Disusun oleh :
Anis andansari
Asep somipan
Indri andriani
Puri Rahayu
Kelompok 6
Tingkat 1D
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, dimana atas rahmat dan
karunia-Nyakami dapat menyusun makalah yang mengangkat tentang intelegensi dan kreativitas.
Dalam proses penyusunan makalah ini tentunya kami kelompok ! mengalami bebagai masalah.
Namum berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, kelompok 1 mengucapkan trima kasih kepada dosen
mata perkuliahan psikologi, yaitu ibu Yunita Sumangkul S.psi yang telah membimbing kami
dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi maupun sistematika
penulisannya, maka dari itu kelompok 1 berterima kasih apabila ada kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, smoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya program studi
psikologi nantinya.
2
Daftar Isi
Kata pengantar .............................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A.pribadi ............................................................................................................
B.proses …………………………………………………………………………………………………………
C.produk…………………………………………………………………………………………………………..
D.dorongan…………………………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
BAB 11 PEMBAHASAN
1. Pengertian kreativitas,
2. Pengertian intelegensi
3. Hubungan antara kreativitas dan intelegensi
1
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi Michael meninjau bakat itu terutama dari segi kemampuan individu untuk melakukan
sesuatu tugas, yang sedikit sekali tergantung kepada latihan mengenai hal tersebut.
Achievement yang merupakan actual ability, yang dapat diukur langsung dengan alat atau tes
tertentu.
Capacity yang merupakan potential ability, yang dapat diukur secara tidak langsung dengan
melalui pengukuran terhadap kecakapan individu, di mana kecakapan ini berkembang dengan
perpaduan antara dasar dengan training yang intensif dan pengalaman.
Aptitude, yaitu kualitas yang hanya dapat diungkap/diukur dengan tes khusus yang sengaja
dibuat untuk itu.[2]
Kepekaan indera
Perhatian
Orientasi waktu
Luasnya daerah persepsi
Kecepatan persepsi, dan sebagainya.
Dimensi Psiko-motor
Dimensi psiko-motor ini mencakup faktor, yaitu :
Faktor kekuatan
Faktor impuls
Faktor kecepatan gerak
Faktor ketelitian/ketepatan, yang terdiri atas dua macam, yaitu :
Faktor koordinasi
Faktor keluwesan (flexibility).
Dimensi Intelektual
Dimensi inilah yang umumnya mendapat penyorotan secara luas, karena memang
dimensi inilah yang mempunyai implikasi sangat luas. Dimensi ini meliputi lima faktor, yaitu:
Faktor untuk menyusun bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka. [3]
Dengan sengaja pendapat Guilford ini dikemukakan dengan agak lengkap, tidak karena pendapat
tersebut dianggap sebagai satu-satunya pendapat yang benar, akan tetapi berlebih-lebih sebagai
ilustrasi untuk menunjukkan betapa rumitnya kualitas manusia yang kita sebut itu.
Pemberian nama terhadap jenis-jenis bakat biasanya dilakukan berdasar atas dalam lapangan apa
bakat tersebut berfungsi, seperti bakat matematika, bakat bahasa, bakat olah raga, dan
sebagainya. Dengan demikian, maka macamnya bakat akan sangat tergantung pada konteks
kebudayaan di mana seseorang individu hidup. Mungkin penamaan itu bersangkutan dengan
bidang studi, mungkin pula dalam bidang kerja.
Sebenarnya setiap bidang studi atau bidang kerja dibutuhkan lebih dari satu faktor bakat
saja. Bermacam-macam fakor mungkin diperlukan berfungsinya untuk suatu lapangan studi atau
lapangan kerja tertentu. Suatu contoh misalnya bakat untuk belajar di Fakultas Teknik akan
memerlukan berfungsinya faktor-faktor mengenali bilangan, ruang, berpikir abstrak, bahasa,
mekanik, dan mungkin masih banyak lagi. Karena tiu ada kecenderungan di antara para ahli
sekarang untuk mendasarkan pengukuran bakat itu pada pendapat, bahwa ada setiap individu
sebenarnya terdapat semua faktor-faktor yang diperlukan untuk berbagai macam lapangan, hanya
dengan kombonasi, konstelasi, dan intensitas yang berbeda-beda. Karena itu biasanya yang
dilakukan dalam diagnosis tentang bakat adalah membuat urutan (ranking) mengenai berbagai
bakat pada setiap individu.
Prosedur yang biasanya ditempuh adalah melaksanakan analisis jabatan atau analisis
lapangan studi untuk menemukan faktor-faktor apa saja yang diperlukan supaya orang dapat
berhasil dalam lapangan tersebut.
Dari hasil analisis itu dibuat pencandraan jabatan atau pencandraan lapangan studi.
Dari Pencandraan jabatan atau pencandraan lapangan studi itu diketahui persyaratan apa yang
harus dipenuhi supaya individu dapat lebih berhasil dalam lapangan tertentu.
Dari persyaratan itu sebagai landasan disusun alat pengungkapan (alat pengungkap bakat), yang
biasanya berwujud tes.[4]
Dengan jalan pikiran seperti yang digmbarkan di atas itulah pada umumnya tes bakat itu
disusun. Sampai sekarang boleh dikata belum ada tes bakat yang cukup luas daerah pemakainya
(seperti misalnya tes inteligensi), berbagai tes bakat yang telah ada seperti misalnya FACT
(Flanagan Aptitude Clasification Test) yang disusun oleh Flanagan, DAT dan lain sebagainya.
3.1 Kesimpulan
Kreativitas, disamping bermakna untuk pengembangan diri maupun pembangunan
masyarakat, juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan
perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan paling tinggi manusia ( Maslow, 1968 ).
Kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek, yaitu aspek pribadi,
pendorong, proses, dan produk. Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi
pribadi yang unik dengan lingkungannya. Ditinjau dari proses, menurut Torrance ( 1988),
kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang
kekurangan ( masalah ) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan
mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil – hasilnya. Proses kreatif meliputi beberapa
tahap, yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Definisi mengenai produk kreativitas
menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas, ialah sesuatu yang baru,
orisinalitas, dan bermakna. Ditinjau dari aspek pendorong kreativitas dalam perwujudannya
memerlukan dorongan internal maupun eksternal dari lingkungannya.
Jadi peranan Intelegensi / kecerdasan setiap orang sangat mempengaruhi kreativitas, bakat , dan
prestasi belajarnya. Seseorang yang Tingkat intelegensinya (IQ) tinggi belum tentu memiliki
kreativitas, bakat, dan prestasi belajarnya tinggi pula karena setiap individu memiliki motivasi
yang berbeda. Tetapi individu yang memiliki IQ lebih tinggi akan lebih mudah berkreativitas dan
meraih prestasi belajar yang tinggi dibandingkan dengan yang memiliki IQ rendah.
10
DAFTAR PUSTAKA