Anda di halaman 1dari 14

PENGUKURAN TES INTELEGENSI & JENIS-JENIS TES INTELEGENSI

(Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Assesmen BK
Program Studi Bimbingan dan Konseling Semester Ganjil)

DISUSUN OLEH :

DESI RATNA SARI (200404500020)

KELAS B

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN


BIMBINGAN FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR
2022
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena segala rahmat dan
kemurahan hati-Nya, makalah ini dapat tersusun. Kami ucapkan pula terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat menjadi sumber ilmu dan
memberikan dampak positif kepada pembaca. Kami sungguh bersyukur apabila
ilmu yang didapatkan dari makalah ini dapat diamalkan dan diajarkan oleh
pembaca.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak


kekurangan yang ditemukan, tidak lain dari keterbatasan pengetahuan yang kami
miliki. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 14 September 2022

Penyusun
ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................i

Daftar Isi...........................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Manfaat.................................................................................................2

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Intelegensi...........................................................................3
B. Jenis-Jenis Intelegensi...........................................................................4
C. Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi................................................5
D. Jenis-Jenis Tes Dalam Pengukuran Sebuah Intelegensi........................6

Bab III Penutup

A. Kesimpulan.........................................................................................10

Daftar Pustaka...............................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Intelegensi merupakan salah satu konsep yang dipelajaridalam


psikologi. Pada hakekatnya, semua orang sudah merasamemahami makna
intelegensi. Sebagian orang berpendapatbahwa intelegensi merupakan hal
yang sangat penting dalamberbagai aspek kehidupan. Dalam kehidupan
sehari-hari kitabertemu dengan banyak sekali orang-orang. Dari
sekianbanyak orang yang kita temui ada begitu banyak perbedaanantara
mereka. Sebagian orang ada yang begitu mudah beradaptasi dengan
lingkungan sekitarnya dan sebagian lagi tidak atau kurang begitu mampu
dan selalu menyalahkan keadaan. Perbedaan itulah yang kita sebut dengan
kecerdasan intelegensi. Intelegensi merupakan suatu konsep mengenai
kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.

Hasil pengukuran dengan menggunakan tes intelegensi juga dapat


meningkatkan persepsi dirinya secara maksimal dan mengembangkan
eksplorasi dalam beberapa bidang tertentu. Maka dari itu Saya akan
membahas mengenai apa itu tes intelegensi, bagaimana faktor intelegensi
bagi seseorang, apa saja jeni-jenis dari tes intelegensi, serta
pengukuran tes intelegensi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian intelegensi ?
2. Apa jenis-jenis intelegensi ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi intelegensi ?
4. Bagaimana jenis-jenis tes dalam pengukuran sebuah intelegensi
seseorang ?

1
C. Tujuan
1. Mampu mengetahui definisi dari intelegensi
2. Mampu memahami jenis-jenis dari intelegensi
3. Mampu mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi intelegensi
4. Mampu memahami arti dari tes intelegensi dan jenis-jenis tes
dalam pengukuran intelegensi seseorang

D. Manfaat
Mampu memahami tentang intelegensi dan mampu menerapkannya dalam
kehidupan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Intelegensi

Kata Inteligensi berasal dari bahasa latn intelligere yang berarti


menghubungkan atau menyatukan satu sama lain ( to Organize, to relate, to
bind, tigether) Intelegensi atau kecerdasan diartikan dari berbagai dimensi
oleh para ahli :
a. Menurut Herbert Spencer dalam Muri Yusuf (2011: 331),
inteligensi adalah kemampuan bawaaan, atau kualitas bawaan
sejak lahir sebagai hal yang berbeda dari kemampuan yang
diperoleh melalui proses belajar.
b. Binnet Simon (dalam Robert J. Gregory, 2010: 165) :
kemampuan menilai, memahami, dan berpikir logis dengan
baik.
c. Menurut D.E. Thorndike, intelegensi adalah kemampuan
dalam memberikan respon yang baik dari pandangan
kebenaran atau fakta.
Intelegensi secara umum dapat juga diartikan sebagai suatu tingkat
kemampuan dan kecepatan otak mengolah suatu bentuk tugas atau
keterampilan tertentu. Kemampuan dan kecepatan kerja otak ini disebut juga
dengan efektifitas kerja otak. Pengertian intelegensi yang paling banyak
dianut para ahli adalah apa yang dikemukakan oleh Wechsler, yang
mengatakan bahwa intelegensi merupakan pembangkit atau kapasitas global
individu untuk bertindak bertujuan, berpikir rasional, dan berhubungan efektif
dengan lingkungannya (Nur Habibah, 2018)

Dengan demikian intelegensi atau kecerdasan dapat disimpulkan


bahwa intelegensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang sejak lahir
dan digunakan untuk memenuhi penyesuaian kebutuhan hidupnya dengan
berpikir dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan tujuannya tersebut.

