Anda di halaman 1dari 11

HAFIDH DIAS PERMANA

2120006

TELAAH MATERI PAI MTS/MA – E

HADITS KEUTAMAAN MENCARI ILMU, BELAJAR DAN MENGAJAR

i
HADITS TENTANG KEUTAMAAN MENCARI ILMU, BELAJAR DAN
MENGAJAR

KODE B.3

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Telaah Materi PAI

Dosen Pengampu: Muhammad Hufron, M.S.I

Disusun Oleh

HAFIDH DIAS PERMANA (2120006)

Kelas : E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

2022

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayat
serta inayahnya. Sholawat serta salam semoga selalu terhaturkan kepada Nabi pembuka pintu
syafaat Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para umatnya.

Alhamdulillah kami ucapkan puji syukur atas selesainya penulisan makalah tugas
kami ucapkan terimakasih kepada bapak Muhammad Hufron MSI. Pada mata kuliah telaah
materi PAI mts/ma. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“ hadits keutamaan mencari ilmu, belajar dan mengajar” Bagi para pembaca dan juga para
penulis makalah ini.

Saya mengucapkan terimakasih kepada bapak Muhammad hufron MSI. selaku dosen
mata kuliah telaah materi PAI mts/ma Dan saya memohon maaf yang sebesar - besarnya jika
dalam penulisan makalah ini. Masih banyak kekurangan, untuk itu mohon kritik dan saran
untuk memperbaiki makalah ini.

Pekalongan, 15 maret 2022

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... iii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iv
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................................... 1
C. TUJUAN................................................................................................................................. 1
BAB II............................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 2
1. Hadist tentang keutamaan mencari ilmu. ............................................................................. 2
1. Hadist tentang keutamaan belajar. ....................................................................................... 2
2. Hadist tentang keutamaan mengajar. ................................................................................... 4
BAB III ........................................................................................................................................... 6
PENUTUP....................................................................................................................................... 6
A. KESIMPULAN .................................................................................................................... 6
B. SARAN ................................................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 7

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mencari ilmu adalah kewajiban Semua orang, baik pria atau wanita, dan pengetahuan
Tentu saja, ini akan diperoleh melalui proses belajar. Pendidikan kehidupan manusia mutlak
diperlukan, harus puas seumur hidup. Sama sekali tidak mungkin tanpa pendidikan
Kelompok manusia dapat hidup dan berkembang sesuai keinginannya Menurut pandangan
mereka tentang kehidupan, kemajuan, kemakmuran dan kebahagiaan.1

Pendidikan adalah masalah besar yang dihadapi umat manusia Selalu up-to-date untuk
diskusi dan request agar selalu relevan Dengan keberlangsungan dinamika kehidupan
masyarakat. proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan yang
tujuannya adalah untuk Mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas karena
manusia Kualitas dapat dilihat dari pendidikan.2

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja hadist tentang keutamaan mencari ilmu?

2. Apa saja hadist tentang keutamaan belajar?

3. Apa saja hadist tentang keutamaan mengajar?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui tentang hadist keutamaan mencari ilmu.

2. Untuk mengetahui tentang hadist keutamaan belajar.

3. Untuk mengetahui tentang hadist keutamaan mengaj

1
Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidkan, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hlm. 2
2
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hlm. 1.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Hadist tentang keutamaan mencari ilmu.

َ ‫ّللا الَّذينَ أوتوا العل َم‬


‫علَى‬ َّ ‫ّللا الَّذينَ آ َمنوا منكم َوا َّلذينَ أوتوا العل َم دَ َر َجات قَا َل يَرفَع‬
َّ ‫عبَّاس يَرفَع‬
َ ‫ن ابن‬
‫ا َّلذينَ آ َمنوا بدَ َر َجات‬

Dari Ibnu Abbas radliallahu anhu: ketika menafsirkan ayat : (Allah


meninggikan orang-orang yang beriman dari kamu sekalian, dan orang-orang yang
diberi ilmu beberapa derajat. al-mujadalah:11); dia berkata maksudnya adalah "Allah
meninggikan orang-orang yang diberi ilmu atas orang-orang yang beriman beberapa
derajat". (HR. Darimi) No. 356.3

Rasulullah SAW juga mendoakan orang yang mencari ilmu

: ‫سم َع منَّا َحديثا‬ َّ ‫سلَّ َم يَقول نَض ََّر‬


َ ‫ّللا ام َرأ‬ َ ‫علَيه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللا‬ َ ‫عن زَ يد بن ثَابت قَا َل‬
َّ ‫سمعت َرسو َل‬
َ ‫ّللا‬ َ
َ ‫ظه َحتَّى ي َبلغَه فَربَّ َحامل فقه إلَى َمن ه َو أَفقَه منه َوربَّ َحامل فقه لَي‬
‫س بفَقيه‬ َ ‫فَ َحف‬

Dari Zaid bin Tsabit ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda: "Semoga Allah memperindah orang yang mendengar hadits
dariku lalu menghafal dan menyampaikannya kepada orang lain, berapa banyak orang
menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih berilmu, dan berapa banyak pembawa
ilmu yang tidak berilmu." (HR. Abu Daud) No. 3175.Shahih.

