Disusun Oleh :
Kelompok 10
Radhiatul Umsonia
Ratu Budiastuty
Rossalina Agustin
Disusun untuk memenuhi tugas psikologi untuk diseminarkan pada Hari Senin 23, Agustus 2021
1
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah dengan judul INTELEGENSI DAN KREATIFITAS disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Psikologi yang akan diseminarkan pada tanggal 23 Agustus 2021.
Menyetujui,
Dosen Pengampu
Sukmawati, S.Kep.Ns.M.Kes
NIP
2
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat karunia-Nya lah
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan rapi.
Dengan selesainya makalah ini maka yang pertama kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu terutama sumber-sumber yang
menjadi referensi kami sehingga memudahkan kami dalam mengerjakan makalah ini.
Makalah ini juga masih tergolong makalah yang belum sempurna, karena dari itu kami
selaku pembuat makalah ini, mohon dengan sangat agar para pembaca dapat memberikan
kritik dan saran yang membangun agar kami dapat memperbaiki kesalahan yang terdapat
pada makalah ini. Dan tidak lupa kami sangat berharap agar makalah ini sangat bermanfaat
bagi para pembaca.
Penulis
3
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................4
BAB I......................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................5
A.Latar Belakang...............................................................................................................................5
B.Tujuan............................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
KAJIAN PUSTAKA...................................................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................7
A. Analisa dan Pembahasan...............................................................................................................7
1. Intelegensi..............................................................................................................................7
B. Kreatifitas................................................................................................................................11
C. Peran Intelegensi dan Kreatifitas.............................................................................................14
A. Peran Inteligensi dalam Dunia Pendidikan..................................................................................14
B. Peran Kreativitas dalam Kewirausahaan......................................................................................15
BAB IV..................................................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................................................16
A. Kesimpulan..............................................................................................................................16
B. Daftar Pustaka.........................................................................................................................16
4
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Intelegensi adalah hal yang sangat penting dalam persaingan global ini. Seseorang dengan
intelegensi yang lebih tinggi mampu mempengaruhi orang- orang dengan inteegensi yang
lebih rendah darinya. Intelegensi tidak dapat diukur dengan tinggi rendahnya tingkat
akademisnya. Intelegensi seseorang berkembang seiring dengan kemampuan seseorang
dalam menghadapi masalah. Ketika seseorang memperolah informasi baru dan
menerapkannya dalam memecahkan masalah yang dihadapinya maka intelegensi orang
tersebut telah meningkat, dan begitu seterusnya.
B.Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang intelegensi. informasi
tentang intelegensi sangat penting bagi setiap orang agar dapat meningkatkan tingkat
intelegensinya.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
David Wechsler (dalam Jackson, 2003), Inteligensi adalah kapasitas keseluruhan atau global
individu untuk bertindak, berpikir rasional, dan menangani lingkungan secara efektif. Istilah
keseluruhan atau global digunakan karena terdiri dari elemen atau kemampuan yang
meskipun tidak sepenuhnya independen, namun secara kualitatif terdiferensialkan.
William Stern mengemukakan inteligensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada
kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya.
William Stern berpendapat bahwa inteligensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan
turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada inteligensi seseorang
(Anne Anastasi, 1997).
6
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian
Menurut Chaplin dalam Rufaidah intelegensi diartikan sebagai: (1)
Kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara
cepat dan efektif. (2) kemampuan .menggunakan konsep abstrak secara
efektif. Garrt menyatakan bahwa inteligensi setidak-tidaknya mencakup
kemampuan yang diperlukan untuk pemecahan masalah-masalah yang
memerlukan pengertian serta menggunakan simbol-simbol. Bischop
mengatakan bahwa inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan
berbagai jenis masalah. Alfred menyatakan ntelegensi sebagai penilaian atau
disebut juga akal yang baik (good sense), berfikir praktis (practical sense),
inisiatif, kemampuan untuk menyesuaikan diri sendiri pada keadaan serta
kritik pada diri sendiri.
Menurut Stern dalam Sujanto intelegensi adalah kesanggupan jiwa untuk
dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam suatu situasi yang
baru. V. Hees menyatakan bahwa intelegensi adalah sifat kecerdasan jiwa.
Pengertian intelegensi secara singkat adalah kemampuan seseorang
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Lingkungan baru
yang dimaksud adalah kondisi yang orang tersebut belum pernah alami,
dengan demikian kondisi tersebut bisa dikatakan dengan masalah baru.
7
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi
Pendidikan memiliki kewajiban dan tugas untuk mengembangkan intelegensi
peserta didik agar berfungsi secara optimal. Sujanto mengidentifikasikan
beberapa faktor yang mempengaruhi intelegensi yaitu:
1. Pembawaan, ialah segala kesanggupan kita yang telah kita bawa sejak lahir,
dan yang tidak sama pada tiap orang.
2. Kemasakan, ialah saat munculnya suatu daya jiwa kita yang kemudian
berkembang dan mencapai saat puncaknya.
3. Pembentukan, ialah segala faktor luar yang mempengaruhi intelegensi di
masa perkembangannya.
