Anda di halaman 1dari 9

TEKS 1

Assalamualaikum wr.wb
‫الحمد هلل الذي خلق االنسان في احسن تقويم ثم رددناه اس فل س افلين الص الة والس الم على س يدنا محم د خ ير المرس لين وعلى ال ه‬
‫وصحبه اجمعين اما بعد‬
Dewan hakim yang arif dan bijaksana hadirin sebangsa dan setanah air yang kami banggakan
Dalam bukunya Tutut Khusniyah seorang pakar sosial psikologis yang berjudul pengaruh identitas
etnis dan golongan beliau mengatakan identitas agama merupakan hal yang sangat sentral bagi
seluruh masyarakat Indonesia dibandingkan identitas ras, suku ,dan nasionalisme karena identitas
agama mampu memenuhi kebutuhan psikologis individu terkait identitas diri, harga diri, dan
aktualisasi diri. Di satu sisi hadirin, Kita patut berbangga karena identitas agama menjadi identitas
yang utama sebagai warga negara Indonesia. Namun di satu sisi lain, identitas agama juga dapat
memecah belah persatuan terbukti oleh intoleransi antar umat beragama sampai pelanggaran
tempat umat beribadah beragama. Masih ingatkah kita hadirin ,peristiwa pembakaran masjid di
tolikara Papua , pembubaran jamaah gereja yang saat sedang beribadah , pembacokan imam
masjid saat sedang salat berjamaah, fantalisme yang terjadi di mushola bahkan konflik antar
agama yang membuat negeri ini terpecah belah, inikah yang dinamakan negara toleran yang
katanya mengutamakan keberagaman tapi nyatanya "mencuri persatuan, betul hadirin?" Lalu,
bagaimana konsep Alquran dalam persoalan tersebut maka pada momentum kali ini kami akan
menyampaikan sebuah syarahan yang berjudul "Moderasi beragama dalam
mengimplemtasikan Islam rahmatan lil'amain"
Dengan landasan Alquran surah Al anbiya ayat 106-107 :
َ ‫ َو َم ۤا اَ ۡر َس ۡل ٰن‬١٠٦ ؕ َ‫اِ َّن فِ ۡى ٰه َذا لَبَ ٰل ًغا لّـِقَ ۡو ٍم ٰعبِ ِد ۡين‬
١٠٧ َ‫ك اِاَّل َر ۡح َمةً لِّ ۡـل ٰعلَ ِم ۡين‬
106. Sungguh, (apa yang disebutkan) di dalam (Al-Qur'an) ini, benar-benar menjadi petunjuk (yang
lengkap) bagi orang-orang yang menyembah (Allah).
107. Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
seluruh alam.

