Kuantor yaitu pembilang yang menunjukkan lingkungan yang dimaksudkan oleh subyek,
dapat berbentuk universal atau partikular,yang sekaligus juga menunjukkan kuantitas
pernyataan.Suatu proposisi dapat benar, dapat juga salah.Proposisi disebut juga sebagai
bentuk lahir dari pendapat, sedangkan term yang merupakan unsur proposisi adalah bentuk
lahir dari pengertian.Sehingga dapatlah dikatakan bahwa pendapat adalah hubungan dua
pengertian yang mempunyai nilai benar dan salah.Atau dengan kata lain pendapat itu
mempunyai dua kemungkinan,mungkin benar mungkin juga salah.Unsur yang merupakan
materi proposisi kategoris adalah term sebagai subyek dan term sebagai predikat, yang
keduanya tersebut merupakan hal yang harus ada.Jika salah satu tidak ada, maka
pernyataan itu tidak dapat disebut sebagai proposisi kategoris, melainkan hanya merupakan
proposisi tunggal.
Jenis-Jenis Proposisi
1.Berdasarkan Bentuk
1.Proposisi tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
Contoh: Setiap barang harus disusun dan ditata dengan rapi.
2.Proposisi majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari d=satu subjek dan lebih
dari satu predikat.
2.Berdasarkan sifat
1.Proposisi kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak
Contoh:
1.Jika hari ini tidak hujan, dia pasti akan menepati janjinya.
2.Jika waktu dapat terulang kembali, aku pasti lebih berusaha lagi.
3.Berdasarkan kualitas
Contoh:
2.Proposisi negatif merupakan kebalikan dari proposisi positif, dimana tidak ada terdapat
kesesuaian antara subjek dan predikatnya.
Contoh:
4.Berdasarkan kuantitas
1.Proposisi umum atau universal adalah proposisi yang pada umumnya diawali dengan kata
semua atau seluruh
Contoh:
2.Proposisi khusus atau spesifik adalah proposisi yang pada uumnya diawali dengan kata
sebagian dan beberapa.
1.Proposisi Kategorik.
Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat,
seperti:
~Orang rajin akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang mereka harapan.
Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu term subyek, satu term predikat,
satu kopula dan satu quantifier.
Kopula adalah kata yang menyatakan hubungan antara term subyek dan term predikat.
Quantifier adalah kata yang menunjukan banyaknya satuan yang diikat oleh term subyek.
Contoh :
2.Proposisi Hipotesis
Contoh :
Ani atau Ana yang tidak jujur. Atau kamu diam atau ayahmu akan terus marah (= Kamu
diam atau ayahmu akan terus marah
1.Proposisi disyungtif dibedakan menjadi proposisi disyungtif dalam arti sempit dan proposisi
disyungtif dalam arti luas.
a.Proposisi disyungtif dalam arti sempit hanya mengandung dua kemungkinan, tidak lebih
dan tidak kurang. Kedua kemungkinan itu tidak dapat sama-sama benar. Dan dua
kemungkinan itu hanya satu yang benar. Jika kemungkinan yang satu benar maka
kemungkinan yang lain pasti salah.
Contoh :
Jika selanjutnya dikatakan Ayah ada di rumah, maka Ayah tidak ada di kantor adalah pasti
benar.
Proposisi disyungtif dalam arti luas pun mengandung pilihan antara dua kemungkinan.
Namun. kedua kemungkinan itu dapat sama-sama benar. Jika satu kemungkinan benar,
kemungkinan yang lain dapat benar juga. karena dapat dikombinasikan.
Contoh:
Jika selanjurnya dikatakan Dia yang pergi, kita tidak dapat memastikan bahwa Saya tidak
pergi. Ada kemungkinan bahwa dia dan saya pergi bersama-sama.
2.Proposisi konjungtif adalah proposisi yang memiliki dua predikat, yang tidak mungkin
sama-sama memiliki kebenaran pada saat yang bersamaan. Proposisi ini biasanya ditandai
dengan tidak mungkin sekaligus … dan
Contoh:
~ Engkau tidak dapat sekaligus berada di Jakarta dan di Surabaya pada saat yang sama.
Kebenaran suatu proposisi konjungtif tergantung pada suatu oposisi eksklusif yang benar,
yang berada di antara bagian-bagiannya. Bagian-bagian dan suatu proposisi konjungtif
disebut konjungsi. Proposisi-proposisi semacam ini dapat dijabarkan menjadi dua proposisi
hipotetis atau menjadi suatu kombinasi yang terdiri dari proposisi hipotesis dan proposisi
kategoris.
Contoh:
3. Proposisi Disyungtif
Seperti juga proposisi hipotetik, proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri dari dua
buah proposisi kategorika. Sebuah proposisi disyungtif seperti : Proposisi jika tidak benar
maka salah ; jika dianalisis menjadi : „Poposisi itu benar‟ dan Proposisi itu salah”.Kopula
yang berupa „jika‟ dan „maka‟ mengubah dua proposisi kategorik menjadi permasalahan
disyungtif.Kopula dari proposisi disyungtif bervariasi sekali, seperti :
Hidup kalau tidak makan adalah mati. Eko di kantin atau di perpus. Jika bukan Dian yang
memberi maka Dodi. Bentuk-bentuk proposisi disyungtif yaitu:
Rumus : A mungkin B mungkin non B, seperti “Fajar mungkin masih hidup mungkin sudah
mati (non-hidup)”.
Rumus : A mungkin B mungkin C, seperti “Gilang berhelm hitam atau berhelm putih”.
Contoh Proposisi
Jawab: Karena 2 < 1 merupakan proporsiyang salah maka proporsi di atas bernilai benar.
2. Jika proporsi –p dan q bernilai benar, tentukan nilai kebenaran dari proporsi ( p v –q ) –>
Jawab: Proporsi –p dan q bernilai benar jika dan hanya jika p salah q bernilai benar.
Dengan tabel kebenaran sebagai berikut: Terlihat bahwa proporsi ( p v –q ) –> r bernilai
benar.
3. Diketahui proporsi q-> r bernilai salah. Tentukan nilai kebenaran dari ( p v q ) -> r.
Jawab: Proporsi q -> r bernilai salah jika dan hanya jika q benar dan r Dengan tabel
kebenaran sebagai berikut:
Sumber : Buku Materi Pokok ISIP4211 LOGIKA Modul 5 hal 5.1 sampai 5.47
Daftar Pustaka :
The Ling Gie (dkk).(1979). Pengantar Logika Modern. Yogyakarta: Karya Kencana.