“AMSTALUL QUR’AN”
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an
Dosen Pembimbing :
Bagus Ramadi, MH
Disusun oleh :
Nurhayati Daulay (0204202013)
Puji dan syukur kami ucapkan kehadiran Allah Swt. Yang telah
memberikan kepada kami kesempatan yang luar biasa sehingga kami dapat
menyusun makalah ini. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan ke ruh dan
junjungan alam yakni Nabi besar Muhammad Saw.
Kemudian rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan
kepada Bagus Ramadi, MH sebagai Dosen mata kuliah Ulumul Qur’an, yang
telah memberikan bimbingan dan arahan kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul: “Amstalul Qur’an”.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua untuk
menambah ilmu pengetahuan kita.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak zaman jahiliyah atau sebelum kedatangan Rasulullah SAW, salah satu
kegemaran orang arab adalah berpantun atau bersyair dengan menggunakan
bahasa-bahasa yang menurut standar mereka sudah mengandung nilai-nilai
estetika bahasa. Sehingga dalam beberapa cataatan sejarah menunjukkan
semakin indah bahasa yang digunakan seseorang dalam melantunkan syair maka
semakin menguatkan status sosialnya dikalangan masyarakat umum. Ketika
Allah SWT yang Maha Mengetahui, Maha Indah, mengutus seorang Rasul di
tengah-tengah masyarakat pada saat itu ,maka Allah SWT membekalinya dengan
sebuah kitab, yang keindahanya bahasa dan sastranya tidak bisa di tandingi oleh
para penyair arab.
Disamping gaya bahasa dan sastra yang bernilai tinggi, Al-Qur’an juga
menawarkan ungkapan dengan menggunakan perumpamaan-perumpamaan
(amtsal) yang sangat indah dan logis, sehingga perumpamaan-perumpamaan
mengandung ajaran itu bisa diterima masyarakat pada masa itu. Karena terlalu
indah, kadang-kadang para ulama tidak mampu untuk membahasakan keindahan
perumpamaan-perumpamaan yang ada di dalam al Qur’an.
Untuk memahami itu semua maka ulama tafsir menganggap perlu adanya
ilmu yang menjelaskan tentang perumpamaan dalam Al-Qur’an agar manusia
mampu mengambil pelajaran dengan perumpamaan-perumpamaan tersebut.
Karena itulah kami mencoba menjelaskan tentang ilmu tersebut,yaitu ILMU
AMTSALUL AL- QUR’AN.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Amstalul Qur’an?
2. Apa Macam-macan Amstalul Qur’an?
3. Apa Ciri-ciri Amstalul Qur’an?
1
4. Apa Unsur-unsur Amstalul Qur’an?
5. Apa Faedah Amstalul Qur’an?
C. Tujuan
1. Pengertian Amstalul Qur’an
2. Macam-macan Amstalul Qur’an
3. Ciri-ciri Amstalul Qur’an
4. Unsur-unsur Amstalul Qur’an
5. Faedah Amstalul Qur’an
2
BAB II
PENJELASAN
1
Ahmad Warson al-munawwir, Qamus al-munawir, Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku-Buku
Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren Krapyak, 1984,h.1404
2
Untuk lebih mengenal kata amtsal tersebut lebih jelas ,lihat QS.al-An’am 38,160. QS.al-A’raf
194. QS.al-Ra’du 17. QS. Ibrahim 25. QS.al-Nahl 74. QS.al-Nur 35. QS.al-Furqon 39. QS.al-
Ankabut 43. QS. Muhammad3,10,38.
3
Muhammad Fu’ad Abd al Baqi ,al-Mu’jam al- Mufahras li Alfa Al-Qur’an. Kairo: Daral
Kutub,t.t.,h.659-661
3
Maksud dari definisi diatas adalah Amtsal itu bertujuan untuk
menyamakan hal yang akan di ceritakan dengan asal ceritanya (asal mula
cerita). Contohnya yaitu ucapan orang arab: ٍْ رُبَّ َر ِيي َّ ٍة ِي
4
Mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya karena (mendengar
suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang
yang kafir. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka.
Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar
itu dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah
menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan
mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.”
Dalam ayat-ayat di atas Allah membuat dua perumpamaan bagi orang
munafik:
5
2. Amtsal Kaminah
Yaitu amtsal yang tersembunyi. Maksudnya, lafadz tamsil
(pemisalan) nya tidak ditegaskan. Tetapi menunjuk kepada makna-makna
yang indah, menarik dan mempunyai pengaruh tersendiri bila
dipindahkan kepada yang serupa dengannya. Contohnya sebagai berikut:
Ayat yang senada dengan perkataan ( نيس انخثر كانًعاينةKabar itu tidak
sama dengan menyaksikan sendiri). Misalnya firman Allah Swt tentang
Ibrahim:
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah
kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati. Allah
berfirman: “Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab: “Aku telah
meyakinkannya akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan
imanku) Allah berfirman: “ (Kalau demikian) ambillah empat ekor
burung lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): “Lalu
6
letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu,
kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan
segera.” dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana (QS. Al-Baqarah: 260)
Ayat yang senada dengan perkataan ٌ( كًا تذيٍ تذاSebagaimana kamu
telah menghutangkan maka kamu akan dibayar). Misalnya:
“(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong
dan tidak (pula) menurut angan-angan ahli Kitab. Barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan
kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong
baginya selain dari Allah” (QS. An-Nisa : 123)
3. Amtsal Mursalah
Yaitu amtsal yang terlepas. Maksudnya, kalimat-kalimat bebas yang
tidak menggunakan lafadz tasybih secara jelas. Tetapi kalimat-kalimat itu
berlaku sebagai matsal. Contohnya:
”Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu.”
