Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 2

LOGIKA

AULIA DOFANI RAMADANA


042345763
Tugas.2

Pada Tugas 2 ini, buatlah tulisan tentang Proposisi Kategoris beserta contohnya.
Panjang tulisan minimal dua halaman kwarto, 1,5 spasi, font Arial 11. cantumkan rujukannya.
Tulisan diupload di tempat yang sudah disediakan paling lambat 2 minggu setelah sesi 5 dimulai
BAB I
PENDAHULUAN

1.LATAR BELAKANG

Seperti kita ketahui, Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan
akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang
filsafat.
Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (bahasa Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu
pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.[1]
Ilmu di sini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada
kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan
tersebut bisa diartikan dengan masuk akal.
Dasar-dasar logika
Konsep bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan (validitas) sebuah
argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk
menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan
(premis). Logika silogistik tradisional Aristoteles dan logika simbolik modern adalah contoh-contoh dari
logika formal.

2.RUMUSAN MASALAH
Pengertian proposisi
Bagaimana macam-macam proposisi menurut bentuknya
Apakah yang dimaksud dengan distribusi

BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN PROPOSISI

Proposisi merupakan satu tutur atau pernyataan yang melukiskan beberapa keadaan yang belum tentu
benar atau salah dalam bentuk sebuah kalimat berita. Proposisi dalam istilah yang dipergunakan dalam
analisis logika. Keadaan dan peristiwa-peristiwa itu pada umumnya melibatkan pribadi atau orang yang
dirujuk oleh ujaran dalam kalimat.
Kebenaran sebuah proposisi berkorespondensi dengan fakta, sebuah proposisi yang salah tidak
berkorespondensi dengan fakta. Proposisi terdiri atas empat unsur, dua di antaranya merupakan materi
pokok proposisi, sedangkan dua yang lain sebagai hal yang menyertainya. Empat unsur yang
dimaksudkan ialah term sebagai subjek, term sebagai predikat, kopula dan kuantor.

B.BAGAIMANA MACAM MACAMPROPOSISI MENURUT BENTUKNYA


Jenis-Jenis Proposisi
Secara sederhana dapat dibedakan atas empat macam yaitu sebagai berikut:

1.Berdasarkan bentuknya
Berdasarkan bentuknya, proposis dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu:
Proposisi tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
Perhatikan Contoh:
Setiap barang harus disusun dan ditata dengan rapi.
Pakaian ini dicuci dan dijemurkan oleh kakak.
Proposisi majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari d=satu subjek dan lebih dari
satu predikat.
Perhatikan Contoh:
Semua mahluk hidup pasti bernapas.
Semua orang terlihat bahagia hari ini.
2.Berdasarkan sifat
Berdasarkan sifat, proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
Proposisi kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak
membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Perhatikan Contoh:
Setiap mahasiswa memiliki KTM sebagai identitasnya.Semua wajib pajak wajib membayar
pajak.
Proposisi kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan
subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi kondisional
hipotesis dan disjungtif.
Contoh proposisi kondisional hipotesis:
Jika hari ini tidak hujan, dia pasti akan menepati janjinya.
Jika waktu dapat terulang kembali, aku pasti lebih berusaha lagi.
Contoh proposisi kondisional disjungtif (mempunyai 2 pilihan alternatif):
Diatidak jadi datang karena sibuk atau malas.
David Beckham adalah seorang pemain bola atau model.
3.Berdasarkan kualitas
Berdasarkan kualitasnya, proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
Proposisi positif merupakan proposisi yang memiliki persesuaian antara subjek dan predikatnya.
Perhatikan Contoh:
Semua manusia adalah mahluk hidup.
Harimau adalah hewan buas.
Semua insinyur adalah orang pintar.
Proposisi negatif merupakan kebalikan dari proposisi positif, dimana tidak ada terdapat
kesesuaian antara subjek dan predikatnya.
Perhatikan Contoh:
Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan jilbab.
Semua aves bukanlah omnivora.
Tidak ada tumbuhan yang dapat berjalan.

4.Berdasarkan kuantitas
Berdasarkan aspek ini, proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
Proposisi umum atau universal adalah proposisi yang pada umumnya diawali dengan kata semua
atau seluruh
Perhatikan Contoh:
Semua warga negara Indonesia wajib memiliki KTP sebagai identitasnya.
Semua mahasiswa harus mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
Proposisi khusus atau spesifik adalah proposisi yang pada uumnya diawali dengan kata sebagian
dan beberapa.
Sebagian kendaraan bermotor diparkir di halaman belakang.
Sebagian mahasiswa pulang ke kampung halaman untuk menghabiskan liburannya.
Beberapa pelajar pergi ke sekolah dengan berjalan kaki
Bentuk-Bentuk Proposisi
Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu:

