AssalamualaikumWr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan kasih sayang-Nya yang telah
memberikan kekuatan dalam menjalani semua ujian, kesehatan dan berkah yang tak
terhingga, karena sesungguhnya atas kehendak dan ridho-Nya penulis dapat meyelesaikan
makalah ini, guna menyelesaikan tugas Ulumul Hadits. Sholawat serta salam juga senantiasa
tercurah kepada Rasulullah SAW. beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar para pembaca tahu tentang Qashasul Quran dan
Amtsalul Quran lebih khusus para mahasiswa memiliki kemampuan dasar yang logis dan
kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam mengembangkan
pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari senpurna karena masih banyak
terdapat kekurangan, namun sesungguhnya taka da gading yang tak retak. Oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun demi
penyempurnaa penulisan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dalam makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................5
A. Pengertian Amtsalul Qur’an.......................................................................................5
B. Macam-macam Amtsal Dalam Al-Qur’an.................................................................6
C. Ciri-Ciri Amtsalul Qur’an...........................................................................................7
D. Unsur-Unsur Amtsalul Qur’an...................................................................................8
E. Faedah atau Manfaat Amtsalul Qur’an.....................................................................9
F. Pengertian Qashash Al-Qur’an.................................................................................10
G. Macam-Macam Qashashul Quran............................................................................11
H. Adapun unsur-unsur kisah dalam Alquran ............................................................12
I. Tujuan dan Fungsi Qashasul Quran........................................................................12
BAB III PENUTUP................................................................................................................14
A. Kesimpulan..................................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam memahami Al-Qur’an diperlukan beberapa pendekatan keilmuan, salah satunya
adalah Ulumul Qur’an yang memiliki sub-sub bidang kajian guna memahami Al-Qur’an. Di
antara sub tersebut adalah Amtsalul Qur’an dan Qashasul Qur’an (perumpamaan-
perumpamaan dalam Al-Qur’an dan kisah dalam Al-Qur’an), yaitu permisalan dalam ayat
Al-Qura’n atau ayat yang menggunakan siyaqul kalam tamsiliyyah dengan pengungkapan
yang menakjubkan dan mengandung hikmah atau pelajaran di dalamnya. Dalam hal ini,
ulama menggunakan istilah Amtsalul Qur’an dan Qashasul Qur’an untuk mempermudah
dalam mengungkap materi yang menjadi fokus tujuan ayat tersebut sehingga dengan amtsalul
Qur’an dan Qashasul Qur’an dapat mengungkap hakikat, makna, tujuan dan kisah dalam ayat
tersebut.
Suatu peristiwa yang berhubungan dengan sebab dan akibat dapat menarik perhatian para
pendengar. Apabila dalam peristiwa itu terselip pesan-pesan dan pelajaran mengenai berita-
berita bangsa terdahulu, rasa ingin tahu merupakan faktor paling kuat yang dapat
menanamkan kesan peristiwa tersebut kedalam hati. Dan nasihat dengan tutur kata yang
disampaikan tanpa variasi tidak mampu menarik perhatian akal bahkan semua isinya pun
tidak akan bias dipahami. Akan tetapi bila nasihat itu dituangkan dalam bentuk kisah yang
menggambarkan peristiwa dalam realita kehidupan dan rasa ingin tahu, dan pada gilirannya
akan terpengaruh dengan nasihat dan pelajaran yang terkandung di dalamnya.
Untuk memahami itu semua maka ulama tafsir menganggap perlu adanya ilmu yang
menjelaskan tentang perumpamaan dan kisah dalam Al-Qur’an agar manusia mampu
mengambil pelajaran dengan perumpamaan dan kisah tersebut. Oleh karena itu, dalam
makalah berikut penulis menjelaskan tentang ilmu ILMU AMTSALUL AL- QUR’AN dan
QASHASUL AL- QUR’AN.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Amtsalul dan Qashasul Qur’an?
