Anda di halaman 1dari 14

MEMAHAMI AMTSAL DALAM AL-QUR’AN

MAKALAH

Dviajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Studi Al-Qur’an”

Dosen Pengampu:

Dr. Ahmad Yusam Thobroni, M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 10:

Laila Ilmida (06040121108)

Sabrina Fatimah Brillianti (06040121124)

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN AMPEL

SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas makalah yang berjudul “MEMAHAMI AMTSAL
DALAM AL-QUR’AN” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas Bapak Dr. Ahmad Yusam Thobroni, M.Ag pada mata kuliah
“Studi Al-Qur’an”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ahmad Yusam Thobroni, M.Ag
selaku dosen mata kuliah “Studi Al-Qur’an” yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Suarabaya, 30 November 2021

Team Kelompok 10

i
DATAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1

C. Tujuan...................................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..............................................................................................................................3

A. Pengertian Amtsal dalam AlQur’an......................................................................................3

B. Rukun dan jenis-jenis amtsal dalam AlQur’an.....................................................................5

C. Jenis-jenis amtsal dalam AlQur’an.......................................................................................5

D. Manfaat dan tujuan amtsal dalam AlQur’an.........................................................................7

E. Peran Amtsal dalam AlQur’an sebagai pendidikan Qur’ani................................................8

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keunikan Alqur’an sebagai wahyu Allah adalam dalam penyampaian pesan-pesan


yang menjadi pegangan hidup manusia dengan model penyampaian pesan yang singkat,
mudah, dan jelas untuk difahami. Salah satu bentuk metode tersebut adalah melalui
ungkapan matsal (perumpamaan). Manusia adalah makhluk yang hidupnya dibekali oleh
akal fikiran. Amtsal merupakan salah satu bentuk gaya bahasa AlQur’an pada
penyampaian pesan-pesan yang membuat manusia agar selalu memanfaatkan akal
fikirannya dengan baik.
Saat Allah menggunakan perumpamaan-perumpamaan di dalam AlQur’an,
terkadang menggunakan bentuk jama’ (amtsal) dan kadang-kadang menggunakan bentuk
mufrad (matsal) pada beberapa ayat dan surat dalam AlQur’an. Kadang-kadang keuda
bentuk tersebut digunakan secara bersamaan dalam satu ayat, dengan tujuan
menampilkan hal ihwal kebenaran atau menunjukan betapa pentingnya pesan yang
terkandung di dalamnya. Dengan begitu para pembaca dapat memkanai dengan mudah
dipahami apa yang telah diperumpamakan.
Amtsal merupakan bentuk abstrak yang dugunakan dalam berbagai macm akliamt
dengan menganalogikan hal yang serupa dan sepadan. Maka dari itu untuk dapat
memahaminya dengan baik dan benar membutuhkan pemikiran yang teliti dan cermat
dengan didampingin penguasaan stilitik (ilmu balaghoh).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Amtsal dalam ALQur’an?


2. Apa saja rukun dan ciri-ciri Amtsal dalam ALQur’an?
3. Apa saja jenis-jenis Amtsal dalam AlQur’an?
4. Apa manfaat dan tujuan adanya Amtsal dama AlQur’an?
5. Apa peran Amtsal dalam AlQuran sebagai pendidikan Qur’ani?

1
C. Tujuan

1. Memahami penegrtian Amtsal dalam AlQur’an


2. Memahami rukun dan ciri-ciri Amtsal dalam AlQur’an
3. Memahami jenis-jenis Amtsal dalam AlQur’an
4. Memahami manaat dan tujuan adanya Amtsal dalam AlQur’an
5. Memahami peran Amtsal dalam AlQur’an sebagai pendidikan Qur’ani

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Amtsal dalam AlQur’an

Kata amtsal merupakan bentuk jama’ darikata mitsal. Secara etomolgi kata
matsal, mitsal dan matsil berarti sama dengan syabah, syibah dan syabih. Kata matsal
dipergunakan untuk menunjukkan arti keadaan, sidat, dan kisah yang mengagumkan.
1
Yang bisa dilihat pada surat al-Baqoroh ayat 17:

‫َم َثُلُهْم َك َم َثِل اَّلِذ ى اْسَتْو َقَد َناًراۚ َفَلَّم ٓا َاَض ۤا َء ْت َم ا َح ْو َلٗه َذ َهَب ُهّٰللا ِبُنْو ِر ِهْم َو َتَر َك ُهْم ِفْي‬
‫ُظُلٰم ٍت اَّل ُيْبِص ُرْو َن‬
“Perumpamaan mereka seperti orang-orang yang menyalakan api, setelah menerangi
sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan
mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.”