3
B. Jenis –Jenis Intelegensi
Gardner memberikan definisi tentang kecerdasan sebagai kecakapan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, kecakapan
untuk mengembangkan masalah baru untuk dipecahkan, dan kecakapan untuk
membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat di dalam
kehidupannya.

Kemampuan dan kecepatan kerja otak ini disebut juga dengan efektifitas
kerja otak. Potensi intelegensi atau kecerdasan ada beberapa macam yang
dapat didentifikasikan menjadi beberapa kelompok besar yaitu;

1) Inteligensi Verbal-Linguistik, kecerdasan yang berhubungan dengan


bahasa dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan membaca
dan menulis.
2) Inteligensi Logical-Matematik ialah kecerdasan dalam hal ber fi kir ilmiah,
berhubungan dengan angka-angka dan simbol, serta kemampuan
menghubung kan potongan informasi yang terpisah.
3) Inteligensi Visual Spasial yakni kecerdasan yang berhubungan dengan
seni visual seperti melukis, menggambar dan memahat. Selain itu juga
kemampuan navigasi, peta, arsitek dan kemampuan membayangkan
objek-objek dari sudut pandang yang berbeda.
4) Inteligensi Kinestetik Tubuh Merupakan kecerdasan yang berhubungan
dengan kemampuan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan perasaan
atau disebut juga dengan bahasa tubuh (body language). Kecerdasan ini
berhubungan dengan berbagai keterampilan seperti menari, olah raga serta
keterampilan mengendarai kendaraan.
5) Inteligensi Ritme Musikal Merupakan kecerdasan yang berhubungan
dengan kemampuan mengenali pola irama, nada dan peka terhadap
bunyi-bunyian.
6) Inteligensi Intra-Personal Kecerdasan yang berfokus pada pengetahuan
diri, berhubungan dengan refleksi, kesadaran dan kontrol emosi, intuisi
dan kesadaran rohani. Orang yang mempunyai kecerdasan intrapersonal
tinggi biaasanya adalah para pemikir ( filsuf), psikiater, penganut ilmu
kebatinan dan penasehat rohani.

4
7) Inteligensi Interpersonal Kecerdasan yang berhubungan dengan
keterampilan dan kemampuan individu untuk bekerjasama, kemampuan
berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal. Seseorang dengan
tingkat kecerdasan Intrapersonal yang tinggi biasanya mampu membaca
suasana hati, perangai, motivasi dan tujuan yang ada pada orang lain.
Pribadi dengan Potensi Intelegensi Interpersonal yang tinggi biasanya
mempunyai rasa empati yang tinggi.
8) Inteligensi Emosional Kecerdasan yang meliputi kekuatan emosional dan
kecakapan sosial. Sekelompok kemampuan mental yang membantu
seseorang mengenali dan memahami perasaan orang lain yang menuntun
kepada kemampuan untuk mengatur perasaan-perasaan diri sendiri

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi


Intelegensi tiap Individu cenderung berbeda-beda. Hal ini dikarenakan
beberapa faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi intelegensi antara lain sebagai berikut:

1) Faktor bawaan atau keturunan


Faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir . Batas
kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah , antara
lain ditentukan oleh faktor bawaan . Oleh karena itu , di dalam satu kelas
dapat dijumpai anak yang bodoh , cukup pintar dan sangat pintar , meskipun
mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama . Penelitian
membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50.
sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes Iqnya sangat tinggi,
sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada 45 anak yang di adopsi. IQ mereka
berkorelasi antara 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan
hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada
anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi
sangat tinggi, walaupun mereka tidak pernah saling kenal.
2) Faktor Minat dan Pembawaan yang khas
Faktor minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan
merupakan dorongan bagi perbuatan itu . Dalam diri manusia terdapat
dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan
5
dunia luar , sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan
dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik . Intelegensi bekerja dalam
situasi yang berlain lainan tingkat kesukarannya . Sulit tidaknya mengatasi
persoalan ditentukan pula oleh pembawaan .
3) Faktor Pembentukan dan Lingkungan
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi . Di sini dapat dibedakan antara
pembentukan yang direncanakan , seperti dilakukan di sekolah atau
pembentukan yang tidak direncanakan , misalnya pengaruh alam
sekitarnya .Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak
lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang
berarti. Intelegensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan
otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikon sumsi. Selain gizi, rangsangan-
rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang
peranan yang amat penting.

