DOSEN PENGAMPU :
Muhammad Atho’illah,M.Th.I
DISUSUN OLEH :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Hadist tarbawi tentang pendidikan diri dan pendidikan
anak.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
terhadap pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya mendidik anak, sehingga
kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa perkembangannya. Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14
menyatakan bahwa: “Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia
ada berbagai jenjang,
pendidikan diantaranya adalah jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD),
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Sebelum pelaksanaan
pendidikan dasar dilaksaksanakan pendidikan anak usia dini. PAUD dapat
diselenggarakan melalui beberapa jalur yaitu jalur formal, nonformal dan informal.
PAUD pada jalur formal berbentuk Taman Kanakkanak (TK), Raudhatul Atfal (RA)
atau bentuk lainnya yang sederajat. PAUD nonformal berbentuk Kelompok Bermain
(KB), Taman Penitipan Anak (TPA), Taman Pendidikan Al-qur’an, atau bentuk
lainnya yang sederajat. PAUD informal berbentuk pendidikan keluarga atau
pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
4. Untuk Mengetahui Konstektualisasi Hadits Tersebut Dalam Dunia
Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
a. Hadits Pertama
ِ ار َح َّدثَنَا َح ْفصُ بْنُ ُسلَ ْي َمانَ َح َّدثَنَا َكثِي ُر بْنُ ِش ْن ِظ
ِ ير ع َْن ُم َح َّم ِد ْب ِن ِس
َيرين ٍ َح َّدثَنَا ِه َشا ُم بْنُ َع َّم
ِ ع َْن َأن
َس ب ِْن َمالِك
َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِر
ِ يضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم َو َوا
ض ُع ال ِعلم ِع ْن َد َ ِ ال قَا َل َرسُو ُل هَّللا َ َق
َبَ الذه َ ُير ْال َجوْ ه ََر َواللُّْؤ ل
َّ ق َو ِ َغي ِْر أ ْهلِ ِه َك ُمقَلِّ ِد ْالخَ ن
ِ َاز
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar berkata,
telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Sulaiman berkata,
telah menceritakan kepada kami Katsir bin Syinzhir dari
Muhammad bin Sirin dari Anas bin Malik ia berkata,
Rasulullah bersabda, “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi
setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada
ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan
dan emas ke leher babi.”
2
b. Hadits kedua
عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده قال قال رسول هللا صلى هللا َعلَ ْي ِه وسلم مرُوا َأوْ ال َد ُك ْم
بِالصَّال ِة َوهُ ْم َأ ْبنَاهُ َسبْع مبين َواضْ ِربُوهُ ْم َعلَ ْيهَا َوهُ ْم ابناء عشر وفرّقوا بينهم في
المضاجع
()أخرجه ابوداود في كتاب الصالة
Artinya :
c. Hadits ketiga
ُ ع َْن َأبِ ْي َرافِ ٍع قَا َل قُ ْل
ت يَا َرسُوْ َل هَّللا ِ أللولدعلينا حق كحقنا عليهم قال نعم حق الوالد علي
الوالد أن يعلمه الكتابه والسباحة والرمى وان يورثه طيبا (هذا حديث ضعيف عيسى بن
ابرهيم الهاشمي هذا من شيوخ بقية منكر الحديث ضعفه يحي بن معين والبخاري وغير
)هما( رواه بيهقي
Artinya :
3
B. ASBHABUL WURUD
a. Hadits pertama
b. Hadits Kedua
c. Hadits ketiga
C. SYARAH HADITS
a. Hadits pertama
Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap orang islam,
baik laki-laki maupun perempuan, baik anak-anak, remaja
atapun dewasa. Dengan demikian, jika menuntut ilmu itu
hukumnya adalah wajib maka orang-orang yang tidak
melaksanakannya akan mendapat dosa. Sedangkan orang
4
yang menuntut ilmu akan dimisalkan seperti orang-orang
yang berjuang di jalan Allah dan jika ia mati pada saat
menuntut ilmu itu, maka ia akan mati dalam keadaan syahid.
b. Hadits kedua
c. Hadits ketiga
5
akan butuh membaca sebanyak-banyaknya apabila dia ingin
menyusun sebuah tulisan.
Mewariskan pendidikan kepada anak sangatlah penting
sebagaimana Rasulullah memiliki misi untuk memberikan
pendidikan dan pengajaran tarbiyah wa taklim dalam menyebarkan
agama untuk umat manusia
Firman Allah menerangkan bahwa Dia lah yang mengutus
kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka yang
membacakan ayat ayat Nya kepada mereka mensucikan mereka
dan mengajarkanmerekakitab danHikmah As Sunnah (QS Al Jumu
ah 2)
Dari pendidikan yang diberikan Rasulullah kepada umatnya
mulai lahir pribadi pribadi yang baik dan pada akhirnya
membentuk peradaban yang baik di kala itu Umat Islam yang
dibentuk Rasulullah adalah umat yang menebar kebaikan bagi
sesama sekaligus bagi alam sekitarnya Baca juga Kurangnya
Pendidikan Agama dan Krisis Moralitas Bangsa Dalam proses
pendidikan sebenarnya ada beberapa instrument penting dalam
mewariskan nilai selain institusi pendidikan Pertama adalah
keluarga Orang tua merupakan pihak yang paling berperan dalam
pendidikan sang anak Islam menempatkan keluarga paling penting
dalam mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak
Dalam sebuah hadist Nabi bersabda Setiap anak dilahirkan di atas
fitrah maka ibu bapaknya yang menjadikan agamanya yahudi atau
nasrani atau majus