Selanjutnya pada surat al Fath 29, kata matsal dalam ayat ini mengartikan
keadaan yang mana kata matsal digunakan untuk makna yang sesuai dengan kondisi
orang-orang munafik yang tidak dapat menerima petunjuk dari Allah.2

‫ُمَحَّم ٌد َّر ُسْو ُل ِهّٰللاۗ َو اَّلِذ ْيَن َم َع ٓٗه َاِش َّد ۤا ُء َع َلى اْلُك َّفاِر ُر َح َم ۤا ُء َبْيَنُهْم َتٰر ىُهْم ُر َّك ًعا ُسَّجًدا َّيْبَتُغ ْو َن‬
‫َفْض اًل ِّم َن ِهّٰللا َو ِر ْض َو اًناۖ ِس ْيَم اُهْم ِفْي ُوُجْو ِهِهْم ِّم ْن َاَثِر الُّسُجْو ِد ۗ ٰذ ِلَك َم َثُلُهْم ِفى الَّتْو ٰر ىِة‬
‫َۖو َم َثُلُهْم ِفى اِاْل ْنِج ْيِۚل َك َزْر ٍع َاْخ َر َج َش ْطَٔـٗه َفٰا َز َرٗه َفاْسَتْغَلَظ َفاْس َتٰو ى َع ٰل ى ُسْو ِقٖه ُيْع ِج ُب‬
‫الُّز َّر اَع ِلَيِغ ْيَظ ِبِهُم اْلُك َّفاَر ۗ َو َعَد ُهّٰللا اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َو َع ِم ُلوا الّٰص ِلٰح ِت ِم ْنُهْم َّم ْغ ِفَر ًة َّو َاْج ًرا َع ِظ ْيًم ا‬
“Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap
keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat
mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka
tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan)
dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih
11, 2
Mahbab Nuryadien. Metode Amtsal Metode AlQur’an Membangun Karakter. IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
2

3
yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat lalu menjadi besar dan
tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya
karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-
orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar.”

Kata matsal pada ayat tersebut mengarikan kisah atau cerita yang mengagumkan. Pada
kaitan ini Zamakhsyary mengatakan, setidaknya ada dua makna dari kata matsal tersebut,
yaitu pertama, matsal pada dasarnya dapat berarti al mitsal dan al nadhir yang berarti
serupa atau sebanding. Kedua, matsal termasuk isti’arah yakni kata pinjaman
yangberguna untuk menunjuk kepada keadaan sesuatu, sifat dan kisah, jika ketiganya
dianggap penting dan mempunyai keanehan.3

Banyak pengertian tentang amtsal ini, berikut adalah pengertian amtsal menurut
para ahli:

1. Ibn Al Qayyim
Menyerupakan dengan sesuatu yang lain dalam hal hukumnya, dan mendekatkan
sesuatu yang bersifat abstrak dengan yang bersifat indrawi atau mendekatkan
salah satu dari dua yang kongkrit atas yang lainya dan menganggap yang satu
sebagai yang lain.
2. Al Suyuthiy
Mendeskripsikan makna dengan gambaran yang kongkrit karena lebih
mengesankan di hati, seperti menyerupakan yang samar dengan yang nampak,
yang gaib dengan yang hadir.
3. Manna’ al Qaththan
Menonjolkan makna dalam bentuk yang menarik dan padat serta mempunyai
pengaruh yang dalam terhadap jiwa, baik berupa tasybih maupun dalam bentuk
kalimat-kalimat bebas.
Dari pengertian yag telah didefinisikan oleh para ahli tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa amtsal AlQur’an adalah membuat perumpamaan-perumpamaan
mengenai keadaan sesuatu dengan sesuatu yang lainya baik didampingi kalimat metaforis

3
Mahbab Nuryadien. Metode Amtsal Metode AlQur’an Membangun Karakter. IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

