Anda di halaman 1dari 6

KESESATAN BERFIKIR

Dalam bahasa Latin, kesesatan berfikir disebut fallacia. Bahasa Inggrisnya fallacy
(bentuk jamak= fallacies).
Kesesatan adalah kesalahan yang terjadi dalam aktifitas berpikir dikarenakan
menyalahgunakan bahasa atau menyalahgunakan relevansi. Kesesatan terjadi karena dua hal
yaitu : karena ketidak tepatan bahasa dan ketidak tepatan relevansi.
Secara garis besar, kesesatan dapat dibedakan kedalam dua kategori yaitu kesesatan
formal dan kesesatan material.
a.

Kesesatan formal adalah kesesatan yang dilakukan karena bentuk penalaran yang
tidak tepat atau tidak shahih. Kesesatan ini terjadi karena pelanggaran prinsip-prinsip
logika mengenai term dan proposisi dalam suatu argumen.

b.

Kesesatan material adalah kesesatan yang terutama menyangkut isi penalaran.


Kesesatan ini dapat terjadi karena faktor bahasa yang menyebabkan kekeliruan dalam
menarik kesimpulan, dan juga dapat terjadi karena memang tidak adanya hubungan logis
atau relevansi antara premis dan kesimpulannya.
Kesesatan bahasa dapat terjadi dikarenakan ketidakcermatan seseorang dalam

mengartikan sebuah bahasa yang memiliki makna ganda. Oleh sebab itu setiap orang yang
memiliki sebuah argumen haruslah dapat memilah-milah sebuah kata yang mempunyai arti
ganda ataupun suatu kata yang mirip dalam tulisan ataupun lafadznya, sebab itu juga dapat
menyebabkan kesesatan pada orang yang mendengar ataupun orang yang membaca argumen
anda.
Perlu dibedakan antara paralogisme dan silogisme. Paralogisme adalah kesesatan yang
tidak disadari (tidak disengaja) dan terjadi karena pembicara kurang menguasai hukumhukum penalaran. Sebaliknya orang yang dengan sengaja menggunakan kesesatan untuk
tujuan tertentu dinamakan sofisme. Seorang sofisme memiliki
argumentasi yang kuat dan bisa menjebak lawan bicara.

dasar-dasar logika dan

Kesesatan dapat terjadi karena bahasa (semantik) dan relevansi antara premis dan
konklusi. Berikut penjelasan tentang kedua macam kesesatan tersebut.
1. Kesesatan karena bahasa (semantik)
Kesesatan ini disebabkan oleh ambiguitas arti kata yang digunakan (homonim)
atau kalimat yang digunakan berpeluang untuk ditafsirkan berbeda-beda. Macam-macam
bentuk kesesatan ini.
a. Kesesatan karena term ekuivok
Kata yang digunakan mempunyai arti lebih dari satu, sehingga penafsirannya
juga berbeda. Contoh
Malang itu kota yang indah
Orang miskin bernasib malang
Jadi: orang miskin bernasib indah
b. Kesesatan amfiboli
Kesesatan ini terjadi karena struktur kalimat dibuat sedemikan rupa sehingga
dapat ditafsirkan ganda. Contoh
Dijual kursi bayi tanpa lengan.
Arti 1: Dijual sebuah kursi untuk seorang bayi tanpa lengan.
Arti 2: Dijual sebuah kursi tanpa dudukan lengan khusus untuk bayi.
Penulisan yang benar adalah: Dijual kursi bayi, tanpa lengan kursi.
c. Kesesatan komposisi
Kesesatan ini terjadi karena pencampuradukan term yang bersifat kolektif dan
distributif. Contoh
Sebuah sekolah terdiri atas bangunan tempat belajar, laboratorium dan
sebuah ruangan untuk olahraga yang semuanya mempunyai luas 800 m 2 kata
luas bisa diterapkan untuk seluruh sekolah maupun tiap bagian dari sekolah
yang disebutkan tadi. Jadi bisa saja maksudnya luas sekolah itu seluruhnya
800 m2 atau setiap bagian sekolah itu luasnya 800 m2 sehingga luas sekolah itu
seluruhnya 2400 m2
d. Kesesatan dalam pembagian (divisi)
Kesesatan ini terjadi karena anggapan bahwa apa yang benar bagi
keseluruhan, berlaku bagi individu. Jadi ini terbalik dari kesesatan komposisi.
Contoh
Semua orang jawa ramah tamh
Mas Gunawan orang jawa
Jadi: Mas Gunawan ramah tamah
e. Kesesatan aksentuasi
Kesesatan terjadi karena aksen bicara. Aksen berbeda menyebabkan perbedaan
penafsiran pula. Contoh
Sesama teman harus saling menolong

Arti 1: apapun yang terjadi seorang teman harus ditolong (termasuk


mengerjakan ujian, menyembunyikan dari kejaran polisi)
Arti 2: yang ditolong hanya teman, yang bukan teman tidak harus ditolong
2. Kesesatan karena relevansi
Kesesatan ini terjadi karena orang menurunkan konklusi yang tidak
punyarelevansi dengan premis. Jadi tidak ada hubungan logis antara konklusi dan
premis. Berikut beberapa jenis kesesatan relevansi :
a. Argumentum ad hominem I (Abusif)
Kesesatan penalaran yang berupa menyerang pribadi dari orang yang
menyampaikan pendapat, bukan pada pendapat itu sendiri. Penerapan argumen ini
dapat menimbulkan tindakan pelecehan, perusakan nama baik. Argumentum ad
Hominem tipe pertama ini adalah argumen yang diarahkan untuk menyerang
manusianya secara langsung. Penerapan argumen ini dapat menggambarkan tindak
pelecehan terhadap pribadi individu yang menyatakan sebuah argumen.Contoh
Pendapat Francis Bacon sebaiknya tidak perlu dipertimbangkan, karena ia
pernah terbukti tidak jujur
b. Argumentum ad hominem II (Circumstantial)
Serangan yang menitikberatkan pada keyakinan seseorang dan lingkungan
hidupnya. Pada umumnya ad hominem tipe ini menunjukkan pola pikir yang
diarahkan pada pengutamaan kepentingan pribadi, suka-tidak suka, kepentingan
kelompok-bukan kelompok, dan hal-hal yang berkaitan dengan SARA. Sebagai
contoh: Saya tidak setuju dengan apa yang Pembicara S katakan karena ia bukan
orang Islam.
c. Argumentum ad verecundiam (auctoritatis)
Kesalahan penalaran jenis argument ad verecundiam terjadi ketika meminta
penjelasan dari orang yang terkemuka namun tidak memiliki legitimasi atau yang
kompeten di bidangnya. Jadi, kesesatan ini disebabkan oleh penolakan terhadap
sesuatu tidak berdasarkan nilai penalarannya, akan tetapi karena disebabkan oleh
orang yang mengemukakannya adalah orang yang berwibawa, dapat dipercaya,
seorang pakar. Contoh
Kesaksian seorang saksi ahli yang digunakan untuk membebaskan/meringankan
terdakwa dalam kasus korupsi padahal masyarakat

tahu bahwa yang bersangkutan memang benar-benar korupsi.


d. Argumentum ad buculum
Kesesatan ini terjadi bila orang menolak atau menerima suatu argumen bukan
atas dasar penalaran logis melainkan karena ancaman atau teror. Jadi orang
menerima sesuatu karena takut. Contoh
Anggota Direksi yang tidak setuju dengan rencana Investasi ini akan dimutasi
ke bagian kebersihan.
e. Argumentum ad populum
Yang penting disini bukan pembuktian rasional melainkan pernyataan yang
membangkitkan emosi massa. Pembicara ingin menggugah emosi massa demi
kepentingannya. Contoh
PasanganMega Pro mendeklarasikan diri mereka di TPA Bantar Gebang
(Minggu, 24 Mei 2009), tempat wong cilik berkumpul dan mencari nafkah. Jadi,
sebagai orang yang peduli pada nasib rakyat kecil, Anda harus memilih
pasangan Mega-Pro dalam pilpres nanti.
f. Argumentum ad misericordiam
Penalaran ini disebabkan oleh adanya belas kasihan. Maksudnya, penalaran ini
ditujukan untuk menimbulkan belas kasihan sehingga pernyataan dapat diterima.
Argumen ini biasanya berhubungan dengan usaha agar sesuatu perbuatan dimaafkan.
Contoh:
Seorang pencuri yang tertangkap basah mengatakan bahwa ia mencuri karena
lapar dan tidak mempunyai biaya untuk menembus bayinya di rumah sakit, oleh
karena itu ia meminta hakim membebaskannya.
g. Post hoc propter hoc (non causa pro causa/ false cause)
Kesesatan terjadi karena orang menganggap sesuatu sebagai sebab padahal
bukan. Pada suatu urut-urutan peristiwa orang menunjuk apa yang terjadi lebih dulu
sebagai penyebab peristiwa yang terjadi sesudahnya padahal bukan. Conoh
Matahari terbit sesudah ayam berkokok
Jadi: terbitnya matahari disebabkan kokok ayam
h. Petitio principii (begging the question)
Kesesatan ini terjadi karena orang tidak membuktikan sesuatu yang harus
dibuktikan. Berputar ditempat dengan argumen yang tidak mendukung. Contoh
Guru: mengapa lampu diruangan tiba-tiba mati?
Siswa: karena tidak menyala
Guru: mengapa lampu tidak menyala?
Siswa: karena lampu itu belum hidup lagi

Guru: mengapa lampu itu belum hidup lagi?


Siswa: karena lampu itu tidak memberikan cahaya
i. Argumentum ad ignorantiam
Disini orang memberikan pembuktian tanpa dasar, tetapi lawan bicara juga tidak
dapat menggugurkan pembuktian itu dengan alasan yang kuat. Kesalahan terjadi
ketika berargumen bahwa proposisi adalah benar hanya atas dasar bahwa belum
terbukti salah atau bahwa itu adalah salah karena belum terbukti benar. Contoh
Karena tidak ada pertanyaan, maka mahasiswa dianggap sudah mengerti dan
siap ujian
j. Ignoratio elenchi
Kesesatan terjadi karena tidak ad hubungan logis antara konklusi dan premis.
Contoh
Di sebuah sidang pengadilan pembela berhasil membuktikan bahwa
pembunuhan itu suatu perbuatan sangat keji dan terkutuk lalu menyimpulkan
bahwa

terdakwa

tidak

mungkin

melakukan

perbuatan

keji

tersebut.

Kesesatannya yaitu yang harus dibuktikan ialah bahwa terdakwa tidak


membunuh bukan bahwa pembunuhan adalah perbuatan keji.
k. Hasty Generalization (Generalisasi yang tergesa-gesa)
Kesalahan pikir karena generalisasi yang terlalu cepat. Contoh
Sudah langsung menggeneralisir bahwa semua DPR adalah pejabat yang suka
korupsi. Dengan mengatakan anggota DPR adalah koruptor, merupakan sebuah
kesesatan pikir, sebab pasti ada juga anggota DPR yang bersih. Namun kesan
yang ada adalah seluruh DPR itu koruptor.
l. Accident
Tampak dalam perkara-perkara yang sifatnya khusus atau kebetulan, namun
kemudian dianggap umum, sehingga penerapannya berlaku sebagai dasar
dimanapun. Contoh
Tidak mengembalikan kendaraan dinas yang pejabatnya telah berakhir masa
jabatannya.
m. Converse accident
Pemusatan perhatian sebagai argumen pada hal yang sudah populer dan
dianggap benar. Contoh

Dokter bedah memberi injeksi narcose kepada pasien saat operasi. Tetapi bukan
berarti bahwa dokter boleh menggunakan narcose seenaknya sebagai obat
penenang.
n. Complex Question
Apakah anda sudah tidak pernah keluar pada malam hari ?
Kemanakah anda setelah terakhir saya lihat duduk sebagai terdakwa setahun
yang lalu?

Anda mungkin juga menyukai