Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Proposisi Berdasarkan Bentuknya”


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mantiq / Logika
Dosen Pengampu: Tri Riwayatiningsih, S. ST.M.Kes

Disusun Oleh:
1. Ayu Puspitasari 2131060013
2. Salsabila Shafa 2131060072
3. Ade Tiara 2131060094

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2022
ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Bismillahirahmanirahim. Puji dan syukur kami hanturkan kepada Allah SWT,
karena atas limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Proposisi Berdasarkan Bentuknya“ dengan baik. Dalam penyusunan
makalah ini kami menyadari tidak sedikit yang kami hadapi. Akan tetapi, berkat
kerjasama kelompok yang baik kami bisa menyelesaikan makalah ini sesuai yang
kami harapkan.
Makalah ini bermaksud mengajak pembaca untuk mengetahui tentang
proposisi berdasarkan bentuknya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, segala
yang baik hadirnya makalah ini adalah dari Allah SWT, sedangkan segala
kekurangannya adalah dari kami. Hanya ridha Allah semata yang kami harapkan.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bandar Lampung, 17 Oktober 2022

Penulis
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3. Tujuan Penulisan................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2
2.1. Pengertian Proposisi.......................................................................... 2
2.2. Bentuk-bentuk Proposisi....................................................................2
2.3. Jenis-Jenis Proposisi.......................................................................... 7
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 11
3.1. Kesimpulan........................................................................................ 11
3.2. Saran.................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam ilmu logika mempelajari hukum-hukum, patokan-patokan dan
rumusan berfikir, psikologi juga membicarakan aktivitas berfikir, karena itu
kita hendaknya berhati-hati melihat persimpangannya dengan logika dan
mempelajari pikiran dan kerjanya tanpa mengganggu sama sekali urusan
benar dan salah tapi berpikir secara sehat dan praktis.
Kata logika sering kita dengar atau kita ketahui, logika mempelajari cara
bernalar yang benar dan kita tidak bisa melaksanakannya tanpa memiliki
dahulu pengetahuan yang menjadi premisnya. didalam percakapan sehari-hari
kita biasanya mengunakan penalaran akal atau menururt akal. Logika sebagai
istilah berarti suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti
ketetapan penalaran. Sedangkan penalaran yaitu suatu bentuk pikiran.
Didalam penalaran terdapat sebuah pernyataan atau proposisi yang dimana
arti proposisi adalah sebuah pernyataan. Macam-macam bentuk proposisis
adalah: Proposisi Kategoris, Proposisi Hipotetis, Proposisi Disyungtif.
Disamping proposisi dibagi menjadi empat yaitu: unsurnya, bentuknya,
kuantitasnya, dan kualitasnya.
Proposisi mempelajari tentang pernyataan bentuk kalimat yang dapat di
nilai benar salahnya proposisi mempunyai tiga bentuk, proposisi katagoristik,
inpotetik, dan proposisi disyungtif, dan itu ada hubungan tertentu atau
mendasar.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang disebut dengan proposisi?
2. Apa saja bentuk dari proposisi?
3. Apa jenis-jenis proposisi?

1.3. Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui tentang proposisi, bentuk dan jenisnya.
2

BAB II
PENDAHULUAN

2.1. Pengertian Proposisi


Proposisi adalah suatu penuturan (assertion) yang utuh, misalnya:
Achmad Yani adalah panglima Angkatan Darat; karate adalah salah satu seni
bela diri. Suatu penuturan dikatakan tidak utuh apabila tidak mencangkup suatu
arti yang utuh misalnya: ketika saya sedang mengajar buku apapun yang kita
baca, dan apapun pembicaraan kita, pasti terdiri dari kalimat-kalimat. Tetapi
kita semua mengetahui bahwa semua kalimat itu tidak sama. Ada kalimat yang
benar-benar merupakan penuturan ada yang sekedar mengungkapkan
keinginan, perintah, seruan, dan lain-lainnya. Logika hanya mempersoalkan
tentang penuturan alasanya adalah penalaran (pemikiran) dan penalaran adalah
suatu proses intelektual semata. Proposisi juga dapat didefinisikan ungkapan
atau keputusan dalam kata-kata, atau juga manifestasi iuran dari sebuah
keputusan.
Logika seperti ini juga yang kita katakan tentang ide atau konsep,
pertama- tama hanya membicarakan keputusan objektif, hanya secara tidak
langsung membicarakan keputusan sebagai aksi intelek. Dalam logika
dikenal adanya dua macam proposisi, menurut sumbernya, yaitu proposisi
analitik dan proposisi sintetik.

