Nama Anggota:
Adrian Conrad O. (0701520037)
Andi Dewangga (0701520038)
Hanny Indah P. (0701520039)
Januar Rahman M. (0701520040)
Khalisha Ramadhyah P.D. (0701520041)
Muhammad Hafiz Razan (0701520021)
Nayla Berlianti Puspadewi (0701520035)
Putri Anggita (0701520023)
Qolbi Ramadhan (0701520024)
Reisya Safa K. (0701520026)
Sabbihisma (0701520027)
Salsabila Qudsy (0701520028)
Tarisa Suwaebah M. (0701520030)
Zulva Fauziah N. I. (0701520033)
Kelas: HE20A
A. LATAR BELAKANG
Generalisasi dikatakan sama dengan prosedur berpikir induksi tidak lengkap.
Dalam generalisasi sendiri juga merupakan prosedur berpikir dengan melihat beberapa hal
khusus (tidak semua) untuk kemudian disimpulkan secara umum. Dalam hal ini
Generalisasi mempunyai banyak macam yang pertama generalisasi sempurna dan yang
kedua adalah generalisasi tidak sempurna. Generalisasi juga merupakan bagian dari ilmu
dasar dasar logika, oleh karena itu dilihat dari namanya saja general yang memiliki arti
umum dan bisa kita simpulkan pengertian dasar yang mengumumkan. Namun dalam
kehidupan sehari-hari sering kali kita menemukan dan melakukan generalisasi namun
kadang kita yang belum mengetahui asal atau ilmu dasarnya. Manusia sendiri mempunyai
akal pikiran banyak ilmu pengetahuan mereka miliki tetapi terkadang mereka tidak
menyadari sepenuhnya dan justru mengabaikannya. Oleh karena itu saat seseorang
menganalisis dari suatu fenomena atau kejadian justru hanya menyimpulkan yang hanya
bersifat umum dan di saat itulah dalam kajian ilmu logika bisa disebut dengan
Generalisasi.1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Generalisasi dan macam-macamnya?
2. Bagaimana pengaturan mengenai Generalisasi?
3. Bagaimana contoh masalah Generalisasi?Bagaimana penyelesaian masalah
Generalisasi?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memahami dan mengetahui pengertia Generalisasi
2. Untuk mengetahui macam-macam Generalisasi dan contoh masalah Generalisasi.
1
Poedjawijatna. Logika Filsafat Berpikir. Jakarta: Rineka Cipta. 2004.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI GENERALISASI
B. MACAM-MACAM GENERALISASI
Berdasarkan kuantitas fenomena yang menjadi dasar penyimpulan, generalisasi dibedakan
menjadi dua, yaitu:
2
Ibid.
1) Generalisasi Sempurna
Generalisasi sempurna adalah yang mana seluruh fenomena yang menjadi dasar
penyimpulan yang diselidiki.
Misal: Setelah kita memperhatikan jumlah hari pada setiap bulan tahun Masehi
kemudian disimpulkan, bahwa semua bulan Masehi mempunyai hari tidak lebih dari
31. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari pada setiap bulan
kita selidiki tanpa ada yang kita tinggalkan. Generalisasi sempurna ini memberikan
kesimpulan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tentu saja tidak praktis dan tidak
ekonomis. (Mundiri, 1994:129).
Misal: Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia adalah menusia yang suka
bergotong-royong kemudian diambil kesimpulan, bahwa bangsa Indonesia adalah
bangsa yang suka bergotong-royong, maka penyimpulan ini merupakan generalisasi
sebagian (probabilitas)
C. PENGATURAN GENERALISASI
Penganturan atas generalisasi sendiri ditujukan untuk menguji apakah generalisasi yang
dihasilkan itu cukup kuat untuk dipercaya. Yang karena hal ini dapat dikakukan beberapa
evaluasi, yaitu:3
I. Q: Apa sampel yang digunakan secara kuantitatif cukup mewakili?
A: Semakin banyak jumlah fenomena yang digunakan semakin kuat kesimpulan yang
dihasilkan, meskipun tidak boleh menyatakan dua kali jumlah fenomena individual
3
Agil, Devi, Sinta, Widiana. “Generalisasi”. September, 2016.
akan menghasilkan dua kali keterpercayaan. Sejatinya memang bukan ukuran yang
pasti berapa jumlah fenomena individual yang diperlakukakn untuk dapat mengasilkan
kesimpulan yang terpercaya.
II. Q: Apa sampel yang digunakan cukup bervariasi?
A: Untuk mementukan kadar minat dankesadaran berkoperasi sebagai sistem ekonomi
yang diharapkan bagi bangsa Indonesia, rasanya harus diteliti dari berbagai suku
bangsa, berbagai lapisan penghidupan, dan berbagai pendidikan. Semakin banyak
variasi sampel, semakin kuat juga kesimpulan yang dihasilkan.
III. Q: Apa dalam generalisasi itu diperhitungkan hal-hal yang menyimpang dengan
fenomenaumum atau tidak?
A: Kekecualian harus diperhitungkan juga, terutama kalau kekecualian yang
jumlahnyabcukup besar. Dalam hal kekecualian yang cukup besar tidak mungkin
diadakan generalisasi. Kalau kekecualian sedikit jumlahnya harus dirumuskan dengan
hati-hati;kata-kata seperti semua, setiap, selalu, tidak semuanya, sebagian besar,
kebanyakan; harus berdasar atas pertimbangan rasional yang cermat. Semakin cermat
faktor-faktor pengecualian dipertimbangkan, semakin kuat kesimpulan yang
dihasilkan.
IV. Apa yang dirumuskan konsisten dengan fenomena individual, tidak boleh memberikan
tafsiran menyimpang dari data yang ada. Semakin banyak yang ditinggalkan, semakin
lemah kesimpulan yang dihasilkan
4
Septhiana Indra Kusumaningtyas, Dwi Juniati, Agung Lukito, 2017, “Pemecahan Masalah Generalisasi Pola
Siswa Kelas VII SMP Ditinjuau dari Gaya Kognitif Field Independent dan Field Dependent”, diakses pada 28
November 2021 melalui journal.unnes.ac.id
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan tulisan diatas dapat disimpulkan bahwa Generalisasi adalah proses penalaran
yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum. Fenomena yang
diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Generalisasi dibagi menjadi dua bagian yaitu generalisasi sempurna(kesimpulan yang pasti
yang tidak dapat diganggu gugat) dan generalisasi tidak sempurna(kesimpulan yang hanya diambil
dari satu sumber tidak melihat dari sumber lainya). Adapun beberapa contoh generalisasi
sempurna yaitu setiap satu minggu dalam satu bulan memiliki hari tidak lebih dari tujuh. Maksud
dari pernyataan tersebut bahwa generalisasi sempurna ialah suatu kebenaran yang tidak dapat
diganggu gugat. Adapun contoh lain dari generalisasi ialah generalisasi tidak sempurna, beberapa
pantai di pulau Jawa mengalami keadaan pasang laut maka seluruh pantai di pulau Jawa
mengalami pasang laut, maksud dari pernyataan tersebut bahwa kesimpulan ini diambil secara
garis besar sebelum diselidiki secara lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA