Anda di halaman 1dari 5

Penalaran merupakan suatu bentuk pemikiran.

Selain itu, penalaran juga dapat dikatakan


sebagai sebuah pengertian atau konsep dan pernyataan (proposisi). Dalam logika tidak ada
proposisi tanpa pengertian, serta tidak ada penalaran tanpa proposisi. Maka untuk memahami
penalaran harus meliputi ketiga bentuk pemikiran tersebut agar dapat dipahami.
Penalaran induktif dapat diartikan sebagai sebuah penalaran yang dimulai dari peristiwa
peristiwa yang khusus kemudian beranjak ke peristiwa yang sifatnya umum. Secara umum
penalaran induksi dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Penalaran 1Generalisasi Generalisasi
dibuktikan dengan fakta 1 4 Penarikan penalaran berdasarkan data yang sesuai dengan fakta
(data). Fakta atau data dapat diperoleh melalui penilaian, pengamatan, atau hasil survei.
Jumlah data atau fakta khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili. Jenis
penalaran ini dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa yang khusus kemudian
menuju peristiwaperistiwa yang umum.
Penalaran induktif melibatkan pemembuatan suatu prediksi tentang situasi baru berdasarkan
pengetahuan yang ada. Prediksi ini tentu probabilitas (mengungkapkan pengetahuan atau
kepercayaan bahwa suatu kejadian akan berlaku atau telah terjadi.) Induksi sesuai dengan
banyak penalaran yang dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada umumnya,
induktif terlibat dalam berbagai kognitif kegiatan seperti kategorisasi, penilaian probabilitas,
penalaran analogis, inferensi ilmiah, dan membuat keputusan. Penalaran induktif biasanya
hanya membahas satu topik.
Metode penalaran induktif (induksi) merupakan metode yang dipakai dalam berpikir dengan
bertolak menjelaskan permasalahan-permasalahan (mengandung pembuktian dan contoh-
contoh fakta) sifatnya khusus dalam menentukan kesimpulan yang sifatnya umum. Dalam
penalaran ini, kesimpulan ditarik dari sekumpulan fakta peristiwa/pernyataan yang sifatnya
umum. Paragraf induktif sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan
tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat
sebab.
Skill yang Dibutuhkan
Menurut The Balance Careers, ada beberapa kemampuan  yang dapat mempermudah dalam
melakukan penalaran induktif. Diantaranya;

1. Perhatian terhadap detail


2. Memahami pola
3. Membuat prediksi
4. Kemampuan mengingat yang kuat
5. Menggunakan kecerdasan emosional
1. Generalisasi adalah istilah yang dipergunakan dalam berpikir kritis untuk mengacu pada
pernyataan yang melekatkan sejumlah ciri-ciri (karakteristik) pada semua, sebagian besar
atau sejumlah (beberapa) anggota dari kumpulan tertentu.

Contohnya:

Semua komodo liar yang ada di Indonesia tinggal di Pulau Komodo yang terletak di sebelah
timur pulau Jawa dan Bali.

Sebagian besar laki-laki tidak romantis!

Sementara itu, generalisasi induktif adalah generalisasi argumen yang diklaim sebagai
mungkin benar didasarkan pada informasi tentang sejumlah anggota dalam kelas tertentu.
Contoh: Enam bulan yang lalu,saya berjumpa dengan seorang petani dari Klaten dan dia
orang yang ramah. Empat bulan lalu, saya ber¬jumpa dengan seorang guru asli Klaten,dan
dia juga orang yang ramah. Dua minggu lalu saya ngobrol-ngobrol dengan tukang bakso
kelahiran Klaten dan dia juga ramah. Saya kira, sebagian besar orang Klaten adalah orang
yang ramah.

2. Prediksi adalah pernyataan tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan. Pernyataan
prediktif adalah argumen dengan menggunakan prediksi yang beralasan. Contoh: Bulan
September sampai dengan Desember adalah bulan dengan curah hujan terbesar di Indonesia.
Dengan demikian, kemungkinan besar bulan September s.d. Desember tahun depan hujan
deras akan turun.

