Oleh Kelompok I:
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw,
yang telah menunjukkan jalan kebenaran di dunia dan di akhirat kepada manusia.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah
Tafsir Tarbawi sebagai bahan bacaan agar menambah wawasan dan informasi yang
bermanfaat. Makalah ini disusun dengan kemampuan penulis semaksimal mungkin.
Namun pada penyusunan makalah ini tentu tidak luput dari kekurangan. Maka dari
itu penulis sebagai penyusun makalah ini mohon kritik serta saran dari pembaca
yang bersifat membangun terutama bapak dosen pada mata kuliah ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
BAB III.................................................................................................................... 8
PENUTUP ............................................................................................................... 8
A. Kesimpulan .................................................................................................. 8
B. Saran............................................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
َ َسانُ ا ْنق
ط َع َ ال ْن
ِ َ ِإذَا َمات: عن أبي هريرة رضي هللا عنه أن رسول هللا صل هللا عليه و سلم قال
)(ر َواهُ ُم ْسل ٍِم َ ا َ ْو ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِهو أ َ ْو َولَ ٍد,ٍاريَة
َ ُصلِحٍ يَدْعُوا لَه َ :ٍع َملُهُ اِالَّ ث َ ََلث
ِ صدَقَ ٍة َج َ
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a berkata: Rasululah Saw bersabda: Apabila
manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuiali tiga: yaitu
sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakan
kepadanya. (HR. Muslim No. 1631).
a. Sedekah Jariyah
Ilmu yang bermanfaat dapat menjadi amalan yang tidak terputus pahalanya
meski telah meninggal dunia. Ilmu yang bermanfaat diartikan sebagai ilmu yang
memberi manfaat bagi diri sendiri dan orang lain serta membawa kebaikan dan
kemaslahatan.
Mengenai ilmu pengetahuan yang bermanfaat ialah segala ilmu dan yang
dapat memberikan manfaat kepada orang lain dan dapat menmbahkan ketakwaan
mereka kepada Allah Swt.
c. Anak Saleh
Anak yang saleh yakni anak yang baik. Menurut Ibn Hajar Al-Makky
maksud saleh disini adalah anak yang beriman kepada Allah Swt. Anak saleh yang
mau mendoakan kepada orang tuanya. Diantara tanda kesalehan anak adalah mau
mendoakan kepada orang tuanya.
4
Pada hadits ini Rasulullah SAW menjelaskan keutamaan orang “alim atas
abid” Alim artinya orang yang berilmu pengetahuan terutama ilmu syara’ sedangkan
‘abid adalah ahli ibadah saja. Keduanya diperlukan dalam beragama, orang alim
harus beribadah sebagai manifestasi ilmunya yakni pengalaman ilmu. Demikian
juga ‘abid harus berilmu, karena ibadah tidak dapat diterima kalau tidak didasari
ilmu.
Maksud orang alim disini adalah orang yang banyak mengetahui ilmu syara’
dan sudah melaksanakan ibadah yang wajib-wajib saja. Sedangkan ‘abid
dimaksudkan orang ahli ibadah setelah sekedar memperoleh ilmu-ilmu yang wajib.
Keutamaan orang alim seperti itu lebih utama dibanding ahli ibadah. Keutamaannya
bagaikan keutamaan Nabi dibandingkan dengan orang terendah di antara sahabat.
5
Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim, sebagaimana hadits berikut ini:
َ ٌ ضة
)علَى كُ ِل ُم ْسل ٍِم (رواه ابن ماجة َ طلَبُ ا ْل ِع ْل ِم فَ ِر ْي
َ
Artinya: "Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim" (HR. Ibnu Majah no.
224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, dishahihkan Al Albani dalam
Shahiih al-Jaami'ish Shaghiir no. 3913).
Status hukum menuntut ilmu yang fardhu ‘ain ini mengisyaratkan semua
orang yang beriman kepada Allah, baik laki-laki maupun perempuan, wajib untuk
menuntut ilmu tanpa terkecuali. Syaikh Az-Zarnuji pun menjelaskan, bahwa
diwajibkan pula atas seorang Muslim, mempelajari ilmu yang dibutuhkan dirinya
sekarang ini, dan juga ilmu yang dapat diamalkan kapan saja dan dimana saja.
