Anda di halaman 1dari 13

MACAM–MACAM INTELEGENSI DAN TINGKATANYA

Makalah Ini Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu :

Masrurotul Mahmudah, M.Pd.I

Oleh Kelompok 8 :

Dede Ahmad Ramadani 221260014

Melda Sari 221260044

Lia Putri Febriani 221260038

Progam Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF (IAIMNU)

METRO LAMPUNG

2022 M/1444 H

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Tuhan yang maha esa atas segala
limpahan rahmat,taufik dan hidayah Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Pendidikan dengan Judul “macam-macam intelegensi dan
tingkatanya”.

Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih banyak kepada Ibu


Masrurotul Mahmudah, M.Pd.I selaku Dosen pengampu mata kuliah
Psikologi Pendidikan yang telah memberikan bimbingan dalam
menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pemulisan makalah ini masih jauh


dari kata sempurna serta kesalahan yang penulis yakini di luar batas
kemampuan kami. Maka dari itu kami dengan senang hati menerima kritik
dan saran guna untuk membangun para pembaca. Penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Metro, 11 Oktober 2022

ii
DAFTAR PUTAKA

HALAMAN JUDUL .............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2

A. Pengertian Intelegensi.................................................................................2
B. Macam-Macam Inteligensi.........................................................................3
C. Tingkatan Inteligensi..................................................................................5

BAB III PENUTUP...............................................................................................9

A...Kesimpulan.................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di zaman modern saat ini, masyarakat umum mengenal inteligensi
sebagai istilah yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran, ataupun
kemampuan untuk memecahkan problem yang dihadapi. Gambaran
tentang anak yang berintelegensi tinggi adalah gambaran mengenai siswa
yang pintar, siswa yang selalu naik kelas dengan nilai baik, atau siswa
yang jempolan di kelasnya. Bahkan Gambaran ini meluas pada citra fisik,
yaitu citra anak yang wajahnya bersih, berpakaian rapi, matanya bersinar,
atau berkacamata. Sebaliknya, gambaran anak yang berinteligensi rendah
membawa citra seseorang yang lamban berfikir, sulit mengerti, prestasi
belajarnya rendah, dan mulut lebih banyak menganga disertai tatapan mata
bingung.
Pandangan awam sebagaimana digambarkan di atas, walaupun
tidak memberikan arti yang jelas tentang inteligensi namun pada
umumnya tidak berbeda jauh dari makna inteligensi sebagaimana yang
dimaksudkan oleh para ahli. Adapun definisinya, makna inteligensi
memang mendeskripsikan kepintaran dan kebodohan.
Pada umumnya, para ahli menerima pengertian akan inteligensi
sebagaimana istilah tersebut digunakan oleh orang awam. Kekaburan
lingkup konsep mengenai inteligensi menyebabkan sebagian ahli bahkan
tidak merasa perlu untuk berusaha memberikan batasan yang pasti. Bagi
mereka ini banyak diantara definisi yang telah dirumuskan ternyata terlalu
luas untuk dapat disalahkan dan terlalu kabur untuk dapat dimanfaatkan

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian intelegensi?
2. Apa Macam- macam intelegensi?
3. Apa Tingkatan intelengensi?

1
BAB II

PENDAHULUAN

A. Pengertian Intelegensi
Inteligensi adalah suatu istilah yang popular. Hampir semua orang
sudah mengenal istilah tersebut, bahkan mengemukakannya. Seringkali
kita dengar seorang mengatakan si A tergolong pandai atau cerdas
(inteligen) dan si B tergolong bodoh atau kurang cerdas (tidak inteligen).
Istilah inteligen sudah lama ada dan berkembang dalam masyarakat sejak
zaman Cicero yaitu kira-kira dua ribu tahun yang lalu dan merupakan
salah satu aspek alamiyah dari seseorang. Inteligensi bukan merupakan
kata asli yang berasal dari bahasa Indonesia. Kata inteligensi adalah kata
yang berasal dari bahasa latin yaitu “inteligensia“. Sedangkan kata “
inteligensia “ itu sendiri berasal dari kata inter dan lego, inter yang berarti
diantara, sedangkan lego berarti memilih. Sehingga inteligensi pada
mulanya mempunyai pengertian kemampuan untuk memilih suatu
penalaran terhadap fakta atau kebenaran.
Menurut W. Stem dalam Abu Ahmadidan Widodo Supriyono
mengemukakan intelegensi adalah suatu daya jiwa untuk dapat
menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat di dalam situasi yang baru.
 Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk
bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi
lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa
inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses
berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati
secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan
nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Menurut Wangmuba inteligensi merupakan suatu konsep mengenai
kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-
kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik
ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan
tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah
melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena
suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-
kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes
inteligensi. K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan
yang disertai dengan pemahaman atau pengertian. David Wechster (1986).
Definisinya mengenai intelegensi mula-mula sebagai kapasitas untuk

