Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah
SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas MAKALAH
PENALARAN BERFIKIR INDUKTIF. ini guna memenuhi tugas mata pelajaran BAHASA
INDONESIA.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang PENALARAN ,CARA
INDUKTIF yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Perguruan tinggi. Saya sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada Ibu
pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang
akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Bone- Bone, 23 Februari 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………… i

Daftar Isi…………………………………………………………………………………... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang........................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah………………………………………………………………….. 1
3. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………….1

BAB 2 PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PENALARAN……………………………………………………. 2
2. BERFIKIR INDUKTIF……………………………………………………………. 2
3. Generalisasi…………………………………………………………………………. 2
4. Analogi……………………………………………………………………………… 3
5. Hubungan Kausal…………………………………………………………………… 4

BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan………………………………………………………………………………….. 6

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………….. 7

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pencarian pengetahuan yang benar harus berlangsung menurut prosedur atau kaedah hukum,
yaitu berdasarkan logika. Sedangkan aplikasi dari logika dapat disebut dengan penalaran dan
pengetahuan yang benar dapat disebut dengan pengetahuan ilmiah. Untuk memperoleh
pengetahuan ilmiah dapat digunakan Penalaran Induktif. Penalaran induktif merupakan prosedur
yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif
merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Dengan demikian, untuk mendapatkan
pengetahuan ilmiah penalaran tersebut dapat digunakan dan dilaksanakan dalam suatu wujud
penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika

1. Rumusan Masalah

 Apakah yang dimaksud dengan Penalaran Induktif ?

2. Tujuan Penulisan
 Mengetahui definisi Penalaran Induktif.
 Memahami arti Penalaran Induktif.
 Mampu menjelaskan Penalaran Induktif.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PENALARAN

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik)
yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga
akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui
atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

PENALARAN INDUKTIF

Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap
yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi.
Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua
pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan
yang diajukan hanyalah bersifat sementara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk
menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.

Contoh : Sejak suaminya meninggal dunia dua tahun yang lalu, Ny. Ahmad sering sakit. Setiap
bulan ia pergi ke dokter memeriksakan sakitnya. Harta peninggalan suaminya semakin menipis
untuk membeli obat dan biaya pemeriksaan, serta untuk biya hidup sehari-hari bersama tiga
orang anaknya yang masih sekolah. Anaknya yang tertua dan adiknya masih kuliah di sebuah
perguruan tinggi swasta, sedangkan yang nomor tiga masih duduk di bangku SMA. Sungguh
(kata kunci) berat beban hidupnya. (Ide pokok)

Beberapa bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut.

1. Generalisasi

Generalisasi ialah proses penalaranyang megandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai


sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Dari beberapa gejala dan data,
kita ragu-ragu mengatakan bahwa “Lulusan sekolah A pintar-pintar.” Hal ini dapat kita
simpulkan setelah beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti itu.

Contoh:

 Jika dibakar botol minum akan meleleh, jika dibakar sedotan akan meleleh, dan jika
emberpun dibakar akan meleleh, jadi, jika benda plastik dibakar akan meleleh.
 Ketika kita melempar apel ke atas maka akan terjatuh jika tidak ada yang menghalangi,
begitu juga ketika kita melempar benda-benda lainnya, maka dapat disimpulkan bahwa
gaya grafitasilah yang membuat hal itu terjadi.

2
benar atau tidak benarnya dari generalisasi itu dapat dilihat dari hal-hal berikut.

1) Data itu harus memadai jumlahnya. Semakin banyak data yang dipaparkan, semakin benar
simpulan yang diperoleh.

2) Data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama itu akan dihasilkan simpulan
yang benar.

3) Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak
dapat dijadikan data.

 Macam – macam generalisasi

1) Generalisasi sempurna

Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki.
Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap
saja yang belum diselidiki.

2) Generalisasi tidak sempurana

Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkakn kesimpulan yang


berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.

2. Analogi

Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat
yang sama.