4. Minat, inilah yang merupakan motor penggerak dari inelegensi kita.
1.Model Psikometrik
8
Spearman (1904) mencetuskan ide ini sebagai hasil dari melihat data yang
diolah dengan teknik statistik dari penemuannya sendiri, analisis faktor, yang
mencoba mengidentifikasi sumber yang tersembunyi dari perbedaan individu
(atau lainnya) yang mendasari pengamatan sumber variasi dalam kinerja
pengujian. Spearman mengamati bahwa ketika dia menganalisis matriks
korelasi, dua jenis faktor yang tampak - faktor umum yang umum untuk semua
tes, dan faktor spesifik yang unik untuk setiap tes tertentu. Spearman (1927)
mengakui dia tidak yakin apa dasar psikologis dari g, tetapi menyarankan
bahwa itu mungkin energi mental (istilah yang tidak pernah dia definisikan
dengan sangat jelas). Apa pun itu, itu adalah sumber tunggal dan utama
perbedaan individu dalam kinerja tes kecerdasan
a. Teori Keterkaitan
9
bentuk operasi intelektual yang lebih tinggi identik hanya dengan asosiasi
atau pembentukan koneksi, tergantung pada jenis koneksi fisiologis yang
sama tetapi membutuhkan lebih banyak lagi. Dengan argumen yang sama,
orang yang inteleknya lebih besar atau lebih baik daripada orang lain
berbeda dengannya dalam analisis terakhir dalam memiliki, bukan
semacam proses fisiologis baru, tetapi hanya sejumlah besar koneksi dari
jenis biasa.
10
muncul pada urutan berikut? b, d, g, k,. . . . ”) Dan angka seri ("Apa nomor
berikutnya dalam seri berikut? 4, 12, 10, 30, 28, 84,. . . ”).
g. Visualisasi spasial
Kemampuan yang terlibat dalam memvisualisasikan bentuk, rotasi
objek, dan bagaimana potongan-potongan teka-teki akan cocok bersama.
Kemampuan ini diukur dengan tes yang membutuhkan rotasi mental atau
lainnya manipulasi objek geometris.
7. Teori Hirarki
Sir Cyril Burt (1949), yang dikenal terutama karena karyanya yang
banyak dipertanyakan tentang heritabilitas kecerdasan, menyarankan bahwa
hirarki tingkat lima akan menangkap sifat kecerdasan. Di puncak hirarki Burt
adalah "pikiran manusia." Pada tingkat kedua, "tingkat hubungan," adalah g
dan faktor praktis. Di tingkat ketiga adalah asosiasi, pada tingkat keempat,
persepsi, dan pada tingkat kelima, sensasi. Model ini telah terbukti tidak tahan
lama dan relatif jarang dikutip hari ini.
Holzinger (1938) mengusulkan teori kecerdasan bifaktor, yang
mempertahankan baik faktor umum maupun spesifik dari Spearman, tetapi
juga mengizinkan faktor-faktor kelompok seperti yang ditemukan dalam teori
Thurstone. Faktor-faktor tersebut adalah umum untuk lebih dari satu tes, tetapi
tidak untuk semua tes. Teori ini membantu membentuk dasar bagi teori
hierarkis lain yang menggantikannya.
B. Kreatifitas
a. Pengertian
Munandar (1999) mendefinisikan bahwa kreativitas adalah kemampuan
untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-
unsur yang ada. Secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai
“kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan
orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan”.
Kim (2007) mengungkapkan bahwa kreativitas adalah fenomena antara
individu dan kebudayaan yang memungkinkannya untuk mengubah
11
kemungkinan menjadi kenyataan. Ketika seorang individu menemukan
wawasan atau menghasilkan bentuk-bentuk seni yang baru dan diterima dari
orang lain, maka temuan tersebut menjadi bagian dari tradisi budaya, tercatat,
dan dikirim ke generasi selanjutnya.
Hurlock (1999) menambahkan mengenai kreativitas, menurutnya
kreativitas adalah proses mental yang unik, suatu proses yang semata-mata
dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda, dan orisinal.
Begitu juga Sternberg (2008) yang juga menyatakan bahwa kreativitas sebagai
proses memproduksi sesuatu yang orisinil dan bernilai. Sesuatu yang
dimaksud adalah berupa sebuah teori, tarian, zat kimia, suatu proses atau
prosedur, cerita, simfoni, dan lain-lain. Lalu Santrock (2007) menyatakan
bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir dalam cara-cara yang
baru dan tidak biasa serta menghasilkan pemecahan masalah yang unik.
