Makalah Diajukan dan diPresentasikan Untuk Memenuhi Syarat Perkuliahan Pada Mata Kuliah
Hadis Tarbawi.
DosenPengampu:
Mohammad Nabiel, M.Ag.
Disusun oleh:
Faruq Mubarok
Ikhdatul Mubarokah.
Lukluk Roudhotul Jannah.
Puji syukur kehadirat Tuhan semesta Alam. Tuhan yang menciptakan ,memelihara dan
mengadakan segala sesuatu serta kepada-Nya lah segala Sesutu akan kembali. Segala bentuk
pujian hanyalah Untuk-Nya dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Berkat segala limpahan Rahmat dan
Hidaya-Nya sehingga kita semua masih dapat melakukan beragai macam aktivitas dalam hidup
ini. Harapankita, mudahan–mudahan kehidupan ini senantiasa penuh dengan ridha dan kasih
sayang-Nya serta menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang selamat di Duniadan di
Akhirat. Amiiin.
Sholawat dan salam semoga senantiasa dihanturkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW, para sahabat, keluarga, dan para pengikutnya sampai di hari kiamat. Dalam sejarah awal
perjuagan Islam di Makkah, kehidupan manusia penuh dengan corak hidup Jahiliyah. Berkat
risalah Nabi Muhammad-lah yang Beliau emban dengan penuh ketabahan dan kegigihan dapat
memberikan pengaruh yang sangat besar dalam tatanan kehidupan ketika itu. Akhirnya,
Ketentraman dan kedamaian hidup dapat dirasakan oleh masyarakat Arab ketika itu. Kita semua
sebagai ummat Nabi Muhammmad memiliki kewajiban untuk tetap mempertahankan nilai-nilai
keislaman tersebut yaitu dengan senantiasa berpedoman pada Al-Quran-Hadis. Rasulullah SAW
bersabda :
ْك ِفيُك َأ ِن َل َتِض ُّلوا ا َمَتَّس ْك ُت ِهِب ا ِكَتا الَّلِه َّنَة َنِبِّيِه
ْم َم َب َوُس َم َتَر ُت ْم ْم َرْي ْن
Artinya:“Aku tinggalkan dua perkara diantara kalian, tidaklah kalian tersesat selama
kalian berpegang kapada keduanya yaitu, Kitab Allah (Al-Quran) dan Sunnah Nabi-Nya
(Hadis)”
Hadis merupakan sumber hukum kedua dalam Islam setelah Al-quran. Karena itu,
mempelajari Hadis merupakan salah satu kewajiban bagi ummat Islam. Sebagai realisasi dari hal
itu, makalah ini kami persembahkan kepada seluruh insan yang berminat memperdalam
pengetahuan tentang Hadis. Adapun temape mbahas andalam makalah ini ialah:
Sikap muslim dalam menerima khabar/ berita
Dalam karya tulis ini, penulis berusaha memberikan penjelasan yang semaksimal mungkin
dan berupaya memadukan beberapa referensi dalam menyajikan setiap materi pembahasannya
Kami berharap, mudah-mudahan karya ini dapat menjadi Amal Ibadah disisi Allah SWT.
Akhirnya, makalah ini dapat kami selesaikan dengan harapan dapat menjadi salah satu
media dan sumber pembelajaran Hadis Tarbawi. Kami menyadari atas segala keterbatasan dalam
menyusun makalah ini. Oleh karena itu, hal-hal yang berupakritikan, saran dan masukan sangat
kami nanti kan dari segenap pelajar, pembaca dan khususnya para ahli dalam bidang hadis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hadis.
B. Kronologi Sejarah
Imam Nawawi rahimahumulloh dalam Syarh Shahih Muslim kompilasi menjelaskan hadist
diatas, Sementara makna hadist dan atsar yang ada di dalam bab ini berisi diskusi tentang apa
yang didengar oleh manusia. Karena yang didengar bisa jadi benar, bisa jadi dusta. Itulah
kebiasaan yang terjadi di tengah-tengah kita jika seseorang membaca setiap apa yang ia dengar,
maka ia telah berdusta karena memberitakan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Sikap
Muslim dalam menerima berita/kabar:
1. Objektif, secara bahasa: keadaan yang sebenarnya. Secara istilah: mengenai keadaan
yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan orang lain.
2. Tabayyun, secara bahasa: mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas dan benar
keadaan sesungguhnya. Secara istilah, meneliti dan menyeleksi suatu berita, tidak secara
1
Muslim Bin Hajjaj An-Naisaburi, Shohih Muslim,(Beirut:Dar Ihya’ At-Turots,Tt) Juz 5, Hal 10.
tergesa-gesa dalam memutuskan suatu permasalahan baik dalam perkara hukum,
kebijakan dan sebagainya hingga sampai jelas dan benar.
Setiap orang yang memperoleh informasi melalui media sosial (baik yang positif maupun
negatif) tidak boleh menyebarkannya sebelum divertifikasi dan dilakukan proses tabayyun serta
dipastikan kemanfaatannya.