3. Argumen dari otoritas adalah argumen yang mendaku (klaim) sesuatu sebagai benar
kemudian mengutip sumber-sumber yang dianggap mempunyai otoritas atau mereka yang
menjadi saksi atas suatu kejadian untuk menguatkan argumen itu. Karena kita tidak pernah
bisa benar-benar mutlak yakin bahwa pernyataan para ahli atau saksi tersebut sebagai sesuatu
yang akurat dan bisa dipercaya, pada umumnya argumen dari otoritas termasuk ke dalam
kategori penalaran induktif. Contoh: "Sekitar 442,000 orang di Amerika Serikat meninggal
setiap tahunnya karena penyakit yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok; merokok
bertanggung jawab atas 90% kematian akibat kanker paru-paru. Demikian menurut artikel
yang terdapat dalam Ensiklopedi Encarta keluaran Microsoft tahun 2006. Karena Ensiklopedi
Encarta adalah salah satu sumber informasi yang terpercaya, kemungkinan besar pernyataan
di atas benar adanya”

Argumen kausal adalah argumen yang menegaskan atau menyangkal bahwa sesuatu menjadi
penyebab dari sesuatu yang lain. Karena kita tidak pernah bisa 100% yakin bahwa sesuatu hal
menjadi (satu-satunya) penyebab dari hal yang lain,argumen kausal paling baik dilihat
sebagai pola bernalar induktif. Dalam kehidupan sehari-hari, argumen kausal cukup sering
kita jadi¬kan pembenaran atas pernyataan dan argumen kita, entah itu secara sadar dan
ilmiah, maupun secara spontan. Contoh: "Wah, gue nggak bisa log in, nih, mungkin karena
jaringannya sedang down:; "Lampu di rumahnya mati. Kemungkinan besar (karena)
pemiliknya sedang tidak ada di rumah."

Argumen statistik adalah argumen yang melandaskan premis- premisnya pada bukti-bukti


dari statistik, artinya bahwa dalam sebuah kelompok, sejumlah persentase tertentu memiliki
karakteristik / ciri-ciri tertentu. Contoh: Lebih dari 60% mahasiswa UMN Angkatan I
mendapatkan nilai A untuk M.K. Religiositas. Bonar adalah mahasiswa UMN Angkatan I.
Jadi, Bonar kemungkinan mendapat nilai A untuk M.K. Religiositas.
Argumen dari analogi adalah argumen yang bagian kesimpulannya diklaim bergantung pada
sebuah analogi (perbandingan atau kemiripan) antara dua hal atau lebih.

Contohnya:

1. Taman Suropati mempunyai kolam air mancur di tengah-tengahnya.

Taman Menteng, sebagaimana Taman Suropati, adalah taman untuk publik.

Jadi, Taman Menteng kemungkinan mempunyai kolam air mancur juga di tengah-tengahnya.

2. Sarwono Kusumaatmadja adalah alumnus SMA Kanisius – Jakarta dan dia adalah
seorang yang cerdas, kritis,dan mempunyai bakat menjadi pemimpin.

Fauzi Bowo adalah alumnus SMA Kanisius - Jakarta. dan dia adalah seorang yang cerdas,
kritis, dan mempunyai bakat menjadi pemimpin.

Andreas Arifianto adalah alumnus SMA Kanisius - Jakarta. Dengan demikian, Andreas juga
mungkin cerdas, kritis, dan mempunyai bakat menjadi pemimpin.

Contoh penalaran induktif dalam bentuk paragraf:          

Brankas besar di Bank Mandiri Cabang Cut Meutia, Jakarta, dirampok semalam. Siapa pun
yang merampok bank tersebut pasti mengetahui nomor kombinasi untuk membuka
brankasnya karena tidak ditemukan jejak kekerasan pada brankas yang dirampok. Hanya ada
dua orang yang tahu nomor kombinasi tersebut, yaitu Rudy si Manajer Bank,dan Giovanni,
kasir kepercayaannya. Menurut keterangan teman kantor Giovanni kepada polisi yang
menyelidiki kasus ini,Giovanni sedang membutuhkan uang tunai dalam jumlah yang besar
karena dia baru saja kalah taruhan bola. Selain itu, Giovanni tidak punya alibi atas
keberadaannya semalam saat terjadinya perampokan. Cukup beralasan jika kita
menyimpulkan bahwa Giovanni terlibat dalam perampokan bank tersebut.
Jenis-jenis Analogi:

1. Analogi Induktif :
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada
dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena
pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode
yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima
berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang
diperbandingkan.
Contoh Analogi Induktif : Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena
berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih
setiap hari.
2. Analogi Deklaratif :
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu
yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini
sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila
dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
Contoh Analogi Deklaratif : deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik
diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana
manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal
dan hati.

Anda mungkin juga menyukai