INTELIGENSI
Kelas H
PEKALONGAN
2020
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas dari Ibu Aan Fadia
Annur, M. Pd. pada mata kuliah Pengantar Psikologi di IAIN Pekalongan. Selain
itu, penulis juga berharap supaya makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca mengenai Inteligensi
Demikian kata pengantar makalah kami buat, penulis berharap semoga dapat
memberikan manfaat bagi semua. Terlepas dari hal tersebut, penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini. Sekian dan
terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Inteligensi..............................................................................3
B. Aspek-aspek inteligensi..........................................................................4
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi........................................8
D. Sejarah Pengukuran Inteligensi............................................................. 10
E. Inteligensi dan Bakat............................................................................ 12
A. Kesimpulan ............................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inteligensi
1
Saifuddin Azwar, Pengantar Psikologi Intelegensi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 5.
2
Sumadi Suryasubrata, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Raja Grafindo, 2004), 45.
3
bertujuan, berpikir rasional, dan berhubungan efektif dengan lingkungannya.3
Menurut Rudolf Amathauer, inteligensi ialah suatu struktur khusus dalam
keseluruhan kepribadian seseorang, suatu keutuhan yang berstruktur yang terdiri
atas kemampuan jiwa-mental dan diungkapkan melalui prestasi, serta memberikan
kemampuan kepada individu untuk bertindak. Inteligensi hanya dapat dikenal
melalui ungkapan-ungkapan, yaitu melalui prestasi.4
Yaitu kemampuan berpikir dengan kata-kata dan kalimat baik lisan maupun
tulisan. Anak dengan kecerdasan ini memiliki kepekaan terhadap makna dan
susunan kata-kata dan mereka juga memiliki perbendaharaan kata yang luas.
Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi
berbahasa adalah:
3
A. Sutardjo Wiramihardja, Pengantar Psikologi Klinis, (Bandung: Refika Aditama, 2007), 95.
4
Ibid.
5
Ivan Veriansyah, Sarwono, Moh. Gamal Rindarjono. HUBUNGAN TINGKAT INTELEGENSI (IQ)
DAN MOTIVASI BELAJAR GEOGRAFI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI SINGKAWANG KOTA TAHUN AJARAN 2016/2017. Jurnal GeoEco ISSN:
2460-0768 Vol. 4, No. 1 (Januari 2018) Hal. 41-50
4
d. Pandai mengingat dan menghafal.
e. Mudah mengungkapkan perasaan baik lisan maupun tulisan. Contoh: ahli
pidato, pelawak, penulis cerita, dan MC.
2. Inteligensi logis-matematis
Yaitu kemampuan berpikir pada citra dan gambar. Anak dengan kecerdasan
ini memiliki kemampuan memahami alam secara akurat dan menciptakan ulang
aspek-aspek alam seperti menggambar pemandangan. Karakteristik individu yang
menunjukkan kemampuan dalam inteligensi visual spasial adalah:
5
g. Mengenal relasi benda-benda dalam ruang. Contoh: arsitektur, pembuat
film, pilot, pematung, dan pelukis.
4. Inteligensi musikal
Yaitu kemampuan berpikir dengan nada, ritme, irama, dan melodi juga pada
suara alam. Anak dengan kecerdasan ini memiliki kepekaan terhadap pola titi
nada, melodi, dan ritme. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan
dalam inteligensi musikal adalah:
6
h. Pandai merakit sesuatu menjadi suatu produk.
i. Senang bergerak atau tidak bisa diam dalam waktu yang lama.
6. Inteligensi intrapersonal
7
berhubungan dengan orang lain. Karakteristik individu yang mempunyai
kemampuan inteligensi interpersonal:
Yaitu kemampuan untuk memahami gejala alam. Anak dengan kecerdasan ini
mampu mengenali dan mengelompokkan sejumlah binatang atau tanaman, suka
mengumpulkan batu-batuan, senang berhubungan dengan alam seperti merawat
tanaman atau binatang. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan
dalam inteligensi naturalis yaitu:
Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap individu memiliki tingkat
intelegensi yang berbeda. Hal ini seperti yang disebutkan di atas ada pandangan
yang menekankan pada bawaan (pandangan kualitatif) dan ada yang menekankan
pada proses belajar (pandangan kuantitatif) sehingga dengan adanya perbedaan
pandangan tersebut dapat diketahui bahwa intelegensi dipengaruhi oleh faktor-
faktor sebagai berikut:
8
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa individu-individu yang berasal
dari suatu keluarga, atau bersanak saudara, nilai dalam tes IQ mereka berkolerasi
tinggi ( + 0,50 ), orang yang kembar ( + 0,90), yang tidak bersanak saudara ( +
0,20 ), anak yang diadopsi korelasi dengan orang tua angkatnya ( + 0,10 – +0,20 ).
