Anda di halaman 1dari 11

ASSALAMUALAIKUM WR.

WB

BAHASA INDONESIA
KELOMPOK I2

AISYAH HARAHAP (12210820499)


SAKINAH ANNISA (12210820763)

PENALARAN
A. Penalaran
Proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(pengamatan empirik) yang mengasilkan sejumlah konsep
dari pengertian.

Ciri-ciri Penalaran :

1. Adanya sistem dan disiplin tata pemikiran yang diketahui dan berpola
standard.
2. Adanya sifat analitik dari proses berfikir manusia.
3. Penalaran merupakan suatu kegiatan berfikir yang menyandarkan diri
kepada suatu analisis dan kerangka berfikir yang dipergunakan untuk
analisis tersebut adalah logika.
Macam-macam Penalaran
1. Penalaran Induktif
=> proses bernalar yang berawal dari konsep yang khusus atau yang spesifik dan
diakhiri dengan konsep yang bersifat umum.
Bentuk penalaran induktif adalah
a. Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang berlawanan dari sejumlah fenomena
individu (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis
dengan fenomena individu.
b. Analogi
Analogi adalah suatu perbandingan yang membuat gagasan terlihat benar dengan cara
membandingkan nya dengan gagasan lainnya yang mempunyai hubungan dengan gagasan
yang pertama.
c. Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan sistem dari jumlah obyek,gagasan,atau buku. Macam-
macam klasifikasi ada dua:
1) Klasifikasi Artifisial => Sistem ini adalah mengelompokkan bahan pustaka berdasrkan
ciri atau sifat nya.
2) Klasifikasi kamu sama sekali => Suatu pengelompokan bahan pustaka berdasrkan
sistem yang mempunyai keuntungan.
2. Penalaran Deduktif
Penalaran induktif adalah proses bernalar yang berawal dari konsep yang
khusus atau yang spesifik dan diakhiri dengan konsep yang bersifat umum.

Macam-macam Penalaran Deduktif

a. Silogisme, disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi


(kesimpulan). Contoh
1) Barang siapa melanggar peraturan “X” harus dihukum
2)Ia melanggar peraturan “X”
3)Ia harus dihukum.
 
Bentuk seperti itulah yang disebut silogisme. Kalimat pertama (premis mayor) dan
kalimat kedua (premis minor) merupakan pernyataan dasar untuk menarik
kesimpulan (kalimat ketiga)
Macam-macam Penalaran Deduktif

b. Entimem adalah penalaran deduksi secara langsung. Dapat dikatakan bahwa


silogisme premisnya dihilangkan atau tidak di ucapkan Karen asudah sama-
sama diketahui.
Contoh: Menipu adalah dosa karena merugikan orang lain
Kalimat diatas dapat dipenggal menjadi dua:
(a) Menipu adalah dosa
(b) Karena (menipu) merugikan orang lain.

Kalimat (a) merupakan kesimpulan sedangkan kalimat (b) adalah merupakan


premis minor (karena bersifat khusus).

Dalam kalimat di atas, premis yang dihilangkan adalah premis mayor. Untuk
melengkapinya kita harus ingat bahwa premis mayor selalu bersifat lebih
umum, jadi tidak mungkin subjek nya “menipu”. Kita dapat menalar kembali
dan menemukan premis mayornya. Perbuatan yang merugikan orang lain
adalah dosa.

Untuk mengubah entimem menjadi silogisme, kita cari dahulu kesimpulannya.


Kata-kata yang menandakan kasimpulan ialah kata-kata seperti jadi, maka,
karena itu, dengan demikian, dan sebagainya.
Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan secara langsung
dan dapat pula dilakukan secara tidak langsung.
1. Menarik simpulan secara langsung
Menarik simpulan (konklusi) secara langsung dilakukan hanya ada satu
premis. Contohnya: Semua ikan berdarah dingin (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan (simpulan).
2. Menarik simpulan secara tidak langsung
Penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai
data. Dari dua premis ini akan dihasilkan sebuah simpulan. Premis yang
pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah
premis yang bersifat khusus.
3. Salah Nalar
salah nalar adalah gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan
yang salah, keliru, atau cacat

Contoh salah nalar:


Emilia seorang alumi STIE Serelo Lahat, dapat menyelesaikan
tugas nya dengan baik. Komunikasi yang baik adalah komunikasi
yang tepat pada sasarannya, oleh karena itu dalam
berkomunikasi perlu kita perhatikan kalimat dalam bahasa
Indonesia secara cermat. Sehingga salah nalar dapat
terminimalisasikan.
Ada beberapa macam salah nalar yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari
yakni sebagai berikut:

1. Deduksi yang salah


Simpulan dari suatu sigolisme dengan diawali premis yang salah atau tidak
memenuhi persyaratn. Contoh : dari deduksi yang salah : Kalau listrik masuk desa,
rakyat di daerah itu menjadi cerdas.

2. Generalisasi Terlalu Luas


Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi yang
tidak seimbang dengan besar nya genaralisasi tersebut sehingga kesimpulan yang
diambil menjadi salah. Contoh: Generalisasi Terlalu Luas : Anak-anak tidak boleh
memegang barang porselen karena baraang itu cepat pecah.

3. Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif


Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan
jawaban yang ada. Contoh: Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif: Orang itu
membakar rumah nya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
4. Penyebab yang salah nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga
mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud. Contoh Penyebab yang Salah
Nalar: Hendra mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan
mengurusi makam leluhurnya.

5. Analogi yang salah


Salah nalar ini dapat terjadi apabila orang menganalogikan sesuatu dengan
yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan
kepastian persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan
pada segi yang lain. Contoh: Pada hari senin Patriana kuliah mengendarai
sepeda motor. Pada hari selasa Patriana juga mengendarai sepeda motor.
Pada hari rabu Patriana pasti mengendarai sepeda motor.

6. Argumentasi Bidik Orang


Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang
dengan tugas yang diembannya. Contoh Argumentasi Bidik Orang: Kusdi
kesulitan membuat tugas makalah bahasa Indonesia karena tidak mempunyai
materi bahasa Indonesia.
7. Meniru-niru yang Sudah Ada
Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita
lakukan kalau orang lain melakukan hal itu. Cotoh Meniru-niru yag sudah ada:
Saat ujian Akhir Semester mata kuliah bahasa Indonesia Sarah mencontek,
karena pada mata kuliah Statistik Fitri juga mencontek.

8. Penyamarataan Para Ahli


Salah nalar ini disebabkan oleh anggapan orang tentang berbagi ilmu dengan
pandangaan yang sama. Hal ini akan mengakibatkan kekeliruan mengambil
kesimpulan. Contoh Penyamarataan Para Ahli: Dosen mata bahasa Indonesia
adalah Diska, Sarjana Ekonomi.

Kesalahan yang sering kita persoalkan disini adalah kesalahan yang


berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar.
Dua jenis kesalahan menurut penyebab utama nya yaitu:

a. kesalahan Karena bahasa yang merupakan kesalahan informal.


b. kesalahan karena materi dan proses penalaran yang merupakan kesalahan
formal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai