Anda di halaman 1dari 7

Kesesatan (fallacy/ fallacia)

Kesesatan menurut sumber Wikipedia adalah kesalahan yang terjadi dalam aktivitas
berfikir dikarenakan penyalahgunaan bahasa dan/atau penyalahgunaan relevansi. Kesesatan
merupakan bagian dari logika sebagai lawan dari argumentasi yang logis. Kesesatan relevansi
adalah sesat pikir yang terjadi karena argumentasi yang diberikan tidak tertuju kepada
persoalan yang sesungguhnya, tetapi terarah kepada kondisi pribadi dan karakteristik
seseorang (lawan bicara) yang sebenarnya tidak relevan untuk kebenaran atau kekeliruan isi
argumennya. Sebuah kesesatan dalam penalaran/ argumentasi hukum termasuk dalam
klasifikasi kesesatan relevansi yang menurut R.G. Soekadijo (1985) 5 model, yaitu:

1. Argumentum ad ignorantiam, adalah kesesatan ini terjadi apabila orang


mengargumentasikan suatu proposisi atau pernyataan benar karena tidak terbukti
salah atau proposisi salah karena tidak terbukti benar.

2. Argumentum ad verecundiam, yakni menolak atau tidak menerima sebuah


argumentasi bukan karena nilai penalarannya, akan tetapi karena orang yang
mengemukakan adalah orang yang ahli, berkuasa, berwibawa, dan dapat dipercaya

3. Argumentum ad hominem, yakni menolak atau menerima sebuah argumentasi


atau usul bukan karena penalaran, akan tetapi keadaan orangnya. Argumen ini
diarahkan untuk menyerang manusianya, misalkan menolak pendapat si A, karena
orangnya kecil, negro atau beragama tertentu.

4. Argumentum ad misericordiam, yakni suatu argumentasi yang bertujuan


menimbulkan belas kasihan.

5. Argumentum ad bacalum, yakni menerima atau menolak suatu argumentasi


hanya karena suatu ancaman. Argumen ancaman itu untuk mendesak orang untuk
menerima suatu konklusi tertentu dengan alasan jika menolak akan membawa
akibat yang tidak diinginkan.
Argumentasi yang tergolong sesat diatas, kalau digunakan secara tepat dalam hukum,
justru dibenarkan, misalkan argumen ancaman untuk mematuhi sebuah aturan hukum pada
kebersihan atau larangan merokok. Begitu argumen seorang pencuri untuk untuk
mendapatkan keringanan hukuman di persidangan dapat dibenarkan. Begitupula argumentum
ad ignorantiam kadang tidak sesat, misalkan oleh karena Penggugat tidak dapat membuktikan
tuduhan/gugatannya maka tidak terbukti hal yang dituduhkan, namun dalam hal perkara
tertentu bisa terjadi pihak yang digugat dibebani pembuktian, sehingga terbukti hal yang
dituduhkan itu. (Miftakhul Huda)

Contoh dari Argumentum ad ignorantiam adalah sebagai berikut:

1.dari pernyataan bahwa saya pasti betul,karena ia tidak ada yang pernah
membuktikan salah.

2.dinosaurus itu ada karena....dinosaurus itu apa sih????

Pernyataan diatas merupakan sesat pikir karena belum tentu bila seseorang tidak mengetahui
sesuatu itu ada/ tidak bukan berarti sesuatu itu benar-benar tidak ada.

Contoh dari Argumentum ad verecundiam adalah sebagai berikut:

1. Saya yakin apa yang di katakan beliau adalah keterangan benar dan baik,karena
beliau adalah seorang pimpinan yang di segani dan tokoh orang yang sangat di hormati
Dari contoh di atas,di tegaskan bahwa kalimat tersebut didasarkan pada kebesaran
nama,kewibaannya,kekuasaannya siapa yang mengajukan argumentasikannya.

Contoh Argumentum ad hominem, adalah sebagai berikut:

1. Seorang juri lomba mencari bakat menyanyi memilih kandidat yang cantik dan
sexy,tinggi sebagai pemenang,bukan karena olah vokal nya yang bagus,dikarenakan
cantik,sexy,dan tinggi.walaupun pilihan kandidat yang lain lebih bagus suara nya.

Contoh di atas menegaskan bahwa Argumentum ad hominem, lebih mengacu pada keadaan
seseorang dan lebih menyerang manusia nya.

Contoh Argumentum ad misericordiam,adalah sebagai berikut:

1. Setelah kejadian pembunuhan itu,keluarga sarmin perekonomian kehidupan nya


semakin memburuk.

2. Kasian sekali anak itu,setelah kakak nya menjadi korban lakalantas dia hidup
sebatang kara,tak ada keluarga sama sekali membantu kehidupannya sehari hari.
Contoh di atas lebih mengacu pada belas kasihan dengan kondisi, keadaan.contohnya
seseorang.

Contoh dari Argumentum ad bacalum,sebagai berikut :

1. Seorang mahasiswa yang pintar bukan karena ingin pintar,tapi karena kalau tidak
pintar,mahasiswa tersebut akan mendapatkan nilai jelek.

2. Pengendara sepeda motor tersebut akan berhenti di lampu merah,apabila tidak


berhenti di lampu merah,akan di tilang oleh polisi lalu lintas.
2. Kesesatan Relevansi

Kesesatan relevansi timbul kalau orang menurunkan suatu kesimpulan yang tidak
relevan dengan premisnya, artinya secara logis kesimpulan tidak terkandung atau
tidak merupakan implikasi dari premisnya. Kesesatan Relevansi adalah sesat pikir
yang terjadi karena argumentasi yang diberikan tidak tertuju kepada persoalan yang
sesungguhnya tetapi terarah kepada kondisi pribadi dan karakteristik personal
seseorang (lawan bicara) yang sebenarnya tidak relevan untuk kebenaran atau
kekeliruan isi argumennya. Jadi penalaran yang mengandung kesesatan relevansi
tidak menampakkan adanya hubungan logis antara premis dan kesimpulan,
walaupun secara psikologis menampakkan adanya hubungan - namun kesan akan
adannya hubungan secara psikologis ini sering kali membuat orang terkecoh.
Berikut ini adalah bentuk-bentuk dari kesesatan relevansi :
a. Argumentum ad hominem
Kesesatan ini terjadi jika kita berusaha agar orang lain menerima atau menolak
sesuatu usulan, tidak berdasarkan alasan penalaran, akan tetapi karena alasan
yang berhubungan dengan kepentingan si pembuat usul.
b. Argumentum ad Verecundiam atau Argumentum Auctoritatis
Kesesatan ini juga disebabkan oleh penolakan terhadap sesuatu tidak berdasarkan
nilai penalarannya, akan tetapi karena disebabkan oleh orang yang
mengemukakannya adalah orang yang berwibawa, dapat dipercaya, seorang pakar.
Secara logis tentu dalam menerima atau menolak sesuatu tidak bergantung kepada
orang yang dianggap pakar. Kepakaran, kepandaian, atau kebenaran justru harus
dibuktikan dengan penalaran yang tepat. Pepatah latin berbunyi, Tantum valet
auctoritas, quantum valet argumentation ; yang maknanya, Nilai wibawa itu hanya
setinggi nilai argumentasinya.
c. Argumentum ad baculum
Baculum artinya tongkat. Maksudnya, kesesatan ini timbul kalau penerimaan atau
penolakan suatu penalaran didasarkan atas adanya ancaman hukuman. Jika, kita
tidak menyetujui sesuatu maka dampaknya kita akan kena sanksi.kita menrima
sesuatu itu karena terpaksa, karena takut bukan karena logis.
Contoh:
Seorang anak yang belajar bukan karena ia ingin lebih pintar tapi karena kalau ia
tidak terlihat sedang belajar, ibunya akan datang dan mencubitnya.
d. Argumentum ad misericordiam
Penalaran ini disebabkan oleh adanya belas kasihan. Maksudnya, penalaran ini
ditujukan untuk menimbulkan belas kasihan sehingga pernyataan dapat diterima.
Argumen ini biasanya berhubungan dengan usaha agar sesuatu perbuatan
dimaafkan. Misalnya, seorang pencuri yang tertangkap basah mengatakan bahwa ia
mencuri karena lapar dan tidak mempunyai biaya untuk menembus bayinya di
rumah sakit, oleh karena itu ia meminta hakim membebaskannya.
e. Argumentum ad populum
Argumentum populum ditujukan untuk massa. Pembuktian sesuatu secara logis
tidak perlu. Yang diutamakan ialah menggugah perasaaan massa sehingga
emosinya terbakar dan akhirnya akan menerima sesuatu konklusi tertentu. Yang
seperti ini biasanya terdapat pada pidato politik, demonstrasi, kampanye,
propaganda dan sebagainya.
f. Kesesatan non cause pro cause
Kesesatan ini terjadi jika kita menganggap sesuatu sebagai sebab, padahal
sebenarnya bukan sebab, atau bukan sebab yang lengkap. Contohnya yaitu suatu
peristiwa yakni Amir jatuh dari sepeda dan meninggal dunia. Orang menyebutnya
bahwa Amir meninggal dunia karena jatuh dari sepeda. Akan tetapi menurut visum et
repertum dokter, Amir meninggal dunia karena serangan penyakit jantung.
g. Kesesatan aksidensi
Kesesatan ini terjadi jika kita menerapkan prinsip-prinsip umum atau pernyataan
umu kepada peristiwa-peristiwa tertentu yang karena keadaanya yang bersifat
aksedential menyebabkan penerapan itu tidak cocok. Contohnya, seseorang
member susu dan buah-buahan kepada bayinya meskipun bayi itu sakit, dengan
pengrtian bahwa susu dan buah-buahan itu baik bagi bayi, maka si ibu itu
melakukan penalaran yang sesat karena aksidensinya. Contoh lain, yaitu makan itu
pekerjaan yang baik. Akan tetapi jika kita makan ketika berpuasa, maka penalaran
kita sesat karena aksidensi.
h. Kesesatan karena komposisi dan devisi
Ada predikat-predikat yang hanaya mengenai individu-individu suatu kelompok
kolektif. Kalau kita menyimpulkan bahwa predikat itu juga berlaku untuk kelompok
kolektif seluruhnya, maka penlaran kita sesat karena komposisi. Misalnya, ada
beberapa anggota-anggota polisi yang menggunakan senjatanya untuk menodong,
kita simpulkan bahwa korps kepolisian itu terdiri atas penjahat. Sebaliknya, jika ada
predikat yang berlaku untuk kelompok kolektif dan berdasarkan hal itu disimpulkan
bahwa setiap anggota dari kelompok kolektif itu tentu juga menyandang predikat itu,
maka penalaran itu sesat karena devisi.
i. Kesesatan karena pertanyaan yang kompleks
Sebuah pertanyaan atau perintah, sering kali bersifat kompleks yang dapat dijawab
oleh lebih dari satu pernyataan, meskipun kalimatnya sendiri tunggal. Contohnya,
jika ada pertanyaan, Coba sebutkan macam-macam kalimat!, maka jawabannya
anatara lain: Kalimat tunggal dan kompleks ; kalimat berita, perintah, dan pertanyaan
; kalimat aktif dan pasif ; kalimat susun normal dan inversi.
j. Argumentum ad ignorantum
Argumentum ad ignorantum adalah penalaran yang menyimpulkan suatu konklusi
atas dasar bahwa negasinya tidak terbukti salah, atau yang menyimpulkan bahwa
sesuatu konklusi itu salah karena negasinya tidak terbukti benar. Contohnya, jika kita
menyimpulkan bahwa mahluk berbadan halus itu tidak ada karena tidak dapat kita
lihat, hal ini sama saja dengan pernyataan bahwa di Kepulauan Paskah tidak ada
piramida karena kita tidak mengetahui adanya piramida di sana.

Anda mungkin juga menyukai