Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AMTSAL AL-QUR’AN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu Pada Mata Kuliah Ulumul Quran
Dosen Pengampu:

Disusun oleh :
Zhahra Citra Ningtiyas
( 2304022005 )

BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-nya kepada saya semua sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktunya. Shalawat serta salam selalu kami
sanjungkan kepada nabi besar kita nabi Muhammad SAW yang selalu kami nantikan
syafaatnya di yamul qiyamah nanti. Makalah yang bertemakan yang telah saya susun
semaksimal mungkin serta beberapa referensi buku dan jurnal sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini.
Terima kasih kepada atas bimbingannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Terlepas dari semua itu, saya menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan
dalam penulisan serta penyusunan kalimat. Oleh karena itu, saya menerima segala kritik dan
saran dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata saya sebagai
penyusun berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu serta wawasan kita
semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3

A. Pengertian Amtsalul Quran................................................................................ 3


B. Macam-macam Amtsalul Quran........................................................................ 5
C. Jenis-jenis amtsalul Quran................................................................................. 8
D. Tujuan Amtsalul Quran
E. Anjuran untuk memperhatikan perumpamaan
F. Manfaat Amtsalul Quran
G. Contoh Amtsalul Quran
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 14
A. Kesimpulan......................................................................................................... 14
B. Saran .................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagaimana diketahui, al-Qur'an diturunkan oleh Allah SWT sebagai hudan atau
pctunjuk bagi selurnh umat manusia, sekaligus sebagai peringatan. Melihat hal tersebut,
secara mudah mungkin dapat dinyatakan bahwa alQur' an dengan sendirinya abn dapat
difahami · oleh setiap orang yang menjadi sasarannya. Akan tetapi, al-Qur'an temyata
adakalanya menampilkan dirinya melalui kata- kata atau.: ungkapan-ungkapan pribahasa
yang tidak mungkin dapat dipahami oleh setiap orang melainkan hanya kalangan tertentu saja
clan melalui pemikiran yang mendalam.

Oleh karenanya, Allah telah menggambarkan dalam surat al- An.kabut, ayat 43;
bahwa Perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia dan tinda yang
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. Ayat ini menggambarkan betapa sulitnya
mengidentifikasi sekaligus memahami amtsal yang ada dalam al-Qur'an. Di sisi Iain, al-
Qur'an sebagai wahyu Allah senantiasa beradaptasi dengan masyarakat Arab Jahiliyah baik
dari segi kultur maupun gaya bahasa yang mereka gunakan. Masyarakat Jahiliyah semasa
turun al-Qur'an sangat mengagungkan amtsal/pribahasa, karena ungkapan katanya sedikit,
tapi mengandung cakupan yang luas.

Maka suatu hal yang wajar bila alQur'an juga menggunakan amtsal dalam berbagai
ungkapannya. Meskipun untuk memahami amtsal yang terdapat dalam al-Qur'an amat sulit
dan hanya dapat dilakukan oleh kalangan tertentu, namun Rasulullah SAW dalam salah satu
hadits mengajarkan agar umat Islam mengambil pelajaran dari amstal yang terdapat dalam
al- Qur'an. Untuk merealisasikan hal tersebut dibutuhkan adanya ilmu pengetahuan yang
mengupas tentang amstal. oleh karenanya, maka para ahli ulum al-Qur'an menjadikannya
sebagai bagian integral, yang tak terpisahkan dari ulum al-Qur'an.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengambil rumusan masalah sebagai
berikut :

a. Apakah pengertian Amtsalul Quran?


b. Apa sajakah macam macam Amtsalul Quran ?
c. Apa sajakah jenis jenis Amtsalul Quran?
d. Mengapa kita di anjurkan untuk memperhatikan perumpamaan?
e. Apakah manfaat Amtsalul Quran?
f. Berikan contoh Amtsalul Quran
B. Tujuan
a. Untuk mengetahui Amtsalul Quran.
b. Untuk mengetahui macam-macam Amtsalul Quran.
c. Untuk mengetahui jenis-jenis Amstalul Quran.
d. Untuk mengetahui alasan dianjurkan meperhatikan perumpamaan.
e. Untuk mengetahuimanfaat Amtsalul Quran.
f. Untuk bisa memberikan contoh Amtsalul Quran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AMTSALUL QUR’AN

Secara etimologi amtsal menurut Ibn Al-Farits berarti persamaan dan


perbandingan antara sesuatu yang satu dengan sesuatu yang lain. Sedangkan menurut
Al-Asfahani amtsal berasal dari kata al-mutsul berarti mengungkapkan perumpamaan.1

Amtsal secara istilah (terminology) dirumuskan oleh para ulama dengan redaksi
yang berbeda-beda.

1. Menurut Rasyid Ridha

Amtsal adalah kalimat yang digunakan untuk memberi kesan dan menggerakkan hati
nurani. Bila didengar terus, pengaruhnya akanmenyentuhlubukhati yang paling dalam.

2. Menurut Ibn Qayim

“Menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hukumnya mendekatkan


sesuatu yang abstrak dengan sesuatu yang konkret, atau salah satu dari keduanya
dengan lainnya.

3. Menurut Muhammad Bakar Ismail

Amtsal Al-Qur’an adalah mengumpamakan sesuatu dengan sesuatu yang konkret, atau
salah satu dari keduanya dengan yang lainnya.2

Amtsal Al-Qur’an adalah salah satu cara Al-Qur’an menyampaikan


pesan. Amtsal adalah bentuk jamak dari kata matsal yang mempunyai banyak arti, antara
lain, keserupaan, keseimbangan, kadarsesuatu, yang menakjubkan/mengherankan, dan
pelajaran yang dapat dipetik, di samping berarti peribahasa. Dalam banyak ayat al-
Qur’an, kata matsal digunakan dalam arti sifat atau keadaan yang menakjubkan atau
mengherankan, disamping itu ia tidak jarang juga digunakan dalam arti keserupaan.
Ada perbedaan antara matsal dan mitsil. Mitsil adalah kesamaan, sedang matsal adalah
keserupaan. Firman Allah:

…‫ر ِّم ن َّلَبٖن َّلۡم َيَتَغَّيۡر َطۡع ُم ُه‬ٞ ‫ر ِّم ن َّم ٓاٍء َغ ۡي ِر َء اِس ٖن َو َأۡن َٰه‬ٞ ‫َّم َثُل ٱۡل َج َّنِة ٱَّلِتي ُوِع َد ٱۡل ُم َّتُقوَۖن ِفيَهٓا َأۡن َٰه‬

1
Rosihan Anwar, Ilmu Tafsir ( Bandung : CV Pustaka Setia, 2000 ), h. 92.
2
Maman Abd Djaliel, ................................... (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005)
Keserupaan surga yang dijanjikan untuk orang-orang yang bertakwa, “
(sungguh sangat menakjubkan), di sana ada sungai-sungai yang
airnya tidak pernah berubah, ada juga sungai yang merupakan susu yang
rasanya tidak rusak. (QS: Muhammad:15)
Ayat ini melukiskan betapa menakjubkan surga sekaligus menggagris bawahi bahwa yang
dilukiskan disini bukan persamaan. Tetapi sekedar matsal keserupaan,yakni hakikat surga dan
kenikmatannya tidak sama dengan apa yang tertuliskan dengan kata kata ayat ini,ia hanya
.serupa

Tidak jarang ulama, karena sangat terpengaruh dengan bahasan susastra, menguraikan
tentang matsal dalam arti serupa dengan bahasan sastrawan tentang matsal dalam
arti peribahasa. Karena itu, mereka membagi amtsal Al--Qur’an menjadi:

1. Kalimat-kalimat singkat dalam Al-Qur’an yang maknanya serupa dengan peribahasa yang
digunakan oleh masyarakat, seperti:

‫َخ ْيُر اُاْلُم وِر اْلَو ْس ط‬

“Sebaik-baik hal adalah yang ditengah/moderinisasi”

Nah firmannya:

‫َالفَاِر ٌض َو َالِبْك ٌرَع َو اٌن َبْيَن ٰذ ِلك‬

“Sapi betina itu´tidak tua dan tidak juga muda (tapi) pertengahan antara itu.”

2. Kalimat-kalimat singkat al-Qur’an atau penggalan ayat yang kemudian menjadi peribahasa,
kendati tidak ada padanannya dalam literatur atau penggunaan masyarakat, namun karena ia
sering terucapkan atau terdengar, singkat, indah dan mengandung makna yang dalam, maka
lama kelamaan ia menjadi peribahasa. Seperti firmannya:

٤٠ ‫… ِج ۡئ َت َع َلٰى َقَد ٖر َٰي ُم وَس ٰى‬

Engkau datang atas takdir (Allah) wahai musa” QS. Thahaa:40“

Penggalan ayat ini diucapkan sebagai peribahasa saat kehadiran seseorang yang tidak
terduga. Orang itu disambut sedemikian rupa karena ia memiliki kaitan dengan apa yang
3
sedang dibicarakan atau dihadapi oleh yang menyambutnya

B. Macam-Macam Amtsalul Qur’an

Ahli balaghah mensyaratkan bahwa tamsil itu hrus memenuhi beberapa ketentuan
yaitu: bentuk kalimatnya ringkas, isi maknanya mengena dengan tepat, perumpamaannya
3
M.Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, (Tanggerang: LenteraHati, 2013), h. 263.
baik dan sampiran atau mengena dengan tepat, perumpamaannya baik dan sampiran atau
kinayahnya harus indah. Adapun rukun amtsal ada empat yaitu:

1. Wajhu Syabbah

Yaitu pengertian yang bersama-sama yang ada pada musyabbah dan musyabbah bih.

