Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH TEORI DAN FALSAFAH

RESUME
PENGETAHUAN DAN SCIENCE

DOSEN PEMBIMBIMBING :
Dr. Anggorowati, S.Kep, M.Kep, Sp.Mat
Disusun Oleh:
KELOMPOK 4

1. YOHANA HALE HERET NIM : 22020119183183


2. PAULA DENO M. BAY NIM : 22020119183184
3. MARLINDA S. L. HUAR NIM : 22020119183185
4. FIRMINUS FREDERIKUS RIWU NIM : 22020119183186
5. PEBRI EMILDA NURRISKA NIM : 22020119183187
6. MIRA MURTI OKTARINA NIM : 22020119183188
7. MUHIMMATUN NASIKHAH NIM : 22020119183189
8. HENDRYK PRIYATNA NIM : 22020119183190
9. RUSTINAH NIM : 22020119183191
10. SOPIAN HADI NIM : 22020119183192

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2019
1. Pengertian Pengetahuan

a. Menurut Soekidjo, Notoadmodjo (2003)

Pengetahuan ialah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca 

indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman,  rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

b. Menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002)

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui

berkenaan dengan hal (mata pelajaran)

c. Menurut Pudjawidjana

Pengetahuan memiliki Definisi sebagai reaksi dari setiap orang dan di terima dengan

rangsangan terhadap alat terkait kegiatan indera penginderaan jauh di objek tertentu.

d. Menurut Onny S. Prijono

Pengetahuan dapat di artikan yang mana di dapatkan dari nilai karena terbiasa dari

orang-orang tersebiut dalam mengembangkan rasa ingin keingin tahun.

2. Bentuk Pengetahuan

Dilihat dari jenisnya, ada dua jenis pengetahuan, yaitu Pengetahuan Explicit dan

Pengetahuan Tacit. Seperti yang dikemukakan oleh Polanyi (1967)

a. Tacit

1) Tersimpan dalam pikiran manusia, sulit diformulasikan (misalnya keahlian

seseorang)

2) Penting untuk kreatifitas dan inovasi


3) Dikonversikan ke eksplisit dengan eksternalisasi, contohnya pengalaman

bertahun-tahun yang dimiliki oleh ahli

4) Bersifat sifatnya personal, sulit diformulasikan sehingga sulit dikomunikasikan

dan disebarkan kepada orang lain.

5) Bentuk pengetahuan yang masih tersimpan dalam pikiran manusia. Misalnya

gagasan, persepsi, cara berpikir, wawasan, keahlian/kemahiran, dan sebagainya.

b. Explisit

1) Dapat dikodifikasi/formulasi

2) Dikonversikan ke tacit dengan pemahaman dan penyerapan Misalnya dokumen,

database, materi audio visual dll

3) Pengetahuan eksplisit dapat diungkapkan dengan kata-kata dan angka, disebarkan

dalam bentuk data, rumus, spesifikasi, dan manual.

4) Bentuk pengetahuannya sudah terdokumentasi/terformalisasi, mudah disimpan,

diperbanyak, disebarluaskan dan dipelajari.

3. Kontribusi Pengetahuan Dalam Science

a. Pengetahuan mampu mengembangkan Sains

b. Pengetahuan dapat memperkuat kebenaran sebuah Sains

c. Pengetahuan berkontribusi sebagai bahan untuk menyusun Sains

4. Karakteristik Science

a. Menurut Randall dan Bycker (1942)

1) Hasil Ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama


2) Hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan karena yang

menyelidiki adalah manusia

3) Ilmu bersifat Obyektif, artinya prosedur kerja atau cara penggunaan metode ilmu

tidak tergantung kepada yang menggunakan, tidak tergantung pada pemahaman

secara pribadi

b. Menurut Ernest Van Den Haag ( Harsojo, 1977)

1) Bersifat Rasional, karena hasil dari proses berpikir dengan menggunakan akal

(rasio)

2) Bersifat Empiris, karena ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh panca

indera

3) Bersifat umum, hasil ilmu dapat dipergunakan oleh manusia tanpa terkecuali

4) Bersifat akumulatif, hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek

penelitian selanjutnya

c. Menurut Muhammad Adib (2011)

1) Objektif

Sains itu objektif artinya, sains tidak boleh mengatasnamakan pokoknya, dalam

sains keyakinan tidak menjamin kebenaran, suara banyak tidak menjamin

kebenaran, satu-satunya hakim dalam perselisihan ilmiah adalah fenomena atau

fakta. Dalam wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedi bebas objektif adalah

pertimbangan antara hubungan sesuatu dengan obyeknya. objektif dalam

keilmuan berarti upaya-upaya untuk menangkap sifat alamiah (mengindentifikasi)

sebuah objek yang sedang diteliti/ dipelajari dengan suatu cara dimana hasilnya

tidak tergantung pada fasilitas apapun dari subjek yang menyelidikinya.


Setiap ilmu memiliki objek yang menjadi pusat kajian. Objek yang dikaji dalam

mempelajari suatu ilmu biasanya bersifat spesifik. Contohnya ilmu matematia,

ilmu biologi, kesenian dll.

2) Logis dan Rasional

Logis, berkaitan dengan logika. Logika adalah suatu cara dan kemampuan berfikir

berdasarkan beberapa aksioma dan dalil-dalil yang dianggap benar. Dalam

Wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas Logika berasal dari kata Yunani

kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan

lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat.

Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin:logica scientia) atau

ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir

secara lurus, tepat, dan teratur.

Istilah logis dan rasional sangat tidak asing. Dua kata tersebut setidaknya dalam

satu hari punya porsi sendiri untuk masuk ke telinga atau mata baca kita. Terkesan

memang tidak ada perbedaan, sama persis barangkali. Versi kamusnya, kalau kita

mencari kata logis; benar menurut penalaran, sedangkan rasional; cocok dengan

akal. Tipis sekali. Namun saya rasa penting untuk membuat kapling tersendiri

dalam membahas perbedaan kata ini. Paling tidak kita dapat mengetahui posisi

sains menurut sudut pandang Islam serta keseimbangan porsinya dalam hidup di

dunia. Kurang lebihnya pembedaan tersebut diawali dengan teori Kant, yang

menyatakan bahwa rasional itu adalah kebenaran akal yang diukur dengan hukum

alam. Atau dengan kata lain, rasional adalah pemikiran yang baru disebut masuk

akal, jika tolak ukurnya hukum alam. Salah satu penjelasannya akan kita dapati
dari cerita Nabi Ibrahim yang tidak hangus dibakar api. Menurut hukum alam hal

tersebut tidak rasional karena Nabi Ibrahim termasuk materi yang hangus jika

dibakar. Di lain sisi, kita dapati fakta tentang pesawat terbang yang tetap bisa

menjulang tinggi ke langit walaupun beratnya ratusan ton. Ya, karena telah

dirancang sesuai dengan hukum alam, dan itu rasional. Dapat ditegaskan lagi,

bahwa akal pastinya diukur dengan hukum alam, dan kebenaran rasional tersebut

sangat terikat dengan hukum alam.

Sementara itu tentang logis, kebenarannya dibagi menjadi dua. Yang pertama

logis-rasional seperti telah diuraikan tadi, yang kedua logis-supra-rasional. Untuk

yang kedua ini titik tolaknya bukan pada hukum alam, tetap pada argumen. Bila

argumennya masuk akal, maka dapat diterima. Dengan kata lain, ukuran

kebenaran logis-supra-rasional adalah logika dalam susunan argumen yang

bersifat abstrak, meskipun melawan hukum alam, yang karena logis tetap sah dan

autentik untuk diterima.

3) Memiliki metode

Dalam mempelajari ilmu pengetahuan tidak dilakukan secara asal-asalan. Tetapi

memerlukan metode khusus. Metode yang digunakan untuk mempelajari ilmu

pengetahuan disebut metode ilmiah. Metode ilmiah di gunakan untuk meneliti dan

mempelajari suatu objek sehingga ditemukan kebenaran. Ilmu yang

dikembangkan dengan menggunakan metode ini kebenaranya akan diakui secara

ilmiah oleh seluruh pakar ilmu pengetahuan yang berlaku sampai ada bukti baru

yang menentang atau menggugurkannya. Ada dua hal yang kiranya cukup jelas

membedakan antara suatu teori ilmu pengetahuan deng klaim opini biasa, yakni
hakikat dari kesimpulan yang dibuat oleh metode yang digunakan untuk sampai

pada kesimpulan itu.

4) Bersifat sistematis

Ilmu pengetahuan harus bersifat sistematis. Maksudnya adalah ilmu pengetahuan

harus tersusun secara sistematis dari yang sederhana hingga yang kompleks yang

diatur sedemikian rupa sehingga yang satu dan yang lainnya dapat saling

mendukung. Sifat sistematis ini bertujuan untuk mempermudah dalam

mempelajari ilmu tersebut. Dengan demikian maka ilmu merupakan tubuh

pengetahuan yang tersusun dan terorganisasi dengan baik.[13] Sistematis adalah

segala usaha untuk menguraikan dan merumuskan sesuatu dalam hubungan yang

teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh,

menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut

obyeknya.[14]

5) Bersifat Universal

Ilmu pengetahuan harus bersifat universal, maksudnya adalah kebenaran yang

disajikan dalam ilmu pengetahuan harus berlaku secara umum dan diterima di

semua institusi pendidikan. Sifat universal ini selain bertujuan untuk

mempermudah dalam pembelajaran juga agar tercipta suatu keseragaman.

Sehingga kebenaran yang diungkapkan dapat di terima diseluruh pelosok dunia.

Tidaklah bisa dikatakan sebuah ilmu pengetahuan apabila hanya terdapat dapat

pada daerah tertentu yang diyakini oleh orang orang pada tertentu. Pengakuan dari

keseluruhanlah, yang menjadi suatu sifat dikatakan sebagai ilmu.


6) Bersifat Verifikatif

Artinya pernyataan yang berupa kebenaran dalam ilmu pengetahuan tidak bersifat

mutlak, tetapi bersifat terbuka atau verifikatif. Sehingga bila suatu masa di

temukan bukti-bukti baru yang tidak mendukung kebenaran yang semula maka

teori tersebut dapat di tumbangkan untuk memberi tempat pada kebenaran yang

baru yang lebih relevan. Suatu teori dianggap memadai jika teoritersebut dapat

difalsifikasi, atau ditemukan bukti-bukti yang nyata yang bertentangan dengan

teori. Jika suatu teori tidak dapat difalsifikasi dan tidak ditemukan bukti-bukti

yang nyata maka teori itu dianggap sebagai dokma dan tidak berguna.

Anda mungkin juga menyukai