2.2. Bentuk-bentuk Proposisi


Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu proposisi kategorik, proposisi
hipotesis dan proposisi disyungtif:
1. Proposisi Kategorik
Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan
tanpa adanya syarat, seperti:
1) Hasan sedang sakit.
2) Anak-anak yang tinggal di asrama adalah mahasiswa.
3) Orang rajin akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang mereka
harapkan.
3

Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu term subjek,
satu term apredikat, satu kopula dan satu quantifier. Kita akan jelaskan satu
persatu antara subjek, predikat, kopula dan quantifier. Baik kita akan
memulai dari subjek sebagaimana kita ketahui mengenai subjek adalah
sebuah term yang menjadi pokok pembicaraan. Predikat adalah term yang
menerangkan subjek. Kopula adalah kata yang menyatakan hubungan
antara term subjek dan term predikat. Quantifier adalah kata yang
menunjukan banyaknya satuan yang diikat oleh term subjek.
Sebagian Manusia Adalah Pemabuk
1 2 3 4
1: Quantifier 2: Term subjek 3: Kopula 4: Term Predikat
Quantifier adakalanya kepada permasalahan universal seperti kata:
seluruh, semua.; ada kalanya menunjukan permasalahan partikular , seperti:
sebagian, kebanyakan dan ada kalanya menunjukan permasalahan singular,
tetapi permasalahan singular biasanya quantifiertidak dinyatakan.
Apabila Quantifier suatu proposisi menunjukan kepada permasalahan
universal maka proposisi itu disebut proposisi universal; jika permasalahan
partikular maka akan disebut proposisi partikular, jika permasalahan
singular, disebut proposisi singular.
Perlu diketahui, meskipun dalam suatu proposisi tidak dinyatakan
quantifier-nya tidak berarti subyek dari proposisi tidak mengandung
pengertian banyaknya satuan yang diikatnya. Dalam keadaan apapun
subjek selalu mengandung jumlah yang diikat. Sekarang perhatikan dahulu
proposisi yang quantifier-nya dinyatakan:
Proposisi universal : Semua tanaman membutuhkan air.
Proposisi partikular : Sebagian manusia dapat menerima pendidikan
tinggi.
Proposisi singular : Seorang yang bernama Hasan adalah seorang guru.

Proposisi universal : Tanaman Membutuhkan air.


Proposisi partikular : Manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
Proposisi singular : Hasan adalah seorang guru.
4

Proposisi tersebut dapat dinyatakan tanpa disebut quantifier-nya tanpa


mengubah kuantitas proposisinya:
Dalam proposisi ‘Tanaman membutuhkan air’, meskipun quantifiernya-nya
tidak dinyatakan, yang dimaksud adalah semua tanaman, karena tidak
satupun tanaman yang bisa tumbuh tanpa membutuhkan air. Pada proposisi
‘Manusia dapat menerima pendidikan tinggi’ yang dimaksud adalah
sebagian manusia, karena tidak semua manusia dapat menerima pendidikan
tinggi. Sedangkan pada proposisi ‘Hasan adalah guru’ yang dimaksud
tentulah seorang,bukan beberapa orang.
Kopula, sebagaimana telah disebut, adalah kata yang menegaskan
hubungan term subjek dan term predikat dan term predikat baik hubungan
mengiakkan maupun hubungan mengingkari. Kopula menentukan kualitas
proposisinya. Bila ia mengiakan, proposisi positif dan bila mengingkari
disebut proposisi negatif.
Proposisi positif : Hasan adalah guru
Proposisi negatif : Budi bukan seniman
Kombinasi adalah kuantitas dan kualitas proposisinya maka kita kenal
enam macam proposisi, yaitu:
1) Universal positif, seperti: Semua manusia akan mati.
2) Partikular positif, seperti: Sebagian manusia adalah guru.
3) Singular positif, seperti: Rudi adalah pemain bulu tangkis.
4) Universal negatif, seperti: Semua kucing bukan burung.
5) Particular negatif, seperti: Beberapa mahasiswa tidak lulus.
6) Singular negatif, seperti: Fatimah bukan gadis pemalu.
Proposisi universal positif, kopulanya mengakui hubungan subjek dan
predikat secara keseluruhan, dalam logika dilambangkan dengan huruf A.
Proposisi particular positif kopula mengakui hubungan subjek dan predikat
Sebagian saja dilambangkan dengan huruf I. Proposisi singular positif
karena kopulanya mengakui hubungan subjek dan predikat secara
keseluruhan maka juga dilambangkan dengan huruf A. Huruf A dan I
masing-masing sebagai lambing proposisi universal positif dan particular
5

positif diambil dari dua huruf hidup pertama kata Latin Affirmo yang
berarti mengakui.
Proposisi universal negatif kopulanya mengingkari hubungan subjek
dan predikatnya secara keseluruhan, dalam logika dilambangkan dengan
huruf E. Proposisi particular negative kopulanya mengingkari hubungan
subjek dan predikat Sebagian saja, dilambangkan dengan huruf O.
Proposisinya singular negatif karena kopulanya mengingkari hubungan
subjek dan predikat secara keseluruhan, juga dilambangkan dengan huruf E.
Huruf E dan O yang dipakai sebagai lambing tersebut diambil dari huruf
hidup dalam kata Ego, bahasa latin yang berarti menolak atau mengingkari.
Dengan pembahasan diatas maka kita mengenal lambing,
permasalahan dan rumus proposisi sebagai berikut
Lambang Permasalahan Rumus
A Universal Positif Semua S adalah P
I Partikular Positif Sebagian S adalah P
E Universal Negatif Semua S bukan P
O Partikular Negatif Sebagian S bukan P

2. Proposisi Hipotesis
Proposisi hipotesis, yaitu proposisi yang sifat pengakuan atau
pengingkaran yang terkandung di dalamnya adalah dengan syarat.
Proposisi hipotesis berdasarkan syarat yang di dalamnya dibagi menjadi:
1) Proposisi Kondisional
Proposisi kondisional adalah proposisi yang menyatakan suatu
kondisi hubungan ketergantungan antara dua proposisi. Hubungan
tersebut menunjukkan bahwa proposisi yang satu pasti mengikuti
proposisi yang lainnya karena adanya suatu kondisi tertentu. Artinya,
bila syarat terpenuhi maka kebenaran terjadi. Sebaliknya, jika syarat
tidak terpenuhi maka kebenaran tidak terjadi. Suatu proposisi
kondisional biasanya ditandai dengan “Jika…Maka”,“Kalau…Maka”,
“Bila…Maka”, “Apabila…Maka”, “Andaikata, Maka”. Contoh: Jika
hujan turun, maka jalan menjadi basah.
6

Setiap proposisi atau pernyataan kondisional terdiri dari dua


komponen. Komponen yang satu disebut anteseden dan komponen
lainnya disebut konsekuen. Anteseden adalah pernyataan setelah jika
atau sebelum maka. Konsekuen adalah pernyataan setelah maka.
Dalam contoh diatas, antesedennya adalah hujan turun, konsekuensi
adalah jalan menjadi basah. Kadang-kadang kata maka dihilangkan
atau tidak dinyatakan. Susunan anteseden dan konsekuen pun kadang-
kadang dibalik. Misalnya, Jalan menjadi basah jika hujan turun.
Contoh tersebut menyatakan suatu hubungan kausal antara hujan turun
dan jalan menjadi basah.
2) Proposisi Disyungtif
Proposisi disjungtif adalah proposisi yang mengandung
kemungkinan kemungkinan atau pilihan-pilihan. Proposisi disyungtif
biasanya ditandai dengan atau, atau…atau. Perhatikan Contoh:
Ani atau Ana yang tidak jujur.
Kamu diam atau ayahmu akan terus marah.
Proposisi disyungtif dalam arti luas pun mengandung pilihan
antara dua kemungkinan. Namun, kedua kemungkinan itu dapat sama-
sama benar. Jika satu kemungkinan benar, kemungkinan yang lain
dapat benar juga karena dapat dikombinasikan. Perhatikan Contoh:
Dia yang pergi atau saya yang
Jika selanjutnya dikatakan Dia yang pergi, kita tidak dapat
memastikan bahwa Saya tidak pergi. Ada kemungkinan bahwa dia dan
saya pergi bersama-sama.
3) Proposisi Konjugtif
Proposisi konjungtif adalah proposisi yang memiliki dua predikat,
yang tidak mungkin sama-sama memiliki kebenaran pada saat yang
bersamaan. Proposisi ini biasanya ditandai dengan tidak mungkin
sekaligus. Perhatikan contoh:
Engkau tidak dapat sekaligus berada di Jakarta dan di Surabaya pada
saat yang sama.
Kebenaran suatu proposisi konjungtif tergantung pada suatu
7

oposisi eksklusif yang benar, yang berada di antara bagian-bagiannya.


