Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FIQIH

“Pengertian Fiqih dan Ruang Lingkupnya“


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah fiqih
Dosen Pengampu: Abd. Qohar, M.Si

Kelompok 1:
1. Abelia Agustina 2131060001
2. Ade Tiara 2131060094
3. Afif Patria Yan Anugrah 2131060187

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2021
i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Bismillahirahmanirahim. Puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT,
karena atas limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pengertian Fiqih dan Ruang Lingkupnya’’ dengan baik. Dalam
penyusunan makalah ini kami menyadari tidak sedikit yang kami hadapi. Akan
tetapi, berkat kerjasama kelompok yang baik kami bisa menyelesaikan makalah
ini sesuai yang kami harapkan.
Makalah ini bermaksud mengajak pembaca untuk mengetahui tentang apa
pengertian fiqih serta bagaimana pengertian ruang lingkup dan karakteristik fiqih
tersebut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat, segala yang baik hadirnya makalah
ini adalah dari Allah SWT, sedangkan segala kekurangannya adalah dari kami.
Hanya ridha Allah SWT semata yang kami harapkan. Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bandar Lampung, 20 November 2021

Penulis
ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1

C. Tujuan ...................................................................................................... 1

Bab II Pembahasan .............................................................................................. 2

A. Pengertian Fiqih ....................................................................................... 2

B. Ruang Lingkup dan Karakteristik Fiqih .................................................... 5

Bab III Penutup.................................................................................................... 7

A. Kesimpulan .............................................................................................. 7

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 8


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fiqih berasal dari kata faqiha-yafqahu-fiqhan yang bermakna mengerti
atau memahami. Fiqih merupakan sebuah ilmu yang mengkaji mengenai
hukum-hukum syariat yang bersifat amaliah yang didasarkan pada dalil-dalil
yang tafsil kemudian digali atau dikaji melalui penalaran dan istidlal para
mujtahid. Fiqih berupa ilmu yang didapati melalui ra’yu (akal) dan ijtihad
dengan menggunakan analisis manusia atau para ahli fuqaha. Fiqih adalah
bentuk perwujudan hukum yang zanni dan pancaran dari syariat. Tidak hanya
itu fiqih juga merujuk pada sumber hukum Islam baik yang muttafaq
(disepakati) maupun yang masih diperselisihkan (mukhtalaf) sebagai sumber
hukum Islam, yaitu, seperti istihsan, maslahah mursalah, urf, istishab, sadduz-
dzari’ah, syar’u man qablana, dan qaulusshahabi. Secara terminologi fiqih
berarti ilmu tentang hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliah yang digali
dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafsil. Berdasarkan definisi ini, fiqih
diibaratkan ilmu karena fiqih itu semacam ilmu pengetahuan. Memang fiqih
itu tidak sama dengan ilmu seperti disebutkan di atas, fiqih itu bersifat zhanni.
Ruang lingkup fiqih tidak hanya merujuk pada sumber hukum Islam saja
tetapi juga mengenai tata cara beribadah kepada Allah, menjelaskan tentang
muamalat (hubungan sesama manusia), hukum kekeluargaan, bahkan hukum
mengenai pelaku jinayat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian fiqih?
2. Bagaimana pengertian ruang lingkup dan karakteristik?

C. Tujuan
Mengembangkan pengetahuan tentang pengertian fiqih dan ruang lingkup
yang terlandaskan dalam Al-Qur’an dan Hadist.
2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fiqih
Fiqih menurut bahasa berarti ‘paham’, seperti dalam firman Allah “Maka
mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami
pembicaraan sedikitpun?” (QS. An-Nisa: 78). Dan sabda Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam: “Sesungguhnya panjangnya shalat dan pendeknya
khutbah seseorang, merupakan tanda akan kepahamannya.”
Fiqih Secara Istilah Mengandung Dua Arti:
a Pengetahuan tentang hukum-hukum syari‟at yang berkaitan dengan
perbuatan dan perkataan mukallaf (mereka yang sudah terbebani
menjalankan syari’at agama), yang diambil dari dalil-dalilnya yang
bersifat terperinci, berupa nash-nash al Qur’an dan As sunnah serta yang
bercabang darinya yang berupa ijma’ dan ijtihad.

b Hukum-hukum syari’at itu sendiri. Jadi perbedaan antara kedua definisi


tersebut bahwa yang pertama digunakan untuk mengetahui hukum-
hukum (Seperti seseorang ingin mengetahui apakah suatu perbuatan itu
wajib atau sunnah, haram atau makruh, ataukah mubah, ditinjau dari
dalil-dalil yang ada), sedangkan yang kedua adalah untuk hukum-hukum
syari’at itu sendiri (yaitu hukum apa saja yang terkandung dalam shalat,
zakat, puasa, haji, dan lainnya berupa syarat-syarat, rukun-rukun,
kewajiban-kewajiban, atau sunnah-sunnahnya).
Menurut Hatib Rachmawan, Secara bahasa kata fiqih dapat diartikan al-
Ilm, artinya ilmu, dan al-fahm, artinya pemahaman. Jadi fiqih dapat diartikan
ilmu yang mendalam. Secara istilah fiqih adalah ilmu yang menerangkan
tentang hukum-hukum syar’i yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan para
mukalaf yang dikeluarkan dari dalil-dalilnya yang terperinci. Mukalaf adalah
3

orang yang layak dibebani dengan kewajiban.


Diantara keistimewaan fiqih Islam yang dikatakan sebagai hukum-
hukum syari’at yang mengatur perbuatan dan perkataan mukallaf memiliki
keterikatan yang kuat dengan keimanan terhadap Allah dan rukun-rukun
aqidah Islam yang lain. Terutama Aqidah yang berkaitan dengan iman dengan
hari akhir. Yang demikian Itu dikarenakan keimanan kepada Allah- lah yang
dapat menjadikan seorang muslim berpegang teguh dengan hukum-hukum
agama, dan terkendali untuk menerapkannya sebagai bentuk ketaatan dan
kerelaan. Sedangkan orang yang tidak beriman kepada Allah tidak merasa
terikat dengan shalat maupun puasa dan tidak memperhatikan apakah
perbuatannya termasuk yang halal atau haram. Maka berpegang teguh dengan
hukum-hukum syari’at tidak lain merupakan bagian dari keimanan terhadap
Dzat yang menurunkan dan mensyari’atkannya terhadap para hamba-Nya.
Contohnya:
Allah memerintahkan bersuci dan menjadikannya sebagai salah satu
keharusan dalam keiman kepada Allah sebagaimana firman-Nya: “Hai orang-
orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu
dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” (QS. Al Maidah: 6).
Juga seperti shalat dan zakat yang Allah kaitkan dengan keimanan
terhadap hari akhir, sebagaimana firman-Nya: “(yaitu) orang-orang yang
mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan mereka yakin akan
adanya negeri akhirat.” (QS. An naml: 3).
Demikian pula taqwa, pergaulan baik, menjauhi kemungkaran dan contoh
lainnya, yang tidak memungkinkan untuk disebutkan satu persatu.
Tidak ragu lagi bahwa kehidupan manusia meliputi segala aspek dan
kebahagiaan yang ingin dicapai oleh manusia mengharuskannya untuk
memperhatikan semua aspek tersebut dengan cara yang terprogram dan
teratur. Manakala fiqih Islam adalah ungkapan tentang hukum-hukum yang
4

Allah syari’atkan kepada para hamba-Nya, demi mengayomi seluruh


kemaslahatan mereka dan mencegah timbulnya kerusakan ditengah-tengah
mereka, maka fiqih Islam datang memperhatikan aspek tersebut dan mengatur
seluruh kebutuhan manusia beserta hukum-hukumnya.
Kalau kita memperhatikan kitab-kitab fiqih yang mengandung hukum-
hukum syari’at yang bersumber dari Kitab Allah, Sunnah Rasulnya, serta
Ijma’ (kesepakatan) dan Ijtihad para ulama kaum muslimin, niscaya kita
dapati kitab-kitab tersebut terbagi menjadi tujuh bagian, yang kesemuanya
membentuk satu undang-undang umum bagi kehidupan manusia baik bersifat
pribadi maupun bermasyarakat yang perinciannya sebagai berikut:

a. Hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah. Seperti


wudhu, shalat, puasa, haji, dan yang lainnya. Dan ini disebut dengan Fiqih
Ibadah.

b. Hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah kekeluargaan. Seperti


pernikahan, talaq, nasab, persusuan, nafkah, warisan dan yang lainya. Dan
ini disebut dengan Fiqih Al Ahwal As sakhsiyah.

c. Hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia dan hubungan


diantara mereka, seperti jual beli, jaminan, sewa menyewa, pengadilan
dan yang lainnya. Dan ini disebut Fiqih Mu’amalah.

d. Hukum-hukum yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban pemimpin