2. Alat Tasybih

Yaitu semua lafadz yang menunjukkan makna penyerupaan seperti kata mitsil dan kaf.

3. Musyabbah

Yaitu sesuatu yang diserupakan (menyerupai) musyabbah bih.Musyabbah bih

Yaitu sesuatu yang diserupai oleh musyabbah.

Sebagai contoh, seperti pada firman Allah swt dalam surah Al-Baqarah ayat 261 :

‫َّم َثُل ٱَّلِذ يَن ُينِفُقوَن َأۡم َٰو َلُهۡم ِفي َس ِبيِل ٱِهَّلل َك َم َثِل َح َّبٍة َأۢن َبَتۡت َس ۡب َع َس َناِبَل ِفي ُك ِّل ُس ۢن ُبَلٖة ِّم ْاَئُة َح َّبٖۗة َو ٱُهَّلل ُيَٰض ِع ُف ِلَم ن َيَش ٓاُۚء َو ٱُهَّلل َٰو ِس ٌع‬
٢٦١ ‫َع ِليٌم‬

261.Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya


di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada
tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia
kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.(QS. Al-Baqarah :
261).

Adapun wajhu Syabbah yang terdapat pada ayat di atas adalah pertumbuhan yang
berlipat-lipat, tasybihnya adalah kata matsal. Musyabbahnya adalah infak atau sedekah di
jalan Allah swt sedangkan musyabbah bihnya adalah benih.4

C. Jenis-jenis Amtsal Alquran

Menurut Mannâ Khalîl al-Qattân amtsal Alquran dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu :

1. Amtsal Musharrahah

Amtsal Musharrahah ini adalah amtsal yang jelas, yaitu amtsal tersebut dengan jelas
menggunakan kata-kata perumpamaan atau kata penyerupaan (tasybih).5 Seperti pada surah
Al-Baqarah ayat 17-19 di bawah ini :

4
Buanyakilmu, AmtsalulQur,an, http://buanyakilmu.blogspot.com/2009/05/amtsalul-
quran.html (diakses:5November, 2015)
5
Anwar,IlmuTafsir. h. 94.
‫ي َفُهۡم‬ٞ ‫ ُص ُّۢم ُبۡك ٌم ُعۡم‬١٧ ‫َم َثُلُهۡم َك َم َثِل ٱَّلِذ ي ٱۡس َتۡو َقَد َناٗر ا َفَلَّم ٓا َأَض ٓاَء ۡت َم ا َح ۡو َل ۥُه َذ َهَب ٱُهَّلل ِبُنوِر ِهۡم َو َتَر َك ُهۡم ِفي ُظُلَٰم ٖت اَّل ُيۡب ِص ُروَن‬
‫ق َيۡج َع ُلوَن َأَٰص ِبَع ُهۡم ِفٓي َء اَذ اِنِهم ِّم َن ٱلَّص َٰو ِع ِق َح َذ َر ٱۡل َم ۡو ِۚت َو ٱُهَّلل‬ٞ ‫د َو َبۡر‬ٞ ‫ت َو َر ۡع‬ٞ ‫ َأۡو َك َص ِّيٖب ِّم َن ٱلَّسَم ٓاِء ِفيِه ُظُلَٰم‬١٨ ‫اَل َيۡر ِج ُعوَن‬
‫ُۢط‬
١٩ ‫ُمِح ي ِبٱۡل َٰك ِفِريَن‬

17. Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu
menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan
mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.

18. Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar),

19. Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita,
guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar
suara) petir,sebab takut akan mati, dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. (QS.Al-
Baqarah : 17-19)

Pada contoh di atas terlihat dengan jelas kata-kata yang menunjukkan perumpamaan
dan penyerupaan yaitu pada kata matsaluhum dan aw kashayyibin. Contoh di atas juga
memperlihatkan dua perumpamaan bagi orang yang munafik. Pertama, seperti orang yang
menyalakan api karena di dalam api terdapat unsur cahaya. Kedua, seperti orang-orang yang
ditimpa hujan dari langit, karena di dalamnya terkandung unsur kehidupan6

Perumpamaan pertama menggambarkan bahwa orang-orang munafik tak ubahnya


seperti orang yang menyalakan api dengan cara memasuki agama Islam secara formalitas,
tetapi keislamannya tidak berpengaruh apa-apa terhadap hatinya sehingga Allah swt pun
menghilangkan cahaya yang telah dinyalakan mereka dan tetap membiarkan apinya terus
menyala.

Adapun perumpamaan kedua menggambarkan bahwa orang-orang munafik seperti


orang yang ditimpa hujan diiringi dengan gelap gulita, guruh dan kilat. Mereka menutup
kedua telinganya karena takut terkena sambaran petir. Perintah-perintah dan larangan-
larangan Alquran yang turun kepada mereka tak ubahnya pula seperti petir bagi kebenaran
dan kebatilan, namun mereka tetap mengindahkannya.

2. Amtsal Kaminah

Amtsal Kaminah ini adalah amtsal yang di dalamnya tidak disebutkan dengan jelas
lafadz tamsil (permisalan) tetapi ia menunjukkan makna-makna yang indah, menarik,
mempesona dan mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada yang serupa
dengannya.7 Seperti pada contoh di bawah ini :

a. Ayat-ayat yang senada dengan ungkapan “Sebaik-baik perbuatan ialah yang pertengahan 8.
Ini seperti pada firman Allah dalam surah Al-Isra ayat 29, yang ayat tersebut adalah :

6
Anwar, Ilmu Tafsir, h. 95.
7
Mannâ Khalil al-Qattân, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Mudzakir ( Bogor : Pustaka Litera
Antar Nusa, 2009), h. 406.
8
Mana’ul Quthan, Pembahasan Ilmu-Ilmu Alquran 2, terj. Halimuddin (Jakarta : PT Rineka Cipta,
1995), h. 109.
٢٩ ‫َو اَل َتۡج َع ۡل َيَدَك َم ۡغ ُلوَلًة ِإَلٰى ُع ُنِقَك َو اَل َتۡب ُس ۡط َها ُك َّل ٱۡل َبۡس ِط َفَتۡق ُعَد َم ُلوٗم ا َّم ۡح ُسوًرا‬

29. Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu
terlalu mengulurkannya, karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.(QS.Al-Isra :29)

b. Ayat-ayat yang senada dengan ungkapan “Sebagaimana kamu telah menghutangkan, maka
kamu akan dibayar9 “. Ini seperti pada firman Allah dalam surah An-Nisa ayat 123, yang
ayat tersebut adalah :

… ‫… َم ن َيۡع َم ۡل ُس ٓو ٗء ا ُيۡج َز ِبِهۦ َو اَل َيِج ۡد َل ۥُه‬

123...Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan


kejahatan itu ...(QS. An-Nisa : 123)

c. Ayat-ayat yang senada dengan ungkapan “Dalam aktivitas terdapat kebaikan10”. Ini seperti
pada firman Allah swt dalam surah An-Nisa ayat 100, yang ayat tersebut adalah :
‫ۚٗة‬
… ‫۞َو َم ن ُيَهاِج ۡر ِفي َس ِبيِل ٱِهَّلل َيِج ۡد ِفي ٱَأۡلۡر ِض ُم َٰر َغ ٗم ا َك ِثيٗر ا َو َسَع‬

100. Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat
hijrah yang luas dan rezeki yang banyak.(QS. An-Nisa :100)

d. Ayat-ayat yang senada dengan ungkapan “ Bobot sebuah berita berbeda dengan
menyaksikannya sendiri11”. Ini seperti pada firman Allah swt dalam surah Al-Baqarah
ayat 260, yang ayat tersebut adalah :

… ‫َو ِإۡذ َقاَل ِإۡب َٰر ۧ‍ِهُم َر ِّب َأِرِني َك ۡي َف ُتۡح ِي ٱۡل َم ۡو َتٰۖى َقاَل َأَو َلۡم ُتۡؤ ِم ۖن َقاَل َبَلٰى َو َٰل ِكن ِّلَيۡط َم ِئَّن َقۡل ِبۖي‬

260. Dan (Ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah
kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku Telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap
mantap (dengan imanku)...(QS. Al-Baqarah : 260).

3. Amtsal Mursalah

Amtsal Mursalah ini adalah amtsal yang di dalamnya berupa kalimat-kalimat Alquran
yang disebut secara lepas tanpa ditegaskan redaksi penyerupaan, tetapi dapat digunakan
untuk penyerupaan.12 Seperti pada contoh di bawah ini :
9
Al-Qattân, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Mudzakir, h. 407.
10
Anwar, Ilmu Tafsir, h. 101.
11
Anwar, Ilmu Tafsir,h. 101.
12
Anwar, Ilmu Tafsir, h. 105.
a. Dalam surah Al-Baqarah ayat 216 :

… ‫ّر َّلُك ۚۡم‬ٞ ‫… َو َع َس ٰٓى َأن ُتِح ُّبوْا َش ٗٔ‍ۡي ا َو ُهَو َش‬

216....Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu...(QS. Al-
Baqarah :216)

b. Dalam surah Al-Hajj ayat 73 :

٧٣ ‫… َض ُعَف ٱلَّطاِلُب َو ٱۡل َم ۡط ُلوُب‬

73...Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah (QS. Al-Hajj
: 73)

c. Dalam surah Al-Maidah ayat 100 :

