Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MUNASABAH

Dosen Pengampu:Dr.Masrul Anam.MA

Di Susun Oleh

Kelompok 8

THOIFUL AMIN 22105053

DURORIN HUMAIROH 22105064

SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

KEDIRI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada allah swt karena telah
melimpahkan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makala studi qur’an
sesuai waktu yang di sediakan.

Selain itu, kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. masrul Anam.MA
selaku dosen pengampuh mata kulia studi qur’an yang telah membantu, membimbing
serta mengarahkan dan memberi pemahaman dalam mata kulia ini. Semoga makala
ini, dapat berguna bagi pembaca dan penyusun sendiri. Kami menyadari pasti banyak
kekurangan dan kelemahan dalam makala ini. Untuk itu, kami terbuka terhadap kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun agar kami dapat
menyempurnakan makala ini.

Kediri, 28 Oktober 2022

penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................................

BAB I.................................................................................................................................................

PENDAHULUAN............................................................................................................................

A. Latar Belakang........................................................................................................................

B. Rumusan Masalah...................................................................................................................

C. Tujuan Penulisan....................................................................................................................

BAB II...............................................................................................................................................

PEMBAHASAN...............................................................................................................................

A. ................................................................................................................................................

B. ................................................................................................................................................

C. ................................................................................................................................................

D. ................................................................................................................................................

BAB III.......................................................................................Error: Reference source not found

PENUTUPAN

A. Kesimpulan....................................................................Error: Reference source not found2

B. Saran...............................................................................Error: Reference source not found2

DAFTAR PUSTAKA Error: Reference source not found


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
AL-Qur’an merupakan sumber nilai, sikap serta umat islam. Sebagai
acuan tentunya al-Qur’an harus dipahami terlebih dahulu, baru kemudian
diamalkan. Upaya pemahaman al-Qur’an tersebut dapat dilakukan
berbagai cara, melalui ilmu asbab nuzul, munasabah, serta lainya. jika
asbab nuzul mengaitkan satu atau sejumlah ayat dengan konteks
sejarahnya, maka focus perhatian ilmu munasabah antar ayat dan surat
bukan pada kronologi historis dari bagian-bagian teks, tetapi aspek
pertautan antar ayat dan surat menurut urutan teks. Subhi as-Salih
mengatakan, wajar jika menjelaskan tentang munasabah didahulukan dari
asbab nuzul, mengingat begitu banyak manfaat yang timbul dari ilmu
munasabah. Apalagi kaidah tafsir mengatakan, ‘ukuran dalam memahami
ayat adalah redaksinya yang bersifat umum, bukan penyebab turunya ayat
bersifat khusus. Munasabah adalah ilmu yang baru dibandingkan dengan
ilmu-ilmu al-qur’an lainya. tidak hanya mufassir yang menggunakan ilmu
ini di dalam kitab tafsir mereka, karena ilmu ini dipandang sulit dan rumit.
Selain itu, ilmu ini juga kurang diminati untuk di kembangkan. Seseorang
muslim tidak dapat menghindarkan diri dari keterikatanya dengan al-
Qu’an. Seseorang muslim mempelajari al-Qur’an tidak hanya mencari
kebenaran ilmiah, tetapi juga mencari isi dn kandungan al-Qu’an.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian munasabah
2. Sejarah pertumbuhan munasabah
3. Macam-macam munasabah
4. Manfaat mempelajari munasabah

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian munasabah
2. Untuk mengetahui sejarah munasabah
3. Untuk mengetahui macam-macam munasabah
4. Untuk mengetahui manfaat mempelajari munasabah
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MUNASABAH
Munasabah secara etimologi, menurut as-suyuthi berarti al-musyakalah
(keserupaan) dan al-muqorobah (kedekatan). Istilah munasabah digunaka
dalam ‘illat dalam bab qiyas, dan berarti al-wasf al-munakrrib li al-hukm
(gambaran yang berhubungan dengan hokum). Iatilah munasabah
diungkapkan pula dengan kata rabth (pertalian). Menurut pengetian
terminology munasabah dapat di defisinikan sebagai berikut:
Menurut az-zarkasi:
Munasabah adalah suatu hal yang dapat di pahami. Tatkala di hadapkan
terhadap akal, pasti akal itu akan menerimanya.
Menurut mana’ al-qatan:
Munasabah adalah sisi keterikatan antara beberapa ungkapan didalam satu
ayat, atau antara ayat pada beberapa ayat, atau antara surat (di dalam al-
qur’an).
Menurut ibnu Al-Arabi:
Munasabah adalah keterikatan ayat-ayat al-qur’an sehingga seolah-olah
merupakan satu ungkapan yang mempunyai kesatuan makna dan keteraturan
redaksi. Munasabah merupakan ilmu yang sangat agung.

