A. PENGERTAN
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena
indivdual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan
fenomena individual yang di selidiki. Dengan begitu hukum yang disimpulkan dari
fenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Oleh
karena itu hukum yang dihasilkan oleh penalaran ini, tetapi kebenaran kemungkinan
besar(probablity). Pada penalaran deduksi, kesimpulan yang kita dapatkan bila
premisnya kita yakini kebenarannya,dengan prosedur yang valid akan dihasilkan
kesimpulan yang pasti.
Generalisasi tidak sempurna tidak saja terdapat pada teori ilmiah, tetapi juga
terlaksana pada pikiran anak kecil, bahkan pada hewan sekalipun. Anak kecil
yang pernah terluka pada jari jari nya karena berman main dengan pisau akan
berhati hati jika pada saat lan ia menggunakannya, karena dia mengetahui
bahwa pisau (semua pisau) adalah barang yang berbahaya. Seekor anak anjing
yang telah sekali dua mencocrkan moncongnya pada radiator listrik tidak akan
mengulangi lagi untuk selanjutnya karena ia mengetahui bahwa yang
demikian itu (mencocorkan moncong ke radiator listrik) adalah
menyakitkan.meskipun tindakan si bocah dan anak anjing tersebut serupa
adalah corak penyimpulan generalisasi.
F. GENERALISASI ILMIAH
Perbedaan dari generalisasi ilmiah ini terletak pada modelnya, kualitas data
serta ketepatan dalam perumusannya.
BAB X ANALOGI
A. PENGERTIAN
Analogi disebut juga analogi induktif yaitu proses penalaran dari satu
fenomena menuju fenomena lain yang sejenis kemudian disimpulkan bahwa apa yang
terjadi pada fenomena pertama akan terjadi juga pada fenomena lain; dengan
demikian analogi jika kita hendak memformulasikan dalam suatu batasan. Jika kita
membeli sepasang sepatu (peristiwa) dan kita berkeyakinan bahwa sepatu itu akan
enak dan awet dipakai (fenomena yang dianalogkan), karena sepatu yang dibeli dulu
di toko yang sama (persamaan prinsip) awet dan enak dipakia maka penyimpulan
serupa adalah penalaran analogi.
B. MACAM MACAM ANALOGI
analogi disamping fungsi utamanya sebagai cara berargumentasi, sering benar
dipakai dalam bentuk non argumen, yaitu sebagai penjelas. Analogi ini disebut
analogi deklaratif atau analogi penjelas. Analogi deklaratif merupaskan metode untuk
menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan
sesuatu yang sudah dikenal. Contoh analogi deklaratif adalah “ilmu pengetahuan itu
dibangun oleh fakta fakta sebagaimana rumah itu dibangun oleh batu batu. Tetapi
tidak semua kumpulan pengetahuan itu ilmu, sebagaimana tidak semua tumpukan
batu adalah rumah. Otak itu menciptakan pikiran sebagaimana buah ginjal
mengeluarkan air seni”.
Analogi yang mendasarkan pada suatu hal yang relevan jauh lebih kuat
daripada analogi yang mendasarkan pada selusin persamaan yang tidak relevan.
Analogi yan relevan biasanya terdapat pada peristiwa yang mempunyai hubungan
yang kausal. Meskipun hanya mendasarkan pada satu atau dua persamaan, analogi ini
cukup terpercaya kebenarannya.namun begitu analogi yang bersifat kausal yang
memberikan keterpercayaan yang kokoh.
Negara kita sudah sangat banyak berutang. Dengan pembangunan lima tahun
kita harus menumpuk utang terus menerus dari tahun ke tahun. Pembangunan
lima tahun ini memaksa rakyat dan bangsa indonesia seperti naik perahu yang
sarat yang semakin tahun semakin sarat (dengan utang) dan akhirnya
tenggelam. Saudara saudara, kita tidak ingin tenggelam dan mati bukan?
Karena itu kita lebih baiktidak naik kapal sarat itu. Kita tidak perlu
melaksanakanpembangunan lima tahun.
Sebuah analogi yang pincang dapat pula ditemui dalam pernyataan berikut:
orang yang sedang belajar itu tidak ubahnya seorang mengayuh biduk ke
pantai. Semakin ringan muatan yang ada dalam biduk semakin cepat ia akan
sampai ke pantai. diperlukannya SPP itu tidak ubahnya memberikan muatan
pada biduk yang sedang dikayuh, jadi memperlambat jalan biduk menuju ke
pantai. Agar tujuan orang yang belajar lekas sampai maka seharusnya
kewajiban membayar SPP dihapus.