Anda di halaman 1dari 9

RANGKUMAN LOGIKA

KESESATAN BERPIKIR

Oleh:

Ardella
NIM 14419144044

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur selayaknya patut diberikan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Atas limpahan rahmat-Nyalah hingga sampai saat ini kita bisa
merasakan indahnya hidup dan bermasyarakat. Dan atas kemurahan-Nya
saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Diselesaikannya tugas ini bertujuan untuk melengkapi tugas mata


kuliah Logika pada program studi Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Yogyakarta. Terimakasih saya haturkan kepada pihak-
pihak yang membantu dalam penyelesaian tugas ini. Kepada Ibu Pratiwi
selaku dosen pengampu mata kuliah Logika, yang telah memberikan
bimbingannya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan tugas ini tepat
pada waktunya. Kemudian , kepada kedua orang tua saya yang selalu
memberi semangat dan harapan serta doa untuk kesuksesan saya. Dan
kepada teman-teman yang selalu memberikan bantuan dan arahan untuk
penyelesaian tugas ini.
Tak ada gading yang tak retak, tak ada sesuatu yang sempurna karena
kesempurnaan hanya milik Tuhan semata. Saya sangat berharap dengan
diselesaikannya tugas ini, kita semua mendapat manfaat dari tugas ini dan
dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.

Yogyakarta, 11 Februari 2015

Ardella
PENDAHULUAN

Manusia adalah mahluk yang paling unggul dibanding mahluk lain


yang ada di muka bumi. Keunggulan manusia tersebut ditandai dengan
aneka kelebihan yang ada padanya, salah satu kelebihan manusia yang
membedakannya dengan mahluk lain adalah kemampuan akal. Dengan
kemampuan akal manusia dapat meningkatkan kualitas dirinya dari waktu
ke waktu secara dinamik.

Telah kita ketahui bahwa logika adalah ilmu yang mempelajari dan
meperbincangkan prosedur atau cara dalam berpikir. Berpikir adalah
proses mencari tahu sesuatu yang belum diketahui berdasarkan
hal-hal yang sudah diketahui. Sesuatu yang telah diketahui
merupakan "data" atau "bahan berpikir", sedangkan sesuatu yang belum
diketahui akan menjadi kesimpulan pemikiran berupa pengetahuan
yang benar.

Dengan dan melalui berpikir manusia merencanakan tindakan.


Manusia bertindak berdasar pikirannya tersebut dapat mencapai sesuatu
yang lebih baik atau bisa jadi memperoleh sesuatu yang lebih buruk. Karl
Mannheim (1991), menuliskan bahwa manusia terus mengembangkan
bermacam-macam metode untuk pemahaman eksperiensial dan
intelektual mengenai dunia tempat mereka hidup, yang tak per- nah
dianalisis dengan ketepatan yang sama dengan apa yang disebut cara-cara
yang pasti untuk mengetahui. Namun demikian, bila setiap aktivitas
manusia berlangsung dalam jangka waktu yang lama tanpa diatur oleh
kontrol intelektual atau kritik, aktivitas itu cenderung tak terkendali.
Manusia dapat mencapai kesesatan hasil pemikirannya.
PEMBAHASAN
KESESATAN BERPIKIR

Kesesatan berpikir dapat diartikan sebagai kesalahan yang terjadi


dalam aktivitas berpikir dikarenakan beberapa sebab. Menurut para
ahli, ada tiga macam tipe kesesatan berpikir. Ketiga macam kesesatan
berpikir dalam berpikir tersebut meliputi kesesatan lingual ,kesesatan
formal, dan kesesatan material.

A. Kesesatan Berpikir Lingual

Kesesatan lingual adalah suatu kesalahan berpikir akibat penggunaan


bahasa yang tidak pada tempatnya sehingga menimbulkan penafsiran
yang menyimpang, bahkan menyesatkan. . Kesesatan jenis ini
disebabkan oleh beberapa penyebab.
1. Kesesatan Aksentuasi
Dilihat dari istilahnya, kesesatan jenis ini dapat diketahui sebagai
kesesatan yang didasarkan pada masalah aksen, artikulasi yang kurang
tepat aksen, cara penyebutan suatu kata yang salah, dan banyak lagi.
Kesesatan aksentuasi dibagi menjadi dua yaitu kesesatan aksentuasi verbal
dan kesesatan aksentuasi nonverbal.
2. Kesesatan Ekuivokasi
Kesesatan Ekuivokasi adalah jenis kesesatan yang disebabkan oleh
adanya satu kata yang mempunyai arti lebih dari satu. Jika dalam suatu
penalaran terjadi pergantian arti dari sebuah kata yang sama, maka
terjadilah kesesatan penalaran.
3. Kesesatan Amfiboli
Kesesatan Amfiboli adalah kesesatan yang dikarenakan konstruksi kalimat
sedemikian rupa sehingga artinya menjadi bercabang. Dengan kata lain,
kesesatan jenis ini terjadi dikarenakan bila salah satu atau seluruh
premisnya berupa susunan kalimat yang mudah terkena penafsiran
ganda.
4. Kesesatan Metaforis

Kesesatan metaforis adalah jenis kesesatan yang terjadi karena


pencampuradukkan antara arti kiasan dengan arti sebenarnya.
Pemakaian arti kiasan adalah pengunaan kata pilihan yang bersifat
konotatif, sedangkan arti sebenarnya adalah bersifat denotatif.

B. Kesesatan berpikir Formal

Kesesatan formal adalah kelompok kesalahan yang disebabkan karena


ada satu atau beberapa aturan berpikir formal yang dilanggar.
1. Ignoratio Elenchi

Ignoratio elenchi adalah salah satu kesesatan berpikir yang terjadi di saat
seseorang berusaha menarik kesimpulan yang sebenarnya tidak
memiliki relevansi atau hubungannya dengan premisnya. Loncatan yang
sembarangan dari premis ke kesimpulan yang memiliki hubungan
semu (tidak benar-benar berhubungan) atau dihubung-hubungkan,
biasanya dikarenakan oleh prasangka, emosi, dan perasaan subyektif.
Ignoration elenchi juga dikenal sebagai sesat pikir tentang penggambaran
seseorang (Image), " Halo Impact" , atau stereotyping.

2. Metabasis Eis Allo Genos

Metabasis Eis Allo Genos artinya ganti dasar, sehingga kesesatan jenis ini
terjadi ketika jalan pikiran mengalami peralihan dasar.
3. Circulus Vitiosus

Kalau orang hendak membuktikan sesuatu dengan bukti yang


kebenarannya harus dibuktikan dengan konklusi, inilah gambaran
"circulus Vitiosus". Padahal yang sebenarnya, konklusi harus diambil
dan ditarik dari premis-premisnya, sehingga premis harus dibuktikan
terlebih dahulu.
4. Generalisasi terlalu Cepat

Dalam kesesatan jenis ini pengambilan kesimpulan lewat generalisasi


ditarik dari kasus-kasus induktif yang belum lengkap, sehingga
generalisasi diambil terlalu cepat. Generalisasi seharusnya ditarik dari
kasus-kasus khusus yang telah cukup dengan berbagai keadaan atau
setting.
5. Loncatan dari Analogi ke Kesamaan
Kalau ada pernyataan yang menyatakan "Alam itu hidup karena
mempunyai mata" (maksudnya: matahari). Hal ini menunjukkan ada
loncatan dari analogi ke kesamaan. Tentu saja biasanya loncatan itu tidak
selalu demikian. Pernyataan ini pun merupakan loncatan dari analogi
ke kesamaan.

C. Kesesatan Berpikir Material

Relatif berbeda dengan kesesatan berpikir lingual dan formal di atas,


pada kesesatan berpikir material sekarang ini lebih disebabkan kandungan
isi dari premis- premisnya atau konklusinya.
1. Argumentum ad
Hominem
Argumentum ad hominem adalah jenis kesesatan berpikir yang
disebabkan pemakaian suatu argumen atau alasan yang diarahkan untuk
menyerang manusia atau atribut yang dimilikinya secara langsung.
Kesesatan jenis Argumentum ad Hominem ini juga dapat mengacu
pada hubungan yang ada di antara apa yang diyakini seseorang dan
lingkungan di sekitarnya.
2. Argumentum ad
baculum
Argumentum ad baculum adalah kesesatan berpikir yang
disebabkan pemakaian argumen berupa desakan kepada orang lain
melalui ancaman untuk menerima suatu konklusi tertentu dengan alasan
bahwa jika ia menolak akan membawa akibat yang tidak diinginkan.
Kata baculus dalam bahasa Latin berarti tongkat atau kayu untuk
memukul.
3. Argumentum ad Misericordiam
Argumentum ad Misericordiam adalah jenis kesesatan berpikir yang terjadi
ketika proses penalaran atau jalan pikiran yang digunakan dengan
tidak mendasarkan diri pada argumen yang rasional, tetapi dengan
mengajukan tuntutan belas kasihan. Arti kata misericordiam diartikan
belas kasihan.
4. Argumentum ad populum

Argumentum ad populum adalah kesesatan berpikir yang dibuat


untuk menghasut massa, rakyat, kelompok untuk membakar emosi
mereka dengan alasan bahwa pemikiran yang melatarbelakangi suatu
usul atau program adalah demi kepentingan rakyat atau kelompok itu
sendiri. Argumen ini bertujuan untuk memperoleh dukungan atau
membenarkan tindakan si pembicara. Jenis kesesatan berpikir ini sering
sekali muncul pada masa-masa kampaye Pemilu.
5. Argumentum auctoritatis