Maksud dari definisi tersebut, kreativitas adalah bagaimana seseorang berfikir
dengan cara baru yang menghasilkan pemecahan masalah yang belum ada
sebelumnya sehingga seseorang dapat menemukan produk atau solusi yang
belum pernah ditemukan orang lain.
b. Aspek-aspek Kreatifitas
Guilford (dalam Munandar, 2009) mengemukakan aspek-aspek dari
kreativitas antara lain:
a. Fluency of Thinking, kelancaran berpikir dalam menghasilkan ide-ide baru
yang berkualitas.
b. Flexibility keluwesan berpikir, yaitu kemampuan untuk memproduksi
sejumlah ide yang bervariasi, mampu mencari alternatif atau arah yang
berbeda.
c. Elaboration, yaitu kemampuan dalam mengembangkan ide sehingga
menjadi lebih menarik.
d. Originality yaitu kemampuan untuk mencetuskan ide unik.
c. Dimensi Kreatiftas
Kreativitas memiliki dimensi dalam pengembangan kreativitas. Menurut
Utami Munandar (2009), bakat kreatif dapat dan perlu ditingkatkan dan
dikembangkan. Kreativitas diidentifikasi dari 4 dimensi, yaitu:
12
1. Person
Kreativitas tidak berhenti pada tataran person saja, tetapi person yang
memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.
2. Press
3. Process
4. Product
1. Jenis Kelamin
2. Status Sosioekonomi
13
Seseorang yang memiliki status sosioekonomi lebih tinggi cenderung lebih
kreatif dari yang lebih rendah status sosioekonominya. Hal tersebut
disebabkan karena status sosioekonomi yang lebih tinggi memberikan lebih
banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang
diperlukan bagi kreativitas.
3. Urutan kelahiran
4. Ukuran keluarga
Dalam ukuran keluarga yang kecil, lebih memungkinkan anak untuk lebih
kreatif dibandingkan ketika anak berada dalam ukuran keluarga
yang besar, terlebih jika anak terdidik secara otoriter dan kondisi sosioekonomi
yang rendah.
6. Inteligensi
Setiap anak yang pandai menunjukkan kreativitas yang lebih besar. Hal ini
disebabkan, karena mereka mempunyai lebih banyak gagasan baru untuk
menanganiih besar. Hal ini disebabkan, karena mereka mempunyai lebih
banyak gagasan baru untuk menangani suasana konflik sosial dan mampu
merumuskan lebih banyak penyelesaian pada konflik tersebut.
Inteligensi dan keberhasilan dalam pendidikan adalah dua hal yang saling
berkaitan. Di mana biasanya seseorang yang memiliki inteligensi yang tinggi dia
akan memiliki prestasi yang membanggakan di kelasnya, dan dengan prestasi
14
yang dimilikinya ia akan lebih mudah meraih keberhasilan atau dengan kata lain
seseorang tersebut memiliki peluang yang cukup besar untuk meraih sukses
dibidang akademik. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi
seseorang maka semakin kecil peluang untuk meraih sukses dibidang akademis.
Pernyataan diatas didukung oleh beberapa penelitian yang dilakukan oleh
peneliti anatara lain Lukman Gumadi (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan
adanya hubungan positif dan signifikan antara intelegensi terhadap prestasi
akademik taruna Jurusan Nautika di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta,
semakin tinggi intelegensiyang dimiliki maka akan semakin tinggi prestasi
akademik mereka. Hasil yang serupa dijumpai dalam penelitian yang dilakukan
Ni Kadek Sukiarti (2009) pada sampel penelitian sebanyak 180 orang siswa. Pada
penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan
antara intelegensi dengan prestasi akademik. Diperoleh bahwa secara parsial
intelegensi dan motivasi belajar berpengaruh sangat nyata terhadap prestasi
akademik dan konstribusi (sumbangan) dari variabel intelegensi yang cukup
besar. Hal ini terjadi karena seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ-nya
tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya
orang yang intelegensinya rendah cenderung mengalami kesukaran dalam belajar,
lambat berpikir, sehingga prestasi akademiknya pun rendah. Mencari penelitian
yang lebih relevan
B. Peran Kreativitas dalam Kewirausahaan
15
berinovasi terhadap usahanya.
Suryana (2003) menyatakan bahwa kreativitas adalah: “Berpikir sesuatu yang
baru”. “Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan
untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam
menghadapi peluang”.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir secara abstrak,
memecahkan masalah dengan menggunakan simbol-simbol verbal, dan
kemampuan untuk belajar dari dan menyesuaikan diri dengan pengalaman-
pengalaman hidup sehari-hari. Sedangkan kreatifitas berarti bagaimana seseorang
berfikir dengan cara baru yang menghasilkan pemecahan masalah yang belum
ada sebelumnya sehingga seseorang dapat menemukan produk atau solusi yang
belum pernah ditemukan orang lain.
Intelegensi dan kreatifitas merupakan dua hal yang erat hubungannya dan
terkait tanpa dapat dipisahkan. Kreatifitas berkembang karena faktor dominan
intelegensi individu yang cukup dalam penangkapan saat belajar cenderung akan
memiliki kemampuan untuk pengembangan akalnya.
B. Daftar Pustaka
16
Jakarta: PT Gramedia Widiasarna Indonesia.
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas AnakBerbakat. Jakarta:
Rineka Cipta
Rufaidah, Anna. 2015. Pengaruh Intelegensi dan Minat Siswa terhadap Putusan
Pemilihan Jurusan. Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan.
Stenberg, Robert J. 2003. Wisdom, Intelligence, and Creativity Synthesized. New York:
Cambridge University Press.
Sujanto, Agus. 2006. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Bumi Aksara
17