Menurut Al-Biqa’i
Munasabah adalah suatu ilmu yang mencoba mengetahui alas an-alasan
dibalik susunan atau urutan bagian-bagian al-qur’an, baik ayat dengan ayat,
atau surat dengan surat.
Jadi dalam konteks ulum al-qur’an, munasabah berarti menjelaskan
makna antara ayat atau antara surat, baik kolerasi itu bersifat umum atau
khuhus;(rasional atau aqli), persepsi (hadist), atau imajinatif (khayali); atau
kolerasi berupa sebab akibat, ‘illat dan ma’lul, perbandingan, dan perlawanan.
B. SEJARAH MUNASABAH
Sejarah munculnya kajian tentang munasabah tidak terjadi pada masa
rasullah, melainkan setelah berlalu sekitar tiga atau empat abad setelah masa
beliau. Dan yang pertama kali memunculkan munasabah dalam penafsiran al-
qur’an adalah Abu Bakar Abu Al-Qasim Al- Naisaburi. Hal ini berarti bahwa
kajian ini bersifat ijtihady(pendapat para ulama). Oleh karena itu,
keberadaanya tetap sebagai hasil pemikiran manusia(para ahli ulumul-quran)
yang bersifat relative, mengandung kemungkinan benar dan kemungkinan
salah. Sama halnya dengan hasil pemikiran manusia pada umumnya, yang
bersifat relative. Meskipun keberadaanya mengandung nilai kebenaran yang
relative, namun dasar pemikiran tentang adanya munasabah dalam al-qur’an
ini berpijak prinsip yang bersifat absolut. Yaitu suatu prinsip, bahwa
tertib(susunan) ayat-ayat al-qu’an, sebagaiana kita lihat sekarang adalah
bersifat tauqify yakni suatu susunan yang disampaikan oleh rasulullah
berdasarkan petunjuk dari Allah (wahyu), bukan susunan manusia. Atas dasar
pemikiran inilah, maka sesuatu yang disusun oleh dzat yang maha agung
tentunya berupa susunan yang sangat teliti dan mengandung nilai-nilai filosofi
(hikma) yang sangat tinggi pula. Oleh sebab itu, secara sistematis tentulah
dalam susunan ayat-ayat al-qur’an terhadap kolerasi, keterkaitan
makna(munasabah) antara suatu ayat dengan ayat sebelumnya atau ayat
sesudahnya. Karena itu pula, sebagaimana ulama menamakan ilmu
munasabah ini dengan ilmu tentang rahasia/hikmah susunan ayat-ayat dan
surat-aurat dalam al-qur’an. Asy-Syatibi (w.790 H) menjelaskan bahwa satu
surat, walaupun dapat mengandung banyak topik pembicaraan namun topic-
topik tersebut berkaitan antara satu dengan yang lainya. sehingga seseorang
hendaknya jangan hanya mengarahkan pandangan pada awal surat, tetapi
hendaknya memperhatikan pula akhir surat atau sebaliknya. Karena bila tidak
demikian, akan terabaikan maksud ayat-ayat yang diturunkan itu. Tentang
masalah ilmu munasabah di kalangan ulama terjadi perbedaan pendapat,
bahwa setiap ayat atau surat selalu ada relevansinya dengan ayat atau surat
lain. Ada pula yang menyatakan bahwa hubungan itu tidak selalu ada. Tetapi
sebagian besar ayat-ayat dan surat-surat ada hubungan nya satu sama lain.
Ada pula yang berpendapat bahwa mudah mencari hubungan antara suatu ayat
dengan ayat lain, tetapi sukar sekali mencari hubungan antara dengan surat
lainya.
C. MACAM-MACAM MUNASABAH
Dalam al-qur’an sekurang-kurangnya terdapat 8 macam munasabah yaitu:
 Munasabah antar surat dengan surat sebelumnya
As-syuyuti menyimpulkan bahwa munasabah antarsatu surat dengan surat
sebelumnya berfungsi menerangkan atau menyempurnakan ungkapan pada
surat sebelumnya. Sebagai contoh, dalam surat al-fatihah ayat 1 ada ungkapan
alhamdullah. Ungkapan itu berkolerasi dengan surat al-baqarah ayat 152 dan
186;
‫فادكروني ادكركم واذكروا لي وال تفكرون‬
Artinya : “karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku akan ingat
kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu mengingkari
nikmatKu” (Qs. Al-Baqarah: 152).
(‫واد سالك عبادى عنى فأني قريب اجيب دعوة الداع اد دعان فليستخيبوا لي وليومنوا بي لعلهم يريدون‬
)١٨٦
Artinya : “dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku,
maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka
itu
memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku
agar
