Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AZAS DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR II

DI SUSUN OLEH:

LA ODE SUNARDIN

E1N119034

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Analogi
a. Pengertian Analogi
b. Macam-macam Analogi
c. Analogi Yang Pincang
B. Rasionalisme
a. Pengertian Rasionalisme
b. Ciri-ciri Arsitektur Rasionalisme
c. Contoh Bangunan
C. Modern
a. Pengertian
b. Ciri-ciri
c. Contoh bangunan

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menjelaskan suatu hal yang baru kita terkadang kesulitan untuk
mencari kata yang tepat yang dapat membuat orang yang kita ajak bicara
paham akan apa yang sedang kita jelaskan, untuk itu kita perlu padanan kata
yang sudah ada untuk membuat sesuatu yang baru itu mudah dipahami.
Metode menyamakan satu hal dengan hal yang lain inilah yang disebut
dengan analogi.
Jika dalam penyimpulan generalisasi kita bertolak dari sejumlah
peristiwa pada penyimpulan, maka pada analogi kita bertolak dari satu atau
sejumlah peristiwa menuju kepada satu peristiwa lain yang sejenis.
Apa yang terdapat pada fenomena peristiwa pertama, disimpulkan
terdapat juga pada fenomena peristiwa yang lain karena keduanya mempunyai
persamaan prinsipal. Berdasarkan persamaan prinsipal pada keduanya itulah
maka mereka akan sama pula dalam aspek-aspek lain yang mengikutinya.

B. Rumusan Masalah

Latar belakang diatas dapat dibagi menjadi beberapa rumusan masalah :

1. Pengertian analogi
2. Macam-macam analogi dan contohnya
3. Analogi yang salah

C. Tujuan dan kegunaan penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengertian


dari analogi, macam analogi dan contohnya, serta kesalahan dalam analogi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analogi
1. Pengertian Analogi

Analogi dalam bahasa Indonesia adalah kias. Berbicara tentang analogi


adalah berbicara tentang dua hal yang berlainan, yang satu bukan yang lain,
dan dua hal yang berlainan itu dibandingkan yang satu dengan yang lain.
Dalam mengadakan perbandingan, orang mencari persamaan dan perbedaan
diantara hal-hal yang dibandingkan. Analogi dapat dimanfaatkan sebagai
penjelasan atau sebagai sebagai dasar penalaran.

Analogi kadang-kadang disebut juga analogi induktif yaitu proses


penalaran dari satu fenomena menuju fenomena lain yang sejenis kemudian
disimpulkan bahwa apa yang terjadi pada fenomena yang pertama akan terjadi
juga pada fenomena yang lain, demikian pengertian analogi jika kita  hendak
memformulasikan dalam suatu batasan. Dengan demikian dalam setiap
tindakan penyimpulan analogik terdapat 3 unsur yaitu: peristiwa pokok yang
menjadi dasar analogi, persamaan prinsipal yang menjadi pengikat, dan ketiga
fenomena yang hendak kita analogikan1.

Contoh dari penyimpulan analogik adalah:

Kita mengetahui betapa kemiripan yang terdapat antara bumi yang kita
tempati ini dengan planet-planet lain, seperti Saturnus, Mars, Yupiter, Venus,
Merkurius. Planet-planet ini kesemuanya mengelilingi matahari sebagaimana
bumi, meskipun dalam jarak dan waktu yang berbeda, semuanya meminjam
sinar matahari, sebagaimana bumi, sehingga padanya juga berlaku pergantian
siang dan malam. Sebagiannya mempunyai bulan yang memberikan sinar
manakala matahari tidak muncul dan bulan-bulan ini meminjam sinar matahari
sebagaimana bulan pada bumi. Mereka semua sama, merupakan subyek dari
hukum gravitasi sebagaimana bumi. Atas dasar persamaan yang sangat dekat
antara bumi dengan planet-planet tersebut maka kita tidak salah
menyimpulkan bahwa kemungkinan besar planet-planet tersebut dihuni oleh
berbagai jenis makhluk hidup.

2. Macam-macam Analogi
a. Analogi deklaratif
Analogi deklaratif atau biasa disebut dengan analogi penjelas merupakan
metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau
masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Sejak zaman dahulu analogi

1
deklaratif merupakan cara yang amat bermanfaat untuk menjelaskan masalah
yang hendak diterangkan.

