Disusun Oleh:
1. Atha Larissa Putri Wijaya 2131060011
2. Ayu Puspita Sari 2131060013
3. Ade Tiara 2131060094
4. Ananda Ardita Amalia 2131060101
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Bismillahirahmanirahim. Puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT,
karena atas limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Perbedaan Individu dan Kebutuhan Pendidikan Khusus” dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari tidak sedikit yang kami hadapi.
Akan tetapi, berkat kerjasama kelompok yang baik kami bisa menyelesaikan
makalah ini sesuai yang kami harapkan.
Makalah ini bermaksud mengajak pembaca untuk mengetahui apa dimaksud
dengan inteligensi, gaya kognitif dan disposisi, cara mendidik siswa berkebutuhan
khusus di kelas pendidikan umum, siswa yang memiliki kesulitan kognitif atau
akademis yang spesifik, serta untuk mengetahui tentang siswa dengan
perkembangan kognitif yang tinggi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat, segala yang baik hadirnya makalah ini
adalah dari Allah SWT, sedangkan segala kekurangannya adalah dari kami.
Hanya ridha Allah SWT semata yang kami harapkan. Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
III
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan............................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
Bab II Pembahasan........................................................................................... 2
A. Inteligensi............................................................................................. 3
B. Gaya Kognitif dan Disposisi.................................................................8
C. Mendidik Siswa Berkebutuhan Khusus di Kelas Pendidikan Umum.. 9
D. Siswa dengan Kesulitan Kognitif atau Akademis yang Spesifikasi..... 11
E. Siswa dengan Perkembangan Kognitif yang tinggi.............................. 27
Bab III Penutup.................................................................................................31
A. Kesimpulan...........................................................................................31
Daftar Pustaka...................................................................................................33
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para petugas evaluasi klinis melakukan penelitian dan mereka
menyimpulkan bahwa tim (siswa) memiliki gangguan pemusatan perhatian
dan hiperaktivitas/attention deficit hyperactivity disorder. Para petugas
mencurigai bahwa ketidakmampuan belajar mungkin menjadi akar
permasalahan tetapi tidak memiliki teknik diagnostik yang cukup tepat untuk
menentukan hal ini dengan pasti. Dengan pengajaran dan pengaturan yang
dimodifikasi secara tepat, misalnya, mengajarkan Tim keterampilan dasar
organisasi, memecah satu tugas kompleks menjadi beberapa tugas yang lebih
pendek dan sederhana, serta memberinya tempat yang tenang untuk membaca
dan belajar-Tim dapat mengerjakan tugas dengan nyaman dan
menyelesaikannya (Barkley, 2006; Meltzer, 2007).
Seperti yang akan kita lihat, siswa menunjukan perbedaan individual
yang signifikan dalam berbagai domain, termasuk kemampuan kognitif,
kepribadian, dan keterampilan fisik. Dalam makalah ini kita akan melihat
perbedaan individu dalam inteligensi, gaya kognitif, dan disposisi. Kita
kemudian akan memberi perhatian pada siswa dengan kebutuhan khusus-
siswa yang seperti tim, cukup berbeda dari rekan-rekan mereka sehingga
membutuhkan bahan kurikulum atau praktik pengajaran yang diadaptasi
secara khusus, atau keduanya. Seiring dengan berjalannya waktu, kita akan
menemukan bahwa pengajaran yang paling efektif adalah pengajaran yang
dibedakan-yakni pengajaran yang paling efektif adalah pengajaran yang
dibedakan, yakni pengajaran yang dirancang untuk selaras dengan
pengetahuan, keterampilan, dan kebutuhan setiap siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan inteligensi?
2. Jelaskan mengenai gaya kognitif dan disposisi?
2
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa dimaksud dengan inteligensi.
2. Untuk mengetahui tentang gaya kognitif dan disposisi.
3. Untuk mengetahui cara mendidik siswa berkebutuhan khusus di kelas
pendidikan umum.
4. Untuk mengetahui siswa yang memiliki kesulitan kognitif atau akademis
yang spesifik.