2. Hadist tentang keutamaan belajar.

Di dalam kitab Shahihnya, Imam Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari


Hajjaj bin Minhal dari Syu’bah dari Alqamah bin Martsad dari Sa’ad bin Ubaidah dari
Abu Abdirrahman As-Sulami dari Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, bahwa
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

‫علَّ َمه‬
َ ‫ خَيركم َمن تَعَلَّ َم القرآنَ َو‬.

3
https://jateng.inews.id/berita/hadis-mencari-ilmu/2

2
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”

Masih dalam hadits riwayat Al-Bukhari dari Utsman bin Affan, tetapi dalam redaksi
yang agak berbeda, disebutkan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

‫علَّ َمه‬
َ ‫ضلَكم َمن تَعَلَّ َم القرآنَ َو‬
َ ‫ إ َّن أَف‬.

“Sesungguhnya orang yang paling utama di antara kalian adalah yang belajar Al-
Qur`an dan mengajarkannya.”

Di dalam dua hadits tersebut terdapat dua amalan yang dapat membuat
seorang muslim menjadi yang terbaik di antara saudara-saudaranya sesama muslim
lainnya, yaitu belajar Al-Qur`an dan mengajarkan Al-Qur`an. Tentu, baik belajar
ataupun mengajar yang dapat membuat seseorang menjadi yang terbaik di sini, tidak
bisa lepas dari keutamaan Al-Qur`an itu sendiri. Al-Qur`an adalah kalam Allah,
firman-firman-Nya yang diturunkan kepada Nabi-Nya melalui perantara Malaikat
Jibril Alaihissalam. Al-Qur`an adalah sumber pertama dan acuan utama dalam ajaran
Islam. Karena keutamaan yang tinggi inilah, yang membuat Abu Abdirrahman As-
Sulami –salah seorang yang meriwayatkan hadits ini– rela belajar dan mengajarkan
Al-Qur`an sejak zaman Utsman bin Affan hingga masa Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-
Tsaqafi.

Al Hafiz Ibnu Katsir dalam kitabnya Fadhail Quran halaman 126-127 berkata:
[Maksud dari sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam “Sebaik-baik kalian
adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkan kepada orang lain” adalah,
bahwa ini sifat-sifat orang-orang mukmin yang mengikuti dan meneladani para rasul.
Mereka telah menyempurnakan diri sendiri dan menyempurnakan orang lain. Hal itu
merupakan gabungan antara manfaat yang terbatas untuk diri mereka dan yang
menular kepada orang lain.

Dari Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda kepadaku:
Bacakan Alquran kepadaku. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, aku harus membacakan
Alquran kepada baginda, sedangkan kepada bagidalah Alquran diturunkan?
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya aku senang bila mendengarkan dari orang
selainku. Kemudian aku membaca surat An-Nisa’. Ketika sampai pada ayat yang
berbunyi: {Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan

3
seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan engkau
(Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (umatmu).} Aku angkat kepalaku atau
secara mendadak ada seseorang berada di sampingku. Dan ketika aku angkat
kepalaku, aku melihat beliau mencucurkan air mata. Sahih Muslim No: 1332

Imam Nawawi berkata [Ada beberapa hal yang dapat dipetik dari hadis ini, di
antaranya: sunat hukumnya mendengarkan bacaan Alquran, merenungi, dan menangis
ketika mendengarnya, dan sunat hukumnya seseorang meminta kepada orang lain
untuk membaca Al Quran agar dia mendengarkannya, dan cara ini lebih mantap untuk
memahami dan mentadabburi Al Quran, dibandingkan dengan membaca sendiri].

3. Hadist tentang keutamaan mengajar.

Belajar sebagai suatu aktivitas dalam mencari ilmu mesti didasarkan atas
prinsip tertentu yang meliputi seperti ketauhidan atau keimanan. Penekanan AlQur‟an
mengenai prinsip keimanan dalam belajar, secara lebih tegas, dapat dilihat dalam ayat
pertama turun yaitu: “bacalah” dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan
(Q.S. Al-„Alaq : 1) ayat ini mengajarkan, bahwa membaca sebagai salah satu aktivitas
belajar mesti berangkat dari nama Tuhan yang telah menciptakan segala sesuatu.
Dengan demikian belajar mesti berangkat dari keimanan dan berorientasi untuk
memperkuatnya. Penguasaan ilmu adalah sebagai modal yang dapat menambah dan
memperkokoh keimanan tersebut. Dan hasilnya adalah tunduk dan patuh kepada sang
pencipta yaitu Allah SWT.