6. Kebebasan
9
Semua faktor tersebut di atas bersangkutan satu sama lain. Untuk menentukan
inteligensi atau tidaknya seorang anak, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada
salah satu faktor tersebut, karena inteligensi adalah faktor total. Keseluruhan
pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan inteligensi seseorang.6
Pada abad XIV di Cina, telah berlangsung usaha untuk mengukur kompetensi
para pelamar jabatan pegawai negara. Untuk dapat diterima sebagai pegawai, para
pelamar harus mengikuti ujian, ujian tertulis mengenai pengetahuan konvusion
klasik dan mengenai kemampuan menulis puisi. Ujian ini berlangsung sehari
semalam di tingkat distrik. Kurang dari 7% pelamar yang biasanya lulus tingkat
distrik kemudian harus mengikuti ujian berikutnya yang berupa menulis prosa dan
sajak. Dalam ujian ke 2 ini kurang dari 10% peserta yang lulus. Akhirnya barulah
ujian tingkat akhir diadakan di Peking dimana di antara para peserta terakhir ini
hanya lulus 3% saja. Lulusan ini kemudian bekerja sebagai pegawai negara.
Dengan demikian dari ke 3 tahap ujian tersebut hanya 5 di antara 100.000 pelamar
yang akhirnya menjadi pegawai. Mungkin suatu kebetulan, bahwa awal
perkembangan pengukuran mental berpusat pada kempuan yang bersifat umum
yang kita kenal sebagai tes inteligensi. Usaha pengukuran inteligensi berkembang
dalam kurun waktu yang kurang lebih serempak di Amerika Serikat dan Prancis.
Di Amerika, usaha pertama tersebut dimulai oleh tokoh pencetus istilah “tes
mental”, James Mckeen Cattell (1860-1944), yang menerbitkan bukunya “Mental
Test and Measuremens” di tahun 1890. Buku ini berisi serangkaian tes inteligensi
yang terdiri atas 10 jenis ukuran.
E. Seguin (1812 – 1880) disebut sebagai pionir dalam bidang tes inteligensi
yang mengembangkan sebuah papan yang berbentuk sederhana untuk
menegakkan diagnosis keterbelakangan mental. Kemudian usaha ini distandanisir
6
https://www.universitaspsikologi.com/2018/04/definisi-sejarah-faktor-mempengaruhi-
inteligensi.html
10
oleh Henry H. Goddard (1906). E. Seguin digolongkan kepada salah seorang yang
mengkhususkan diri pada pendidikan anak terkebelakang dan disebut juga bapak
dari tes performansi. Joseph Jasnow (1863 – 1944) merupakan salah satu dari
beberapa orang yang pertama kali mengembangkan daftar norma-norma dalam
pengukuran psikologis. G.C. Ferrari (1896) mempublikasikan tes yang bisa
dipakai untuk mendiagnosis keterbelakangan mental. August Oehr mengadakan
penelitian inhmetasi antara berbagai fungsi psikologis (h. 14). E. Kraepelin,
seorang psikotes menyokong usaha ini, empat macam tes yang dikembangkan di
antaranya yaitu: Koordinasi motorik, Asosiasi kata-kata, Fungsi persepsi, dan
Ingatan. E. Kraepelin juga mengembangkan tes inteligensi yang berkaiatan
dengan tes penataran aritmatik dan kalkulasi sederhana tahun 1895. Di samping
itu, berkembang pula tes yang dipakai untuk kelompok (group). Hal ini diawali
dengan tes verbal untuk seleksi tentara (wajib militer) yang disebut dengan Army
Alpha. Untuk yang buta huruf atau tidak bisa berbicara bahasa Inggris
dipergunakan Army Beta sekitar tahun 1917 – 1918, tes ini dipakai hampir dua
juta orang.
11
kelompok berupa : The California Test of Mental Maturity (CTMM), The
Henmon – Nelson Test Mental Ability, Otis – Lennon Mental Ability Test,
and, Progassive Matrices.
Name IQ
Very superior 130 +
Superior 120 – 129
Bright normal 110 – 119
Average 90 – 109
Borderline 80 – 89
Dull normal 70 – 79
Mental defective 69 and below
E. Inteligensi dan Bakat
12
Inteligensi membantu siswa dalam memecahkan permasalahan di
lingkungannya, sedangkan bakat akan mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi
seorang siswa pada aspek atau bidang-bidang tertentu. Bakat merupakan
kecerdasan khusus yang dimiliki oleh seseorang. Tiap orang dapat memiliki jenis
bakat yang berbeda-beda, yaitu ada yang memiliki bakat di bidang musik,
olahraga, maupun dengan orang yang memiliki bakat numerik atau berhitung.