5. Untuk mengetahui tentang siswa dengan perkembangan kognitif yang
tinggi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Inteligensi
Sebagian besar ahli sepakat bahwa inteligensi memiliki beberapa kualitas
yang berbeda yaitu, sebagai berikut:
a. Bersifat adaptif.
b. Berkaitan dengan kemampuan belajar.
c. Melibatkan penggunaan pengetahuan sebelumnya.
d. Melibatkan interaksi yang kompleks dan koordinasi beraneka ragam
proses mental.
e. Spesifikasi budaya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa definisi dari inteligensi (kecerdasan)
adalah sebagai kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan pengalaman
sebelumnya secara fleksibel untuk menyelesaikan tugas-tugas baru yang
menantang.
2. Mengukur Inteligensi
Ketika menghadapi siswa secara konsisten berjuang dengan aspek-
aspek tertentu dari kurikulum, seperti tim dalam studi kasus pembuka,
para psikolog kadang-kadang merasa perlu mengukur tingkat fungsi
kognitif siswa secara umum. Pengukuran semacam ini dikenal sebagai
tes inteligensi (tes IQ).
Skor IQ dan Prestasi Sekolah
Studi berulang kali menunjukan bahwa kinerja tes inteligensi
berkorelasi dengan prestasi sekolah. Rata-rata anak-anak dengan skor IQ
tinggi mendapatkan nilai mata pelajaran yang lebih tinggi,
menyelesaikan tes prestasi standar dengan baik, dan mampu
menuntaskan pendidikannya lebih lancar (N. Brody, 1997; Duckworth,
Quinn, & Tsukayama, 2012; Sattler, 2001). Data menunjukan bahwa tes
ini juga merupakan prediksi keberhasilan dalam pendidikan tinggi
(Kuncel & Hazlett, 2007). Tiga hal yang berkaitan antara IQ prestasi
adalah sebagai berikut:
a. Inteligensi tidak selalu menyebabkan tingginya prestasi.
b. Hubungan antara skor IQ dan prestasi adalah hubungan yang tidak
sempurna.
c. Skor IQ hanya mencerminkan kinerja seorang anak pada tes tertentu
diwaktu tertentu bukan karateristik permanen.
membutuhkan belahan otak kiri dan otak kanan untuk bekerja sama
(Bressler, 2002; Gonsalves & Cohen, 2010; Haxby dkk, 2001;
Kalbfleisch & Gillmarten, 2013).
4. Disposisi
Berikut adalah beberapa jenis disposisi yang jelas menguntungkan
untuk pembelajar di kelas:
1) Mencari stimulasi.
2) Kebutuhan akan kognisi.
3) Berpikir kritis.
4) Berpikiran terbuka.
Disposisi seperti di atas sering berkorelasi positif dengan
pembelajaran dan prestasi siswa dan banyak ahli teori menyatakan
bahwa disposisi itu memainkan peran kausal pada apa dan seberapa
banyak yang siswa pelajari. Sesungguhnya, disposisi kadang-kadang
mengesampingkan inteligensi dalam pengaruhnya pada pencapaian
jangka panjang (Dai & Sternbeg, 2004; Kuhn & Franklin, 2006; Perkins
& Ritchhart, 2004).
berbakat seingga mereka hanya mendapatkan hasil yang sedikit dari kegiatan
dan tugas tingkat-kelas.
1. Disabilitas Belajar
Siswa dengan disabilitas belajar memiliki kesulitan yang signifikan
dalam satu atau lebih proses kognitif spesifik yang tidak dapat dikaitkan
dengan keragaman budaya atau bahasa, keterlambatan perkembangan
kognitif secara umum, masalah emosi, gangguan sensorik, atau deprivasi
lingkungan.
1) Karateristik Umum
Secara umum, siswa-siswa yang menyandang disabilitas belajar
lebih banyak memiliki perbedaan daripada kesamaan dalam banyak
hal.
2) Adaptasi Pengejaran
Strategi pengajaran untuk siswa dengan disabilitas belajar harus
dirancang sesuai dengan kekuatan dan kelemahan siswa. Berikut
merupakan beberapa strategi yang berguna:
3) Minimalkan gangguan.
a. Sajikan informasi baru secara eksplisit dan terorganisasi dengan
baik.