Bagian-bagian dan suatu proposisi konjungtif disebut konjungsi.
Proposisi-proposisi semacam ini dapat dijabarkan menjadi dua
proposisi hipotesis atau menjadi suatu kombinasi yang terdiri dari
proposisi hipotesis dan proposisi kategoris. Perhatikan contoh:
Jika engkau berada di Jakarta, engkau tidak berada di Surabaya.
Jika engkau berada di Surabaya, engkau tidak berada di Jakarta.

3. Proposisi Disyungtif
Seperti juga proposisi hipotetik, proposisi disyungtif pada hakikatnya
juga terdiri dari dua buah proposisi kategorik. Sebuah proposisi disyungtif
seperti: Proposisi jika tidak benar maka salah jika dianalisis menjadi:
‘Proposisi itu benar’ dan ‘Proposisi itu salah’. Kopula yang berupa ‘jika’
dan ‘maka’ mengubah dua proposisi kategorik menjadi permasalahan
disyungtif. Kopula dari proposisi disyungtif bervariasi sekali, seperti:
Hidup kalau tidak makan adalah mati.
Eko di kantin atau di perpus.
Jika bukan dia yang memberi maka Dodi.
Bentuk-bentuk proposisi disyungtif:
1) Proposisi disyungtif sempurna.
Mempunyai alternatif kontradiktif
Rumus: A mungkin B mungkin non B, seperti “Fajar mungkin masih
hidup mungkin sudah mati (non-hidup)”.
2) Proposisi disyungtif tidak sempurna.
Tidak sempurna alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif.
Rumus: A mungkin B mungkin C, seperti “Gilang berhelm hitam atau
berhelm putih”.

2.3. Jenis-Jenis Proposisi


1. Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya, proposisi dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu:
1) Proposisi tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan
8

satu predikat. Perhatikan contoh:


Setiap barang harus disusun dan ditata dengan rapi.
Pakaian ini dicuci dan dijemurkan oleh kakak.
2) Proposisi majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari satu
subjek dan lebih dari satu predikat. Perhatikan contoh:
Semua makhluk hidup pasti bernafas.
Semua orang terlihat Bahagia hari ini.

2. Berdasarkan Sifat
1) Proposisi kategoris
Dapat dijelaskan dengan contoh kalimat ‘Handphone telah
menyebabkan perkembangan anak terganggu’. Proposisi ini terdiri
atas satu pernyataan yang tersusun atas unsur term subjek
handphone, term predikat menyebabkan, dan fungsi objek
perkembangan anak terganggu. Proposisi ini dapat menyampaikan
makna yang utuh tanpa bergantung pada proposisi lain. Hal ini
berarti bahwa hubungan antara term subjek dan term predikat tanpa
suatu syarat tertentu. Proposisi yang mengandung pernyataan bebas
tanpa adanya syarat disebut proposisi kategoris.
2) Proposisi hipotesis kondisional
Dapat dijelaskan dengan contoh kalimat ‘Jika seseorang ingin
menjadi muslim sejati, makai a harus meyakini Islam sebagai agama
yang benar’. Proposisi ini terdiri atas dua pernyataan bersyarat jika
seseorang ingin menjadi muslim sejati, sebagai proposisi antesden
mengungkapkan sebab (syarat), dan makai a harus meyakini Islam
sebagai agama yang bener mengungkapkan akibat disebut proposisi
konsekuen. Kedua unsur yang berupa sebab dan akibat disatukan
dengan penghubung jika dan maka. Proposisi tersebut menunjuk
pada pembenaran bersyarat yaitu jika proposisinya terpenuhi (sebab-
akibat) maka kebenaran dapat terjadi. Sebuah proposisi yang
menunjuk pada kebenaran bersyarat dan mengandung dugaan atau
prediksi dan menyebutkan hubungan sebab akibat disebut proposisi
9