2
mengerti ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi tantangan-
tantangannya. Namun di lain kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi
adalah kemampuan untuk secara terarah, berfikir secara rasional dan
menghadapi lingkungannya secara efektif. Beberapa pakar menyebutkan
bahwa intelegensi sebagai keahlian untuk memecahkan masalah.

B. Macam-Macam Inteligensi
Ada beberapa macam intelegensi, antara lain :
a) Inteligensi keterampilan verbal
yaitu kemampuan untuk berpikir dengan kata-kata dan
menggunakan bahasa untuk mengungkapkan makna. Contohnya:
seorang anak harus berpikir secara logis dan abstrak untuk
menjawab sejumlah pertanyaan tentang bagaimana beberapa hal
bisa menjadi mirip. Contoh pertanyaannya “Apa persamaan Singan
dan Harimau”?. Cenderung arah profesinya menjadi: (penulis,
jurnalis, pembicaran

b) Inteligensi keterampilan matematis


Yaitu kemampuan untuk menjalankan operasi matematis.
Peserta didik dengan kecerdasan logical mathematical yang tinggi
memperlihatkan minat yang besar terhadap kegiatan eksplorasi.
Mereka sering bertanya tentang berbagai fenomena yang
dilihatnya. Mereka menuntut penjelasan logis dari setiap
pertanyaan. Selain itu mereka juga suka mengklasifikasikan benda
dan senang berhitung. Cenderung profesinya menjadi: (ilmuwan,
insinyur, akuntan)
c) Inteligensi kemampuan ruang
Yaitu kemampuan untuk berpikir secara tiga dimensi.
Cenderung berpikir secara visual. Mereka kaya dengan khayalan
internal (Internal imagery) sehingga cenderung imaginaif dan
kreatif. Contohnya seorang anak harus menyusun serangkaian
balok dan mewarnai agar sama dengan rancangan yang ditunjukan
penguji. Koordinasi visual-motorik, organisasi persepsi, dan
kemampuan untuk memvisualisasi dinilai secara terpisah.
Cenderung menjadi profesi arsitek, seniman, pelaut.
d) Inteligensi kemampuan musical
Yaitu kepekaan terhadap pola tangga nada, lagu, ritme, dan
mengingat nada-nada. Ia juga dapat mentransformasikan kata-kata
menjadi lagu, dan menciptakan berbagai permainan musik. Mereka
pintar melantunkan beat lagu dengan baik dan benar. Mereka

3
pandai menggunakan kosa kata musical, dan peka terhadap ritme,
ketukan, melodi atau warna suara dalam sebuah komposisi music.
e) Inteligensi Keterampilan kinestetik tubuh
Yaitu kemampuan untuk memanipulasi objek dan mahir
sebagai tenaga fisik. Senang bergerak dan menyentuh. Mereka
memiliki control pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan, dan
keanggunan dalam bergerak. Mereka mengeksplorasi dunia dengan
otot-ototnya. Cenderung berprofesi menjadi ahli bedah, seniman
yang ahli, penari.
f) Inteligensi Keterampilan intrapersonal
Yaitu kemampuan untuk memahami diri sendiri dengan
efektif mengarahkan hidup seseorang. Memiliki kepekaan perasaan
dalam situasi yang tengah berlangsung, memahami diri sendiri, dan
mampu mengendalikan diri dalam konflik. Ia juga mengetahui apa
yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan dalam
lingkungan social. Mereka mengetahui kepada siapa harus
meminta bantuan saat memerlukan. Cenderung berprofesi menjadi
teolog, psikolog.
g) Inteligensi keterampilan interpersonal
Yaitu kemampuan untuk memahami dan secara efektif
berinteraksi dengan orang lain.Pintar menjalin hubungan social,
serta mampu mengetahui dan menggunakan beragam cara saat
berinteraksi. Mereka juga mampu merasakan perasaan, pikiran,
tingkah laku dan harapan orang lain, serta mampu bekerja sama
dengan orang lain.
h) Inteligensi keterampilan naturali
Yaitu kemampuan untuk mengamati pola di alam serta
memahami system buatan manusia dan alam. Menonjol
ketertarikan yang sangat besar terhadap alam sekitar, termasuk
pada binatang, diusia yang sangat dini. Mereka menikmati benda-
benda dan cerita yang berkaitan dengan fenomena alam, misalnya
terjadinya awan, dan hujan, asal-usul binatang, peumbuhan
tanaman, dan tata surya.
i) Inteligensi emosional
Yaitu kemampuan untuk merasakan dan mengungkapkan
emosi secara akurat dan adaftif (seperti memahami persfektif orang
lain).Orang yang berjasa menemukan tes inteligensi pertama kali
ialah seorang dokter bangsa Prancis Alfred Binet dan pembantunya
Simon. Tesnya terkenal dengan nama tes Tes Binet-Simon. Seri tes
dari Binet-Simon ini, pertamakali diumumkan antara 1908-1911

4
yang diberi nama : “Chelle Matrique de l’inteligence” atau skala
pengukur kecerdasan. Tes binet-simon terdiri dari sekumpulan
pertanyaan-pertanyaan yang telah dikelompok-kelompokkan
menurut umur (untuk anak-anak umur 3-15 tahun). Pertanyaan-
pertanyaaan itu sengaja dibuat mengenai segala sesuatu yang tidak
berhubungan dengan pelajaran di sekolah. Seperti mengulang
kalimat, dengan tes semacam inilah usia seseorang diukur atau
ditentukan. Dari hasil tes itu ternyata tidak tentu bahwa usia
kecerdasan itu sama dengan usia sebenarnya (usia kalender).
Sehingga dengan demikian kita dapat melihat adanya.

C. Tingkatan Inteligensi
Tingkat Intelegensi Super dan cites mengemukakan suatu definisi
yang sering dipakai oleh sementara orang sebagai berikut. Intelegensi
didefisikan sebagai kemampuan yang menyesuaikan diri dengan lingkunga
atau belajar dari pengalaman.Untuk itu memerlukan kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan demi kelestarian
hidupnya.Hidupnya bukan hanya kelestarian hidupnya. Definisi tersebut
diatas menurut Garett dipandang difinisi yang terlalu luas, umum dan
kurang operasional. Oleh karena itu, Garrett mencoba mengemukakan
definisi intelegensia yang lebih opersional sebagai berikut. Intelegensia
merupakan kemampuankemampuan yang diperlukan untuk pemecahahan
masalah-maslah yang yang memelukan pengertian serta menggunakan
simbl-simbol. Manusia hidup dengan senantiasa menghadapi
permasalahan, setiap permaslahan harus dipecahkan agar manusia
memperoleh kesembangan dalam hidup.
Untuk itu diperlukan kemampuan-kemampuan pemecahanya
dengan menggunakan pengertian serta simbol-simbol. Menurut Stoddart
(dalam Crow dan Crow, 2005:186) inteligensi merupakan bentuk
kemampuan untuk menyelesaikan kegiatan yang bercirikan: 1) Sulit; 2)
Ruwet dan kompleks yang mengandung bermacammacam tugas yang
harus dapat diatasi dengan baik, dalam arti bahwa individu yang inteligen
mampu menyerap kemampuan baru dan memadukan kemampuan yang
sudah dimiliki untuk kemudian digunakan dalam menghadapi masalah; 3)
Abstrak, yaitu mengandung simbol-simbol yang memerlukan analisis dan
interpretasi; 4) efisien.5) Penyesuaian terhadap tujuan, yaitu memiliki arah
dan target yang jelas; 6) Dapat diterima oleh nilai dan norma sosial; 7)
Daya temu, yaitu pola pikir yang membangkitkan kreativitas untuk
menciptakan sesuatu yang baru.

