AMTSAL AL-QUR’AN
Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Al-Qur’an
Dosen : Mr. Mufti Tubagus Maulana, M.Ag
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
di beri kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini yang berjudul “AMTSAL AL-QUR’AN”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini.
Dalam menulis makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan, baik
yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik pengetikan, walaupun demikian,
inilah usaha maksimal kami sebagai penulis. Semoga makah ini dapat menambah wawasan ilmu
pengetaahuan bagi para pembaca dan diharapkan kritik dan saran yang membangun bagi para pembaca
guna memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.
Kelompok 9
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia sekaligus
sebagai peringatan. Melihat hal tersebut dapat dinyatakan Al-Qur’an dapat dipahami oleh setiap orang
melalui perumpamaan atau ungkapan peribahasa yang tidak mungkin dipahami oleh setiap orang
melainkan hanya kalangan tertentu saja dan melalui pemikiran yang mendalam.
Oleh karena itu, Allah SWT menggambarkan dalam surat AL-Ankabut 29:43 bahwa perumpamaan-
perumpamaan ini kami buatkan untuk manusia dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang
berilmu. Ayat ini mengilustrasikan bahwa sulit memahami amtsal yang ada dalam Al-Qur’an
Meskipun sulit untuk memahami amtsal yang ada dalam Al-Qur’an namun Rasulullsh SAW dalam
satu hadist menjelaskan bahwa umat islam dapat mengambil pelajaran dari amtsal. Untuk merealisasikan
hal itu maka dibutuhkan adanya ilmu pengetahuan yang dapat mengupas tentanag amtsal. Oleh karena itu
makalah ini berusaha untuk menjelaskan sekilas pengertian amtsal Al-Qur’an, macam-macam, ciri-ciri
dan juga tujuan.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat ditarik permasalahannya yang dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa devinisi dari Amtsal Al-Qur’an?
2. Apa saja macam macam Amtsal dalam Al-Qur’an?
3. Apa ciri-ciri amtsal Al-Qur’an?
4. Apa Faedah dari adanya Amtsal-Al-Qura’an?
5. Apa Manfaat yang terkandung dalam Amtsal Al-Qur’an?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan penulisan dalam menyusun karya tulis ilmiah ini, yaitu sebagai berikut :
1. Agar memahami tentang Devinisi Amtsal Al-Qur’an.
2. Untuk memahami beberapa Macam Amtsal-Al-Qur’an.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri Amtsal Al-Qur’an.
4. Bisa mengetahui Faedah yang ada didalam Amtsal Al-Qur’an.
5. Mengetahui Manfaat yang terkandung dalam Amtsal Al-Qur’an.
5
BAB II
PEMBAHASAN
“Menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hukumnya; mendapatkan sesuatu yang abstrak
dengan sesuatu yang konkret, atau salah satu dari keduanya dengan yang lainnya.”
Sedangkan menurut Manna’ al-Qaththan bahwasanya amsal ialah menonjolkan sesuatu makna (yang
abstrak) dalam bentuk yang inderawi agar menjadi indah dan menarik.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ulama, dapat diketahui bahwa amtsal Al-Qur’an
adalah mengumpamakan keadaan suatu hal dalam suatu perkataan pada sumber yang diserupakan, yaitu
Al-Qur’an, yang dapat berupa kiasan atau majas yang elok.3
__________________________________________________
1.Drs. H. Ahmad izzan, M.Ag. ulumul Qur’an edisi revisi
6
2.Dr. Abad Badruzaman, Lc., M.Ag. ULUMUL QUR’AN : pendekatan dan wawasan baru 2018 Madani Media. Malang
3.https://harakah.id/memahami-konsep-amtsal-al-quran-dalam-kajian-ulumul-quran/
“Sapi betina yang tidak tua dan tidak muda, pertengahan dari itu.
