imam Syamsuddin Muhammad bin Abi
Bashrin bin Qayyim al-Ghauziya.
Salah satu dalil tentang Amtsal adalah sabda Rasulullah bahwa Al-Qur'an diturunkan
dalam lima bentuk: Halal, Haram, Muhkam, Mutsabih dan Amtsal (perumpamaan), yang resmi.
Ikutilah apa yang teguh dan percayalah pada apa yang baik dan ambil pelajarannya. Sedangkan
pendapat al-Mawardisi Salaf adalah: Ilmu Al-Qur'an yang paling agung adalah ilmu
perumpamaan-perumpamaannya. Namun kebanyakan manusia memperhatikan persamaan dan
mengabaikan pencipta persamaan. Maka peribahasa tanpa pencipta ibarat kuda tanpa pelana dan
unta tanpa pelana.
Ada empat unsur peribahasa, yaitu:
1. Sesuatu yang terjadi (Musyabbah), sesuatu yang menjadi peribahasa.
2. Sumber cerita (musyabbah bih) yang dijadikan analogi.
3. Secara khusus, ada kesamaan dalam kaitannya dengan perumpamaan (wajhul bih).
4. Ada makna perumpamaan, yaitu kaf, mitsil, kaana dan semua lafal yang menunjukkan
arti perumpamaan.2
C. Rukun Dan Ciri-Ciri Amsal AI-Qur’an
Amsal di dalam al-quran ada tiga macam yakni amsal musharrahah, amsal kaminah dan
amsal mursalah.
a. Amsal musharrahah
Artinya sesuatu yang dijelaskan oleh Amsal lafazh atau sesuatu yang menunjukkan
tashbih (kesamaan). Amsal ini seperti banyak terdapat di dalam Al-Qur'an dan berikut beberapa
di antaranya:
1. Tentang orang munafik:

‫َم َثُلُهْم َك َم َثِل اَّلِذ ي اْسَتْو َقَد َناًرا َفَلَّم آ َأَض اَء ْت َم ا َح ْو َل ُه َذ َهَب ُهَّللا ِبُن وِرِهْم َو َت َر َك ُهْم‬
‫} َأْو َك َص ِّيٍب ِم َن‬18{ ‫} ُص ُّم ُبْك ٌم ُع ْمٌى َفُهْم َال َيْر ِج ُع وَن‬17{ ‫ِفي ُظُلَم اٍت َّال ُيْبِص ُروَن‬
‫الَّس َم اِء ِفيِه ُظُلَم اٌت َو َر ْع ٌد َو َب ْر ٌق َيْج َع ُل وَن َأَص اِبَع ُهْم ِفي َء اَذ اِنِهم ِّم َن الَّص َو اِع ِق َح َذ َر‬
‫} َيَك اُد اْلَبْر ُق َيْخ َطُف َأْبَص اَر ُهْم ُك َّلَم آ َأَض اَء َلُهم َّم َش ْو ا‬19{ ‫اْلَم ْو ِت َو ُهَّللا ُمِح يٌط ِباْلَك اِفِريَن‬
‫ِفيِه َو ِإَذ ا َأْظَلَم َع َلْيِهْم َقاُم وا َو َلْو َش آَء ُهَّللا َلَذ َهَب ِبَسْمِع ِهْم َو َأْبَص اِرِهْم ِإَّن َهَّللا َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء‬
‫َقِد يُُر‬
Terjemahannya:
Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu
menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan

2
Muhammad Sauqi, Ulumul Qur’an (Jawa Tengah: CV. Pena Persada, 2021), h. 93.
membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka tuli, bisu dan buta,
maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar). atau seperti (orang-orang yang
ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat
telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati.
Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. Hampir-hampir kilat itu menyambar
penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar
itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jika Allah menghendaki, niscaya
Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas
segala sesuatu.(QS. Al-Baqarah ayat 17-20).
Dalam ayat-ayat ini, Allah membuat dua perumpamaan (amsal) bagi orang munafik,
sebuah amsal yang berhubungan dengan api (nar). Dalam perkataannya, “seperti orang yang
menyalakan api” karena api memiliki unsur cahaya. Matsal kedua mengacu pada air ( ma'i ), atau
orang yang turun hujan dari langit, karena air mengandung kehidupan material. Dan petunjuk
yang turun dari surga menjadi penerang hati dan dihidupkannya kembali.
b. Amsal Kaminah
Yakni, jenis pengucapan tamtsi yang tidak diungkapkan dengan jelas, tetapi
menunjukkan makna yang indah dan menarik dalam penyajian yang ringkas dan komprehensif
dan efektif dengan sendirinya ketika hal seperti ini disampaikan. Contoh:
1. Ayat-ayat dengan ungkapan "hal terbaik yang tidak berlebihan, adil dan seimbang."
Yaitu:
a. Firman Tuhan tentang sapi: “Sapi yang tidak tua dan tidak muda, ada di antara
mereka.