4) Faktor Kematangan

Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan


perkembangan . Setiap organ manusia baik fisik mauapun psikis , dapat
dikatakan telah matang , jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing - masing . Oleh
karena itu , tidak diherankan bila anak anak belum mampu mengerjakan atau
memecahkan soal soal matematika di kelas empat sekolah dasar , Karena
soal soal itu masih terlampau sukar bagi anak . Organ tubuhnya dan fungsi
jiwanya masih belum matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan
kematangan berhubungan erat dengan faktor umur .

Kecerdasan tidak tetap statis , tetapi cepat tumbuh dan berkembang


Tumbuh dan berkembangnya intelegensi sedikit banyak sejalan dengan
perkembangan jasmani , umur dan kemampuan - kemampuan yang telah
dicapai ( kematangannya ) .

5) Faktor Kebebasan

Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam


memecahkan masalah yang dihadapi . Di samping kebebasan memilih

6
metode , juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan
kebutuhannya.

Kelima faktor di atas saling mempengaruhi dan saling terkait satu


dengan yang lainnya . Jadi , untuk menentukan kecerdasan seseorang , tidak
dapat hanya berpedoman atau berpatokan kepada salah satu faktor saja

D. Jenis-jenis Tes Dalam Pengukuran Sebuah Intelegensi

Para ahli telah mengadakan berbagai upaya untuk mengukur kecerdasan


atau intelegensi. Pengukuran intelegensi digunakan untuk mengungkap
potensi-potensi dasar yang dimiliki individu. Berikut ini merupakan jenis-
jenis tes intelegensi:

1) Tes Binet

Tes Binet Simon adalah tes inteligensi yang pertama sekali


dipublikasikan pada tahun 1905 di Paris- Prancis , untuk mengukur
kemampuan mental seseorang . Alfred Binet menggambarkan inteligensi
sebagai sesuatu yang fungsional , inteligensi menurut Binet atas tiga
komponen yaitu kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan ,
kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah
dilaksanakan dan kemampuan untuk mengkritik diri sendiri . Tes Binet
yang digunakan di Indonesia saat ini adalah Stanford Binet Intelligence
Scale Form L - M , yaitu revisi ketiga dari Terman dan Merril pada tahun
1960 .
Tes Binet dengan skala Stanford - Binet berisi materi berupa sebuah
kotak yang berisi berbagai macam mainan yang akan diperlihatkan pada
anak - anak , dua buah buku kecil yang berisi cetakan kartu - kartu , sebuah
buku catatan yang berfungsi untuk mencatat jawaban beserta skornya , dan
sebuah petunjuk pelaksanaan dalam pemberian tes . Pengelommpokkan tes
- tes dalam skala Stanford - Binet dilakukan menurut berbagai level usia ,
dimulai dari usia 2 tahun sampai dengan usia dewasa . Meski begitu , dari
masing masing tes yang berisi soal - soal tersebut memiliki taraf kesukaran
yang tidak jauh berbeda untuk setiap level usianya . Skala Stanford - Binet
dikenakan secara individual dan pemberi tes memberikan soal - soalnya
secara lisan . Meski begitu , skala ini tidak cocok untuk dikenakan pada
7
orang dewasa , sekalipun terdapat level usia dewasa dalam tesnya . Hal ini
karena level tersebut merupakan level intelektual dan hanya dimaksudkan
sebagai batas - batas dalam usia mental yang mungkin dicapai oleh anak -
anak . Skala Stanford Binet versi terbaru diterbitkan pada tahun 1986.
Konsep inteligensi dikelompokkan menjadi empat tipe penalaran dalam
revisi terakhir ini dan masing - masing diwakili oleh beberapa tes
( Rohmah , 2011 ) .
Tes Binet adalah Alat tes Intelegensi pertama yang dimulai pada tahun
1900 an . Alat tes ini memerlukan sebuah kotak yang berisi mainan khusus
dan dua buah buku yang berisi kartu - kartu dan sebuah catatan untuk
mencatat reaksi anak , alat tes ini digunakan untuk anak - anak sampai
dewasa dengan perbedaan pada tingkat kesulitan dan kesukaran pertanyaan
yang diberikan , Alat tes ini bisa gunakan untuk anak - anak yang ingin
masuk SD , SMP , SMA , maupun dalam tes psikotes tes binet juga dapat
diberikan