untuk belajar dan belajar. Hanya saja memang kualitas akal manusia itu berbeda-
beda. Nah, kesungguhan inilah yang menjadi kunci. Dengan kesungguhan ini,
sesuatu yang sulit itu insya Allah akan dimudahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم:و عن عبد هللا بن عمرو بن العاص رضي هللا عنهما قال
ِ ض ال ِع ْل َم بِقب
ْض العُلَ َماءِ َحت َّى إِذَا لَ ْم ُ ِاس ولك ِْن ي ْقب ِ َتزعُهُ ِمن الن ِ ض ال ِع ْل َم اِ ْنتِزَ اعًا ي ْن
ُ ِ إِن هللا ال ي ْقب:يقول
)ضلوا (متفق عليه َ َ ضلوا َوأَ َسا ُج َهاالً فسُئِلُوا فَأ َ ْفت َ ْوا بِغي ِْر ِع ْل ٍم ف ً اس ُرؤُو ُ عا ِل ًما اِت َّخذ الن
َ ق
ِ يُ ْب
Artinya: Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash r.a. berkata: Saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara tiba-
tiba dari tengah manusia, tapi Allah mencabut ilmu dengan dicabutnya nyawa para
ulama. Hingga ketika tidak tersisa satu pun dari ulama, orang-orang menjadikan
orang-orang bodoh untuk menjadi pemimpin. Ketika orang-orang bodoh itu ditanya
tentang masalah agama mereka berfatwa tanpa ilmu, akhirnya mereka sesat dan
menyesatkan (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menceritakan bahwa umat Islam pada akhir masa nanti akan
kehilangan para ulama, lantas mereka menjadikan para pemimpin yang bodoh dan
tidak punya ilmu sebagai tempat untuk merujuk dan bertanya masalah agama.
Alih-alih mendapat petunjuk, yang terjadi justru mereka semakin jauh dari
kebenaran, bahkan sesat dan malah menyesatkan banyak orang. Dan apa yang
disampaikan oleh Rasulullah SAW 14 abad yang lalu rasanya sangat tepat kalau
kita sebut bahwa hari ini benar-benar sedang terjadi.
Demikian juga ketika manusia sudah tidak menghargai ilmu dan para ulama,
ketika ilmu ulama diajarkan sedikit sekali diantara manusia yang memerhatikan,
sedikit sekali yang ingin mendalami ilmu dan sedikit sekali yang mewarisi ilmu
ulama. Banyak masyarakat yang tinggal disekitar ulama akan tetapi tidak mendapat
cahaya ilmunya ulama, bahkan tidak mengenal ilmunya. Ibarat ayam mati di dalam
lumbung padi karena kelaparan. Sampai ulama banyak yang wafat sedikit diantara
manusia yang memperoleh sesuatu. Kondisi seperti ini wajar kalau ilmu Allah
kembali kepada-Nya.
7
Hadits di atas mendorong kepada umat manusia untuk selalu menuntut ilmu.
Hadits diatas adalah berita pelajaran atau perhatian bukan berita penetapan. Hadits
bukan berarti pesan agar kita berserah diri akan terjadinya krisis ilmu dan ulama
sebagaimana yang dijelaskan Nabi SAW kita harus bisa membedakan antara
pemberitaan dua hal tersebut. Justru merupakan tantangan bagi umat islam agar
menghindarkan diri dari tantangan tersebut.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Sedekah jariyah
b. Ilmu yang bermanfaat
c. Doa anak saleh
keutamaan orang “alim atas abid” Alim artinya orang yang berilmu
pengetahuan terutama ilmu syara’ sedangkan ‘abid adalah ahli ibadah saja.
Keduanya diperlukan dalam beragama, orang alim harus beribadah sebagai
manifestasi ilmunya yakni pengalaman ilmu. Demikian juga ‘abid harus berilmu,
karena ibadah tidak dapat diterima kalau tidak didasari ilmu.
Status hukum menuntut ilmu yang fardhu ‘ain ini mengisyaratkan semua
orang yang beriman kepada Allah, baik laki-laki maupun perempuan, wajib untuk
menuntut ilmu tanpa terkecuali. Syaikh Az-Zarnuji pun menjelaskan, bahwa
diwajibkan pula atas seorang Muslim, mempelajari ilmu yang dibutuhkan dirinya
sekarang ini, dan juga ilmu yang dapat diamalkan kapan saja dan dimana saja.
Hadits ini menceritakan bahwa umat Islam pada akhir masa nanti akan
kehilangan para ulama, lantas mereka menjadikan para pemimpin yang bodoh dan
tidak punya ilmu sebagai tempat untuk merujuk dan bertanya masalah agama.
B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, juga
dapat dijadikan sumber rujukan untuk menambah wawasan. Dalam proses
9
penyusunan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi
materi maupun tata bahasa, sehingga disarankan kepada para pembaca agar
tidak membatasi diri untuk menambah pengetahuan dari sumbersumber ilmu
pengetahuan lainnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, H. (2023, July 20). Hukum Menuntut Ilmu Adalah Wajib bagi Setiap Muslim,
Kenali Dalil dan Keutamaannya. Retrieved from https://www.liputan6.com
Mustinda, L. (2020, September 6). Hadits tentang 3 Amal yang Tidak Terputus
Meskipun Sudah Wafat. Retrieved from https://news.detik.com/
Nuri, E. (2023, July 8). Kumpulan Hadits Menuntut Ilmu Menurut Islam, Aktivitas
yang Sangat Dimuliakan Allah SWT. Retrieved from https://narasi.tv/