5
Stoddart mengakui kesatuan-kesatuan tersebut mesti ada di antara
tingkah laku yang inteligen, dan dia menekankan aspek tingkah laku yang
dirangsang oleh tujuan atau pemecahan masalah sebagai tingkah laku yang
inteligen. Binet (1904, dalam Suryabrata, S. 1998: 165) menjelaskan
hakikat inteligensi ada tiga macam, yaitu : 1) Kecenderungan untuk
menetapkan dan mempertahankan tujuan tertentu. Makin cerdas seseorang
makin cakap ia membuat tujuan sendiri, punya inisiatif sendiri. 2)
Kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dengan maksud untuk
mencapai tujuan itu. Jadi makin cerdas seseorang dia dapat menyesuaikan
cara-cara menghadapi sesuatu dengan semestinya dan makin dapat
bersikap kritis. 3) Kemampuan otokritik, yaitu kemampuan untuk
mengkritik diri sendiri dan kemampuan untuk belajar dari kesalahan yang
telah dibuatnya.
Pakar lain yaitu Gardner (1983, dalam Campbel, 2002: 2)
mengajukan teori multiple inteligences (kecerdasan majemuk) yang
berasal dari rasa tidak puas tentang konsep IQ. Menurut pandangan
Gardner (1983, dalam Campbel, 2002: 4) kecerdasan adalah : 1)
Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan
manusia. 2) Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru
untuk diselesaikan. 3) Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau
menawarkan jasa yang menimbulkan penghargaan dalam budaya
seseorang. Gardner menyarankan tentang kognisi manusia dengan tujuh
kecerdasan manusia adalah sebagai berikut: tiga inteligensi sudah kita
kenal sebelumnya, adalah kecerdasan linguistik, kecerdasan logical
matematik dan kecerdasan spasial, sedang empat ide baru Gardner adalah
kecerdasan kelincahan tubuh, kecerdasan musik, kecerdasan interpersonal
dan terakhir kecerdasan personal.
Intelegensi merupakan kemampuan seseorang untuk berpikir dan
bertindak secara terarah, kemampuan untuk memecahkan masalah,
kemampuan untuk mengolah informasi dengan cepat dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan serta memiliki kemampuan untuk
belajar. Dalam hal ini bekal kecerdasan intelektual akan memberi
kemudahan bagi seseorang untuk beradaptasi dengan lingkungan dan
menggunakan lingkungan sebagai sumber untuk pengambangan diri.
Potensi sedemikian tidak lagi menempatkan siswa yang selalu bergantung
pada bantuan dan bimbingan guru tetapi ia mampu mengoptimalkan
lingkungan dan menjadikan lingkungan sebagai sumber belajar alternative.
Faktor-faktor yang terdapat dalam IQ adalah; (Hariwijaya, 2006:11)
1. Faktor kemungkinan untuk mengingat.
2. Faktor kecakapan untuk menggunakan bahasa

6
3. Faktor kemampuan untuk bekerja dengan bilangan
4. Faktor kelancaran untuk menggunakan kata-kata sukar
dalam pengucapan
5. Faktor yang mendasari kemamuan untuk berpikir logis
6. Faktor kemampuan untuk mengamati
7. Faktor kemampuan untuk mengadakan orientasi dalam
ruangan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi intelegensia antara lain;

1. Faktor bawaan atau genetic adalah kecerdasan yang dibawa sejak


individu dilahirkan.
2. Faktor kondisi lingkungan adalah kecerdasan yang diperoleh dari
kegiatan yang diperoleh dari pergaulan dengan lingkungannya.
3. Faktor gizi yang dikonsumsi dan rangsangan-rangsangan yang
bersifat kognitif emosional. Perpaduan faktor-faktor itulah yang
menimbulkan tindakan atau perbuatan berdasarkan intelegensia
siswa.

