Anda di halaman 1dari 13

INTELEGENSI

Makalah

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi umum

Dosen pengampu:
Dr. Musdalifah Dachrud, S.Ag S.Psi M.SI

Di Susun Oleh:
Ariyanti Taswing
Eva aldrin lestari
Widiyawati salsa kaluku

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MANADO
1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan dengan judul “INTELEGENSI”.
Kami menyadari bahwa penulisan dalam makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Manado, 22 Mei 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTARI ...............................................................................................ii


DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................1
C. Tujuan ..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Intelegensi..............................................................................2
B. Macam macam Intelegensi.........................................................................2
C. factor factor yang mempengaruhi intelegensi...................................3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................5
REFERENSI.................................................................................................................6

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT di
muka bumi ini. Mengingat kreativitas, rasa dan niat yang memungkinkan orang
berbuat lebih dari sekedar otak kecil. Daya pikir, sering disebut dengan
intelegensi. Seseorang dengan kecerdasan tinggi secara alami lebih baik daripada
orang dengan kecerdasan rendah. Kecerdasan adalah kemampuan alami, bukan
lahir tiba-tiba. Hal ini memungkinkan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan
cara tertentu. Kecerdasan juga dapat dipahami sebagai kemampuan umum untuk
beradaptasi dengan situasi dan masalah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian intelegensi
2. Macam macam intelegensi
3. Faktor faktor yang mempengaruhi intelegensi
C. Tujuan
1. Untuk Memahami pengertian intelegensi
2. Untuk mengetahui macam macam intelegensi
3. Dapat memahami factor factor yang mempengaruhi intelegensi

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian intelegensi
Intelegensi adalah istilah umum. Hampir semua orang tahu istilah itu dan
menyebutkannya juga. Seringkali Anda mendengar seseorang mengatakan bahwa
A dikategorikan bijaksana atau cerdas (intelegensi) dan B dikategorikan bodoh
atau tidak cerdas (non-intelegensi). Konsep intelegensi telah ada dan berkembang
di masyarakat sejak zaman Cicero sekitar 2000 tahun yang lalu dan merupakan
salah satu aspek fitrah manusia. Kecerdasan bukanlah kata dari bahasa Indonesia.

1
Kata intelijen berasal dari kata latin “intelligence”. Kata “kecerdasan” sendiri
berasal dari kata “inter” dan “lego”, dimana “inter” berarti “antara” dan “lego”
berarti “memilih”. Oleh karena itu, kecerdasan ini pertama-tama memahami
kemampuan untuk memilih argumen faktual atau kontra-benar.

Menurut W. Stem dari Abu Ahmadidan Widodo Supriyono, intelegensi


adalah kekuatan mental untuk beradaptasi secara cepat dan tepat terhadap situasi
baru. Menurut David Wechsler, kecerdasan adalah kemampuan untuk bertindak
dengan cara yang berorientasi pada tujuan, berpikir rasional, dan menangani
lingkungan secara efektif. Secara umum, kecerdasan adalah kemampuan mental
yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, tidak mungkin
mengamati secara langsung intelek, tetapi harus disimpulkan dari berbagai
perilaku aktual yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional.

Menurut Wan Muba, intelegensi adalah konsep umum dari kemampuan


individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Beberapa keterampilan umum
ini sangat spesifik. Keterampilan khusus ini memberi individu kemampuan untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau kemampuan khusus setelah latihan.
Ini disebut bakat atau bakat. Tes kecerdasan tidak dirancang untuk
mengungkapkan kemampuan khusus tersebut, sehingga tes kecerdasan tidak dapat
langsung mengidentifikasi bakat. K Buehler menyatakan bahwa kecerdasan
adalah tindakan pemahaman atau pemahaman. David Wexter (1986). Definisi
intelek awalnya didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami ekspresi dan
kehendak pikiran untuk mengatasi tantangannya. Namun pada kesempatan lain, ia
mengatakan kecerdasan adalah kemampuan untuk bertindak dengan sengaja,
berpikir rasional, dan menghadapi lingkungan secara efektif.

Kecerdasan merupakan kemungkinan bawaan yang sering dikaitkan dengan


keberhasilan atau kegagalan anak dalam belajar di sekolah. Dengan kata lain,
kecerdasan dianggap sebagai faktor penentu berhasil atau tidaknya anak di
sekolah. [5] Kecerdasan (intelligence) umumnya dipahami pada dua tingkatan.
Dengan kata lain, kecerdasan sebagai kemampuan untuk memahami informasi
yang membentuk pengetahuan dan kesadaran. Kecerdasan adalah kemampuan

1
untuk mengolah informasi sehingga kita dapat memecahkan masalah yang kita
hadapi (problem solving), yang menumbuhkan pengetahuan kita. Sternberg
Santrock menyatakan bahwa kecerdasan umum dibagi menjadi tiga:

Intelegensi Analitik

Intelegensi inilah yang cenderung dinilai secara objektif dalam setiap pelajaran
dan selalu mendapat nilai bagus pada setiap hasil tes. Contoh: Orang yang
mengikuti ujian untuk setiap pelajaran akan selalu mendapatkan nilai di atas rata-
rata.