2. Apa Unsur-unsur Amtsalul dan Qashasul Qur’an?
3. Apa saja jenis-jenis Amtsalul dan Qashasul Qur’an?
4. Apa saja manfaat mempelajari Amtsalul dan Qashasul Qur’an?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui apa pengertian Amtsalul dan Qashasul Quran
2. Mengetahui unsur-unsur Amtsalul dan Qashasul Quran
3. Mengetahui apa saja jenis-jenis Amtsalul dan Qashasul Quran
4. Mengetahui apa saja manfaat mempelajari Amtsalul dan Qashasul Quran
BAB II
PEMBAHASAN
2) Amtsal kaminah,
Yaitu Amsal yang didalamnya tidak disebutkan dengan lafaz tamsil (pemisalan)
tetapi ia menunjukkan dengan makna yang indah, menarik, dalam kepadatan
redaksinya dan mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada yang serupa
dengannya, untuk masal ini mereka mengajukan sejumlah contoh, diantaranya suratAl-
Baqarah: 68:
“Sapi betina yang tidak tua dan tidak muda, pertengahan dari itu.“
3) Amtsal mursalah,
Amsal Mursalah yaitu Kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan lafaz tasybih
secara jelas. tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai masal. Sebagai contoh dalam
surat Al-Mudassir: 38:
ِ ال ِح َم َك َمثَ ِل يَحْ ِملُوهَا لَ ْم ثُ َّم َالتَّوْ رىة َح ِّملُوا َالَّ ِذ ْين َمثَ ُل.
اَ ْسفَارًا يَحْ ِم ُل ار
يَأْ ُك َل اَ ْن اَ َح ُد ُك ْم ُّأَيُ ِحب,بَ ْعضًا ض ُك ْم ُ بَ ْع يَ ْغتَب َواَل ت ََج َّسسُوْ ا َواَل ,اِ ْث ٌم الظَّ ِن ْض
َ بَع اِ َّن الظَّ ِن َ ِمن َكثِ ْيرًا اجْ تَنِبُوْ ا اَ َمنُوْ ا َالَّ ِذ ْين يَأَيُّهَا
َر ِح ْي ٌم ٌتَوَّاب َهللا إِ َّن َهللا َواتَّقُوْ ا,ُفَ َك ِر ْهتُ ُموْ ه َم ْيتًا اَ ِخ ْي ِه لَحْ َم.
3. Amtsal Al-Qur’an memiliki dua ciri atau aspek, yaitu yang tersurat dan yang tersirat.
Matsal yang tersurat adalah matsal yang jelas eksplisit dengan kata matsal,
contohnya:
Sedangkan matsal yang tersirat ialah yang tidak eksplisit dengan kata matsal.
Contohnya:
4. Kehebatan lain dari amtsal Al-Qur’an adalah bahwa sebagian ayatnya telah “berlaku
di masyarakat sebagai peribahasa yang telah di kenal, seperti firman Alloh:
ُّ لح
ق َ ْا ص
َ َحصْ َح َ ْالئَن.
ٍ ِح ْز ُّ ُكل.
َفَ ِرحُوْ ن لَ َد ْي ِه ْم بِ َما ب
5. Spesifikasi lainnya ialah amtsal Al-Qur’an bersifat muthlaqah, dengan pengertian
bersifat menyeluruh dan tidak hanya bersifat parsial atau sebagian. Contohnya:
Dalam kaidah balghah, matsal itu harus terdiri dari ketiga unsur itu. Begitu juga dengan
amtsal Al-qur’an. Tetapi, menurut hasil penelitian para penulis Al-qur’an, amtsal Al-
qur’an, baik yang berbentuk isti’arah, tasybih maupun majaz mursal, tidak selamanya
harus ada musyabah bihnya sebagaimana yang berlaku dalam amtsal menurut para ahli
bahasa dan ilmu bayan. Sebagaimna amtsal Al-qur’an yang disebutkan para pengarang
ulumul Qur’an, ternyata mereka merangkum ayat-ayat Al-qur’an yang mempersamakan
keadaan sesuatu dengan sesuatu yang lain, baik yang berbentuk isti’arah, tasbih ataupun
majaz mursal, yang tidak ada kaitannya dengan dengan asal cerita[6].