Sarlito Wirawan (2000:70), menyatakan banyak definisi yang


diajukan para sarjana, namun satu sama lain berbeda. Claparede Stern
memberi definisi intelegensia adalah penyesuaian diri secara mental
terhadap situasi atau kondisi yang baru. Buhier memberi definisi
intelegensia yang sangat luas yaitu bahwa intelegensi adalah perbuatan
yang disertai dengan pemahaman atau pengertian. Dari beberapa
pendapat di atas intelegensi adalah kemampuan individu berfikir dan
bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan
secara efektif.

kemampuan itu adalah untuk mengolah lebih jauh hal-hal yang


diamati. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi akademik
seseorang adalah tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ). Menurut
Syah (2006: 204) tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa sangat
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin
tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa, maka semakin besar
peluangnya untuk meraih sukses, dan sebaliknya semakin rendah
kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya
untuk memperoleh sukses.

Hal yang sama juga diungkap oleh David Wechsler (dalam Azwar,
2004: 186) mendefinisikan intelegensi adalah kumpulan atau totalitas
kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir

7
secara rasional serta menghadapi lingkungannya dengan efektif, dari
definisi tersebut nampak adanya pengaruh yang signifikan antara
intelegensi terhadap prestasi akademik. Hal ini juga didukung oleh
penelitian Ni Kadek Sukiati Arini yang berjudul “Pengaruh Tingkat
Intelegensi dan Motivasi Belajar Terhadap Prestai Akademik Siswa
Kelas XI SMA Negeri 99 Jakarta”. Data hasil analisis menunjukkan
nilai hitung sebesar 2,305 dengan tingkat signifikansi 0,022 (p <
0,05).

Hal ini menunjukkan bahwa intelegensi berpengaruh secara


signifikan terhadap prestasi akademik. Dengan demikian, hipotesis
yang menyatakan terdapat pengaruh tingkat intelegensi terhadap
prestasi akademik diterima.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Inteligensi adalah suatu istilah yang popular. Hampir semua orang
sudah mengenal istilah tersebut, bahkan mengemukakannya. Seringkali
kita dengar seorang mengatakan si A tergolong pandai atau cerdas
(inteligen) dan si B tergolong bodoh atau kurang cerdas (tidak inteligen).
Istilah inteligen sudah lama ada dan berkembang dalam masyarakat sejak
zaman Cicero yaitu kira-kira dua ribu tahun yang lalu dan merupakan
salah satu aspek alamiyah dari seseorang. Inteligensi bukan merupakan
kata asli yang berasal dari bahasa Indonesia. Kata inteligensi adalah kata
yang berasal dari bahasa latin yaitu “inteligensia“. Sedangkan kata “
inteligensia “ itu sendiri berasal dari kata inter dan lego, inter yang berarti
diantara, sedangkan lego berarti memilih. Sehingga inteligensi pada
mulanya mempunyai pengertian kemampuan untuk memilih suatu
penalaran terhadap fakta atau kebenaran.
Tingkat Intelegensi Super dan cites mengemukakan suatu definisi
yang sering dipakai oleh sementara orang sebagai berikut. Intelegensi
didefisikan sebagai kemampuan yang menyesuaikan diri dengan lingkunga
atau belajar dari pengalaman.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi intelegensia antara lain;

1. Faktor bawaan atau genetic adalah kecerdasan yang dibawa sejak


individu dilahirkan.
2. Faktor kondisi lingkungan adalah kecerdasan yang diperoleh dari
kegiatan yang diperoleh dari pergaulan dengan lingkungannya.
3. Faktor gizi yang dikonsumsi dan rangsangan-rangsangan yang
bersifat kognitif emosional. Perpaduan faktor-faktor itulah yang
menimbulkan tindakan atau perbuatan berdasarkan intelegensia
siswa.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aryanti dan Wahyuni.2003. Multiple Intelligences & Application.Salatiga ;


Gernard, howard.2011. Frames of Mind: The Theory of Multiples Intelligence.
New York ; Basic Book
Sandjaja, stefanus.2006. Teori Multiple Intelligences dan Aplikasinya di
Pendidikan Anak Usia Dini.Semarang

10

Anda mungkin juga menyukai