Hadirin yang berbahagia, Syekh Abu Fida Ismail Ibnu Katsir dalam tafsir Ibnu Katsir jilid 5
halaman 338 beliau menjelaskan bahwa nabi Muhammad diturunkan oleh Allah bukan semata-
mata untuk membinasakan orang yang tidak beriman melainkan menciptakan perdamaian dan
menjadikan rahmat bagi seluruh umat hal ini sejalan dalam Alquran surah al-baqarah ayat 143
Allah menjadikan satu terminologi yang berkaitan dengan moderasi beragama yakni kalimat
Ummatan Wasaton
Prof. doktor Muhammad Quraish Shihab menjelaskan bahwa kata Wasaton pada ayat ini bermula
pada sesuatu yang baik sesuai objeknya sesuatu yang baik di antara kedua kutu ekstrem yang
berbeda dari kata inilah kata Wasaton berkembang arti menjadi adil dan seimbang. Allah juga
mempertegas posisi umat Islam sebagai umat moderat atau dikenal dengan istilah ummatan
wasaton umat yang berada di tengah tidak menjunjung dalam rohani tidak hanyut dalam materi tapi
memadukan aspek rohani dan jasmani sehingga terjadilah Islam yang rahmatan lil alamin. Namun
sayang beribu sayang , fenomena yang muncul di sepanjang peradaban dan terus berulang adalah
keadilan pemimpin dan aliran radikal yang sering menjurus pada tindakan aksi "saling golok ,
saling tabok , saling tonjok , bahkan saling bacok" eksisnya hadirin , marak terjadinya pertikaian,
perseteruan , permusuhan , pemerangan yang terjadi antara kelompok yang satu dengan kelompok
yang lain, agama yang satu dengan agama yang lain , suku yang satu dengan suku yang lain ,
bahkan terjadi pertumpahan darah hingga berlanjut pada pembunuhan satu sama lain.
Timbul pertanyaan , mengapa Islam yang penuh dengan nilai kenyamanan justru lekat pada label
teroris jawabannya adalah karena sebagian umat muslim ada yang berlebih-lebihan dalam
beragama atau dalam istilah agama disebut hulhun yakni berlebih-lebihan dalam beragama dari
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma yang diriwayatkan oleh nasa'i Ibnu Majah Ibnu khuzaimah
Rasulullah Saw. bersabda "jauhkanlah diri kalian dari berlebih-lebihan karena sifat gulu ini telah
membinasakan orang-orang sebelum kamu". Oleh karena itu hadirin , moderasi beragama harus
kita lakukan untuk mengubah wajah Islam yang sebelumnya sering disebut "Islam yang fanatis ,
Islam yang teroris , Islam yang ekstrim" menjadi Islam yang damai , Islam yang nyaman , Islam
yang tenang , serta menjadi "Rahmatan lil alamin"
Sebagaimana tercermin indah dalam Alquran surah Al baqorah 143:
ۤ
ِ َّ‫َو َك ٰذلِكَ َج َع ْل ٰن ُك ْم اُ َّمةً َّو َسطًا لِّتَ ُكوْ نُوْ ا ُشهَدَا َء َعلَى الن‬
‫اس َويَ ُكوْ نَ ال َّرسُوْ ُل َعلَ ْي ُك ْم َش ِه ْيدًا ۗ َو َما َج َع ْلنَا ْالقِ ْبلَةَ الَّتِ ْي ُك ْنتَ َعلَ ْيهَٓا اِاَّل لِنَ ْعلَ َم َم ْن يَّتَّبِ ُع‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ْ ‫ال َّرسُوْ َل ِم َّم ْن يَّ ْنقَلِبُ ع َٰلى َعقِبَ ْي ۗ ِه َواِ ْن َكان‬
‫َّح ْي ٌم‬
ِ ‫فر‬ ٌ ْ‫اس لَ َرءُو‬ ِ َّ‫ُض ْي َع اِ ْي َمانَ ُك ْم ۗ اِ َّن َ بِالن‬ ِ ‫َت لَ َكبِ ْي َرةً اِاَّل َعلَى الَّ ِذ ْينَ هَدَى ُ ۗ َو َما َكانَ ُ لِي‬

143. Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan) agar kamu
menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas
(perbuatan) kamu. Kami tidak menetapkan kiblat yang (dahulu) kamu berkiblat kepadanya,
melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang.
Sungguh (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh
Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh Allah Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang kepada manusia.
Hadirin yang berbahagia
Dalam tafsir ibnu katsir ayat ini menjelaskan sesungguhnya kami menyembah kiblat kalian
kekiblat Ibrahim dan kami milih kiblat itu untuk kalian agar kami dapat menjadikan kalian sebagai
umat pilihan pada hari kiamat kelak kalian menjadi saksi atas umat yang lain karena setiap umat
mengakui keutamaan kalian dan kata wasaton adalah umat terbaik
Menurut Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab ada tiga cara agar moderasi beragama terlaksana
yang pertama "adanya pengetahuan dalam diri kita" yang kedua "kemampuan dalam
mengendalikan emosi dan nafsu" yang ketiga "memiliki kehati-hatian dalam beragama". Jadi,
bukan ajaran agama kita yang dimoderasi tapi cara beragama kita yang harus mendapatkan
sentuhan bernerasi sehingga Islam menjadi Islam yang Rahmatan lil alamin. Sejarah membuktikan
hadirin, Islam bukanlah ajaran agama yang sadis , begis , apalagi teroris melainkan Islam adalah
ajaran agama yang harmonis rahmatan lil alamin. Dengan demikian, jika akhir-akhir ini masih
ditemukannya aksi-aksi terorisme, radikalisme , penyerangan tempat umat ibadah lainnya yang
katanya dilakukan oleh orang Islam sekali lagi kami katakan ini bukanlah ajaran agama Islam
melainkan ini hanyalah merusak keindahan agama Islam. "Islam mempersilahkan umat Kristiani
untuk sampai pada tingkatan "Isa almasih", Islam mempersilahkan umat Hindu untuk
mengamalkan ajaran "veda vendator russia agatia", Islam mempersilahkan umat Budha untuk
menjalankan ajaran "dharma Sidharta Gautama". Demikian pula, Islam mempersilahkan umat
Konghucu untuk sampai pada tingkatan "lisu, sensu, dan sensowinnya" Bagimu agamamu dan
bagiku agamaku.
ࣖ ‫لَ ُك ْم ِد ْينُ ُك ْم َولِ َي ِد ْي ِن‬
Dengan demikian hadirin, syarahan ini dapat kami tarik kesimpulan bahwa keberagaman
merupakan sunnatullah yang Allah tetapkan kepada kita. Oleh karena itu hadirin, hal yang harus
kita lakukan adalah saling menghargai , saling menghormati , bahkan saling mencintai untuk
sampailah pada
semboyan kita "Bhinneka Tunggal Ika berbeda tetap satu nusa , satu bangsa , satu bahasa , tanah air
Indonesia bersatu kita teguh bercerai kita runtuh .Mungkin hanya ini yang dapat kami sampaikan
kami akhiri

