Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK

FILSAFAT & ILMU LOGIKA


“GENERALISASI”

Dosen : Dr. Kiki Zakiah, M.si

Oleh :
41820164 – Mochamad Fadly F
41820175 – Tsalisatun Khoerun Nisa
41820183 - Sarah Ananda Riztika
41820192 – Devi Delviani Lestari
41820195 – Fitria Febriani

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU POLITIK DAN SOSIAL
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2021
DAFTAR ISI

Contents
BAB I.........................................................................................................................................................IV
A. Pengertian Generalisasi.................................................................................................................4
B. Macam – Macam Generalisasi.......................................................................................................4
1. Generalisasi sempurna...................................................................................................................4
C. Perbedaan Generalisasi dan Spesialisasi......................................................................................6
1. Generallisasi................................................................................................................................6
2. Spesialisasi...................................................................................................................................7
D. Generalisasi Ilmiah.........................................................................................................................7
E. Contoh Generalisasi.......................................................................................................................7
F. Kata Turunan dan Gabungan dari Generalisasi.........................................................................8
G. KESIMPULAN...........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................10
BAB I

A. Pengertian Generalisasi
Beberapa pengertian generalisasi:
1. Generalisasi menurut Banks (1977: 26, 97), adalah pernyataan hubungan dua
konsepatau lebih. Pernyataan tersebut boleh terbentang dari yang sangat sederhana
ke yang sangat kompleks.
2. Generalisasi adalah kesimpulan yang ditarik secara induktif mengenai dua
hubungan fakta-fakta atau lebih yang melahirkan teori (Fuad Hasan, 1997: 10-11),
3. Generalisasi merupakan pernyataan yang menjelaskan hubungan antara
konsepkonsep yang berfungsi sebagai penbantu berfikir dan memahami, tidak
sekedar mendeskripsikan data, tetapi juga memberikan struktur (Sjamsuddin,
1996: 19).

Setelah memahami lebih dalam mengenai pengertian generalisasi, maka akan


terbentuklah suatu pemahaman mengenai tingkatan generalisasi yang dikemukakan oleh
James A. Banks. yaitu:
1. High Order Generalization, yaitu generalisasi yang pemakaianya secara universal.
2. Intermediat Level Generalization, yaitu generalisasi yang berdaya guna
dikawasantertentu dan kebudayaan tertentu.
3. Law Order Generalization, yaitu generalisasi yang digunakan atas data dari dua
data atau tiga sampel kecil misalkan tentang kelompok kota pada suatu kawasan
tertentu.

B. Macam – Macam Generalisasi


Dari segi kuantitas fenomena yang menjadi dasar penyimpulan, generalisasi dibedakan
menjadi 2, yaitu :
1. Generalisasi sempurna
Generalisasi sempurna adalah pengambilan kesimpulan di mana seluruh fenomena yang
menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh :
1. Setelah kita memperhatikan jumlah hari pada setiap bulan tahun Masehi
kemudian disimpulkan bahwa : Semua bulan Masehi mempunyai hari
tidak lebih dari 31. dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu
jumlah hari pada setiap bulan kita selidiki tanpa ada yang kita tinggalkan.
2. Setelah bertanya pada masing-masing mahasiswa Unikom tentang
kewarganegaraan mereka, kemudian disimpulkan bahwa : Semua
mahasiswa Unikom adalah warga negara Indonesia. Dalam penyimpulan
ini, keseluruhan fenomena yaitu kewarganegaraan masing-masing
mahasiswa, kita selidiki tanpa ada yang ketinggalan.
3. setelah kita memperhatikan jumlah hari setiap satu minggu pada setiap
bulan , kemudian dapat diambil kesimpulan bahwa : Setiap satu minggu
dalam satu bulan memiliki hari tidak lebih dari tujuh. Dalam penyimpulan
ini keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari pada setiap satu minggu kita
selidiki satu persatu tanpa adanya yang ditinggalkan. Kesimpulan dari
generalisasi diatas merupakan suatu kebenaran yang tidak dapat diganggu
gugat.
Generalisasi sempurna ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak
dapat diserang. Tetapi tentu saja tidak praktis dan tidak ekonomis.
( Mundiri, 1994 : 129 )

2. Generalisasi tidak sempurna


adalah generalisasi yang mengambil kesimpualan hanya pada sebagian fenomena, tetapi
kesimpulan tersebut berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
contoh:
1. Kita menyelidiki sebagian mahsiswa unikom sangat antusias membaca buku
diperpustakaan, kemudian disimpulkan bahwa mahasiswa unikom adalah
mahasiswa yang sangat antusias membaca buku diperpustakaan, maka
kesimpulan ini adalah generalisasi tidak sempurna atau sebagian.
2. Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah
manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong, maka penyimpulan ini
adalah generalisasi tidak sempurna.Jika kita berbicara tentang generalisasi, yang
dimaksud adalah generalisasi tidak sempurna. Karena populernya generalisasi ini
oleh para ahli logika disebut sebagai induksi tidak sempurna untuk menyebut
bahwa tehnik ini paling banyak digunakan dalam penyusunan pengetahuan.
( Mundiri, 1994 : 129 )

Dari segi sifat yang dimilikinya, induksi tidak sempurna dibagi 2 macam, dalam kekuatan
putusan yang ternyata :
1. Dalam ilmu alam (sciences) putusan yang tercapai melalui induksi tidak sempurna
ini berlaku umum, mutlak jadi tak ada kecualinya. Hukum alam berlaku dengan
pasti. Hukum alam juga boleh disebut berlaku umum-mutlak (dalam lingkungan
alam itu). Hukum kepastian dan kemutlakan ini hanya berlaku dalam bidang
alamiah saja.Contoh : hukum air mengenai pembekuannya. "Air akan membeku
jika didinginkan". Dan ilmu tidak ragu-ragu untuk meramalkan tentang
pembekuan air ini karena bersifat pasti dan mutlak.
2. Jika ilmu mempunyai obyek yang terjadinya bias kena pengaruh dari manusia
yang sedikit banyaknya dapat ikut menentukan kejadian-kejadian yang menjadi
pandangan-pandangan ilmu, maka lain pula halnya. Ilmunya disebut ilmu sosial
serta obyek penyelidikannya mungkin terpengaruhi oleh kehendak manusia. Kalau
pada prinsipnya hukum alam tidak ada pengecualiannya maka hukum-hukum pada
ilmu sosial ini selalu ada kemungkinan kekecualiannya. ( Poedjawijatna, 2004 :
73-75 )Contoh : mahasiswa unikom, ada yang suka makan pecel, malahan banyak
yang suka makan pecel tetapi jangan segera diambil putusan umum, bahwa
mahasiswa Unikom itu semuanya suka makan pecel. Suka atau tidak suka makan
pecel itu sama sekali bukan sifat mutlak manusia di mana pun juga.
Generalisasi juga bisa dibedakan dari segi bentuknya ada 2 yaitu :
loncatan induktif dan yang bukan loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45)
1. Loncatan Induktif
Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta,
namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-
fakta tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili
seluruh persoalan yang diajukan.Contoh : Bila ahli-ahli filologi Eropa berdasarkan
pengamatan mereka mengenai bahasa-bahasa Ido-German kemudian menarik suatu
kesimpulan bahwa di dunia terdapat 3.000 bahasa.

2. Tanpa Loncatan Induktif


Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan
menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.Misalnya,
untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya, diperlukan
ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.
Generalisasi yang semacam ini banyak digunakan dalam perkembangan
pengetahuan karena generalisasi ini menciptakan ilmu yang disusun berdasarkan fakta-
fakta observasi, karena ilmu tidak untuk menyajikan kebenaran mutlak melainkan
kebenaran relatif, karena kalau ilmu berdasarkan pada suatu kebenaran yang pasti mutlak
maka perkembangan ilmu tersebut sangat lambat, karena hanya mengkaji kebenaran, dan
kebenaran itu bisa berangkat dari suatu kesalahan yang diobsevasi.
Walaupun generalisasi ini hanya berdasarkan pada sejumlah fenomena tapi
kesimpulan yang didapatkan akan menjadi betul dan kuat apabila didasarkan pada
prosedur yang benar.

C. Perbedaan Generalisasi dan Spesialisasi


1. Generallisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang membentuk kesimpulan secara umum melalui
suatu kejadian, hal, dan sebagainya. Generalisasi merupakan salah satu penalaran
induktif. Contoh:
(1) Tamara Bleszynski adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.
(2) Omaz Mo adalah bintang sinetron, dan ia juga berparas cantik.
(3) Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik. Pernyataan "semua bintang
sinetron berparas cantik" hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah
diselidiki kebenarannya. Contoh kesalahannya: Mpok Nori juga bintang sinetron, tetapi
tidak berparas cantik.

