Dalam kajian ini, penulis lebih menitikberatkan pada bahasan yang berkaitan
dengan perkembangan sekte-sekte Syi'ah secara garis besar, serta hubungannya dengan
paham Mahdiyyah.
Pada masa Hasan ibn 'Ali, posisi kaum Syiah semakin goyah karena derasnya
fitnah, perselisihan, dan perpecahan di kalangan mereka, yang sengaja ditanamkan oleh
golongan Saba'iyyah, pengikut Ibn Saba'. Lemahnya daya juang dan kurang wibawanya
Hasan adalah menjadi faktor yang mempersulit posisi golongan Syi'ah. Usaha Hasan
gerakan Mu'awiyah, sungguh hasilnya sangat mengecewakan. Pada saat itulah Hasan
mulai ditinggalkan oleh kaumnya, demikian Ihsan Ilahi Zahir, sehingga sebagian
Mu'awiyah, dan golongan Khawarij. Oleh karena itu, Hasan pun kemudian memilih jalan
damai dengan pihak Mu'awiyah. Selanjutnya ia mundur dari jabatan khalifah secara
formal pada tahun 41 H/661 M, dengan demikian secara de jure, ia menjabat selama
sepuluh tahun, akan tetapi secara defacto, ia berkuasa hanya enam bulan tiga hari.17
Sesudah Hasan wafat, diangkatlah saudaranya, Husain ibn 'Ali sebagai Imam.
Putera 'Ali kedua ini tampak memiliki semangat dan daya juang sebagai yang dimiliki
bapaknya, namun sayang, ia harus tewas di ujung pedang tentara Yazid di padang
makamnya dipandang sebagai tempat yang keramat serta memiliki keistimewaan dan