… ‫… اَّل َيۡس َتِو ي ٱۡل َخ ِبيُث َو ٱلَّطِّيُب‬

100..."Tidak sama yang buruk dengan yang baik, (QS.Al-Maidah : 100)

D. Tujuan Amtsalul Qur’an

Diantara tujuan dibuatnya perumpamaan atau tamsil dalam Al-Qur’an agar manusia
mau melakukan ujian yang berkaitan dengan ekosistem, ekologi, astronomi, dan anatomi,
teologi, biologi, sosiologi dan ilmu-ilmu lain termasuk untuk mengambil pelajaran dari
kejadian yang di alami oleh umat-umat yang lampau. Semua ini adalah untuk meningkatkan
ketakwaan kepada Allah setelah melihat keagungan dan kekuasaanya.

Untuk melakukan kajian terhadap suatu masalah, orang harus berakal dan
berpengatahuan. Dengan sendirinya orang yang dungu dan tidak berilmu, tidak mungkin
memahami tamsil yang disajikan Al-Qur’an, apalagi sampai melakukan kajian, jelas tidak
mungkin. Oleh karena itu, orang yang bisa memahami makna yang tersirat maupun yang
tersurat di dalam tamsil Al-Qur’an, hanyalah orang-orang yang berilmu dan orang mau
menggunakan nalarnya, seperti disebutkan oleh Alquran dalam surah Al-ankabut ayat 43 :

٤٣ ‫َوِتۡل َك ٱَأۡلۡم َٰث ُل َنۡض ِرُبَها ِللَّناِۖس َو َم ا َيۡع ِقُلَهٓا ِإاَّل ٱۡل َٰع ِلُم وَن‬

43. Dan perumpamaan-perumpamaan Ini kami buat untuk manusia; dan tiada yang
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.(QS. Al-Ankabut : 43)

Adapun yang dimaksud dengan “memahami” pada ayat di atas adalah mengetahui
tentang faedah dan pelajaran yang bisa diambil dari tamsil yang disajikan oleh Alquran
tersebut, dan ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang berilmu.13

F. Anjuran untuk Memperhatikan Perumpamaan


13
Kauma, Tamsil Alquran, h. 4.
Alquran telah menyerukan kepada umat manusia untuk memperhatikan tamsil-tamsil,
sebab dari situlah akan ditemukan suatu kebenaran yang hakiki mengenai kekuasaan Allah
swt, yang maha pencipta lagi maha kuasa atas segala sesuatu. Di samping itu, tamsil juga
sebagai sarana untuk menginterpretasikan permasalahan atau peristiwa yang belum dipahami
oleh umat manusia.

Tidak sedikit orang yang salah jalan menjadi sadar setelah memperhatikan ayat-
ayat tamsil. Karena di dalam ayat tersebut banyak di dapatkan pelajaran yang sangat
berharga, terutama yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan keimanan. Di dalam ayat-
ayat tamsil juga dapat ditemukan berbagai karakter umat manusia dalam memperhatikan
ideologi masing-masing. Dari sini nantinya dapat kita ketahui konsekuensi orang-orang yang
menolak ideologi tauhid. Mereka dianalogikan oleh Alquran seperti binatang. Dan banyak
lagi hal-hal yang menarik yang perlu dipelajari dari ayat-ayat tamsil. Oleh karena itu,
Alquran menyerukan kepada manusia untuk memperhatikan dan mendengarkan ayat-
ayat tamsil.14 Sebagaimana ayat yang disebutkan dalam surah Al-Hajj ayat 73 :

…‫ل َفٱۡس َتِم ُعوْا َلُهۥ‬ٞ‫َٰٓيَأُّيَها ٱلَّناُس ُض ِر َب َم َث‬

73. Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan
itu.(QS. Al-Hajj :73)

Apabila seseorang mau memperhatikan dengan seksama terhadap perumpamaan-


perumpamaan (tamsil) yang ada, maka keimanannya akan teguh. Sebab di sana ia dapat
menjumpai hal-hal yang belum diketahui sebelumnya sebagai manifestasi atas kekuasaan
Allah Swt. Meskipun demikian, adalah orang-orang kafir dan orang-orang fasik yang
memang telah sesat jalan hidupnya, hati dan akalnya, telah dikunci mati oleh Allah swt,
mereka tidak bisa memahami sedikit pun tamsil-tamsil yang disajikan oleh Al-Quran.

G. Manfaat Amtsal Alquran

Mannâ Khalîl al-Qattân menjelaskan bahwa di antara manfaat amtsal Alquran adalah :

a. Menampilkan sesuatu yang abstrak (yang hanya ada dalam pikiran) ke dalam sesuatu
yang konkret-material yang dapat di indera manusia.15 Ini seperti pada firman Allah swt
dalam surah Al-Baqarah ayat 264 :
‫َٰٓي‬
‫َأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا اَل ُتۡب ِط ُلوْا َص َد َٰق ِتُك م ِبٱۡل َم ِّن َو ٱَأۡلَذٰى َك ٱَّلِذ ي ُينِف ُق َم اَل ۥُه ِرَئ ٓاَء ٱلَّن اِس َو اَل ُي ۡؤ ِم ُن ِبٱِهَّلل َو ٱۡل َي ۡو ِم ٱٓأۡلِخ ِۖر َفَم َثُل ۥُه َك َم َث ِل‬
‫ْۗا‬
٢٦٤ ‫ل َفَتَر َك ۥُه َص ۡل ٗد ۖا اَّل َيۡق ِد ُروَن َع َلٰى َش ۡي ٖء ِّمَّم ا َك َس ُبو َو ٱُهَّلل اَل َيۡه ِد ي ٱۡل َقۡو َم ٱۡل َٰك ِفِر يَن‬ٞ‫ب َفَأَص اَب ۥُه َو اِب‬ٞ‫َص ۡف َو اٍن َع َلۡي ِه ُتَر ا‬

264. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu
dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang
menafkahkan hartanya Karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah,
14
Kauma, Tamsil Alquran, h. 4.

Buanyakilmu. Amtsalul Quran. http://buanyakilmu.blogspot.com/2009/05/amtsalul-


15

quran.html( diakses 5November 2015).


Kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (Tidak bertanah). mereka
tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kafir.(QS. Al-Baqarah : 264)

b. Membuat si pelaku amtsal menjadi senang dan bersemangat dalam beramal,16 ini seperti
pada firman Allah swt dalam surah Al-Baqarah ayat 261 :

‫َّم َثُل ٱَّلِذ يَن ُينِفُقوَن َأۡم َٰو َلُهۡم ِفي َس ِبيِل ٱِهَّلل َك َم َثِل َح َّبٍة َأۢن َبَتۡت َس ۡب َع َس َناِبَل ِفي ُك ِّل ُس ۢن ُبَلٖة ِّم ْاَئُة َح َّبٖۗة َو ٱُهَّلل ُيَٰض ِع ُف ِلَم ن َيَش ٓاُۚء َو ٱُهَّلل َٰو ِس ٌع‬
٢٦١ ‫َع ِليٌم‬

261.Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya


di jalan Allahadalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-
tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki.
dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.(QS. Al-Baqarah :261)

c. Menjauhkan seseorang dari sesuatu yang dibenci oleh jiwa manusia itu sendiri. 17 Ini seperti
pada surah Al-Hujurat ayat 12 :

‫م َو اَل َتَج َّسُس وْا َو اَل َيۡغ َتب َّبۡع ُض ُك م َبۡع ًض ۚا َأُيِح ُّب َأَح ُد ُك ۡم َأن َيۡأ ُك َل‬ٞۖ ‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا ٱۡج َتِنُبوْا َك ِثيٗر ا ِّم َن ٱلَّظِّن ِإَّن َبۡع َض ٱلَّظِّن ِإۡث‬
١٢ ‫م‬ٞ‫ب َّر ِح ي‬ٞ‫َلۡح َم َأِخ يِه َم ۡي ٗت ا َفَك ِرۡه ُتُم وُۚه َو ٱَّتُقوْا ٱَۚهَّلل ِإَّن ٱَهَّلل َتَّو ا‬

12.Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi
Maha Penyayang.(QS. Al-Hujurat : 12).

d. Menyingkapkan hakikat-hakikat dan mengemukakan sesuatu yang tidak nampak seakan-akan


sesuatu yang nampak.18 Ini seperti pada firman Allah swt dalam surah Al-Baqarah ayat 275 :

… ‫ٱَّلِذ يَن َيۡأ ُك ُلوَن ٱلِّر َبٰو ْا اَل َيُقوُم وَن ِإاَّل َك َم ا َيُقوُم ٱَّلِذ ي َيَتَخَّبُطُه ٱلَّشۡي َٰط ُن ِم َن ٱۡل َم ِّۚس‬

275. Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila (QS. Al-
Baqarah : 275).

e. Menghimpun arti yang indah dalam ungkapan yang singkat sebagaimana terlihat
dalam kaminah dan mursalah.19

16
Anwar, Ilmu Tafsir, h. 109.
17
Al-Qattân, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Mudzakir, h. 410.
18
Al-Qattân, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Mudzakir, h. 409.
19
Anwar, Ilmu Tafsir, h. 109.
H. Contoh-Contoh Amtsal dalam Al-Qur’an

Berikut ini adalah contoh amtsal Al-Qur’an:

1. Perumpamaan tentang orang kafir

١٧١ ‫ي َفُهۡم اَل َيۡع ِقُلوَن‬ٞ ‫َو َم َثُل ٱَّلِذ يَن َكَفُروْا َك َم َثِل ٱَّلِذ ي َيۡن ِع ُق ِبَم ا اَل َيۡس َم ُع ِإاَّل ُد َعٓاٗء َوِنَدٓاۚٗء ُص ُّۢم ُبۡك ٌم ُعۡم‬

171. “Dan perumpamaan (orang-orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti
penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan
saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti.” (QS. Al-
Baqarah: 171)

2. Perumpamaan tentang orang munafik

٤١ ‫َم َثُل ٱَّلِذ يَن ٱَّتَخ ُذ وْا ِم ن ُدوِن ٱِهَّلل َأۡو ِلَيٓاَء َك َم َثِل ٱۡل َع نَك ُبوِت ٱَّتَخ َذ ۡت َبۡي ٗت ۖا َوِإَّن َأۡو َهَن ٱۡل ُبُيوِت َلَبۡي ُت ٱۡل َع نَك ُبوِۚت َلۡو َك اُنوْا َيۡع َلُم وَن‬

Artinya:

“Perumpamaan orang-orang yang pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-


laba yang membuat rumah.Dan sesungguhnya rumah paling lemah ialah laba-laba kalau
mereka mengetahui.”(QS. Al-Ankabut: 41).

3. Perumpamaan orang mukmin

٢٤ ‫۞َم َثُل ٱۡل َفِر يَقۡي ِن َك ٱَأۡلۡع َم ٰى َو ٱَأۡلَص ِّم َو ٱۡل َبِص يِر َو ٱلَّسِم يِۚع َهۡل َيۡس َتِوَياِن َم َثۚاًل َأَفاَل َتَذَّك ُروَن‬

Artinya:

“Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafirdan orang-orang mukmin) seperti


orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua
golongan itu sama keadaan dan sifatnya? Maka tidaklah kamu mengambil pelajaran (dari
perbandingan itu)?”(QS. Hud:24).

4. Perumpamaan orang yang menafkahkan harta

‫َّم َثُل ٱَّلِذ يَن ُينِفُقوَن َأۡم َٰو َلُهۡم ِفي َس ِبيِل ٱِهَّلل َك َم َثِل َح َّبٍة َأۢن َبَتۡت َس ۡب َع َس َناِبَل ِفي ُك ِّل ُس ۢن ُبَلٖة ِّم ْاَئُة َح َّبٖۗة َو ٱُهَّلل ُيَٰض ِع ُف ِلَم ن َيَش ٓاُۚء َو ٱُهَّلل َٰو ِس ٌع‬
٢٦١ ‫َع ِليٌم‬

Artinya:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di


jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-
tiap bulir: seratus biji Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah maha luas (karunianya) lagi maha mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:
261)
‫َم َثُل َم ا ُينِفُقوَن ِفي َٰه ِذِه ٱۡل َحَيٰو ِة ٱلُّد ۡن َيا َك َم َثِل ِر يٖح ِفيَه ا ِص ٌّر َأَص اَبۡت َح ۡر َث َق ۡو ٖم َظَلُم ٓو ْا َأنُفَس ُهۡم َفَأۡه َلَك ۡت ُۚه َو َم ا َظَلَم ُهُم ٱُهَّلل َو َٰل ِكۡن‬
١١٧ ‫َأنُفَس ُهۡم َيۡظ ِلُم وَن‬

Artinya:

“Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini, adalah seperti
perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman
kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah
tidak menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.(QS. Ali
Imran:117).

5. Perumpamaan penciptaan Nabi Isa as.

٥٩ ‫ِإَّن َم َثَل ِع يَس ٰى ِع نَد ٱِهَّلل َك َم َثِل َء اَد َۖم َخ َلَق ۥُه ِم ن ُتَر اٖب ُثَّم َقاَل َل ۥُه ُك ن َفَيُك وُن‬

Artinya:

“Sesungguhnya mitsal penciptaan Isa dari sisi Allah adalah seperti (penciptaan)
Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, “Jadilah
(seorang manusia), maka jadilah dia.” (QS. Ali Imran: 59).

6. Perumpamaan kehidupan dunia

‫ِإَّنَم ا َم َثُل ٱۡل َحَيٰو ِة ٱلُّد ۡن َيا َك َم ٓاٍء َأنَز ۡل َٰن ُه ِم َن ٱلَّس َم ٓاِء َفٱۡخ َتَل َط ِبِهۦ َنَب اُت ٱَأۡلۡر ِض ِمَّم ا َيۡأ ُك ُل ٱلَّن اُس َو ٱَأۡلۡن َٰع ُم َح َّتٰٓى ِإَذ ٓا َأَخ َذ ِت ٱَأۡلۡر ُض‬
‫ُز ۡخ ُر َفَها َو ٱَّز َّيَنۡت َو َظَّن َأۡه ُلَهٓا َأَّنُهۡم َٰق ِد ُروَن َع َلۡي َهٓا َأَتٰى َهٓا َأۡم ُرَنا َلۡي اًل َأۡو َنَهاٗر ا َفَجَع ۡل َٰن َها َح ِص يٗد ا َك َأن َّلۡم َتۡغ َن ِب ٱَأۡلۡم ِۚس َك َٰذ ِلَك ُنَفِّص ُل‬
٢٤ ‫ٱٓأۡلَٰي ِت ِلَقۡو ٖم َيَتَفَّك ُروَن‬

Artinya: “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan)
yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-
tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga
apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan
pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah
kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya)
laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.
Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang
berfikir.” (QS. Yunus: 24)

7. Perumpamaan surga

٣٥ ‫م َو ِظ ُّلَهۚا ِتۡل َك ُع ۡق َبى ٱَّلِذ يَن ٱَّتَقوْۚا َّو ُع ۡق َبى ٱۡل َٰك ِفِر يَن ٱلَّناُر‬ٞ‫۞َّم َثُل ٱۡل َج َّنِة ٱَّلِتي ُوِع َد ٱۡل ُم َّتُقوَۖن َتۡج ِر ي ِم ن َتۡح ِتَها ٱَأۡلۡن َٰه ُۖر ُأُك ُلَها َدٓاِئ‬

Artinya: “Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah
(seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang
naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa,
sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.” (QS. Ar-Ra’ad: 35)

8. Perumpamaan cahaya Allah

‫ّي ُيوَق ُد ِم ن‬ٞ ‫ب ُد ِّر‬ٞ‫۞ٱُهَّلل ُنوُر ٱلَّسَٰم َٰو ِت َو ٱَأۡلۡر ِۚض َم َثُل ُنوِرِهۦ َك ِم ۡش َكٰو ٖة ِفيَها ِم ۡص َباٌۖح ٱۡل ِم ۡص َباُح ِفي ُز َج اَج ٍۖة ٱلُّز َج اَج ُة َك َأَّنَه ا َك ۡو َك‬
‫ر ُّن وٌر َع َلٰى ُن وٖۚر َيۡه ِد ي ٱُهَّلل ِلُن و ِهۦ َم ن َيَش ٓاُۚء‬ٞۚ‫َش َج َرٖة ُّم َٰب َر َك ٖة َز ۡي ُتوَنٖة اَّل َش ۡر ِقَّيٖة َو اَل َغ ۡر ِبَّيٖة َيَكاُد َز ۡي ُتَها ُيِض ٓي ُء َو َل ۡو َلۡم َتۡم َس ۡس ُه َن ا‬
‫ِر‬
٣٥ ‫م‬ٞ‫َو َيۡض ِر ُب ٱُهَّلل ٱَأۡلۡم َٰث َل ِللَّناِۗس َو ٱُهَّلل ِبُك ِّل َش ۡي ٍء َع ِلي‬

Artinya: “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah,
adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu
di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang
dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh
tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja)
hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-
lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah
memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.” (QS. An-Nur:35).20

20
Maman Abd Djaliel…….(Bandung: CV Pustaka Setia, 2005).
DAFTAR PUSTAKA

Rosihan Anwar, Ilmu Tafsir ( Bandung : CV Pustaka Setia, 2000 ), h. 92.


Maman Abd Djaliel, ................................... (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005)
M.Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, (Tanggerang: LenteraHati, 2013), h. 263.
Buanyakilmu, AmtsalulQur,an, http://buanyakilmu.blogspot.com/2009/05/amtsalul-
quran.html (diakses:5November, 2015)
Anwar,IlmuTafsir. h. 94.
Anwar, Ilmu Tafsir, h. 95.
Mannâ Khalil al-Qattân, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Mudzakir ( Bogor : Pustaka
Litera Antar Nusa, 2009), h. 406.
Mana’ul Quthan, Pembahasan Ilmu-Ilmu Alquran 2, terj. Halimuddin (Jakarta : PT
Rineka Cipta, 1995), h. 109.
Al-Qattân, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Mudzakir, h. 407.
Anwar, Ilmu Tafsir, h. 101.
Anwar, Ilmu Tafsir,h. 101. Anwar, Ilmu Tafsir, h. 105.
Kauma, Tamsil Alquran, h. 4.
Kauma, Tamsil Alquran, h. 4.
Buanyakilmu. Amtsalul Quran. http://buanyakilmu.blogspot.com/2009/05/amtsalul-
quran.html( diakses 5November 2015).
Anwar, Ilmu Tafsir, h. 109.
Al-Qattân, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Mudzakir, h. 410.
Al-Qattân, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Mudzakir, h. 409.
Anwar, Ilmu Tafsir, h. 109.
Maman Abd Djaliel…….(Bandung: CV Pustaka Setia, 2005).

Anda mungkin juga menyukai