Contoh:
1. Ilmu pengetahuan itu dibangun oleh fakta-fakta sebagaimana rumah itu
dibangun oleh batu-batu. Tetapi tidak semua kumpulan pengetahuan itu
ilmu, sebagaimana tidak semua tumpukan batu adalah rumah.
2. Otak itu menciptakan pikiran sebagaimana buah ginjal mengeluarkan air
seni.

Di sini orang hendak menjelaskan struktur ilmu yang masih asing bagi
pendengar dengan struktur rumah yang sudah begitu dikenal. Begitu pula
penjelasaan tentang hubungan antara pikiran dan otak yang masih samar
dijelaskan dengan hubungan antara buah ginjal dan air seni.

b.      Analogi Induktif
Analogi Argumentatif metode yang didasarkan pada kesimpulan
bahwa apabila suatu hal mempunyai satu atau lebih ciri yang sama seperti
terdapat pada suatu hal lain. Maka ciri-ciri lainnya dari hal yang pertama itu
juga dimiliki oleh hal yang kedua tersebut.

Dengan kata lain, analogi jenis ini merupakan analogi yang disusun
berdasarkan persamaan principal yang ada pada dua fenomena, kemudian
ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama ada juga
pada fenomena yang kedua.
Contoh:

1. Anjing hitam menyalak, mengejar orang dan menggigit.


Anjing coklat menyalak dan mengejar orang.
2. Group Band ungu mampu menjadi band yang paling terpopuler karena
menarik perhatian banyak orang. Maka group band Wali akan mampu
menjadi band yang terpopuler juga jika menarik perhatian banyak orang.

