Makalah
Dosen pengampu:
Dr. Musdalifah Dachrud, S.Ag S.Psi M.SI
Di Susun Oleh:
Ariyanti Taswing
Eva aldrin lestari
Widiyawati salsa kaluku
Penulis
3
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Intelegensi..............................................................................2
B. Macam macam Intelegensi.........................................................................2
C. factor factor yang mempengaruhi intelegensi...................................3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................5
REFERENSI.................................................................................................................6
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT di
muka bumi ini. Mengingat kreativitas, rasa dan niat yang memungkinkan orang
berbuat lebih dari sekedar otak kecil. Daya pikir, sering disebut dengan
intelegensi. Seseorang dengan kecerdasan tinggi secara alami lebih baik daripada
orang dengan kecerdasan rendah. Kecerdasan adalah kemampuan alami, bukan
lahir tiba-tiba. Hal ini memungkinkan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan
cara tertentu. Kecerdasan juga dapat dipahami sebagai kemampuan umum untuk
beradaptasi dengan situasi dan masalah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian intelegensi
2. Macam macam intelegensi
3. Faktor faktor yang mempengaruhi intelegensi
C. Tujuan
1. Untuk Memahami pengertian intelegensi
2. Untuk mengetahui macam macam intelegensi
3. Dapat memahami factor factor yang mempengaruhi intelegensi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian intelegensi
Intelegensi adalah istilah umum. Hampir semua orang tahu istilah itu dan
menyebutkannya juga. Seringkali Anda mendengar seseorang mengatakan bahwa
A dikategorikan bijaksana atau cerdas (intelegensi) dan B dikategorikan bodoh
atau tidak cerdas (non-intelegensi). Konsep intelegensi telah ada dan berkembang
di masyarakat sejak zaman Cicero sekitar 2000 tahun yang lalu dan merupakan
salah satu aspek fitrah manusia. Kecerdasan bukanlah kata dari bahasa Indonesia.
1
Kata intelijen berasal dari kata latin “intelligence”. Kata “kecerdasan” sendiri
berasal dari kata “inter” dan “lego”, dimana “inter” berarti “antara” dan “lego”
berarti “memilih”. Oleh karena itu, kecerdasan ini pertama-tama memahami
kemampuan untuk memilih argumen faktual atau kontra-benar.
1
untuk mengolah informasi sehingga kita dapat memecahkan masalah yang kita
hadapi (problem solving), yang menumbuhkan pengetahuan kita. Sternberg
Santrock menyatakan bahwa kecerdasan umum dibagi menjadi tiga:
Intelegensi Analitik
Intelegensi inilah yang cenderung dinilai secara objektif dalam setiap pelajaran
dan selalu mendapat nilai bagus pada setiap hasil tes. Contoh: Orang yang
mengikuti ujian untuk setiap pelajaran akan selalu mendapatkan nilai di atas rata-
rata.
Intelegensi Kreatif
Intelegensi praktis
B. Macam-macam Intelgensi
1
adalah kemampuan untuk berpikir dalam kata-kata dan mengungkapkan
makna menggunakan kata-kata. Contoh: Seorang anak perlu berpikir logis
dan abstrak untuk menjawab serangkaian pertanyaan tentang kemiripan
sesuatu. Contoh pertanyaannya adalah "Apa persamaan singa dan
harimau?" Arah profesinya biasanya: (penulis, jurnalis, orator).
Ini adalah kepekaan terhadap pola skala, lagu, ritme, dan nada yang Anda
ingat. Dia juga bisa mengubah kata-kata menjadi lagu untuk membuat
berbagai musik. Mereka pandai menyanyikan beat sebuah lagu dengan
benar dan benar. Anda dapat menggunakan kosakata musik Anda dengan
baik dan peka terhadap ritme, ketukan, melodi, atau nada komposisi Anda.
1
lingkungan sosial. Mereka tahu siapa yang harus diandalkan ketika
mereka membutuhkan bantuan. Saya cenderung bekerja sebagai teolog dan
psikolog.
Intelegensi emosional
Yaitu kemampuan untuk merasakan dan mengungkapkan emosi secara
akurat dan adaftif (seperti memahami persfektif orang lain).
Orang yang berjasa menemukan tes inteligensi pertama kali ialah seorang
dokter bangsa Prancis Alfred Binet dan pembantunya Simon. Tesnya
terkenal dengan nama tes Tes BinetSimon. Seri tes dari BinetSimon ini,
pertamakali diumumkan antara 19081911 yang diberi nama : “Chelle
Matrique de l`inteligence” atau skala pengukur kecerdasan. Tes
binetsimon terdiri dari sekumpulan pertanyaanpertanyaan yang telah
dikelompokkelompokkan menurut umur (untuk anakanak umur 315
tahun). Pertanyaan sengaja diajukan tentang segala sesuatu yang tidak ada
hubungannya dengan kelas di sekolah. Mirip dengan mengulang kalimat,
jenis tes ini mengukur atau menentukan usia seseorang. Apakah usia
1
intelektual sesuai atau tidak dengan usia sebenarnya (usia kalender) tidak
jelas dari hasil tes. Dengan cara ini, Anda bisa melihat perbedaan IQ
(intelligence quotient) untuk setiap orang/anak.
Dewasa ini, perkembangan tes sudah sangat maju, dengan ratusan jenis
tes, baik linguistik maupun non-linguistik. Juga dinegeri kita sudah mulai
banyak dipergunakan te, dalam lapangan pendidikan maupun dalam
memilih jabatanjabatan tertentu. Klasifikasi IQ antara lain :
Genius 140 ke atas
Sangat Cerdas 130139
Cerdas (superior) 120129
Di atas ratarata 110119
Ratarata 90109
Di bawah ratarata 8089
Garis Batas 7079
Moron 5069
Imbisil, Idiot 49 ke bawah
1
kecerdasan Anda. Menyediakan makanan bergizi adalah salah satu
dampak lingkungan yang paling penting. Selain guru, rangsangan kognitif
dan emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang sangat
penting. B. Pendidikan, pelatihan berbagai keterampilan, dll. (terutama
saat-saat sensitif). Ada beberapa lingkungan yang mempengaruhi
kecerdasan yaitu lingkungan keluarga dan Pengalaman Pendidikan;
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
REFERENSI
Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta,
1991
12
http://yogieaffandi.blogspot.com/2011/09/pengertian-intelegensi.html, 17-11-
2012
[1] John, W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2011, cet-4, hal :
134
[2] Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta,
1991, hal : 32
[4] John, W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2011, cet-4, hal :
134
[5] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2011, hal :
135
[6] Fauziah Nasution, Psikologi Umum, Fakultas Tarbiyah : IAIN SU, 2011, hal :
47-48
13