(QS. Al-Baqarah: 216)
“Dan rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang
merencanakannya sendiri” (QS. Fathir : 43).
7
“Betapa banyak golongan yang sedikit dapat mengalahkan
golongan yang banyak dengan izin Allah” (QS. Al-baqarah : 249).
“Kamu kira mereka itu bersatusedang hati mereka terpecah belah”
(QS. Al-Hasyr : 14).
8
D. Unsur-unsur Amstalul Qur’an
Al-Qur’an Sebagian Ulama mengatakan bahwa Amtsal memiliki empat
unsur, yaitu:
1. Wajhu Syabah: segi perumpamaan
2. Adaatu Tasybih: alat yang dipergunakan untuk tasybih
3. Musyabbah: yang diperumpamakan
4. Musyabbah bih: sesuatu yang dijadikan perumpamaan.
9
4. Mendorong manusia giat beribadah, beramal dengan melakukan hal-hal
yang dijadikan perumpamaan yang sangat menarik dalam Al-Quran.
Contoh: Surat Al-Baqarah 261, Artinya: “…Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.Allah melipat gandakan (pahala)
bagi siapa yang Dia kehendaki”. Perumpamaan diatas dapat mendorong
orangn untuk lebih banyak beramal sedekah dikarenakan besarnya pahala
bagi yang mengerjakanya karena terdorong oleh perumpamaan tersebut.
5. Menghindarkan orang dari perbuatan tercela yang dijadikan
perumpamaan dalam alquran, setelah ia memahami kejelekan dari
perbuatan tersebut. Contoh: Surat Al-Hujurat ayat 12, Artinya: “… Dan
janganlah sebagian dari kalian menggunjing sebagian yang lain.
Apakah senang jika salah seorang diantara kamu suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya”. Manusia akan merasa jijik dan tidak suka
memakin bangkai, karena itu Allah SWT menyamakan perbuatan
menggunjing orang lain dengan tersebut agar manusia menjauhi
perbuatan tercela itu.
6. Untuk memuji sesuatu yang dicontohkan, seperti pujian Allah kepada
sahabatnya Rasulullah dalam Surat Al-Fath 29 Artinya: “…Demikianlah
sifat-sifat mereka dalam taurat dan sifat-sifat mereka dalam injil, yaitu
seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus
di atas pohonnya, tanamn itu menyenangkan hati penanamnya karena
Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kufur (dengan kekuatan
mu’min)…’’. Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa pada permulaan
islam, kaum yang mau beriman hanyalah sedikit, tidak lebih dari10.
Namun dalam waktu yang terbilang singkat 23 tahun, para sahabat
jumlahnya menjadi sangat banyak dan mampu menaklukkan kaum
musyrikin dalam peristiwa Fatkhul Makkah.
10
7. Digunakan untuk mencela ,ini terjadi apabila sesuatu yang menjadi
perumpamaan adalah hal yang di anggap buruk oleh manusia. Seperti
dalam Surat Al-A’raf 176, Artinya: “Dan kalau kami menghendaki,
sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi
dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang
rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya
diulurkanya lidahnya dan jika kamu membiarkanya dia mengulurkan
lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami…”. Dalam mencela orang-orang yang
berilmu namun mereka tetap cenderung pada kehidupan dunia dan
mengikuti hawa nafsunya, Allah menyerupakan mereka dengan anjing
yang selalu menjulurkan lidahnya.
8. Pesan yang disampaikan melalui Amtsal lebih mengena dihati ,lebih
mantap dalam menyampaikan nasehat atau larangan serta lebih kuat
pengaruhnya. Dalam kaitanya ini Allah berfirman di surat Az-Zumar 27,
Artinya: “Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al-
Qur’an ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat
pelajaran”.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dari yang telah diuraikan diatas, bahwa amtsalul Qur’an adalah ilmu
yang membahas tentang perumpamaan-perumpamaan di dalam Al-Qur’an.
Dengan mensyarah ayat-ayat yang ada didalamnya. Pada pembahasan diatas
juga telah dijelaskan bahwa amtsal terbagi kedalam tiga bagian yaitu:
1) Amtsal Musharahah,
2) Amtsal Kaminah
3) Amtsal Mursalah.
Dan diantara faedah yang dapat kita petik dari mempelajari ilmu ini
adalah, kita dapat mengetahui salah satu aspek kemukjizatan Al-Qur;an, kita
lebih memahami kandungan ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan
perantaraan amtsal.
12
DAFTAR PUSTAKA
13