(kepala negara). Seperti menegakan keadilan, memberantas kedzaliman
dan menerapkan hukum-hukum syari’at, serta yang berkaitan dengan
kewajiban-kewajiban rakyat yang dipimpin. Seperti kewajiban taat dalam
hal yang bukan ma’siat, dan yang lainnya. Dan ini disebut dengan Fiqih
Siasah Syar’iah.

e. Hukum-hukum yang berkaitan dengan hukuman terhadap pelaku-pelaku


kejahatan, serta penjagaan keamanan dan ketertiban. Seperti hukuman
terhadap pembunuh, pencuri, pemabuk, dan yang lainnya. Dan ini disebut
5

sebagai Fiqih Al’Ukubat.

f. Hukum-hukum yang mengatur hubungan negeri Islam dengan negeri


lainnya. Yang berkaitan dengan pembahasan tentang perang atau damai
dan yang lainnya. Dan ini dinamakan dengan Fiqih As Siyar.

g. Hukum-hukum yang berkaitan dengan akhlak dan prilaku, yang baik


maupun yang buruk dan ini disebut dengan adab dan akhlak.

Menurut Syaikh Islam Abi Yahya Zakariya bin Al Anshory, fiqih


menurut bahasa adalah faham, sedangkan menurut istilah adalah ilmu
tentang hukum syari’ah amaliyah yang diperoleh dari dalil-dalil yang
terperinci. Sementara itu ulama-ulama lain mengemukakan fiqih adalah Ilmu
tentang hukum syari’ah amaliyah yang diperoleh melalui jalan ijtihad.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa fiqih adalah


ilmu yang menjelaskan tentang hukum syari’ah, yang berhubungan dengan
segala tindakan manusia baik berupa ucapan ataupun perbuatan.

Demikianlah kita dapati bahwa fiqih Islam dengan hukum- hukumnya


meliputi semua kebutuhan manusia dan memperhatikan seluruh aspek
kehidupan pribadi dan masyarakat.

B. Ruang lingkup dan karakteristik fiqih


1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelajaran fiqih meliputi:

1) Fiqih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang


cara pelaksanaan rukun islam yang baik dan benar, seperti :tata cara
thaharah, shalat, puasa, zakat, dan ibadah haji.
2) Fiqih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman
ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan,
kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
6

2. Karakteristik
Mata pelajaran Fiqih yang merupakan bagian dari pelajaran agama
mempunyai ciri khas dibandingkan dengan pelajaran yang lainnya, karena
pada pelajaran tersebut memikul tanggung jawab untuk dapat memberi
motivasi dan kompensasi sebagai manusia yang mampu memahami,
melaksanakan dan mengamalkan hukum Islam yang berkaitan dengan
ibadah mahdhoh dan muamalah serta dapat mempraktekannya dengan
benar dalam kehidupan sehari-hari. Disamping mata pelajaran yang
mempunyai ciri khusus juga materi yang diajarkannya mencakup ruang
lingkup yang sangat luas yang tidak hanya dikembangkan di kelas.
Penerapan hukum Islam yang ada di dalam mata pelajaran Fiqih pun harus
sesuai dengan yang berlaku di dalam masyarakat, sehingga metode
demonstrasi sangat tepat digunakan dalam pembelajaran fiqih, agar dalam
kehidupan bermasyarakat siswa sudah dapat melaksanakannya dengan
baik.
7

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fiqih adalah pengetahuan tentang hukum-hukum syariat dan digali dari
dalil-dalil yang jelas. Sumber ilmu fiqih berasal dari para pemahaman ulama-
ulama Islam berdasarkan kepada: Al-Quran, Hadist, Ijma’ (kesepakatan) dan
Ijtihad para ulama kaum muslimin. Ruang lingkup Fiqih ibadah, yang
menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang cara pelaksanaan rukun
islam yang baik dan benar, seperti: tata cara thaharah, shalat, puasa, zakat,
dan ibadah haji. Karakteristik mempunyai ciri khas dibandingkan dengan
pelajaran yang lainnya, karena pada pelajaran tersebut memikul tanggung
jawab untuk dapat memberi motivasi dan kompensasi sebagai manusia yang
mampu memahami, melaksanakan dan mengamalkan hukum Islam yang
berkaitan dengan ibadah mahdhoh dan muamalah serta dapat
mempraktekannya dengan benar dalam kehidupan sehari-hari.
8

DAFTAR PUSTAKA

Ningsih, Yulita Futria (2021). Fiqih Ibadah. Bandung: Media Sains Indonesia.
Alidin Koto (2004). Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
cet. 3.

Anda mungkin juga menyukai