mereka selalu berada dalam kebenaran. (Qs. Al-Baqarah: 186)
Berkaitan dengan ilmu munasabah ini Nasr Abu Zaid menjelaskan bahwa
hubungan khusus surat Al-Fatihah dengan surat al-Baqarah merupakan
hubungan
stilistika kebahasaan. Sementara hubungan-hubungan umum lebih berkaitan
dengan
isi dan kandungan.
 Munasabah antar nama surat dan tujuan turunya
Setiap surat mempunyai pembicaraan tema yang menonjol. Dan itu
tercermin pada namanya masing-masing. Keserasian serupa itu merupakan
pembahasan surat serta penjelasan menyangkut tujuan surat tersebut.
Sebagaimana diketahui surat kedua dalam Al-Qur’an diberi nama alBaqarah
yang berarti lembu betina. Cerita tentang lembu betina yang terdapat
dalam surat itu pada hakikatnya menunjukkan kekuasaan Tuhan dalam
membangkitkan orang yang telah mati. Tercantum dalam surat al-baqarah
ayat 62-71.
 Munasabah antar bagian suatu ayat
Munasabah antar bagian suatu surat sering berbentuk korelasi Al-tadhadadh
(perlawanan) seperti yang terlihat pada surat Al-Hadid ayat 4.
 Munasabah antar yang letaknya berdampingan
Munasabah antarayat yang letaknya berdampingan sering terlihat dengan
jelas, tetapi sering pula tida jelas. Munasabah antarayat yang terlihat dengan
jelas umumnya menggunakan pola ta‟kid (penguat), tafsir (penjelas), i‟tiradh
(bantahan), dan tasydid (penegasan). Munasabah antarayat yang
menggunakan ta’kid yaitu apabila salah satu ayat atau bagian ayat
memperkuat makna ayat atau bagian ayat yang terletak disampingnya.
‫الحمد هلل رب العالمين‬،‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬.
Artinya : “dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam” (Qs Alfatihah 1-2.
 Munasabah antar suatu kelompok ayat dan kelompok ayat disampingnya.
Sebagai contoh dalam surat Al-Baqarah ayat 1 sampai 20, Allah memulai
penjelasannya tentang kebenaran dan fungsi Al-Qur’an bagi orangorang yang
bertaqwa. Dalam kelompok berikutnya dibicarakan tentang tiga kelompok
manusia dan sifat-mereka yang berbeda-beda yaitu mukmin, kafir dan
munafik.
 Munasabah antar fashilah (pemisah) dan isi ayat
Munasabah ini mengandung tujuan-tujuan tertentu diantaranya yaitu
tamkin (menguatkan) makna yang terkandung dalam suatu ayat. Misalnya
dalam surat Al-Ahzab ayat 25.
Dalam ayat ini Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan
bukan karena lemah melainkan karena Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
Tujuan dari fashilah adalah memberi penjelasan tambahan meskipun tanpa
fashilah sebenarnya makna ayat sudah jelas.
 Munasabah antar awal surat dengan akhir surat yang sama
Munasabah ini arti bahwa awal suatu surah menjelaskan pokok pikiran
tertentu, lalu pokok pikiran ini dikuatkan kembali di akhir surah.15 Misalnya
terdapat pada surah Al-Hasyr. Munasabh ini terletak dari sisi kesamaan
kondisi yaitu segala yang ada baik dilangit maupun dibumi menyucikan Allah
sang pencipta keduanya.
Artinya : “telah bertasybih kepada Allah apa yang ada dilangit dan bumi. Dan
ialah yang Maha perkasa lagi Maha Bijaksana. (Qs Al Hasyr : 1) Artinya :
“telah bertasybih kepada Allah apa yang ada dilangit dan bumi.
 Munasabah antar penutup satu surat dengan awal surat berikutnya
Persesuaian antara permulaan surah dengan penutupan surah sebelumnya
sebab, semua permulaan surah erat sekali kaitannya dengan
akhiran surah sebelumnya, sekalipun sudah dipisah dengan basmalah.16Jika
diperhatikan pada setiap pembukaan surat, akan dijumpai
munasabah dengan akhir surat sebelumnya, sekalipun tidak mudah untuk
mencarinya. Misalnya pada permulaan surat Al-Hadid dimulai dengan tasbih.
D. MANFAAT MEMPELAJARI MUNASABAH
Ilmu-ilmu Al-Qur’an merupakan rangkaian ilmu yang saling berkaitan. Di
zaman Rasul saw tidak ada spesialisasi disiplin ilmu tertentu seperti halnya
munasabah karena hajat keperluan saat itu cukup sederhana sesuai dengan
tuntutan zaman saat itu. Kemajuan zaman menghendaki ada berbagai