3. Al-Amtsal al-Mursalah
yaitu Kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan lafaz tasybih secara jelas. tetapi kalimat-kalimat itu
berlaku sebagai masal. Sebagai contoh dalam surat Al-Mudassir: 38:
7
__________________________________________________
Dr.Abad Badruzaman, Lc., M. Ag. ULUMUL QUR’AN: Pendekatan Dan Wawasan Baru.2018 Madani Media. Malang
Menyingkap makna yang sebenarnya dan menampilkan hal yang gaib dalam sesuatu yang tampak. Seperti
dalam surat al-Baqarah ayat 275:
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila…”
Ayat di atas adalah menceritakan keadaan pemakan riba ketika bangkit dari kubur kelak pada hari
kiamat.Keadaan mereka pada saat itu yang masih gaib diserupakan dengan keadaan orang gila yang
kemasukan setan.
3. Menghimpun arti-arti yang indah dalam ungkapan yang singkat, sebagaimana yang terdapat
dalam amtsal kaaminah dan amtsal mursalah.
4. Mendorong orang untuk beramal dan menimbulkan minat dalam ibadah dengan melaksanakan hal-hal
yang dijadikan perumpamaan yang menarik dalam al-Qur’an. Seperti dalam surat al-Baqarah ayat 261:
8
seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.Dan Allah Maha Luas
(kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”2
Dengan adanya iming-iming lipat gandanya pahala bagi orang menafkahkan hartanya di jalan Allah
dengan menyerupakannya kepada keuntungan besar yang diraih seseorang dalam menanam biji-bijian
maka manusia akan terdorong untuk beramal.
5. Digunakan untuk mencela. Ini terjadi apabila sesuatu yang menjadi perumpamaan adalah hal yang
dianggap buruk oleh manusia. Seperti dalam surat al-A’raf ayat 176:
Artinya: “Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat
itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka
perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu
membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami…”
Dalam mencela orang-orang yang berilmu namun mereka tetap cenderung kepada dunia dan mengikuti
hawa nafsunya, Allah menyerupakan mereka dengan anjing yang selalu menjulurkan lidahnya.3
____________________________________________________________
1.Dr. Abad Badruzaman, Lc., M. Ag. ULUMUL QUR’AN.2018, Madani Media. Malang
2.Muhammad bin Alawi Al-Maliki AL-Husni, Mutiara Ilmu-Ilmu Al-Qur`an, terj. Rosihon Anwar, (Bandung: Pustaka Setia, 1999)
9
3.Syaifuddi Bukhori, Didin. ’’ Pedoman Memahami Kandungan Al-Quran”. (Granada Sarana Pustaka, 2005)
KESIMPULAN
Dari yang sudah dijelaskan diatas, dapat kita simpulkan beberapa poin. Yang pertama, amtsal merupakan
suatu gaya bahasa redaksi Alquran di dalam menjelaskan hal-hal tertentu dengan menggunakan
perumpamaan atau pemisalan yang abstrak dalam bentuk yang indah dan singkat yang mengena dalam
jiwa.
Faedah mempelajari amtsal al-Qur’an yang terpenting adalah mendorong manusia untuk melakukan
amal ibadah dan mencegahnya melakukan hal-hal yang dibenci oleh agama serta menggambarkan hal-hal
abstrak dengan hal-hal yang nyata agar pemahamannya semakin mantap dalam hati manusia..Tujuannya
agar manusia mengambil pelajaran dari al-Qur’an dengan mengambil hal-hal yang baik dan menjauhi hal-
hal yang buruk demi mendapatkan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Abad Badruzaman, L. M. (2018). ULUMUL QUR'AN : pendekatan dan wawasan baru . malang :
Madani media.
Drs. H. Ahmad izzan, M. (t.thn.). Ulumul Qur'an edisi revisi. bandung: Humaniora utama Press .
Https://harakah.id/memahami-konsep-amtsal-al-quran-dalam-kajian-ulumul-quran/. (t.thn.).
Syaiffudin Bukhori, D. (2005). Pedoman Memahami Ilmu Al-Qur'an. Granada Saran Pustaka.
11