12
4. Rekomendasi Umum
Selain strategi yang diuraikan dalam halaman sebelumnya, beberapa
strategi dapat diterapkan untuk siswa penyandang kesulitan kognitif atau
akademis tertentu, yaitu:
1) Dapatkan intervensi sejak dini seecara tepat.
16
8. Rekomendasi Umum
Meskipun penyebab gangguan emosi dan perilaku serta gangguan
spektrum autis berbeda-beda siswa dengan disabilitas ini membutuhkan
beberapa intervensi kelas yang sama. Tentu saja, kita ingin
meningkatkan keberhasilan akademis, barangkali dengan menggunakan
strategi pengajaran yang disampaikan sebelumnya bagi siswa dengan
kesulitan kognitif spesifik atau akademis. berikut saran tambahannya:
1) Berusaha keras untuk perilaku kelas yang pantas.
2) Tumbuhkan kognisi sosial dan keterampilan interpersonal yang
efektif.
3) Bersikaplah gigih dan carilah peningkatan secara bertahap alih-alih
keberhasilan dalam semalam.
(Rogoff, 2000). Ini adalah hal yang kritis sehingga kita harus mencari
tanda tanda lain dari siswa berbakat, termasuk hal-hal berikut:
1) Bakat luar biasa di bidang tertentu -Kemampuan untuk belajar cepat
dari pengalaman.
2) Keterampilan komunikasi yang luar biasa (misalnya, artikulatif,
kekayaan bahasa).
3) Orisinalitas dalam berpikir dan kecerdikan dalam memecahkan
masalah.
4) Kemampuan untuk merenungkan konsepsi dan ide baru, yang
tampaknya tidak terkait.
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa psikolog percaya bahwa intelegensi adalah entitas tunggal
yang berbasis biologis, yang memengaruhi hasil belajar dan kinerja siswa di
berbagai bidang tugas dan subjek suatu keyakinan yang tercermin dalam
penggunaan skor IQ sebagai bagian umum dari kemampuan kognitif.
Psikolog lainnya tidak sependapat, menyatakan bahwa intelegensi tersusun
dari suatu kemampuan Mandiri atau kebalikannya, bahwa perilaku cerdas
sangat berbeda-beda tergantung pada usia anak dan sistem dukungan
lingkungan. Gaya kognitif dan disposisi adalah kecenderungan umum
pendekatan tugas dengan cara tertentu misalnya, untuk berpikir secara
analitik atau holistik atau untuk mendekati ide-ide baru dalam cara berpikiran
terbuka atau berpikir tertutup. Siswa dengan kebutuhan khusus adalah siswa
yang cukup berbeda dari teman sekelasnya sehingga mereka membutuhkan
bahan dan plastik pembelajaran yang disesuaikan secara khusus untuk
membantu mereka memaksimalkan perkembangan kognitif dan sosial mereka.
Semakin banyak siswa dengan kebutuhan khusus yang didik di ruang kelas
pendidikan umum sebagai sebagian waktu aktor seluruh waktu mereka di
sekolah, di Amerika Serikat, inklusi seperti ini sebagian merupakan mandat
IDEA. Siswa dengan kesulitan kognitif atau akademis tertentu mencakup
siswa dengan disabilitas belajar, gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas/ GPPH (attention deficit hyperactivity disorder/ADHD), serta
gangguan berbicara dan berkomunikasi. Siswa dengan masalah sosial atau
perilaku mencakup mereka yang memiliki gangguan emosi dan perilaku
( yang mungkin melibatkan externalizing behavior atau internalizing behavior)
serta Michael memiliki kelainan spektrum autisme. Banyak strategi
pengajaran harus disesuaikan dengan area kesulitan khusus siswa, tetapi ada
beberapa strategi yang dapat diterapkan secara luas misalnya hampir semua
siswa mendapatkan keuntungan dari intervensi awal dan umpan balik yang
mendokumentasikan kemajuan yang sedang berlangsung. Banyak siswa
32
DAFTAR PUSTAKA