Intelegensi Kreatif

Dengan kata lain, intelek yang cenderung memiliki karakteristik unik,


merancang hal-hal baru. Contoh: Seorang siswa diinstruksikan oleh guru untuk
menulis kata "PO H ON", tetapi orang yang kreatif merespon dengan menjelaskan
sebuah pohon.

Intelegensi praktis

Ini adalah kecerdasan yang berfokus pada kemampuan untuk menggunakan,


menerapkan, menerapkan, dan mengamalkan. Contoh: Orang yang tidak
berprestasi baik dalam tes IQ tradisional, tetapi dapat dengan cepat memahami
masalah kehidupan nyata, seperti pembelajaran langsung di lab, mudah dipahami
karena didukung oleh berbagai alat dan media. ..

B. Macam-macam Intelgensi

Ada beberapa macam intelegensi, antara lain :

 Inteligensi keterampilan verbal

Ini adalah kemampuan untuk berpikir dalam kata-kata dan


mengungkapkan makna menggunakan kata-kata. Contoh: Seorang anak
perlu berpikir logis dan abstrak untuk menjawab serangkaian pertanyaan
tentang kemiripan sesuatu. Contoh pertanyaannya adalah "Apa persamaan
singa dan harimau?" Profesinya biasanya: (penulis, jurnalis, orator).

 Inteligensi keterampilan matematis

1
adalah kemampuan untuk berpikir dalam kata-kata dan mengungkapkan
makna menggunakan kata-kata. Contoh: Seorang anak perlu berpikir logis
dan abstrak untuk menjawab serangkaian pertanyaan tentang kemiripan
sesuatu. Contoh pertanyaannya adalah "Apa persamaan singa dan
harimau?" Arah profesinya biasanya: (penulis, jurnalis, orator).

 Intelegensi kemampuan ruang

adalah kemampuan untuk berpikir dalam tiga dimensi. Saya cenderung


berpikir secara visual. Mereka cenderung imajinatif dan kreatif karena
kaya akan citra internal. Misalnya, seorang anak harus menempatkan
serangkaian balok dan mewarnainya agar sesuai dengan desain yang
disajikan oleh penguji. Koordinasi visual dan motorik, organisasi persepsi,
dan kemampuan visual dinilai secara terpisah. Melainkan, profesi arsitek,
seniman dan pelaut.

 Intelegensi kemampuan musical

Ini adalah kepekaan terhadap pola skala, lagu, ritme, dan nada yang Anda
ingat. Dia juga bisa mengubah kata-kata menjadi lagu untuk membuat
berbagai musik. Mereka pandai menyanyikan beat sebuah lagu dengan
benar dan benar. Anda dapat menggunakan kosakata musik Anda dengan
baik dan peka terhadap ritme, ketukan, melodi, atau nada komposisi Anda.

 Inteligensi Keterampilan kinestetik tubuh


Yaitu Kemampuan untuk memanipulasi objek dan menguasainya sebagai
gerakan fisik. Anda dapat memindahkannya dan menyentuhnya. Anda
memiliki kendali atas gerakan, keseimbangan, kelincahan, dan
keanggunan gerakan. Mereka menjelajahi dunia dengan otot mereka. Saya
cenderung bekerja sebagai ahli bedah, seniman terampil, dan penari.

 Inteligensi Keterampilan intrapersonal


Yaitu Kemampuan untuk memahami diri sendiri dan membimbing hidup
Anda secara efektif. Anda akan dapat merasakan situasi yang sedang
berlangsung, memahami diri sendiri, dan mengendalikan diri dalam
konflik. Dia juga tahu apa yang bisa dan tidak bisa dia lakukan di

1
lingkungan sosial. Mereka tahu siapa yang harus diandalkan ketika
mereka membutuhkan bantuan. Saya cenderung bekerja sebagai teolog dan
psikolog.

 Inteligensi keterampilan interpersonal


Yaitu kemampuan untuk memahami dan berinteraksi secara efektif dengan
orang lain. Menjadi cerdas dalam membangun hubungan sosial, Anda
dapat mengenali dan menggunakan berbagai interaksi. Mereka juga dapat
merasakan perasaan, pikiran, tindakan dan harapan orang lain dan bekerja
sama dengan orang lain.

 Inteligensi keterampilan naturalis


Yaitu, kemampuan untuk mengamati pola alam dan memahami sistem
buatan dan alam. Sejak usia dini, ia telah menunjukkan minat yang kuat
pada alam, termasuk hewan. Mereka menikmati objek dan cerita yang
berhubungan dengan fenomena alam seperti munculnya awan dan hujan,
asal usul hewan, pertumbuhan tumbuhan, dan tata surya.

