DI SUSUN OLEH:
LA ODE SUNARDIN
E1N119034
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
KENDARI
2023
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Analogi
a. Pengertian Analogi
b. Macam-macam Analogi
c. Analogi Yang Pincang
B. Rasionalisme
a. Pengertian Rasionalisme
b. Ciri-ciri Arsitektur Rasionalisme
c. Contoh Bangunan
C. Modern
a. Pengertian
b. Ciri-ciri
c. Contoh bangunan
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menjelaskan suatu hal yang baru kita terkadang kesulitan untuk
mencari kata yang tepat yang dapat membuat orang yang kita ajak bicara
paham akan apa yang sedang kita jelaskan, untuk itu kita perlu padanan kata
yang sudah ada untuk membuat sesuatu yang baru itu mudah dipahami.
Metode menyamakan satu hal dengan hal yang lain inilah yang disebut
dengan analogi.
Jika dalam penyimpulan generalisasi kita bertolak dari sejumlah
peristiwa pada penyimpulan, maka pada analogi kita bertolak dari satu atau
sejumlah peristiwa menuju kepada satu peristiwa lain yang sejenis.
Apa yang terdapat pada fenomena peristiwa pertama, disimpulkan
terdapat juga pada fenomena peristiwa yang lain karena keduanya mempunyai
persamaan prinsipal. Berdasarkan persamaan prinsipal pada keduanya itulah
maka mereka akan sama pula dalam aspek-aspek lain yang mengikutinya.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian analogi
2. Macam-macam analogi dan contohnya
3. Analogi yang salah
A. Analogi
1. Pengertian Analogi
Kita mengetahui betapa kemiripan yang terdapat antara bumi yang kita
tempati ini dengan planet-planet lain, seperti Saturnus, Mars, Yupiter, Venus,
Merkurius. Planet-planet ini kesemuanya mengelilingi matahari sebagaimana
bumi, meskipun dalam jarak dan waktu yang berbeda, semuanya meminjam
sinar matahari, sebagaimana bumi, sehingga padanya juga berlaku pergantian
siang dan malam. Sebagiannya mempunyai bulan yang memberikan sinar
manakala matahari tidak muncul dan bulan-bulan ini meminjam sinar matahari
sebagaimana bulan pada bumi. Mereka semua sama, merupakan subyek dari
hukum gravitasi sebagaimana bumi. Atas dasar persamaan yang sangat dekat
antara bumi dengan planet-planet tersebut maka kita tidak salah
menyimpulkan bahwa kemungkinan besar planet-planet tersebut dihuni oleh
berbagai jenis makhluk hidup.
2. Macam-macam Analogi
a. Analogi deklaratif
Analogi deklaratif atau biasa disebut dengan analogi penjelas merupakan
metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau
masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Sejak zaman dahulu analogi
1
deklaratif merupakan cara yang amat bermanfaat untuk menjelaskan masalah
yang hendak diterangkan.
Contoh:
1. Ilmu pengetahuan itu dibangun oleh fakta-fakta sebagaimana rumah itu
dibangun oleh batu-batu. Tetapi tidak semua kumpulan pengetahuan itu
ilmu, sebagaimana tidak semua tumpukan batu adalah rumah.
2. Otak itu menciptakan pikiran sebagaimana buah ginjal mengeluarkan air
seni.
Di sini orang hendak menjelaskan struktur ilmu yang masih asing bagi
pendengar dengan struktur rumah yang sudah begitu dikenal. Begitu pula
penjelasaan tentang hubungan antara pikiran dan otak yang masih samar
dijelaskan dengan hubungan antara buah ginjal dan air seni.
b. Analogi Induktif
Analogi Argumentatif metode yang didasarkan pada kesimpulan
bahwa apabila suatu hal mempunyai satu atau lebih ciri yang sama seperti
terdapat pada suatu hal lain. Maka ciri-ciri lainnya dari hal yang pertama itu
juga dimiliki oleh hal yang kedua tersebut.
Dengan kata lain, analogi jenis ini merupakan analogi yang disusun
berdasarkan persamaan principal yang ada pada dua fenomena, kemudian
ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama ada juga
pada fenomena yang kedua.
Contoh:
4. Studi banding
Akan tetapi juga pada sistem struktural yang dapat terlihat dari luar
bangunan. Seluruh struktur yang terlihat dari bagian luar ini merefleksikan
cabang sarang yang menyatu satu sama lain sehingga menghasilkan
ketahanan yang luar biasa pada setiap elemen bangunannya.