4
(isti’arah), dengan cara anthrofomorphism (tasybih) atau dengan cara lainya. Dengan
begitu, jika dipelajari dengan seksama perumpamaan-perumpamaan dalam AlQur’an
memakai bentuk yang beragam dan nasihat, serta dapat difahami oleh akal fikiran. 4

B. Rukun dan jenis-jenis amtsal dalam AlQur’an

Dalam amtsal AlQur’an ada empat rukun yang harus dipenuhi, yaitu:5

1. Ada yang diumpamakan (musyabbah), yaitu sesuatu yang akan diceritakan


2. Ada asal ceritanya (musyabbah bih), yaitu sesuatu yang dijadikan tempat
menyamakan
3. Ada persamaannya (wajhul musyabbah), yaitu arah persamaan antara kedua hal
yang disamakan tersebut.
4. Ada alat Tasybih, yaitu kaf, mitsil, kaana, dan semua lafaz yang menunjukkan
makna perserupaan.
Adapun ciri-ciri amtsal AlQur’an sebagai berikut:
1. Mengandung penjelasan atas makna yang samar atau abstrak sehingga menjadi
jelas, konkret, dan berkesan.
2. Amtsal memiliki kesejajaran antara situasi-situasi perumpamaan yang dimaksud
dan padannya.
3. Ada keseimbangan (Tawazun) antara perumpanaan dan keadaan yang
dianologikan

C. Jenis-jenis amtsal dalam AlQur’an

Adapun jenis-jenis amtsal dalam AlQur’an, yaitu:6

1. Amtsal al Musharrahah atau al Qiyasiyah


Di dalamnya menjelaskan dengan menggunakan lafal matsal atau sesuatu yang
menunjukan kalimat tasbih. Yang mana bisa kita lihat dalam surat al Baqoroh 17-
20

4
Mahbab Nuryadien. Metode Amtsal Metode AlQur’an Membangun Karakter. IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
5, 6
Dr. H. Moch. Tolchah, M. Ag. Ilmu Amtsalil Qur’an. Digilib.uinsy.ac.id.
6

5
‫َم َثُلُهۡم َك َم َثِل ٱَّلِذ ى ٱۡس َتۡو َقَد َناً۬ر ا َفَلَّم ٓا َأَض ٓاَء ۡت َم ا َح ۡو َلُه ۥ َذ َهَب ٱُهَّلل ِبُن وِر ِهۡم َو َت َر َك ُهۡم ِفى ُظُلَم ٰـ ٍ۬ت اَّل‬
‫) َأۡو َك َص ِّيٍ۬ب ِّم َن ٱلَّس ٓاِء ِفيِه ُظُل ٰـ ٌ۬ت َر ۡع ٌ۬د‬١٨( ‫) ُص ُّۢم ُبۡك ٌم ُعۡم ٌ۬ى َفُهۡم اَل َيۡر ُعوَن‬١٧( ‫ُيۡب ِص ُروَن‬
‫َم َو‬ ‫َم‬ ‫ِج‬
‫ُۢط‬
( ‫َو َب ۡر ٌ۬ق َيۡج َع ُل وَن َأَص ٰـ ِبَع ُهۡم ِفٓى َء اَذ اِنِہم ِّم َن ٱلَّص َو ٲِع ِق َح َذ َر ٱۡل َم ۡو ۚ‌ِت َو ٱُهَّلل ُمِح ي ِبٱۡل َك ٰـ ِفِر يَن‬
‌ۚ
‫) َيَكاُد ٱۡل َبۡر ُق َيۡخ َطُف َأۡب َص ٰـَر ُهۡمۖ‌ ُك َّلَم ٓا َأَض ٓاَء َلُهم َّم َشۡو ْا ِفيِه َو ِإَذ ٓا َأۡظ َلَم َع َلۡي ِہۡم َقاُم وْا َو َلۡو َش ٓاَء ٱُهَّلل‬١٩
)٢٠( ‫َلَذ َهَب ِبَس ۡم ِع ِهۡم َو َأۡب َص ٰـ ِر ِهۡمۚ‌ ِإَّن ٱَهَّلل َع َلٰى ُك ِّل َش ۡى ٍ۬ء َقِد يٌ۬ر‬
“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api maka setelah
api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya [yang menyinari] mereka,
dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. (17) Mereka tuli,
bisu dan buta maka tidaklah mereka akan kembali [ke jalan yang benar]. (18) atau
seperti [orang-orang yang ditimpa] hujan lebat dari langit disertai gelap gulita,
guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena
[mendengar suara] petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang
yang kafir. (19) Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap
kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap
menimpa mereka, mereka berhenti. Jika Allah menghendaki, niscaya Dia
melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah
berkuasa atas segala sesuatu”.
2. Amtsal Kaminah
Pada amtsal jenis ini tidak dijelaskan dengan rinci dengan lafal tamtsil
(permisalan) naming menjukan makna yang indah dan menarik dalam
penyampaian serta mempunyai pengaruh terhadap perpidahan yang serupa
dengannya. Bisa dilihat pada surat al Furqon 67:
‫َو اَّلِذ ْيَن ِاَذ ٓا َاْنَفُقْو ا َلْم ُيْس ِرُفْو ا َو َلْم َيْقُتُرْو ا َو َك اَن َبْيَن ٰذ ِلَك َقَو اًم ا‬
“Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang
apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di
antara keduanya secara wajar”
3. Amtsal Mursalah
Untuk amtsal jenis mursalah didefinisikan sebagai kalimat-kalimat yang tidak
memakai lafal tasybih dengan jelas, namun kalimat itu berlau menjadi matsal.
Sebagai contih pada surat al Muddatsir 38:

6
‫ْيَنٌۙة‬
‫ُك ُّل َنْفٍۢس ِبَم ا َك َسَبْت َر ِه‬
“Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya”

D. Manfaat dan tujuan amtsal dalam AlQur’an

Apapun yang ditampilkan ataupun dicantumkan dalam al-qur’an tidak satupun


yang tidak penting untuk dikaji.direnungkan, dipelajari oleh manusia baik yang
berkenaan denga nisi kandungannya. Dari perspektif inilah manusia akan memahami
betapa pentingnya makna bimbingan dan petunjuk dari al-qur’an, termasuk di dalamnya
bimbingan atau petunjuk yang dituangkan dalam wujud amtsal baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Maka dari itu, menurut hasil analisis para ulama bahwa manfaat dan tujuan amstal
al-qur’an itu adalah antara lain:7

1. Menampilkan sesuatu yang bersifat rasional yang hanya dapat dijangkau oleh
pikiran dalam bentuk yang konkrit (material) yang dapat ditangkap oleh indra
manusia, sehingga pada akhirnyaakal dapat dengan mudah menerima pesan yang
disampaikan oleh perumpamaan tersebut. Karena pengertian yang bersifat abstrak
tidak akan bisa tertancap atau setidak-tidaknya sedikit sulit diterima oleh benak
hati nurani manusia, kecuali jika dituangkan dalam bentuk yang bersifat indrawi
yang dekat dengan daya pemahaman. Contohnya, Allah membuat matsal bagi
orang-orang yang memberikan hartanya dengan riya’ makai a tidak akn pernah
mendapatkan balasan pahala sedikitpun dari Allah atas perbuatannya itu.

2. Dapat menyingkap hakikat-hakikat dan menampilkan sesuatu yang tidak tampak


(ghaib) dalam sesuatu yang tampak, seakan-akan sesuatu itu tampak jelas.

3. Dapat menghimpun makna yang indah dan menarik di dalam suatu ungkapan
yang padat dan singkat, sebagaimana telah terdapat dalam amtsal al kaminah dan
amtsal al mursalah

4. Dapat mendorong orang yang terhadapnya amstal itu diturunkan untuk


melakukan dan berbuat sesuatu yang sesuai denga isi matsal atau amstal itu
7
Lihat.Manna al Qaththan, Op. Cit., hal.287-289, dan Badaruddin al Zarkasyi, Op. Cit., hal. 577-
578
7
sendiri, bila hal itu merupakan sesuatu yang disenangi oleh jiwa.. sebagai contoh,
Allah membuat matsal bagi keadaan orang-orang yang memberikan hartanya
dijalan Allah. Hal tersebut dapat memberikan kebaikan kepadanya.