 Intelegensi emosional
Yaitu kemampuan untuk merasakan dan mengungkapkan emosi secara
akurat dan adaftif (seperti memahami persfektif orang lain).
Orang yang berjasa menemukan tes inteligensi pertama kali ialah seorang
dokter bangsa Prancis Alfred Binet dan pembantunya Simon. Tesnya
terkenal dengan nama tes Tes BinetSimon. Seri tes dari BinetSimon ini,
pertamakali diumumkan antara 19081911 yang diberi nama : “Chelle
Matrique de l`inteligence” atau skala pengukur kecerdasan. Tes
binetsimon terdiri dari sekumpulan pertanyaanpertanyaan yang telah
dikelompokkelompokkan menurut umur (untuk anakanak umur 315
tahun). Pertanyaan sengaja diajukan tentang segala sesuatu yang tidak ada
hubungannya dengan kelas di sekolah. Mirip dengan mengulang kalimat,
jenis tes ini mengukur atau menentukan usia seseorang. Apakah usia

1
intelektual sesuai atau tidak dengan usia sebenarnya (usia kalender) tidak
jelas dari hasil tes. Dengan cara ini, Anda bisa melihat perbedaan IQ
(intelligence quotient) untuk setiap orang/anak.
Dewasa ini, perkembangan tes sudah sangat maju, dengan ratusan jenis
tes, baik linguistik maupun non-linguistik. Juga dinegeri kita sudah mulai
banyak dipergunakan te, dalam lapangan pendidikan maupun dalam
memilih jabatanjabatan tertentu. Klasifikasi IQ antara lain :
Genius 140 ke atas
Sangat Cerdas 130139
Cerdas (superior) 120129
Di atas ratarata 110119
Ratarata 90109
Di bawah ratarata 8089
Garis Batas 7079
Moron 5069
Imbisil, Idiot 49 ke bawah

C. Factor factor yang dapat mempengaruhi intelegensi


Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap individu memiliki tingkat
intelegensi yang berbeda. Perbedaan intelegensi itu, dipengaruhi oleh faktor-
faktor sebagai berikut :

1. Pengaruh factor bawaan


Menurut banyak penelitian, orang-orang dari keluarga dan kerabat sangat
berkorelasi dengan kembar yang tidak berhubungan (+0,90) (+0,20) pada
tes IQ dan anak-anak (+0,10 – +) yang diasumsikan berkorelasi dengan
orang tua angkat (+0,50). 0.20)

2. Pengaruh factor lingkungan


Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi.
Oleh karena itu, ada hubungan antara menyediakan makanan bergizi dan

1
kecerdasan Anda. Menyediakan makanan bergizi adalah salah satu
dampak lingkungan yang paling penting. Selain guru, rangsangan kognitif
dan emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang sangat
penting. B. Pendidikan, pelatihan berbagai keterampilan, dll. (terutama
saat-saat sensitif). Ada beberapa lingkungan yang mempengaruhi
kecerdasan yaitu lingkungan keluarga dan Pengalaman Pendidikan;

3. Pengaruh factor pembentukan


Pembentukan adalah segala situasi di luar diri orang yang mempengaruhi
perkembangan akal. Anda dapat membedakan antara pembentukan dan
disengaja (seperti sekolah) dan pembentukan dan tidak disengaja
(pengaruh lingkungan alam).

1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dalam pembahasan Inelegensi memang harus benar-benar


dipahami secara teliti biar kita semua bisa tau apa Intelegensi itu sendiri.
Yang lebih penting lagi yang harus dipahami secara detail dalam
pembagian kecerdasan/tingkat kecerdasan, dengan memahami tingkat
kecerdasan itu kita bisa tahu bahwa dalam diri kita ini ada kecerdasan
yang tidak pernah kita sadari meski dalam sekolah-sekolah kita tidak
pernah mendapatkan rangking, orang selalu menganggap bahwa orang
yang cerdas adalah orang yang dapat rangking kelas dan yang bisa jawab
soal ujian, namun orang yang mampu dalam menghias, main musik tidak
dianggap kecerdasan. Dari itu, sangat perlulah kita memahami intelegensi
dan tingkat intelegensi biar tidak ada kesalah pahaman dalam mengartikan
intelegensi itu sendiri.

Intelegensi juga mempunyai hubungan dan perbedaan dengan bakat


maupun kreativitas, tapi yang perlu kita ketahui, bakat dan kreativitas
adalah hasil yang didapat dari intelegensi itu sendiri.

REFERENSI

John, W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2011

Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta,
1991

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2011

Fauziah Nasution, Psikologi Umum, Fakultas Tarbiyah : IAIN SU, 2011

12
http://yogieaffandi.blogspot.com/2011/09/pengertian-intelegensi.html, 17-11-
2012

[1] John, W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2011, cet-4, hal :
134

[2] Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta,
1991, hal : 32

[3] Dikutip dari : http://yogieaffandi.blogspot.com/2011/09/pengertian-


intelegensi.html, 17-11-2012

[4] John, W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2011, cet-4, hal :
134

[5] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2011, hal :
135

[6] Fauziah Nasution, Psikologi Umum, Fakultas Tarbiyah : IAIN SU, 2011, hal :
47-48

13

Anda mungkin juga menyukai