Contoh:

 Orang yang tidak memiliki tujuan dalam hidupnya tidak akan menjalani hidupnya dengan
baik, ia akan selalu dalam keraguan, sama seperti seseorang yang hidup di dalam rumah
tanpa penerangan. Ia akan berjalan tak tahu arah, tak jelas kemana ia berjalan sehingga ia
akan mudah tertabrak benda yang ada disekitarnya.
 Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih. Bayi akan dibentuk
pribadinya sesuai dengan didikan yang diterimanya seperti kertas putih dapat diisi dengan
berbagai hal sesuai dengan keinginan pemiliknya. Bila bayi dididik dengan baik maka
akan seperti kertas yang terisi dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi siapa pun
yang membacanya. Jadi, membentuk kepribadian baik seseorang anak ibarat menulis
kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat.

3
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut.

1) Analogi dilakukan untuk meramalkan sesuatu.

2) Analogi diakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.

3) Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.

3. Hubungan Kausal

Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling
berhubungan. Misalnya, tombol ditekan, akibatnya bel berbunyi. Dalam kehidupan kita
sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita temukan. Hujan turun dan jalan-jalan becek.
Ia kena penyakit kanker darah dan meninggal dunia. Dalam kaitannya dengan hubungan
kausal ini, tiga hubungan antarmasalah, yaitu sebagai berikut.

 Sebab-Akibat

Sebab-akibat ini berpola A menyebabkan B. Disamping itu, hubungan ini dapat pula berpola A
menyebabkan B, C, D, dan seterusnya. Jadi, efek dari satu peristiwa yang dianggap penyebab
kadang-kadang lebih dari satu.

Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang
untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab yang tidak
jelas terhadap sebuah akibat yang nyata. Kalau kita melihat sebiji buah mangga terjatuh dari
batangnya, kita akan memperkirakan beberapa kemungkinan penyebabnya. Mungkin mangga itu
ditimpa hujan, mungkin dihempas angin, dan mungkin pula dilempari anak-anak. Pastilah sakah
satu kemungkinana itu yang menjadi penyebabnya.

Contoh :

 Karena warga sering buang sampah sembarangan, maka daerah ciputat sering banjir.
 Karena kemarin Arief kehujanan, maka hari ini Arief sakit.

 Akibat-Sebab

Akibat-Sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi kedokter. Ke dokter
merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan entimen. Akan tetapi, dalam
penalaran jenis akibat-sebab ini, peristiwa sebab merupakan simpulan.

4
Contoh :

 Ciputat termasuk daerah yang sering banjir, hal itu disebabkan warganya sering buang
sampah sembarangan.
 Arief mendapat IPK 3.81, karena Arief rajin belajar.

 Akibat-Akibat

Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat”


langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain.

Contoh :

 Mang Kodir adalah seorang perokok berat, karena dia sering merokok tanpa henti
akhirnya dia menagalami radang paru-paru, tidak lama kemudian dia dinyatakan radang
paru-paru kronis oleh pihak rumah sakit. Andi keponakan mang Kodir tiba-tiba batuk
serta mengeluarkan darah padahal andi tidak merokok, setelah diperiksa ternyata Andi
menjadi seorang perokok pasif akibat mamangnya si Kodir.
 Gunung semeru mulai aktif dan mengeluarkan gas panas, para penduduk yang hidup di
kaki gunung semerupun akhirnya harus mengungsi dari sana. Werdhibuana organisasi
pencinta alam SMAN 82 harus mengundur jadwalnya ke gunung semeru setelah
mendengar kabar bahwa gunung semeru mulai mengeluarkan gas panas.

5
BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya Penalaran
Induktif.

Penalaran Induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal
khusus ke umum.

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Arifin, E Zaenal dan Tasai, S Amran. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Akademika Pressindo.
2. Tukan, P. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.
3. Tatang, Atep et all. 2009. Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku 3. Solo: PT. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
4. http://taufiqrachmanug25.blogspot.com/2011/10/penalaran-induktif.html
5. http://rezadnk.wordpress.com/2011/03/12/tugas-softskill-bhs-indonesia/
6. Rahardi, R. Kunjana. 2005. Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga

7
DI SUSUN
OLEH KELOMPOK
A. MIFTAHUL JANNAH. B
AQIFA TAHTA
DIAN RAMADHANI RAHMAD
HAPPY CENDORA
NOVITA DWI WAHYUNI
NURUL AULIA KAFFI
TAZKIA AULYA . A. A
WARDATUNISA A. BASO SULI

Anda mungkin juga menyukai