5. Dapat menjauhkan seseorang dari suatu larangan untuk tidak dilakukan, jika
matsal tersebut berupa sesuatu hal yang tidak dikehendaki atau dibenci oleh jiwa.
Sebagai contoh, larangan al-qur’an untuk menggunjing orang lain.
6. Untuk memuji orang-orang yang menjadi sasaran amtsal itu sendiri, misalnya
pujian Allah kepada para sahabat.
7. Dengan matsal,dapat dideskripsikan sesuatu yang memiliki sifat yang dipandang
buruk orang banyak. Sebagai contoh, matsal tentang keadaan orang yang
dikaruniai kitab Allah tetapi ia tersesat di jalan, sehingga pada akhirnya ia pun
tidak mau mengamalkan isi kitab tersebut.
8. Pesan yang disampaikan melalui amtsal lebih berpengaruh dan lebih mengena
pada jiwa, lebih efektif dalam menyampaikan nasihat atau larangan dan lebih
dapat memuaskan hati serta lebih kuat pengaruhnya.8

E. Peran Amtsal dalam AlQur’an sebagai pendidikan Qur’ani

Al-qur’an dalam memfokuskan pendidikannya kepada manusia, menghadapi dan


melaksanakannya searah dengan faktor penciptaannya, yaitu jasmani, akal, dan jiwa.
Maka dari itu, materi-materi Pendidikan yang disuguhkan Al-qur’an hampir selalu
memusat kepada Pendidikan jiwa, akal, dan raga manusia itu sendiri.

Metode penyajian suatu informasi dalam kegiatan proses belajar mengajar, akan
lebih menarik dan efisien jika ditumpahkan dalam sebuah cerita dan ungkapan yang
indah. Salah satu prosedurnya adalah menggunakan tamtsil yang secara etimologi
berarti perumpamaan atau penyerupaan. Dalam konteks sastra matsal ialah ungkapan
yang dilontarkan dengan maksud menyerupakan keadaan yang terdapat dalam suatu
ucapan dengan keadaan yang karenanya perkataan itu dicetuskan. Sehingga matsal

8
Jalaluddin al Suyuthi, Al Ithqan Fi ‘Ulum al Qur’an, (Muassassah al Kuub al Tsaqafiyyah,
1996), juz. 4, hlm. 343
8
sering digunakan untuk mengacu kualitas hasil yang diharapkan dapat diambil
pelajaran bagi pendengarnya.9

Pada dunia Pendidikan (Islam) amtsal yang ditunjukkan al-qur’an sering


digunakan sebagai salah satu sistem pendekatan yang efisien dalam proses belajar
mengajar.10 Sistem pendekatan ini digunakan untuk menafsirkan sasaran utama maksud
dan tujuan pembicara dalam .memberikan materi Pendidikan. 11 Dalam hal ini
mengandung makna komunikasi. Komunikasi tersebut tidak dapat terjadi dalam ruang
hampa, melainkan dalam suasana mengandung tujuan, juga harus diupayakan
pencapaiannya.12

Selain nasihat, Amstal alqur’an berisi peringatan dan menerangkan konsep-


konsep abstrak dengan makna-makna yang kongkrit untuk difahami dan dipertimbangkan
oleh manusia, yang dalam dunia Pendidikan, ia merupakan jembatan berfikir dari yang
kongkrit kea lam ide yang bersifat abstrak. Dengan demikian, amstal al-qur’an mengajak
manusia untuk berfikir dan merenung tentang sesuatu yang terdapat diluar dirinya,
bahkan terkadang diluar alam konkret supaya ia dapat digunakan sebagai media
Pendidikan,yang pada kesimpulannya diharapkan dapat dikonversikan kepada anak didik.
Dengan memanfaatkan metode visual amstal al-qur’an, penyajian materi Pendidikan akan
lebih menarik, berkesan dan lebih berpengaruh kepada jiwa dan pastinya lebih merasuk
ke dalam relung hati sanubari.

Keberadaan dan kedudukan amstal al-qur’an terhadap penafsiran dan dalam


dunia Pendidikan cukup jelas dan mudah difahami. Itu artinya, bahwa para pendidik dan
anak didik sangat memerlukannya, lantaran disamping memberikan informasi kepada
penerimanya mengenai sesuatu yang belum pernah diketahuinya, juga dapat membantu
memafhumi apa yang dirasa masih musykil (sulit) diterima oleh keterbatasan akal
manusia.