2. Spesialisasi
Spesialisasi adalah sebuah cara yang penting untuk menghasilkan pengetahuan
proposisional, dengan menerapkan pengetahuan umum, seperti teori gravitasi, untuk
anggota tertentu, seperti "saat saya melepas apel ini, apel tersebut akan jatuh ke lantai".
Spesialisasi adalah kebalikan dari generalisasi.
Spesialisasi berarti fokus pada aspek spesifik dari sesuatu yang lebih besar. Ini
dapat dikaitkan dengan produk, tugas, pekerjaan atau keahlian. Misalnya, ketika
perusahaan berspesialisasi pada produk tertentu, perusahaan fokus pada beberapa barang
daripada memproduksi semua barang yang mungkin dapat dihasilkan. 
Konsep B adalah sebuah spesialisasi dari konsep A jika dan hanya jika:
 setiap anggota dari konsep B juga merupakan anggota dari konsep A; dan
 ada beberapa anggota dari konsep A yang bukan merupakan anggota dari
konsep B.

D. Generalisasi Ilmiah
Perbedaan utama dalam generalisasi ilmiah dengan generalisasi biasa yaitu terletak pada metode,
kualitas data, serta ketepatan perumusannya. Hal-hal penting dari generalisasi ilmiah, yaitu:
1. Pengamatan dilaukan dengan cermat dalam kondisi terbaik oleh orang yang ahli dalam
observasi dan mengenal baik subjek yang diselidiki; hasil dari pengamatan dicatat dengan
cepat, lengkap, akurat, dan dicek oleh observer lain.
2. Pengamatan harus bersifat eksperimental: dalam kondisi bervariasi dan dapat diamati satu
per satu.
3. Penggunaan instrumen untuk mengukur dan mencatat sehingga meminimalisir
kemungkinan kesalahan dan mendapatkan presisi yang lebih besar.
4. Pemeriksaan yang cermat, perbandingan, dan klasifikasi fakta.
5. Pernyataan generalisasi dalam istilah yang jelas, sederhana, dan tepat serta jika
memungkinkan dalam rumus matematika.
6. Pencarian menyeluruh, dalam variasi waktu, tempat, dan kondisi seluas mungkin untuk
fakta yang tidak akan konsisten dengan generalisasi. Tidak lupa juga publisitas, dunia
ilmiah diundang untuk mengkaji ulang, mengkritisi, dan menguji serta bergabung dalam
pencarian fakta yang tidak konsisten.

E. Contoh Generalisasi
1. Contoh Generalisasi paragraf
Setelah ujian fisik, 30 anak diperiksa untuk hasilnya. beberapa siswa lulus sesuai
dengan standar gelar yang lebih tinggi dari 70. Tetapi ada 6 siswa yang nilainya lebih
rendah dari 70 agar dinyatakan tidak lulus. Jadi bagi siswa yang gagal ujian akan
diulang atau diperbaiki sehingga nilainya lebih besar dari 70. Ujian korektif
sebenarnya sama dengan ujian sebelumnya. Namun, hanya ada sedikit perbedaan.
Penilaian yang dilakukan pada ujian korektif hanya mencapai nilai standar 70. Hal ini
dilakukan untuk membantu nilai siswa sehingga skor memenuhi standar yang berlaku.
Banyak orang mengkritik keputusan pemerintah untuk menaikkan harga bahan
bakar. Ini karena kenaikan bahan bakar juga bisa menaikkan harga barang-barang
pokok lainnya. Termasuk kenaikan ongkos angkutan umum yang mengganggu
masyarakat. Barang-barang seperti bumbu masak dan beras juga naik karena kenaikan
harga bahan bakar. Diikuti oleh maraknya produk dasar lainnya seperti gas, listrik dan
lainnya. kemudian beberapa orang mengadakan demonstrasi karena mereka tidak
menyetujui keputusan presiden mengenai kenaikan bahan bakar, yang sangat
mengganggu bagi rakyat.