hipotesis kondisional.
3) Proposisi hipotesis disjungtif
Dapat dijelaskan dengan contoh kalimat ‘Banjir, tanah longsor,
dan lain-lain itu merupakan permasalahan pemerintah daerah atau
pemerintahan pusat’. Proposisi ini terdiri atas dua pernyataan
kategoris banjir, tanah longsor, dan lain-lain itu merupakan
permasalahan pemerintah daerah dan banjir, tanah longsor, dan lain-
lain itu merupakan permasalahan pemerintah pusat. Kedua proposisi
ini mengungkapkan bahwa pada waktu yang bersamaan dua buah
proposisi tidak dapat kedua-duanya salah. Kedua proposisi dalam
pernyataan di atas, dihubungkan dengan konjungsi atau menjadikan
dua proposisi kategoris tersebut menjadi proposisi disjungtif.
Proposisi disjungtif tersebut mengandung pernyataan yang
menyatakan kebenaran berupa pilihan antara dua atau lebih.
4) Proposisi hipotesis konjungtif
Dapat dijelaskan dengan contoh kalimat ‘Amal perbuatan
manusia di dunia berupa perbuatan baik dan perbuatan buruk’.
Proposisi ini terdiri atas pernyataan hipotesis proposisi kategoris.
Kedua proposisi ini mengungkapkan bahwa pada waktu yang
bersamaan dua buah proposisi tidak dapat kedua-duanya benar atau
kedua-duanya salah. Kedua proposisi dalam pernyataan di atas,
dihubungkan dengan konjungsi dan yang menjadikan dua proposisi
kategoris tersebut menjadi proposisi konjungtif. Proposisi konjungtif
tersebut merupakan gabungan dua pernyataan kontradiktif yang
mengandung kebenaran yang tidak sama dan dalam waktu yang
bersamaan disebut proposisi hipotesis konjungtif. Proposisi
hipotesis konjungtif akan bernilai benar hanya jika kedua proposisi
elementernya benar. Kehadiran penghubung berupa dalam proposisi
tersebut berfungsi sebagai penanda yang meneguhkan proposisi
kalimatnya. Kalimat-kalimat tersebut juga mengandung sebuah
argument yang berupa pendirian (claim) dan landasan (ground).
Sebuah pendirian harus meneguhkan atau menyangkal suatu
10

hubungan antara dua pernyataan.

3. Berdasarkan Kualitas
Berdasarkan kualitasnya, proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
1) Proposisi positif merupakan proposisi yang memiliki persesuain
antara subjek dan predikatnya. Perhatikan contoh:
Semua manusia adalah makhluk hidup.
Harimau adalah hewan buas.
Semua insinyur adalah orang pintar.
2) Proposisi negatif merupakan kebalikan dari proposisi positif, dimana
tidak ada terdapat kesesuaian antara subjek dan predikatnya.
Perhatikan contoh:
Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan jilbab.
Semua aves bukanlah omnivora.
Tidak ada tumbuhan yang dapat berjalan.

4. Berdasarkan Kuantitas
Berdasarkan aspek ini, proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1) Proposisi umum atau universal adalah proposisi yang pada
umumnya diawali dengan kata semua atau seluruh. Perhatikan
contoh:
Semua warga negara Indonesia wajib memiliki KTP sebagai
identitasnya.
Semua mahasiswa harus mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
2) Proposisi khusus atau spesifik adalah proposisi yang pada umunya
diawali dengan kata sebagian dan beberapa. Perhatikan contoh:
Sebagian kendaraan bermotor diparkir di halaman belakang.
Sebagian mahasiswa pulang ke kampung halaman utuk
menghabiskan liburannya.
Beberapa pelajar pergi ke sekkolah dengan berjalan kaki.
11

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai
benar dan salahnya. Bentuk-bentuk proposisi Proposisi dibagi menjadi tiga
yaitu proposisi kategorik, proposisi hipotesis, proposisi disyungtif. Dalam
proposisi kategorik itu yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat,
Sedangkan proposisi hipotesis itu pernyataan menggunakan syarat dan
proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri dari dua buah proposisi
kategorika. Proposisi disyungtif seperti: Proposisi jika tidak benar maka salah.

3.2. Saran
Setelah kita memelajari pengertian dan fungsi serta manfaat dari
Proposisi Berdasarkan Bentuknya. Semoga dapat menambah ilmu dan
wawasan untuk kita semua khususnya dalam mata kuliah mantiq ini. Mohon
maaf atas segala kekurangan dalam pembuatan makalah ini, kritik dan saran
sangat dibutuhkan dalam pembuatan makalah selanjutnya agar lebih baik dan
benar.
12

DAFTAR PUSTAKA

DR. W. Poespoprodjo, S. S. 2010. Logika Scientifika (Pengantar Dialektika dan


Ilmu). Bandung: CV Pustaka Grafika.
Marian Ivon. 2022. Proposisi. Universitas Megarzeky Makasar.
Muhammad Ropianto, R. N. n.d.. Materi Proposisi Pada Pembelajaran Logika
Informatika.
Mundiri, D. H. 2011. LOGIKA. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Syahruddin, S. S. 2019. Jenis Proposisi Dalam Karangan Argumentasi Siswa.
Jurnal Pendidikan, 1-8.

Anda mungkin juga menyukai