B. Rasionalisme
1. Pengertian rasionalisme
Arsitektur rasonalisme adalah aliran yang memandang keindahan dari
suatu bangunan akan timbul dari fungsi elemen-elemen dari bangunan
tersebut, bukan dari pola keindahan arsitektur itu sendiri. Dalam artian
aliran ini lebih pada pemikiran yang logis ( rasional ) dan menekankan
pada dimensi waktu. Dengan demikian akan Terbentuk suatu bangunan
murni tanpa unsur-unsur hiasan , estetika ataupun ornamen-ornamen
seperti berbentuk komposisi balok, kubus dan sebagainya.
Penerapan konsep rasionalisme dapat ditinjau dari segi arsitektur
berdasarkan morfologinya, yaitu:
1. Spasial: berhubungan dengan ruang
2. Stilistik: berhubungan dengan fasade bangunan
3. Struktur: berhubungan dengan struktur yang digunakan pada bangunan
3. Contoh bangunan
a. Palazzo della Civiltà Italiana, EUR
Dinilai dari segi fungsi. Bangunan ini memiliki bentukan yang lebih
mendukung pada fungsi bangunan itu sendiri untuk kehidupan. Bentuk
dasarnya yang terkesan kotak, maka dilihat dari sisi luar bangunan itu
dapat dipastikan bahwa ruangan-ruangannya pun memiliki ukuran
yang sangat fungsional. Bangunan seperti ini sangat tepat jika untuk
kehidupan lebih nyaman dan aman.
Tetapi jika dinilai dari segi estetika, bangunan ini minim sekali
memiliki kesan keindahan. Karena bentukannya yang cepat
menjenuhkan mata. Tidak ada hiasan-hiasan yang menjadikan kesan
bagi yang melihat bangunan ini. Bangunan ini bisa saja memiliki nilai
estetika yang lebih, jika saja arsitektur lansekapnya mendukung.
Namun jika membangun bangunan ini tepat untuk keadaan sebuah
daerah yang padat penduduk. Karena semakin padatnya penduduk,
maka dibutuhkan sebuah pembangunan yang vertikal dan fungsional.
Tidak mungkin keadaan penduduk yang padat membangun sebuah
bangunan rendah dan memanjang.
Karena itu memangkas banyak lahan dan mempersempit keadaan.
Bangunan ini sangat memaksimalkan lahan konstruksi,dan strukturnya
pun terlihat. Sama sekali tidak menonjolkan unsur estetika dan tidak
adanya penggunaan ornament-ornamen maupun hiasan, sehingga
hanya terlihat suatu bangunan yang berbentuk balok. Penekanan pada
dimensi waktu dapat kita lihat dari jendela-jendela yang lebar, jarak
antar kolom yang relatif lebar tapi saling berhubungan secara
berkesinambungan.
Le Corbusier
Ruang yang tercipta haruslah efisien sesuai dengan kebutuhan dan
fungsi. Keindahan suatu bangunan didapat melalui purisme (kemurnian)
diama bentuk-bentuk yang digunakan adalah bentuk yang polos dan
sederhana. Pembentukan ruang dimulai baru suasana, kemudian beralih
pada fungsi.
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Merujuk pada uraian singkat mengenai analogi di atas, dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Analogi adalah kesimpulan yang ditarik dengan jalan menyampaikan
atau memperbandingkan suatu fakta khusus dengan fakta khusus lain.
Terdapat 3 unsur dalam penyimpulan analogik, yaitu: peristiwa pokok yang
menjadi dasar analogi, persamaan principal yang menjadi pengikat, dan ketiga
fenomena yang hendak kita analogikan.
Macam analogi ada dua, yakni analogi deklaratif dan analogi
argumentatif.
Dalam menilai keterpercayaan suatu analogi hendaknya melihat factor-faktor
berikut: Sedikit banyaknya peristiwa sejenis yang dianalogikan, sedikit
banyaknya aspek-aspek yang menjadi dasar analogi, sifat dari analogi yang
kita buat, ada tidaknya unsur-unsur yang berbeda pada peristiwa yang
dianalogikan, serta Relevan tidaknya masalah yang dianalogikan.
Analogi yang pincang merupakan penalaran induktif yang tidak memenuhi
syarat atau tidak dapat diterima karena membuat persamaan yang tidak tepat.
Arsitektur rasonalisme adalah aliran yang memandang keindahan dari
suatu bangunan akan timbul dari fungsi elemen-elemen dari bangunan
tersebut, bukan dari pola keindahan arsitektur itu sendiri.
Arsitektur modern merupakan kebalikan dari arsitektur klasik. Dalam
arsitektur modern lebih fokus pada pengolahan ruang sebagai objek utama dan
terlihat lebih sederhana.
DAFTAR PUSTAKA