2. Contoh generalisasi kalimat


a. Karena saudara datang terlambat, maka saudara akan saya beri
hukuman.Maka kata saudara pada kalimat di atas mulanya bermakna
sebutan bagi kerabat atau keluarga. Namun, makna kata tersebut telah
digeneralisasi, sehingga maknanya pun meluas dan menjadi kata sapaan
yang lazim digunakan dalam percakapan sehari-hari.
b. Andini adalah putri dari Pak Salim Kata putri semula digunakan untuk
sebutan anak perempuan dari seorang raja atau sultan. Namun, makna
kata ini kian meluas dan menjadi sebutan untuk anak perempuan tidak
peduli dia anak siapa, entah itu anak raja maupun anak orang biasa
sekalipun.
c.  Sikap baik yang ditunjukkan oleh Adelia, membuat benih cinta pun
muncul di hati Beni Kata benih pada kalimat di atas semula bermakna biji
atau buah yang disiapkan untuk ditanam atau disemaikan. Setelah
digeneralisasi, makna kata tersebut kian meluas. Salah maknanya tercermin
pada kalimat di atas, yaitu bermakna sebab atau asal mula dari sesuatu.
F. Kata Turunan dan Gabungan dari Generalisasi
1. Kata Turunan
Kamus Besar Bahasa Indonesia juga mencantumkan beberapa kata turunan
generalisasi, di antaranya adalah menggeneralisasi dan menggeneralisasikan.
Menggeneralisasi adalah sebuah kata kerja yang berarti membentuk generalisasi.
Sementara itu, menggeneralisasikan juga merupakan sebuah kata kerja yang maknanya
adalah menggeneralisasi atau merapatkan.
2. Gabungan Kata
Gabungan kata generalisasi cukup banyak dan biasa digunakan di berbagai bidang
kehidupan. Berikut beberapa gabungan kata generalisasi sebagai berikut :
a. Generalisasi empiris. Generalisasi empiris adalah tesis, hukum, atau hipotesis
berdasarkan pengamatan terhadap kenyataan tertentu dan spesifik.
b. Generalisasi metodologis. Generalisasi metodologis merupakan prinsip atau
hukum yang menjelaskan suatu keahlian dan teknik untuk mempelajari dan
mendekati inti suatu ilmu.
c. Generalisasi normatif. Generalisasi normatif adalah generalisasi yang menyatakan
penilaian. Contoh katanya adalah raja itu baik karena adil, tetapi raja di kerajaan
yang lain tidak adil.
d. Generalisasi substantif. Generalisasi substantif merupakan simpulan umum dalam
bentuk sebab akibat yang tidak terikat oleh waktu dan tempat. Contoh katanya
adalah Di dalam revolusi, apabila golongan ekstrem berhasil merebut kekuasaan
maka akan berlangsung pementahan teror.
e. Generalisasi teoretis. Generalisasi teoretis adalah tesis, hukum, atau hipotesis yang
dicapai dengan asumsi dasar bahwa variabel dianggap konstan/tetap tidak
berubah-ubah.
f. Generalisasi terburu-buru. Generalisasi terburu-buru merupakan simpulan mutlak
yang ditarik terlalu tergesa-gesa. Contohnya seperti kita mengambil kesimpulan
dari suatu topik, tetapi kebenaran tersebut belum terbukti. Tetapi mungkin
kebenaran itu bisa terbukti melalui penelitian lebih lanjut.

G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa generalisasi adalah suatu
kesimpulan yang didapat dalam suatu kejadian. Generalisasi juga terdapat berbagai jenis yang
sudah dijelaskan diatas seperti Generalisasi Sempurna dan Generelasasi Tidak sempurna. Tidak
sampai di macam - macam ternyata jika di tilik lebih jauh lagi ada juga beberapa kata gabungan
yang berhubungan dengan generalisasi. Disamping itu juga generalisasi memiliki perbedaan
dengan spesialisasi. Dimana dijelaskan bahwa spesialisasi itu lebih fokus pada aspek yang lebih
spesifik sedangkan generalisasi hanya membuat kesimpulan dalam suatu kejadian

DAFTAR PUSTAKA

SCOTT, Kenneth E. The dual banking system: A model of competition in regulation. Stanford Law Review,
1977, 1-50.

Razavi-Shearer, D., Gamkrelidze, I., Nguyen, M. H., Chen, D. S., Van Damme, P., Abbas, Z., ... & Ryder,
S. D. (2018). Global prevalence, treatment, and prevention of hepatitis B virus infection in 2016: a
modelling study. The lancet Gastroenterology & hepatology, 3(6), 383-403.

KINI, Pembelajaran Sejarah Masa. PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI E-LEARNING.

Sujito, S., BUDİHARSO, T., SOLİKHAH, İ., & MUTAQİN, W. M. (2019). The effect of analogy variations on
academic writing: How Indonesian EFL students perform with different cognitive styles. Journal of Social
Studies Education Research, 10(1), 116-132.

Mansur, Rosichin. "Filsafat Ilmu Filsafat Idola Masa Depan." Al-GHAZWAH 1.1 (2017): 39-56.

NYHETER, Dagens. Chou En-lai, 256, 271 Chu Wen-djang, 255n Classification, linguistic, 18-19
Codification, 37, 59, 98, 106, 165, 168. See also Standardization. Terminology (India), 58.59: 61-65.

http://aatmandai.blogspot.com/2012/05/generalisasi.html?m=1
http://afirmanto.blogspot.com/2010/04/generalisasi-macam-macam-generalisasi.html?m=1
https://majalahpendidikan.com/contoh-generalisasi/
https://m.liputan6.com/hot/read/4604286/generalisasi-adalah-membentuk-kesimpulan-secara-
umum-berikut-penjelasannya

Anda mungkin juga menyukai