Bakat akan sangat dapat membantu seseorang dalam kesuksesan di masa yang
akan datang. Bakat adalah suatu potensial bawaan dimana jika dilatih dengan baik
dan telaten maka dapat menjadi suatu keahlian seseorang dan dapat meraih
kesuksesan. Bakat yang merupakan potensial khusus ini memiliki pola perilaku
masing-masing dalam pengembangannya. Seorang siswa yang memiliki tingkat
keterbakatan yang tinggi akan lebih mampu dalam memamahami suatu informasi
atau ilmu dan pengetahuan serta kemampuan yang berhubungan dengan persoalan
dalam aspek tersebut daripada dengan siswa lain. Oleh karena itu, pelatihan
khusus untuk mengembangkan bakat seorang siswa sangatlah dibutuhkan juga
peran orangtua sangat penting dan harus bijaksana dalam pengembangan bakat
tersebut dan juga tidak memaksakan kehendak siswa tersebut untuk melanjutkan
pendidikan pada bidang yang tidak disukai dan bukan pada keahlian atau
kemampuan siswa tersebut tanpa persetujuan siswa itu sendiri karena kesalahan
yang disebabkan oleh ketidakbijaksanaan ini dapat mempengaruhi prestasi
akademik siswa tersebut.
13
tinggi sehingga tidak akan sulit untuk siswa tersebut dapat memahami
pembelajaran di kelas. Terdapat juga siswa-siswi dengan tingkat inteligensi dan
keterbakatan yang rendah yang tentunya siswa tersebut memiliki beberapa
kesulitan dalam pembelajaran sehingga sulit untuknya memahami materi dan
informasi yang diberikan guru di ruang kelas. Oleh karena itu, guru juga harus
mengetahui bagaimana cara memperlakukan siswa-siswi dengan tingkat
inteligensi yang beragam di ruang kelas sehingga setiap siswa dapat memiliki
prestasi belajar yang memuaskan.
Inteligensi dan bakat tentu memiliki pengaruh besar dalam tingkat kecerdasan
dan kemampuan seorang siswa, tetapi hal ini tentu tidak menjadi faktor utama
dalam menentukan keberhasilan dan kesuksesan seorang siswa. Inteligensi dan
bakat sangat mempengaruhi prestasi akademik siswa, karena memiliki modal
potensi yang memudahkan siswa tersebut untuk dapat memahami informasi dalam
belajar sehingga dapat menghasilkan prestasi akademik yang tinggi dan optimal.
Selain dari faktor internal yaitu inteligensi dan bakat, faktor lain juga tentu
berpengaruh besar dalam prestasi akademik seorang siswa. Seperti motivasi
belajar serta lingkungan yang mendukung. Kondisi intelektual seseorang juga
dapat mempengaruhi keberhasilan dan prestasi seseorang yang menyangkut
dengan kemampuan seperti bakat dan juga kemampuan seseorang serta
kemampuan siswa dalam menguasai pengetahuan dan materi pembelajaran yang
telah diberikan. Selain itu faktor dari luar diri siswa juga berpengaruh pada
prestasinya seperti lingkungan sosial dan juga lingkungan masyarakatnya. Hal ini
dapat mempegaruhi tingkat konsetrasi dari seorang siswa dalam belajar sehingga
dapat berpengaruh besar dalam prestasi akademiknya di sekolah.
Selain itu, siswa-siswi yang belajar di sekolah dan melakukan kegiatan belajar
untuk memperoleh pendidikan dan juga prestasi akademik yang memuaskan tentu
didukung oleh orangtua dan guru juga dari lingkungannya untuk mendidik,
memberi motivasi dan fasilitas sehingga siswa tersebut dapat belajar dengan baik
dan mendapatkan prestasi yang optimal.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inteligensi dan bakat merupakan salah satu hal yang mempengaruhi prestasi
akademik seorang siswa. Tingkat tinggi dan rendahnya inteligensi dan bakat dapat
diukur untuk dapat memudahkan seseorang siswa mengetahui cara belajar dan
talenta serta kemampuan yang dimilikinya. Rata-rata seorang siswa dengan
keterbakatan yang tinggi juga memiliki tingkat inteligensi yang tinggi sehingga
dapat memudahkan dirinya untuk dapat mencapai keberhasilan dan memiliki
kesempatan lebih besar untuk menjadi sukses.
B. SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.universitaspsikologi.com/2018/04/definisi-sejarah-faktor-
menpengaruhi-inteligensi.html
16