Adapun alat penyerupaan yang terkandung dalam Al-qur’an, sebagaimana
diterangkan oleh Moh. Chaziq Charisma dalam bukunya tiga aspek kemukjizatan Al-
qur’an, adalah menggunakan hal-hal berikut:
· menggunakan kaaf ()ك, seperti dalam surat al-Qooriah ayat 4-5. “ Pada hari itu
manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran (4), Dan gunung-gunung adalah
seperti bulu yang dihambur-hamburkan”.
· menggunakan ka-anna (كان ), seperti dalam surat al-Qomar ayat 7-8. “ Sambil
menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan
mereka belalang yang beterbangan, (7), Mereka datang dengan cepat kepada
penyeru itu. orang-orang kafir berkata: "Ini adalah hari yang berat.(8)"
· Menggunakan kalimat fi’il yang menggunakan makna tasybeh. Seperti dalam
surat al-Insan ayat 19. “Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang
tetap muda. apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara
yang bertaburan.”
· Dengan membuang alat tasybeh dan wajah syibehnya. Seperti dalam surat an-
Naba’ ayat 10.“Dan kami jadikan malam sebagai pakaian”
E. Faedah atau Manfaat Amtsalul Qur’an
Di antara manfaat amtsal al-Quran ialah:
· Menonjolkan sesuatu yang hanya dapat dijangkau dengan akal menjadi bentuk kongkrit
yang dapat dirasakan atau difahami oleh indera manusia.
· Menyingkapkan hakikat dari mengemukakan sesuatu yang tidak nampak menjadi sesuatu
yang seakan-akan nampak.
· Mengumpulkan makna yang menarik dan indah dalam ungkapan yang padat, seperti
dalam amtsal kaminah dan amtsal mursalah dalam ayat- ayat di atas.
· Memotivasi orang untuk mengikuti atau mencontoh perbuatan baik seperti apa yang
digambarkan dalam amtsal.
Amtsal lebih berpengaruh pada jiwa, lebih efektif dalam memberikan nasihat, lebih kuat
dalam memberikan peringatan dan lebih dapat memuaskan hati. Dalam Al-Qur’an Allah swt.
banyak menyebut amtsal untuk peringatan dan supaya dapat diambil ibrahnya.
Memberikan kesempatan kepada setiap budaya dan juga bagi nalar para cendekiawan untuk
menafsirkan dan mengaktualisasikan diri dalam wadah nilai-nilai universalnya.
Allah banyak menyebut amtsal dalam al-Quran untuk pengajaran dan peringatan. Allah swt.
berfirman:
37:الزمر .لعلّهميتذ ّكرون َمثَ ٍل ك ّل من القراّ ِن هذا في للنّاس ضربنا ولقد
“Dan sungguh telah Kami buat untuk manusia dalam al-Quran ini berbagai macam rupa
matsal. Mudah-mudahan mereka mengambil pelajaran dari padanya.” (QS. Az-Zumar [39]:
2727)
43 :العنكبوت .إاّل العالمون يعقلها وما للناس نضربها األمثال وتلك
“Itulah matsal-matsal yang Kami buat untuk manusia dan tidaklah dapat dipahamkan matsal-
matsal itu melainkan oleh orang-orang yang berilmu.” (QS. Al-Ankabut [29]: 43)
c. Kisah hal ghaib yang akan terjadi pada masa yang akan datang, contohnya:
Kisah tentang akan datangnya hari kiamat seperti di jelaskan dalam Al-Qur’an Surat
Al-Qari’ah, Surat Az-Zalzalah dan lainnya.
Kisah tentang Abu Lahab kelak di akhirat seperti di ungkapkan dalam Al-Qur’an
Surat Al-Lahab.
b) Peristiwa (al-Haditsah). Unsur peristiwa merupakan unsur pokok dalam suatu cerita,
sebab tidak mungkin, ada suatu kisah tanpa ada peristiwanya. Berkaitan peristiwa,
sebagian ahli membagi menjadi tiga, yaitu
a. peristiwa yang merupakan akibat dari suatu pendustaan dan campur tangan qadla-
qadar Allah dalam suatu kisah.