‫َقاُلوا اْدُع َلَنا َر َّبَك ُيَبِّيْن َلَنا َم ا ِهَي َقاَل ِإَّنُه َيُقوُل ِإَّنَها َبَق َر ٌة ال َف اِرٌض َو ال‬
‫ِبْك ٌر َع َو اٌن َبْيَن َذ ِلَك َفاْفَع ُلوا َم ا ُتْؤ َم ُروَن‬
Terjemahannya:
Mereka menjawab: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan
kepada kami, sapi betina apakah itu." Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman
bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara
itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu". (QS. Al-Baqarah Ayat 68)
b. Firman tuhan tentang nafkah:
‫َو اَّلِذ يَن ِإَذ ا َأْنَفُقوا َلْم ُيْس ِر ُفوا َو َلْم َيْقُتُروا َو َك اَن َبْيَن َذ ِلَك َقَو اًم ا‬
Terjemahannya:
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan
tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
(QS. Al-Furqan ayat 67)
c. Firman tuhan mengenai sholat:
Dalam qur’an surah Al-Isra’ ayat 110 yakni:
Terjemahannya:
“Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan jangan pula
merendahkannya, dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.” (QS. Al-Isra’Ayat 110).
2. Ayat tersebut cocok dengan frasa (ungkapan) "sebagaimana yang telah kamu
lakukan, demikianlah kamu akan diberi upah/balasan." Misalnya, “Barangsiapa
mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu.”
(QS. An-Nisa’ Ayat 123)

‫َلْيَس ِبَأَم اِنِّيُك ْم َو ال َأَم اِنِّي َأْهِل اْلِكَتاِب َم ْن َيْع َم ْل ُس وًء ا ُيْج َز ِب ِه َو ال‬
‫َيِج ْد َلُه ِم ْن ُد وِن ِهَّللا َو ِلًّيا َو ال َنِص يًرا‬
Terjemahan:
(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula)
menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan
diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula)
penolong baginya selain dari Allah. (QS. An-Nisa’ Ayat 123)
c. Amsal Mursalah
Ini adalah kalimat bebas yang tidak menggunakan lafal tashbih dengan jelas. Tapi
kalimatnya dihitung sebagai matzah. seperti:
1. QS Al-Mudatsir Ayat 38

‫ُك ُّل َن ْف ٍس ِبَم ا َك َسَبْت َر ِه ي َنٌة‬


Terjemahannya:
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.” (QS. Al-Mudatsir ayat
38)
2. QS Al-Maidah Ayat 100

‫ُقْل ال َيْسَتِو ي اْلَخ ِبيُث َو الَّطِّيُب َو َلْو َأْع َج َبَك َك ْثَر ُة اْلَخ ِبيِث َفاَّتُقوا َهَّللا َيا‬
‫ُأوِلي األْلَباِب َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحوَن‬
Terjemahannya:
Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk
itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu
mendapat keberuntungan." (QS. Al-Maidah Ayat 100)
Terjemahannya:
“Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah” (QS. Al-Hasyr ayat 14)
BAB III

KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Menurut KBBI, Amsal adalah bentuk jamak dari matsal (mirip) atau mitsil (mirip) atau
matsil, yang merupakan kata yang sama dengan shabah atau syabih.
Unsur-unsur amsal al-qur’an menurut sebagian ulama mengatakan bahwa Amtsal itu ada
empat unsur, yaitu: Wajhu syabah: mengacu pada perumpamaan, Adatu tashbih: alat yang
digunakan untuk perumpamaan, Musyabba: perumpamaan dan Musyabba bih: sesuatu, yang
dipakai sama.
Sedangkan menurut para pakar Arab menuntut agar kebenaran seorang pejabat harus
memenuhi empat syarat yakni: bentuk kalimat harus ringkas, isi makna harus tepat,
perumpamaan harus indah dan tindak pidana harus menjadi cantik.
Yang pertama menulis ilmu Amtaslul Qur'an yaitu: Syekh Abd al-Rahman Muhammad bin
Husain An-Naisaburi, dan dilanjutkan oleh Imam Abdul-Hasan Ali bin Muhammad al-Mowardi.
Kemudian dilanjutkan oleh Imam Syamsuddin Muhammad bin Abi Bashrin bin Qayyim al-
Ghauziya.
Amsal di dalam al-quran ada tiga macam yakni amsal musharrahah adalah sesuatu yang
dijelaskan oleh Amsal lafazh atau sesuatu yang menunjukkan tashbih (kesamaan), amsal
kaminah adalah jenis pengucapan tamtsi yang tidak diungkapkan dengan jelas, tetapi
menunjukkan makna yang indah dan menarik dalam penyajian yang ringkas dan komprehensif
dan efektif dengan sendirinya ketika hal seperti ini disampaikan dan amsal mursalah adalah
kalimat bebas yang tidak menggunakan lafal tashbih dengan benar, akan tetapi kalimatnya
dihitung menjadi matzah.

B. Saran
Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dappat bermanfaat bagi kita semua
umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah dan yang buruk datangnya dari diri
kami pribadi. Dan kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, masih banyak
kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harapkan saran dan kritiknya yang bersifat membangun,
untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Nasrudin, Juhana. Kaidah Ilmu Tafsir Al- Qur’an Praktis. Jakarta: CV. Budi Utama, 2017.
Sauqi, Muhammad. Ulumul Qur’an. Jawa Tengah: CV. Pena Persada, 2021.

Anda mungkin juga menyukai