3. Analogi yang Pincang


Meskipun analogi merupakan corak penalaran yang populer, namun
tidak semua penalaran analogi merupakan penalran induktif yang benar. Ada
masalah yang tidak memenuhi syarat atau tidak dapat diterima, meskipun
sepintas sulit bagi kita menunjukkan kekeliruannya. Kekelruan ini terjadi
karena membuat persamaan yang tidak tepat.
Kekeliruan pertama adalah kekeliruan pada analogi induktif
contohnya adalah : "saya heran mengapa orang takut berpergian dengan
pesawat terbang karena sering terjadi kecelakaan pesawat terbang dan tidak
sedikit memakan korban. Bila demikian sebaiknya orang jangan tidur di
tempat tidur karena hampir semua manusia menemui ajalnya di tempat
tidur".
Disini pesawat terbang ditakuti karena sering menimbulkan petaka
yang menyebabkan maut. Sedangkan orang tidak takut tidur ditempat tidur
karena jarang sekali atau boleh dikatakan tidak pernah ada orang menemui
ajalnya karena kecelakaam tempat tidur. Orang meninggal di tempat tidur
bukan di sebabkan kecelakaan tempat tidur tetapi karena penyakit yang
diidapnya. Jadi disini orang menyamakan dua hal yang berbeda.
Antara kita dan binatang mempunyai persamaan yang sangat dekat.
Binatang bernafas, kita juga bernafas, binatang merasa kita juga merasa,
binatang kawin kita juga kawin, binatang tidur dan istirahat kita juga tidur
dan istirahat. Jadi keseluruhan binatang adalah sama dengan kita.
Disini si pembicara hendak menyimpulkan bahwa manusia adalah
sama dengan binatang dengan mempertimbangkan persamaan-persamaan
yang ada pada keduanya, padahal yang dikemukakan bukanlah masalah
yang pokok.
"Kita seharusnya menjauhkan diri dari kebodohan. Karena semakin
banyak belajar semakin banyak hal yang tidak diketahui, jadi semakin
banyak kita belajar maka semakin bodoh. Karena itu sebaiknya kita tidak
usah belajar."
Kebodohan hanya dapat dihindari dengan belajar. Meskipun dengan
belajar kita menjadi tahu ketidaktahuan kita tetapi toh kita akan mengetahui
banyak hal. Tanpa belajar kita tidak akan mengetahui banyak hal dan dengan
belajar kita mengetahui beberapa hal. Kesalahan si pembaca disini karena
menyamakan arti "kebodohan" yang harus kita tinggalkan dan "kebodohan"
sebagai sesuatu yang tidak bisa kita hindari.
Kekeliruan kedua adalah kekeliruan analogi deklaratif, misalnya :
"Negara kita sudah sangat banyak berutang. Dengan pembangunan lima
tahun kita harus menumpuk utang terus-menerus dari tahun ke tahun.
Pembangunan lima tahun ini memaksa rakyat dan bangsa indonesia seperti
naik perahu yang sarat yang semakin tahun semakin sarat (dengan utang)
dan akhirnya tenggelam. Saudara-saudara, kita tidak ingin tenggelam dan
mati bukan? Karena itu kita lebih baik kita tidak naik kapal sarat itu. Kita
tidak perlu tidak melaksanakan pembangunan lima tahun. Disini seseorang
tidak setuju dengan pembangunan lima tahun yang sedang melaksanakan
analogi yang pincang. Memang negara kita memerlukan pinjaman untuk
membangun. PinJaman itu digunakan seproduktif mungkin sehingga dapat
meningkatkan devisa negara. Dengan demikian penghasilan perkepala akan
meningkat dibandingkan sebelumnya, demikian seterusnya dari tahun ke
tahun sehingga peningkatan kesejahteraan rakyat akan tercapai. Pembicara
disini hanya menekankan segi utangnya saja, tidak memperhitungkan segi-
segi positif dari kebijaksanaan menempuh pinjaman.
"Khutbah itu tidak perlu kita terjemahkan dalam bahasa kita, biarlah
dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa arab. Bila kita terjemahkan dalam bahasa
kita tidak bagus lagi sebagaimana kopi susu yang tercampur terasi. Kopi
susu sendiri sudah lezat dan bila kita campur dengan terasi tidak bisa
diminum bukan? Karena itulah saya tidak pernah berkhutbah dengan
terjemahan karena saya tahu saudara semua tidak ingin minum kopi susu
campur dengan terasi"
Disini pembicara yang dikritik khutbahnya karena selalu
menggunakan bahasa Arab membuat pembelaan bahwa khutbah dengan
terjemahan adalah sebagaimana kopi susu dicampur dengan terasi. Sekilas
pembelaan ini seperti benar, tetapi bila kita amati mengandung kekeliruan
yang serius. Analogi yang dibuatnya timpang karena hanya
memepertimbangkan kedudukan bahasa arab dan bahasa terjemahan.
Padahal ada yang lebih penting dari sekedar itu yang harus diperhatikan
yaitu : pemahaman pendengar. Apakah dengan dengan bahasa Arab tujuan
khutbah menyampaikan bisa dimengerti oleh sebagian pendengar? Alasan
pembicara diatas dapat dibantah dengan analogi yang tidak pincang,
misalnya: berkhutbah dengan bahasa Arab yang tidak dimengerti oleh para
pendengarnya sama dengan memberi kalung emas pada seekor ayam.
Bukankah ayam lebih suka diberi beras daripada diberi kalung. Ayam akan
memilih beras sebagaimana pendengar tentu akan memilih khutbah dengan
bahasa yang dimengertinya.
Sebuah analogi yang pincang dapat pula diketahui dalam pernyataan
berikut: "orang yang sedang belajar itu tidak ada ubahnya seorang yang
mengayuh biduk ke pantai. Semakin ringan muatan yang ada dalam biduk
semakin cepat ia akan sampai ke pantai. Diperlakukannya SPP itu tidak
ubahnya memberikan muatan pada biduk yang sedang dikayuh, jadi
memperlambat jalan biduk menunu ke pantai. Agar tujuan orang yang
belajar lekas sampai maka seharusnya kewajiban membayar SPP dihapus.
Analogi ini pincang karena hanya memperhatikan beban yang harus
dibayar oleh setiap belajar, tidak memperhitungkan memperhitungkan
manfaat kewajiban membayar SPP secara keseluruhan. Analogi pincang
model kedua ini amat banyak digunakan dalam perdebatan mapun dalam
propaganda untuk menjatuhkan pendapat lawan maupun mempertahankan
kepentingan sendiri. Karena sifatnya seperti benar analagi ini sangat efektif
pengaruhnya terhadap pendengar.

4. Studi banding

1. Menara Eiffel, Perancis


Gambar 1. Menara eifel
Sumber: pinterest

Pada awalnya, Menara Eiffel dibangun sebagai gerbang I’Exposition


Universelle 1889, yakni sebuah World’s Fair yang bertepatan dengan 100
tahun dari peristiwa Revolusi Perancis. Meski pada saat berlangsungnya
proses pembangunan mendapat banyak kecaman dan protes dari
masyarakat setempat, akan tetapi Menara Eiffel tetap dibangun dari tahun
1887 sampai dengan tahun 1889.
Menara Eiffel dirancang sebagai sebuah bangunan yang menggambarkan
sesosok wanita feminim yang elegan. Menara Eiffel seakan
merepresentasikan bagaimana seorang wanita anggun berdiri, bagaimana
bentuk tubuhnya yang elegan.

2. Ronchamp Chapel – Le Corbuzier

Gambar 2. Ronchamp Chapel


Sumber : pinterest
Le Corbuzier adalah salah satu arsitek terkenal dan berpengaruh di dunia
arsitektural. Karya Le Corbuzier yang satu ini banyak sekali dimiripkan
dengan bermacam-macam objek seperti telapak tangan yang membuka
seolah berdoa, atau juga seperti kapal laut, bentuk bebek, topi pelukis dan
masih banyak lagi.
Akan tetapi, arti dari bangunan tersebut ternyata berbeda dengan apa yang
dimaksud dari Le Corbuzier sendiri. Broadbent menuturkan bahwa inspirasi
dari Ronchamp Chapel ini berasal dari sebuah cangkang kepiting yang
secara tidak sengaja ditemukan oleh Le Corbuzier pada saat sedang
berjalan-jalan di Pulau Long Island.

3. Birdnest stadium, Beijing China – Herzang & De Meuron

Gambar 3. Birdnest Stadium


Sumber : pinterest

Bird Nest Stadium, dibangun oleh sang arsitek berdasarkan


inspirasinya kepada bentuk sarang burung. Maka dari itu, penamaan
dari stadium ini sendiri mengadopsi kata “bird nest”. Analogi dari
sarang burung ini terlihat tidak hanya dari segi estetis eksteriornya
saja.

Akan tetapi juga pada sistem struktural yang dapat terlihat dari luar
bangunan. Seluruh struktur yang terlihat dari bagian luar ini merefleksikan
cabang sarang yang menyatu satu sama lain sehingga menghasilkan
ketahanan yang luar biasa pada setiap elemen bangunannya.

B. Rasionalisme
1. Pengertian rasionalisme
Arsitektur rasonalisme adalah aliran yang memandang keindahan dari
suatu bangunan akan timbul dari fungsi elemen-elemen dari bangunan
tersebut, bukan dari pola keindahan arsitektur itu sendiri. Dalam artian
aliran ini lebih pada pemikiran yang logis ( rasional ) dan menekankan
pada dimensi waktu. Dengan demikian akan Terbentuk suatu bangunan
murni tanpa unsur-unsur hiasan , estetika ataupun ornamen-ornamen
seperti berbentuk komposisi balok, kubus dan sebagainya.
Penerapan konsep rasionalisme dapat ditinjau dari segi arsitektur
berdasarkan morfologinya, yaitu:
1. Spasial: berhubungan dengan ruang
2. Stilistik: berhubungan dengan fasade bangunan
3. Struktur: berhubungan dengan struktur yang digunakan pada bangunan

Rasionalime dalam karya arsitektur itu sendiri adalah menerapkan konsep


rasionalisme ke dalam sebuah bangunan arsitektur secara benar baik dari
segi funsional, faktor kenyamanan, maupun estetika.

2. Ciri-ciri arsitektur rasionalisme


a. Bentuk bangunan memaksimalkan penggunaan lahan
b. Kontruksi menggunakan : Kayu, besi, logam, kaca, dll
c. Bentuk ornamen–ornamen mengikuti hubungan antara bentuk dan
fungsi

3. Contoh bangunan
a. Palazzo della Civiltà Italiana, EUR

Gambar 4. Palazzo della Civilta


Sumber : pinterest

Dinilai dari segi fungsi. Bangunan ini memiliki bentukan yang lebih
mendukung pada fungsi bangunan itu sendiri untuk kehidupan. Bentuk
dasarnya yang terkesan kotak, maka dilihat dari sisi luar bangunan itu
dapat dipastikan bahwa ruangan-ruangannya pun memiliki ukuran
yang sangat fungsional. Bangunan seperti ini sangat tepat jika untuk
kehidupan lebih nyaman dan aman.
Tetapi jika dinilai dari segi estetika, bangunan ini minim sekali
memiliki kesan keindahan. Karena bentukannya yang cepat
menjenuhkan mata. Tidak ada hiasan-hiasan yang menjadikan kesan
bagi yang melihat bangunan ini. Bangunan ini bisa saja memiliki nilai
estetika yang lebih, jika saja arsitektur lansekapnya mendukung.
Namun jika membangun bangunan ini tepat untuk keadaan sebuah
daerah yang padat penduduk. Karena semakin padatnya penduduk,
maka dibutuhkan sebuah pembangunan yang vertikal dan fungsional.
Tidak mungkin keadaan penduduk yang padat membangun sebuah
bangunan rendah dan memanjang.
Karena itu memangkas banyak lahan dan mempersempit keadaan.
Bangunan ini sangat memaksimalkan lahan konstruksi,dan strukturnya
pun terlihat. Sama sekali tidak menonjolkan unsur estetika dan tidak
adanya penggunaan ornament-ornamen maupun hiasan, sehingga
hanya terlihat suatu bangunan yang berbentuk balok. Penekanan pada
dimensi waktu dapat kita lihat dari jendela-jendela yang lebar, jarak
antar kolom yang relatif lebar tapi saling berhubungan secara
berkesinambungan.

b. Grand Hotel Ouro Preto (1940)

Gambar 5. Grand hotel ouro preto


Sumber : pinterest

Berlokasi di Pampulha kompleks Brasil merupakan salah satu karya


Oscar Niemeyer yang juga mencerminkan kuat inspirasi dari Le
Corbusier. Keseluruhan Pampulha Niemeyer memanfaatkan sifat-sifat
struktural beton bertulang dengan bentuk bangunan besar.
Kita dapat melihat ciri dari arsitektur rasionalisme pada bangunan ini,
yaitu pada bangunan ini digunakan tutupan atap yang datar. Selain itu
dapat dilihat bahwa pada bangunan ini banyak digunakan kaca-kaca
yang besar dan menutupi permukaan internal ruang bangunan, serta
struktur bangunan yang kelihatan.
C. Modern
Arsitektur modern merupakan kebalikan dari arsitektur klasik.
Dalam arsitektur modern lebih fokus pada pengolahan ruang sebagai objek
utama dan terlihat lebih sederhana. Arsitektur modern menekankan pada
10 prinsip fungsional dan efisien. Fungsional berarti bangunan harus
mampu menampung semua aktivitas didalam bangunan dan efisien lebih
diterapkan pada efisien waktu, biaya, dan maintenance.
Arsitektur Modern memiliki prinsip yaitu fungsional dan efisiensi.
Fungsional berarti bangunan tersebut benar-benar mampu mewadahi
aktifitas penghuninya, dan efisiensi harus mampu diterapkan ke berbagai
hal, efisiensi biaya, efisiensi waktu pengerjaan dan aspek free maintenance
pada bangunan. Arsitektur Modern itu timbul karena adanya kemajuan
dalam bidang teknologi yang membuat manusia cenderung memilih
sesuatu yang ekonomis, mudah dan bagus. Arsitektur Modern dimulai
dengan adanya pengaruh Art Nouveau yang banyak menampilkan
keindahan plastisitas alam, dilanjutkan dengan pengaruh Art Deco yang
lebih mengekspresikan kekaguman manusia terhadap kemajuan teknologi.
Konsep tersebut kemudian dimanifestasikan ke dalam media Arsitektur
dan seni, serta gaya hidup.
Ciri-ciri Arsitektur modern pada umumnya adalah :
 Kesederhanaan sampai ke inti desain.
Berkembang setelah era arsitektur yang lebih tradisional,
arsitektur modern memiliki tampilan jauh dari sederhana jika
dibandingkan gaya arsitektur tradisional yang lebih banyak diwarnai
detail-detail dekoratif. Hadir dengan kesederhanaan ditengah-tengah gaya
tradisional yang berkembang pada saat itu, tentu estetika dari arsitektur
modern lebih menonjol dan banyak diminati. Para penganut konsep
arsitektur modern sendiri memiliki prinsip bahwa kesederhanaan
merupakan bentuk terbesar dari sebuah seni yang 11 bisa menyampaikan
tidak hanya cerita, tetapi juga kepribadian dari bangunan tersebut.

 Elemen garis yang simetris dan bersih


Hampir semua bangunan-bangunan ikonik bergaya arsitektur
modern memiliki elemen garis yang sangat kuat. Baik itu elemen garis
horizontal pada denah, hingga garis-garis vertikal dan diagonal pada
gubahan massa dan fasad bangunan. Termasuk pada fasad rumah atau
fasad bangunan. Garis-garis bergelombang, lengkung atau garis-garis
asimetrik akan sangat jarang kamu temukan pada bangunan-bangunan
bergaya arsitektur modern.
 Prinsip Less is More
Istilah “Less is More” merupakan istilah yang dipopulerkan tokoh
arsitektur modern Ludwig Mies van der Rohe yang mengacu pada
pendekatan minimalis pada bangunan. Tidak ada penggunaan ornamen 12
atau elemen bangunan lainnya yang berlebihan. Setiap elemen terbentuk
berdasarkan fungsi sekaligus estetika secara bersamaan.

 Kejujuran dalam penggunaan material

Beberapa jenis material bahan bangunan yang kerap digunakan pada


bangunan-bangunan bergaya arsitektur modern adalah besi, beton, kaca,
dan juga kayu. Keberadaan material ini akan mudah terasa dan terlihat
pada bangunan baik dalam interior rumah ataupun wajah bangunan tanpa
ditutupi atau dimanipulasi penggunaan material yang artifisial.

 Rancangan yang terbuka dengan banyak elemen kaca

Berbeda dengan tata ruang pada bangunan tradisional pada umumnya,


bangunan bergaya arsitektur modern memiliki denah lantai yang jauh lebih
terbuka dengan minimnya keberadaan penyekat ruangan. Selain itu, ada
juga banyaknya penggunaan kaca sebagai bukaan sehingga rumah bergaya
arsitektur modern terkesan sangat terbuka.

Berikut ini contoh tentang konsep bentuk ruang dalam arsitektur


modern.

 Le Corbusier
Ruang yang tercipta haruslah efisien sesuai dengan kebutuhan dan
fungsi. Keindahan suatu bangunan didapat melalui purisme (kemurnian)
diama bentuk-bentuk yang digunakan adalah bentuk yang polos dan
sederhana. Pembentukan ruang dimulai baru suasana, kemudian beralih
pada fungsi.

Gambar 6. Villa savoye


Sumber: pinterest
 Fallingwater oleh Frank Lloyd Wright

Ruang terbentuk karena interaksi dengan lingkungan alam. Bagaimana lingkungan


bisa merespon faktor-faktor alam atau mengambil filosofi kesederhanaan dan
kesempuranaan dari alam. Bentuk suatu bangunan sangat bersifat kontekstualisme
dengan merespon kondisi alam, korelasi alam, topografi dengan arsitektur. Ruang
yang terbentuk dengan lingkungan alam diwujudkan dalam bentuk bangunan yang
mengadopsi bentuk lokasi tapak.

Gambar 7. Falling water house


Sumber: pinterest
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Merujuk pada uraian singkat mengenai analogi di atas, dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Analogi adalah kesimpulan yang ditarik dengan jalan menyampaikan
atau memperbandingkan suatu fakta khusus dengan fakta khusus lain.
Terdapat 3 unsur dalam penyimpulan analogik, yaitu: peristiwa pokok yang
menjadi dasar analogi, persamaan principal yang menjadi pengikat, dan ketiga
fenomena yang hendak kita analogikan.
Macam analogi ada dua, yakni analogi deklaratif dan analogi
argumentatif.
Dalam menilai keterpercayaan suatu analogi hendaknya melihat factor-faktor
berikut: Sedikit banyaknya peristiwa sejenis yang dianalogikan, sedikit
banyaknya aspek-aspek yang menjadi dasar analogi, sifat dari analogi yang
kita buat, ada tidaknya unsur-unsur yang berbeda pada peristiwa yang
dianalogikan, serta Relevan tidaknya masalah yang dianalogikan.
Analogi yang pincang merupakan penalaran induktif yang tidak memenuhi
syarat atau tidak dapat diterima karena membuat persamaan yang tidak tepat.
Arsitektur rasonalisme adalah aliran yang memandang keindahan dari
suatu bangunan akan timbul dari fungsi elemen-elemen dari bangunan
tersebut, bukan dari pola keindahan arsitektur itu sendiri.
Arsitektur modern merupakan kebalikan dari arsitektur klasik. Dalam
arsitektur modern lebih fokus pada pengolahan ruang sebagai objek utama dan
terlihat lebih sederhana.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. H.mundiri, Logika,Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada,2015


R.G. soekardjo, Logika dasar : tradisional,simbolik, dan induktif. PT.
gramedia pustaka Utama. 1997
https://www.ruangilmiah.com/2015/11/makalah-analogi-pengertian-
macam.html
5 Contoh Bangunan Analogi dalam Arsitektur - RumahLia.com
arsitektur: arsitektur rasionalisme (helena-hapsari.blogspot.com)
Mempelajari Arsitektur Modern: Ciri, Karakteristik, dan Sejarah Lengkap (99.co)

Anda mungkin juga menyukai