b. peristiwa yang dianggap luar biasa atau yang disebut mukjizat sebagai tanda bukti
kebenaran, lalu datanglah ayat-ayat Allah, namun mereka tetap mendustakannya lalu
turunlah adzab.
c. peristiwa biasa yang dilakukan oleh orang-orang yang dikenal sebagai tokoh yang
baik atau buruk, baik merupakan rasul maupun manusia biasa.
c) Percakapan (Hiwar). Biasanya percakapan ini terdapat pada kisah yang banyak
pelakunya, seperti kisah Nabi Yusuf, kisah Musa dsb. Isi percakapan dalam Alquran pada
umumnya adalah soal-soal agama, misalnya masalah kebangkitan manusia, keesaan
Allah, pendidikan dsb. Dalam hal ini Alquran menempuh model percakapan langsung.
Jadi Alquran menceritakan pelaku dalam bentuk aslinya.[22]
A. Kesimpulan
Seperti yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam Al-
Qur’an terdapat ayat-ayat tentang perumpamaan atau yang dalam istilah ulumul Qur’an
disebut dengan Amsal Al-Qur’an. Terdapat perbedaan pendapat mengenai hal tersebut mulai
dari ulama ahli adab, ahli bayan dan ahli tafsir, namun yang menurut penulis lebih cocok
dengan pengertian tersebut adalah menampakkan pengertian yang abstrak dalam bentuk yang
indah dan singkat yang mengena dalam jiwa baik dalam bentuk tasybih maupun majaz
mursal (ungkapan bebas).
Definisi inilah yang relevan dengan yang terdapat dalam Al-Qur’an, karena mencakup
semua macam amtsal al-Qur’an. Amsal juga mempunyai rukun-rukun atau unsur-unsur,
antara lain Wajhu Syabah/ segi perumpamaan, Adaatu Tasybih/ alat yang dipergunakan untuk
tasybih, Mussyabbah/ yang diserumpamakan, dan Musyabbah Bih/ sesuatu yang dijadikan
perumpamaannya. Adapun macam-macam amsal terdiri dari tiga bagian yaitu, amsal
musarrahah, amsal kaaminah, dan amsal mursalah yang masing-masing mempunyai
perbedaan diri sendiri.
Adapun membuat masal ataupun perumpamaan Al-Qur’an dengan digunakan dengan
percakapan sehari-hari itu tidak diperbolehkan, karena tujuan Al-Qur’an turun bukan hanya
untuk masalah amsal, melainkan Al-Qur’an untuk direnungi dan dipikirkan secara mendalam
serta diamalkan dalam kehidupan keseharian umat Islam.
Kisah-kisah yang termuat dalam Al-Qur’an, dimana diceritakannya tentang Pemberitaan
mengenai ihwal umat yang telah lalu, nubuwwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-
peristiwa yang telah, sedang, dan akan terjadi.
Manfaat qashash dalam Al-Qur’an adalah sebagai penunjuk dari Allah yang diemban para
Nabi dan Rasul Allah sebagai penjelasan syari’at ke-Islaman mereka.
Pengaruh kisah Al-Qur’an terhada pendidikan adalah paling tepat dengan menyampaikan
kisah-kisah Al-Qur’an tersebut, maka seorang pendidik dapat mengungkapkannya dengan
metode yang sesuai dengan tingkat berpikir para pelajarnya atau sesuai dengan tigkat
kecerdasan mereka.
B. Saran
Menceritakan kisah-kisah dalam Al-Qur'an sebagai metode pembelajaran pendidikan
agama terutama untuk para pendidik adalah cara yang tepat mengingat usia anak-anak yang
dapat lebih menyerap kisah tersebut dan akan berlanjut dari pembicaraan meraka dengan
individu-individu lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://forumcangkrukbareng.blogspot.com/2016/09/qashas-al-quran-dan-amtsal-al-
quran_11.html
Al-Qaththn, Mann' Khalil, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur'an, tejemahan Mudzakir AS, Jakarta:
Litera Antar Nusa, 2004
https://alghoit.weebly.com/blog/ilmu-qashash-al-quran
https://id.wikipedia.org/wiki/Qasas_al-Quran%27an