2) Tes Weschler
Ini adalah tes intelegensi yang dibuat oleh Weschsler Bellevue
tahun 1939. Tes ini ada dua macam pertama untuk umur 16 tahun ke atas,
yaitu Wechsler Adult Inteligence Scale (WAIS) dan kedua untuk anak-
anak yaitu Weschsler Inteligence Scale for Children (WISC).Tes
Weschsler meliputi dua subverbal dan performance (tes lisan dan
perbuatan dan keterampilan). Tes lisan meliputi pengetahuan umum,
pemahaman, ingatan, mencari kesamaan, hitungan dan bahasa.Sedangkan
tes keterampilan meliputi menyusun gambar, dan sandi (kode angka-
angka).Sistem Scoring Tes Weschsler berbeda dengan Binet-Simon, jika
Binet-simon menggunakan skala umur, maka weschsler dengan skala
angka.Pada tes weschsler setiap jawaban diberi skor tertentu.Jumlah skor
mentah itu dikonvensikan menurut daftar table konvensi sehingga
diperoleh angka IQ. Persamaan tes weschsler dengan Binet-simon , yaitu
kedua tes tersebut dilaksanakan secara individual (perseorangan).

3) Tes The Standard Progressive Matric (SPM)


8
SPM merupakan salah satu contoh bentuk skala intelegensi yang
dapat diberikan secara individual maupun secara kelompok. Skala ini
dirancang oleh J. C. Raven dan diterbitkan terakhir kali oleh H.K. Lewis
& Co. Ltd. London pada tahun 1960.
SPM merupakan tes yang bersifat nonverbal, artinya materi soal-
soalnya diberikan tidak dalam bentuk tulisan ataupun bacaan melainkan
dalam bentuk gambar-gambar. Karena instruksi pengerjaannya diberikan
secara lisan maka skala ini dapat digunakan untuk subjek yang buta huruf
sekalipun. Diciptakan pertama kali di tahun 1936, diterbitkan pertama
kali di tahun 1938. SPM telah mengalami berbagai revisi sampai revisi
terakhir yang dijumpai di Indonesia yaitu revisi tahun 1960.
Tes SPM terdiri atas 60 buah soal, yang terbagi lagi dalam lima
perangkat (set), yaitu: Set A, B, C, D dan E dan masing-masing set terdiri
atas 12 butir tes. Butir-butir soal tersebut disusun dari yang termudah
sampai yang tersukar.
Aspek-aspek yang diungkap dalam tes SPM adalah kemampuan
penalaran ruang, menganalisis, mengintegrasi, mencari dan memahami
sistem hubungan di antara bagian-bagian, dan kemampuan ketepatan. Tes
SPM ini digunakan untuk mengungkap kemampuan intelektual individu
yang berusia 14 sampai 40 tahun.
SPM tidak memberikan suatu angka IQ akan tetapi menyatakan
hasilnya dalam tingkat atau level intelektualitas dalam beberapa kategori,
menurut besarnya skor dan usia subjek yang dites, yaitu: Grade I =
kapasitas intelektual superior ; Grade II = kapasitas intelektual di atas
rata-rata ; Grade III = kapasitas intelektual rata-rata ; Grade IV =
kapasitas intelektual di bawah rata-rata ; Grade V = kapasitas intelektual
terhambat.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Inteligensi adalah perwujudan dari suatu daya dalam diri manusia, yang
mempengaruhi kemampuan seseorang di berbagai bidang. Tingkat intelegensi
dapat diukur dengan kecepatan memecahkan masalah tersebut. Intelegensi
atau kecerdasan dapat disimpulkan bahwa intelegensi adalah kemampuan
yang dimiliki seseorang sejak lahir dan digunakan untuk memenuhi
penyesuaian kebutuhan hidupnya dengan berpikir dan melakukan sesuatu
yang sesuai dengan tujuannya tersebut

Para ahli telah mengadakan berbagai upaya untuk mengukur kecerdasan


atau intelegensi. Pengukuran intelegensi digunakan untuk mengungkap
potensi-potensi dasar yang dimiliki individu. Berikut ini merupakan jenis-
jenis tes intelegensi diantaranya : nteligensi Verbal-Linguistik, Inteligensi
Logical- Matematik, Inteligensi Visual Spasial, Intelegensi Kinestetik,
Intelegensi Musikal, Intelegensi Intra personal, Intelegensi Interpersonal,
Intelegensi Emosional.

Pengukuran intelegensi digunakan untuk mengungkap potensi-potensi


dasar yang dimiliki individu diantaranya :

1. Tes Binet-Simon

2. Tes Weschler

3. Tes SPM

10
DAFTAR PUSTAKA

Nur Habibah, M. (2018). Modul Praktikum Tes Intelegensi. Sidoarjo: Psikologi


Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Nur'aeni, S. M. (2012). Tes Inteligensi dan Tes Bakat. Yogyakarta:
Universitas Muhammadiyah Purwokerto Press.
Rohmah, U. (2011). Tes Intelegensi Dan Pemanfaatannya Dalam Dunia Pendidikan
Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan, Vol 9, No.1.

11

Anda mungkin juga menyukai