9
Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi Mengungkap Pesan Al Qur’an tentang Pendidikan, (Yogyakarta:
Teras, 2008), hal. 141
10
Lihat, H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Angkasa, 1991), hal.77
11
Manna Al Qaththan,Op. Cit., hal.289
12
Umar Syihab, Al Qur’an dan Rekayasa Sosial, (Jakarta : Pustaka Kartini, 1990), hal.56
9
Dari berbagai bentuknya, matsal dalam Pendidikan ada beberapa faktor
diwujudkan, antara lain:13

1. Untuk memgkonkritkan bentuk empirik supaya dengan mudah diterima indera,


karena sesuatu yang abstrak sulit ditancapkan dalam benak manusia
2. Untuk mendatangkan sesuatu yang ghaib, sehingga seolah-olah hadir.
3. Untuk mengajak orang yang memberi mau’idhah untuk berbuat uswatun hasanah.
4. Untuk memuji seseorang akan tetapi seorang yang dipuji tidak merasa berbangga
diri.
5. Untuk memberitahu suatu kejahatan agar ditinggalkan.
6. Untuk memberikan nasihat yang mudah diterima dan diresapi.

Diantara kekhasan al-qur’an dalam menunjukkan pesan-pesan kehidupan


menggunakan model penyampaian pesan yang mudah, singkat, jelas untuk dipahami.
Dan salah satu metodenya adalah lewat ungkapan matsal (perumpamaan). Matsal
difungsikan untuk menjelaskan hal-hal yang sangat mendasar dan bersifat abstrak. Dari
beberapa contoh yang telah disebut diatas, dapat diamati bagaimana hebatnya al-qur’an
membuat perumpamaan yang sangat indah dan sesuai dengan tipe-tipe hati manusia
dengan tipe-tipe tanah. Demikian pula kesesuaian perumpamaan antara wahyu dengan
diturunkan air hujan dari langit.

13
Ahmad Munir Op. Cit. hal. 145-147
10
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography

Tolchah, M. A., Dr. H. Moch (2018). Ilmu Amtsalil Qur'an. digilib.uinsby.ac.id, 3-7.

Nuyadien, M. (JURNAL AL TARBAWI AL HADITSAH ). Metode Amtsal Metode AlQu'an. IAIN Syekh Nurjati
Cirebon, VOL 1 NO 1 ISSN 2407-6805.

Amin, Ahmad, Fajrul Islam, (Kairo: Maktabah al Nahdhah al Mishriyah, 1975)

Arifin, H.M., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991).

Denffer, Ahmad Von, Pengenalan Ilmu-ilmu Al Qur’an, Terj.

Nashir Budiman, (Jakarta: Rajwali Press, 1988).

Fu’ad, Abd, al Baqi Nuhammad, al Mu’jam al Mufahras Li Alfazh

Al Qur’an al Karim, (Kairo: Dar al Kutub, t.t.).

Isma’il, Muhammad Bakar, Dirasat Fi Ulum al Qur’an, (Kairo: Dar al Manar, 1991).

Munir, Ahmad, Tafsir Tarbawi mengungkap pesan al Qur’an tentang Pendidikan, (Yogyakarta:
Teras, 2008)

Qaththan, al, Manna, Mabahits Fi Ulum Al Qur’an, (Beirut: al

Syirkah al Muttahidah Li al Tauzi, 1973)

Qayyim, al. Ibnu, ‘A’lam al Muwaqqi’in, j.i, (Beirut: Dar al Kutub al Islamiyah, 1993).

Shalih, al, Subhi, Mabahits Fi Ulum Al Qur’an, (Beirut: Dar al Ilmi Li al Malayin, 1972).

Suyuthiy, al, Jalaluddin, Al Itqan Fi Ulum Al Qur’an, j.ii, (Beirut: Dar al Fikr, t.t.)

Syihab, Umar, Al Qur’an dan Rekayasa Sosial, (Jakarta: Pustaka Kartini, 1990).

Zamakhsyariy, al, Tafsir Al Kasysyaf, j.ii, (Kairo: Dar al Ilmi, t.t.)

Zarkasyi al, Badruddin bin Abdullah, Al Burhan Fi Ulum Al Qur’an, j.i., (Beirut: Dar Al Fikr, 1988).

11

Anda mungkin juga menyukai