Ketauhidan yang dijadikan prinsip utama dalam belajar lebih jauh


menggambarkan keikhlasan dan tujuan pencarian ilmu. Ikhlas dalam belajar berarti
bersih dari tujuan dan kepentingan duniawi. Maka mendapatkan lapangan pekerjaan
seharusnya tidak dijadikan sebagai tujuan utama dalam belajar. Berdasarkan prinsip
tauhid ini, maka dapat ditegaskan bahwa mempelajari segala macam ilmu merupakan
usaha menguatkan akidah tauhid, bertambah ilmu sebagai efek dari belajar maka
bertambah pula keyakinan kepada sang pencipta atau pemberi ilmu itu.

Menurut Ramayulis seperti yang dikutipnya dari M. Arifin, mengajar sebagai


suatu kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada pelajar agar dapat menerima,
menggapai, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Mengajar
mengandung tujuan agar pelajar dapat memperoleh pengetahuan yang kemudian

4
dapat mengembangkan dengan pengembangan pengetahuan itu pelajar mengalami
perubahan tingah laku.4

Islam mengajarkan bahwa dalam menyampaikan pelajaran, seorang pengajar


tidak mendorong pelajarnya untuk mempelajari sesuatu diluar kemampuannya. Atau
dengan kata lain bahwa dalam proses belajar mengajar pengajar harus memperhatikan
keadaan pelajar, tingkat pertumbuhan dan perbedaan perorangan yang terdapat
diantara mereka.

Guru dalam mengajar mesti memiliki tenggang rasa dengan anak didik. Jika
guru mesti memberikan hukuman terhadap peserta didik karena pelanggaran disiplin,
maka hukuman itu mesti dimaknai dalam rangka pemberian kasih sayang (rahmah)
baik terhadap siswa yang melanggar maupun yang tidak. Jadi, pemberian hukuman
bukan karena dendam tetapi kasihan terhadapnya5

‫هو الذي بعث في األميين رسوال منهم يتلو عليهم آياته ويزكيهم ويعلمهم الكتاب والحكمة وإن كانوا من‬
‫قبل لفي ضالل مبين‬

Artinya: “Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul
di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, membersihkan
mereka, dan mengajarkan mereka al-Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya mereka
sebelum itu benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata.” (al-Jumu’ah ayat 2)6

An-Nawawi berkata: “Mengajar para penuntut ilmu hukumnya fardhu kifayah.


Jika hanya ada satu orang yang mampu mengajar, maka fardhu ‘ain hukumnya bagi
orang tersebut. Jika banyak orang yang mampu mengajar, kemudian seseorang
diminta untuk mengajar, namun ia tidak bersedia, apakah ia berdosa? Ada dua
pendapat dalam hal ini, dan yang benar adalah pendapat yang menyatakan tidak
berdosa.”

4
Ramayulis (1998:125)
5
M. Yusuf (2013:62)
6
https://www.islampos.com/keutamaan-mengajar-dan-belajar-ilmu-agama-185768/redaktor yudi

5
Ibn al-Hajj berkata: “Wajib atas seorang ‘alim, jika ia melihat manusia
berpaling dari ilmu, menampakkan diri di hadapan mereka untuk mengajari dan
memberi nasihat kepada mereka.”

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar berarti berusaha mengetahui


sesuatu berusaha memperoleh ilmu (kepandaian, keterampilan). Belajar sesuatu yang
menarik karena sebagai makhluk individu dan makhluk sosial manusia selalu
berusaha mengetahui sesuatu yang berada dalam lingkungannya untuk menunjukkan
eksistensi kemanusiaannya. Sedangkan mengajar adalah memberikan serta
menjelaskan kepada orang lain tentang suatu lmu. Dengan kata lain belajar mengajar
merupakan suatu aktivitas yang dikerjakan dalam rangka memperoleh ilmu
pengetahuan, sedangkan dalam proses itu sendiri ada pelajar yang menerima ilmu dan
ada pendidik yang memberikan pelajaran.

B. SARAN

Demikian penulisan makalah yang bertemakan hadits keutamaan mencari


ilmu, belajar dan mengajar kode B.3 ada sebagian beberapa tutur kata pada makalah
tersebut yang kurang tepat atau salah dalam bahasa nya mohon untuk tolong di buka
kan pintu maaf, dan semoga kedepannya agar lebi baik lagi. Oleh karena itu, saran
dan kritik sangat di perlukan dalam pembahasan atau bagi penulis agar makalah ini
bisa berhubungan dengan baik telaah materi PAI. Harapannya bisa lebih manfaat
kepada para pembaca nya terutama kepada penulis nya .

6
DAFTAR PUSTAKA

Ihsan Fuad. 2008. Dasar-dasar Kependidkan. Jakarta: Rineka Cipta


Kadar M. Yusuf. 2013. Tafsir Tarbawi, Pesan-pesan Al-Qur‟an tentang pendidikan.
Jakarta.

Hamalik Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara,


Ramayulis. 1998. Ilmu.Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia

Anda mungkin juga menyukai