1,Proposisi Kategorik.
Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat, seperti:
Hasan sedang sakit.
Anak-anak yang tingal diasrama adalah mahasiswa.
Orang rajin akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang mereka harapan.
Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu term subyek, satu term predikat, satu
kopula dan satu quantifier. Kita akan jelaskan satu persatu antara subyek, predikat, kopula, dan
quantifier. Baik kita akan meluai dari subyek sebagaimana kita ketahu mengenai subyek adalah
sebuah term yang menjadi pokok pembicaraan. Predikat adalah term yang menerangkan sbuyek.
Kopula adalah kata yang menyatakan hubungan antara term subyek dan term predikat. Quantifier
adalah kata yang menunjukan banyaknya satuan yang diikat oleh term subyek.
Sebagian Manusia Adalah Pemabuk
1 2 3 4
1: quantifier 2: term subyek 3: kopula 4:term predikat
Quantifier adakalanya kepada permasalahan universal seperti kata: seluruh, semua.; ada kalanya
menunjukan permasalahan partikular , seperti: sebagian, kebanyakan; dan ada kalanya
menunjukan permasalahan singular, tetapi permasalahan singular biasanya quantifier tidak
dinyatakan.
Apabila Quantifier suatu proposisi menunjukan kepada permasalahan universal maka proposisi
itu disebut proposisi universal; jika permasalahan partikular maka akan disebut proposisi
partikular, jika permasalahan singular, disebut proposisi singular.
Perlu diketahui, meskipun dalam suatu proposisi tidak dinyatakan quantifier-nya tidak berarti
subyek dari proposisi tidak mengandung pengertian banyaknya satuanyang diikatnya. Dalam
keadaan apapun sunyek selalu mengandung jumlah yang diikat. Sekarang perhatikan dahulu
proposisi yang quantifier-nya dinyatakan:
Poposisi universal = Semua tanaman membutuhkan air
Proposisi partikular = sebagian manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
Proposisi singular = Seorang yang bernama Hasan adalah seorang guru
Poposisi universal = Tanaman Membutuhakan air
Proposisi partikular = Manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
Proposisi singular = Hasan adalah seorang guru
Proposisi tersebut dapat dinyatakan tanpa disebut quantifier-nya tanpa mengubah kuantitas
proposisinya:
Dalam proposisi „Tanaman membutuhkan air‟, meskipun quantifiernya-nya tidak dinyatakan,
yang dimaksud adalah semua tanaman, karena tidak satupun tanaman yang bisa tumbuh tanpa
membutuhkan air. Pada proposisi „Manusia dapat menerima pendidikan tingi‟ yang dimaksud
adalah sebagian manusia, karena tidak semua manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
Sedangkan pada proposisi „Hasan adalah guru‟ yang dimaksud tentulah seorang, bukan beberapa
orang.
Kopula, sebagai mana telah disebut, adalah kata yang menegaskan hubungan term subjek dan
term predikat dan term predikat baik hubungan mengiakkan maupun hubungan mengingkari.
Kopula menentukan kualitas proposisinya. Bila ia mengiakan, proposisi positif dan bila
mengingkari disebut proposisi negatif.
Proposisi positif : hasan adalah guru
Proposisi negatif : budi bukan seniman
Kombinasi antara kuantitas dan kualitas proposisi maka kita kenal enam macam proposisi, yaitu :
Universal positif, seperti : Semua manusia akan mati
Partikular positif, seperti : Sebagian manusia adalah guru
Singular positif, seperti : Rudi adalah pemain bulu tangkis
Universal negatif, seperti : Semua kucing bukan burung
Partikular negatif, seperti : Beberapa mahasiswa tidak lulus
Singular negatif, seperti : Fatimah bukan gadis pemalu
Proposisi universal positif, kopulanya mengakui hubungan subyek dan predikat secara
keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf A. Proposisi partikular positif kopula
mengakui hubungan subyek dan predikat sebagian saja dilambangkan dengan huruf I. Proposisi
singular positif karena kopulanya mengakui hubungan subyek dan predikat secara keseluruhan
maka juga dilambangkan dengan huruf A. Huruf A dan I masing-masing sebagai lambang
proposisi universal positif dan partikular positif diambil dari dua huruf hidup pertama kata Latin
Affirmo yang berarti mengakui.
Proposisi universal negatif kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikatnya secara
keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf E. Proposisi partikular negatif kopulanya
mengingkari hubungan subyek dan predikat sebagian saja, dilambangkan dengan huruf O.
Proposisi singular negatif karena kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikat secara
keseluruhan, juga dilambangkan dengan huruf E. Huruf E dan O yang dipakai sebagai lambang
tersebut diambil dari huruf hidup dalam kata nEgo, bahasa Latin yang berarti menolak atau
mengingkari.
Dengan pembahasan diatas maka kita mengenal lambang, permasalahan dan rumus proposisi
sebagai berikut :
Lambang Permasalahan Rumus
A Universal Positif Semua S adalah P
I Partikular positif Sebagian S adalah P
E Universal negatif Semua S bukan P
O Partikular negatif Sebagian S bukan P

2.Proposisi Hipotesis
Proposisi hipotesis, yaitu proposisi yang sifat pengakuan atau pengingkaran yang terkandung di
dalamnya adalah dengan syarat. Proposisi hipotesis berdasarkan syarat yang di dalamnya dibagi
menjadi:
Proposisi Kondisional
Proposisi kondisional ialah proposisi yang menyatakan suatu kondisi hubungan ketergantungan
antara dua proposisi. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa proposisi yang satu pasti
mengikuti proposisi yang lainnya karena adanya suatu kondisi tertentu.[6] Artinya, bila syarat
terpenuhi maka kebenaran terjadi. Sebaliknya, jika syarat tidak terpenuhi maka kebenaran tidak
terjadi. Suatu proposisi kondisional biasanya ditandai dengan “Jika…Maka”, “Kalau…Maka”,
“Bila…Maka”, “Apabila…Maka”, “Andaikata, Maka”.
Contoh: Jika hujan turun, maka jalan menjadi basah.
Setiap proposisi atau pernyataan kondisional terdiri dari dua komponen. Komponen yang satu
disebut anteseden dan komponen lainnya disebut konsekuen. Anteseden adalah pernyataan
setelah jika atau sebelum maka. Konsekuen adalah pernyataan setelah maka. Dalam contoh di
atas, antesedennya adalah hujan turun, konsekuennya adalah jalan menjadi basah. Kadang-
kadang kata maka dihilangkan atau tidak dinyatakan. Susunan anteseden dan konsekuen pun
kadang-kadang dibalik. Misalnya, Jalan menjadi basah jika hujan turun.
Contoh tersebut menyatakan suatu hubungan kausal antara hujan turun dan jalan menjadi basah.

Proposisi Disyungtif
Proposisi disyungtif adalah proposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan atau
pilihan-pilihan. Proposisi disyungtif biasanya ditandai dengan atau, atau…atau.
Perhatikan Contoh:
Ani atau Ana yang tidak jujur.
Atau kamu diam atau ayahmu akan terus marah (= Kamu diam atau ayahmu akan terus marah
Proposisi disyungtif dibedakan menjadi proposisi disyungtif dalam arti sempit dan proposisi
disyungtif dalam arti luas. Proposisi disyungtif dalam arti sempit hanya mengandung dua
kemungkinan, tidak lebih dan tidak kurang. Kedua kemungkinan itu tidak dapat sama-sama
benar. Dan dua kemungkinan itu hanya satu yang benar. Jika kemungkinan yang satu benar maka
kemungkinan yang lain pasti salah.
Perhatikan Contoh:
Ayah ada di kantor atau di
Jika selanjutnya dikatakan Ayah ada di rumah, maka Ayah tidak ada di
kantor adalah pasti benar.
Proposisi disyungtif dalam arti luas pun mengandung pilihan antara dua kemungkinan. Namun.
kedua kemungkinan itu dapat sama-sama benar. Jika satu kemungkinan benar, kemungkinan
yang lain dapat benar juga. karena dapat dikombinasikan.
Perhatikan Contoh:
Dia yang pergi atau saya yang
Jika selanjurnya dikatakan Dia yang pergi, kita tidak dapat memastikan bahwa Saya tidak
pergi. Ada kemungkinan bahwa dia dan saya pergi bersama-sama.

Proposisi Konjungtif
Proposisi konjungtif adalah proposisi yang memiliki dua predikat, yang tidak mungkin sama-
sama memiliki kebenaran pada saat yang bersamaan. Proposisi ini biasanya ditandai dengan
tidak mungkin sekaligus … dan
Perhatikan contoh:
Engkau tidak dapat sekaligus berada di Jakarta dan di Surabaya pada saat yang sama.
Kebenaran suatu proposisi konjungtif tergantung pada suatu oposisi eksklusif yang benar, yang
berada di antara bagian-bagiannya. Bagian-bagian dan suatu proposisi konjungtif disebut
konjungsi. Proposisi-proposisi semacam ini dapat dijabarkan menjadi dua proposisi hipotetis
atau menjadi suatu kombinasi yang terdiri dari proposisi hipotesis dan proposisi kategoris.
Perhatikan contoh:
– Jika engkau berada di Jakarta, engkau tidak berada di Surabaya.
– Jika engkau berada di Surabaya, engkau tidak berada di Jakarta
3.Proposisi Disyungtif
Seperti juga proposisi hipotetik, proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri dari dua buah
proposisi kategorika. Sebuah proposisi disyungtif seperti : Proposisi jika tidak benar maka salah ;
jika dianalisis menjadi : „Poposisi itu benar‟ dan Proposisi itu salah”. Kopula yang berupa „jika‟
dan „maka‟ mengubah dua proposisi kategorik menjadi permasalahan disyungtif. Kopula dari
proposisi disyungtif bervariasi sekali, seperti :
Hidup kalau tidak makan adalah mati.
Eko di kantin atau di perpus.
Jika bukan Dian yang memberi maka Dodi.
Bentuk-bentuk proposisi disyungtif yaitu:
Proposisi disyungtif sempurna.
Mempunyai alternatif kontradiktif
Rumus : A mungkin B mungkin non B, seperti “Fajar mungkin masih hidup mungkin sudah mati
(non-hidup)”.
Proposisi disyungtif tidak sempurna.
tidak sempurna alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif.
Rumus : A mungkin B mungkin C, seperti “Gilang berhelm hitam atau berhelm putih”.

Anda mungkin juga menyukai