Argumentum auctoritatis adalah kesesatan berpikir pikir di mana nilai


penalaranditentukan oleh keahlian atau kewibawaan orang yang
mengemukakannya. Jadi suatu logika bisa dikatakan benar bila tergantung
pada siapa yang mengatakannya.
6. Argumentum ad verecundiam
Argumentum ad verecundiam adalah kesesatan berpikir yang
disebabkan penggunaan argumentasi yang disengaja tidak terarah
kepada persoalan yang sesungguhnya akan tetapi dibuat sedemikian rupa
untuk membangkitkan perasaan malu si lawan bicara, alias hanya untuk
bikin malu yang diajak bicara.
7. Argumentum ad ignoratiam
Argumentum ad ignoratiam adalah kesesatan berpikir yang terjadi
dalam suatu pernyataan yang dinyatakan benar karena kesalahannya tidak
terbukti salah, atau mengatakan sesuatu itu salah karena
kebenarannya tidak terbukti ada.
8. Petitio Principii
Kesesatan jenis ini dilakukan orang jika ada sesuatu yang belum tentu
benar tetapi dianggap benar dan dijadikan pangkal pikir atau
pangkal konklusi. Sehingga dalam hal ini masih membutuhkan bukti
(evidensi) atas kebenarannya.

9. Dicto Simpliciter
Kesesatan jenis ini terjadi karena memberlakukan peraturan umum
terhadap kasus khusus.

10. Tu Quoque
Tu Quoque adalah jenis kesesatan berpikir yang dilakukan
disebabkan menyamakan dua kondisi yang berbeda. Agak mirip
dengan kesesatan Dicto Simpliciter. Kalau pada jenis kesesatan di atas
terjadi dengan memberlakukan peraturan umum kepada hal khusus,
namun kesesatan "Tu Quoque" ini lebih pada menyamakan dua hal yang
kondisinya dan latarbelakangnya berbeda. Contoh: seorang bapak
menyuruh kepada anaknya, "Nak, sudah waktunya tidur, naiklah ke
ranjang". Dijawab "Oleh karena ayah masih belum tidur maka saya pun
harus diperbolehkan berbuat serupa".
11. Kesesatan aksidensi
Jenis kesesatan ini merupakan kesesatan penalaran yang dilakukan
oleh seseorang bila ia memaksakan aturan-aturan atau cara-cara yang
bersifat umum pada suatu keadaan atau situasi yang bersifat
aksidental; yaitu situasi yang bersifat kebetulan, tidak seharusnya ada
atau tidak mutlak.
12. Kesesatan karena komposisi dan divisi
Kesesatan yang terjadi bila seseorang berpijak pada anggapan bahwa
apa yang benar atau berlaku bagi individu atau beberapa individu dari suatu
kelompok tertentu pasti juga benar atau berlaku bagi seluruh kelompok
secara kolektif.
13. Non Causa Pro Causa
Non Causa Pro Causa jenis kesesatan berpikir yang dilakukan karena
pengambilan penyimpulan yang salah dalam melihat dua peristiwa yang
terjadi secara berurutan, dimana kejadian yang terjadi sebelumnya
dianggap sebagai penyebab dari kejadian berikutnya.
14. Kesesatan karena pertanyaan yang kompleks
Kesesatan ini bersumber pada pertanyaan yang sering kali
disusun sedemikian rupa sehingga sepintas tampak sebagai pertanyaan
yang sederhana, namun sebetulnya bersifat kompleks. Biasanya
kesesatan ini terjadi karena adanya kondisi-kondisi yang menekan
lawan bicara, sehingga seringkali jawabannya yang diberikan tidak
bisa dijawab dengan sederhana.

PENUTUP

Aristoteles, seorang filsuf Yunani kuno, menyebut manusia sebagai


hewan yang berakal (animale rationale), itu berarti bahwa manusia dan akal
tidak dapat dipisahkan, dan manusia dapat secara penuh menggunakan
kemudian mengembangkan akalnya.Sebagai manusia yang mempunyai akal
budi dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, kita dituntut untuk
memanfaatkan akal tersebut dengan sebaik mungkin. Akan tetapi, manusia
memang tidak lepas dari kesesatan berpikir, baik itu secara lingual, formal,
maupun material.
` Artikulasi yang kurang tepat aksen, cara penyebutan suatu kata yang
salah, stereotyping, pertanyaan yang kompleks, pemakaian argumen
berupa desakan kepada orang lain melalui ancaman, sesuatu yang belum
tentu benar tetapi dianggap benar dan dijadikan pangkal pikir atau pangkal
konklusi, pengambilan penyimpulan yang salah, dll.
Maka dari itu, kita dituntut untuk belajar dan memehami berbagai
macam kesesatan berpikir,agar kita dapat terhindar dari kesesatan berpikir
yang dapat merusak akal kita sebagai manusia. Dan, karena seringkali kita
tidak tahu apa yang sedang terjadi oleh pribadi dan lingkungan kita.
Padahal,boleh jadi itu merupakan tindakan yang dihasilkan dari kesalahan
kita dalam berpikir (kesesatan berpikir).

Anda mungkin juga menyukai