bahasan tertentu dalam bidang ilmu, termasuk ilmu munasabah. Ilmu
munasabah ,merupakan I;mu yang sangat penting untuk dipelajari. Dengan
mempelajarinya maka seseorang akan dapat memahami Al-Qur’an dengan
lebih baik, karena ilmu ini akan menjelaskan secara sederhana interkoneksi
antar ayat dan surat dalam Al-Qur’an. Para pembaca akan dapat akan dapat
mengerti bahwa al-qur’an merupakan satu kesatuanyang saling berkaitan
dari awal hingga akhir. Di samping itu, para ulama bersepakat bahwa al-
quran ini. Yang diturunkan dalam tempo 20 thn lebih telah mengandung
bermacam-macam hukum dan dengan beragam sebab yang
melatarbelakanginya (asbab nuzul). meski demikian, sesungguhnya al-quran
memiliki ayat-ayat yang mempunyai hubungan erat yang saling berhubungan
(interkoneksi), sehingga untuk memahami ayat-ayat yang tidak punya asbab
nuzul yang spesifik, maka tawaran ilmu munasabah dapat dipakai sebagai
sarana untuk menempati ruang kosong tersebut. Dalam dunia pendidikan ada
istilah “apersepsi”, yaitu: pengamatan secara sadar (penghayatan) tentang
segala sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri yang menjadi dasar
perbandingan serta landasan untuk menerima ide-ide baru. Ketika guru
mengajar, maka pelajaran yang sudah diajarkan terdahulu diingatkan
kembali untuk diselaraskan dengan pelajaran yang akan diberikan. Alam
konteks munasabah, susunan al-quran yang terdapat dalam mushaf
(berdasarkan tartib kitabi) merupakan kumpulan surah yang tersusun rapi
dari surah al-fatihah sampai dengan surah an-nahs. Dalam beberapa
terjemahan al-quran di setiap akhir surah dijelaskan tema-tema pokok dari
surah terdahulu, kemudian dikorelasikan dengan surah berikutnya. Ini
merupakan bagian untuk mensinergikan bahasan-bahasan runtut dari setiap
surah ke surah berikutnya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu munasabah adalah studi tentang korelasi dalam satu ayat atau
antar ayat pada beberapa ayat, atau antar surat dalam al-quran. Ada
beberapa cara mengetahui munasabah, yaitu: harus memperhatikan tujuan
pembahasan suatu suarh, uraian ayat-ayat yang sesuai dengan tujuan yang
dibahas dalam surah, menentukan tingkatan uraian-uraian tersebut
(klasifikasi), dan berhatihati dalam menarik simpulan relevansinya agar
tidak dianggap “liar dan berlebihan”. dalam dunia pendidikan tahapan-
tahapan ini merupakan rangkaian yang harus diperhatikan dengan baik
agar maksud dan tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan yang
diinginkan.
Macam-macam munasabah dalam al-quran yaitu: munasabah antar
surat dengan sebelumnya, munasabah antar nama surat dan tujuan turunya,
munasabah antar bagian suatu ayat, munasabah antar ayat yang letaknya
berdampingan, munasabah antar suatu kelompok ayat dengan kelompok
ayat di sampingnya, munasabah antar fahilah (pemisah) dan isi ayat,
munasabah antar awal surat dengan akhir surat yang sama, munasabah
antar penutup suatu surat dengan awal surat berikutnya.

Dengan mempelajari munasabah akan dpat membantu seseorang


dalam menafsirkan ayat-ayat al-quran secara lebih tepat dan akurat setelah
diketahui hubungan (interkoneksi) suatu kalimat atau ayat dengan kalimat
atau ayat yang lain sebagai kesatuan yang terintegrasi dengan sangat baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihan. 2008.ulum al-quran.Bandung:pustaka setia

Djalal, abdul.2008.ulumul qur’an.Surabaya:Dunia ilmu

Muhammad bin alawi al-maliki al-husni.1999. mutiara ilmu al-qur’an terj,Ros badr,
ad-din muhammad bin ‘abdullah az-zarkasyi. Al-burhan fi ulum al-qur’an, jilid lihon
anwar, bandung: pustaka setia

Burhanuddin al-biqa’I, nazhm ad-durarfi tanasub al-ayat wa as-suwar, jilid 1, majlis


da’irah al-ma’arif an-nu’maniyah ni Hairderab, india, 1969

Manna’ al-Qththan, mabahits fi’ulum al-qur’an, mansyurat al-’ashr al-


hadist,ttp,.1973.

Anda mungkin juga menyukai