TEKS 2
Potret nyata dalam dunia yang demikian luas dengan jarak antar negara yang amat berjauhan
tidaklah menjadi penghalang bagi kita untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di belahan
negara lain. Mengapa demikian hadirin? karena tersedianya alat elektronik digital saat ini yang
mempercepat arus informasi dan komunikasi dalam hitungan detik dan perlu kita sadari bersama
saat ini kita sedang berada di era revolusi industri For Poin Zero di mana era menjamurnya media
informasi dan komunikasi.

Hadirin media sosial faktanya dapat memberikan dampak positif seperti informasi mudah kita
dapatkan, kerabat jauh terasa dekat. Berdasarkan hasil survei, asosiasi pada tahun 2022-2023
mencapai 215,63 juta penggunaan internet.

Namun di sisi lain, hal ini juga memberikan dampak yang sangat negatif yang mulai
mengabaikan etika seperti adanya berita hoax, tayangan-tayangan yang sadis, tontonan
pornografi dan pornoaksi, sehingga aktivitas dunia maya mengalahkan dunia nyata, banyak
pemuda yang terbuai dengan pikiran-pikiran jorok dan otak mesum. Oleh karena itu hadirin
pada kesempatan kali ini kami akan menyampaikan syarahan yang berjudul *"Etika
Komunikasi di Media Sosial"*

Dengan rujukan firman Allah dalam Alquran surah al-hujurat ayat 6 :

َ‫ص ْيبُوْ ا قَوْ ًم ۢا بِ َجهَالَ ٍة فَتُصْ بِحُوْ ا ع َٰلى َما فَ َع ْلتُ ْم ٰن ِد ِم ْين‬ ٌ ۢ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ ْن َج ۤا َء ُك ْم فَا ِس‬
ِ ُ‫ق بِنَبَا ٍ فَتَبَيَّنُ ْٓوا اَ ْن ت‬

6. Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa
suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena
kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.

Hadirin yang berbahagia, dalam tafsir Al Azhar karya profesor Hamka menjelaskan bahwa
turunnya surah al-hujurat ayat 6 ini berkenaan dengan kisah Bani Muthalik mereka dituduh
berencana membunuh Al Walid utusan nabi untuk menarik zakat mereka, berdasarkan berita
yang sebenarnya Bani Muthalik justru datang berduyun- duyun menyambut kedatangan Al
Walid untuk membayar zakat.

Maka kata fasik dalam ayat ini artinya memohon atau banyak melakukan dosa berdasarkan ayat
ini hal yang harus kita lakukan adalah antara lain kita tidak boleh menelan mentah-mentah
sesuatu informasi yang diragukan kejujurannya. Oleh karena itu kita harus melakukan check and
Richek, setuju hadirin? Antara lain yakni memeriksa berkali-kali semua itu agar tidak terjadi
konflik dan dampak negatifnya
sangat besar yaitu menyesatkan dan membodohi masyarakat bahkan merusak persatuan dan
kesatuan bangsa padahal Rasullullah Saw. pernah berpesan kepada kita "jauhilah kebohongan
sebab kebohongan itu akan menggiring kita ke neraka" hadits riwayat Bukhari dan Muslim

Hadirin seiring berkembangnya teknologi di era for point zero ini maka kita menggunakan media
harus beretika demi kemaslahatan bersama. Sehingga terhindar dari perpecahan sebab semakin
banyaknya aplikasi baru yang muncul menghasilkan banyak uang sementara kita saksikan angka
pengangguran semakin melambung, ujaran kebencian yang selalu menyinggung, belum lagi
pergaulan bebas, seperti perzinahan yang terjadi di mana-mana, timbulnya pemerkosaan,
pencurian, mabuk-mabukan, sehingga hancurlah masa depan pemuda betul hadirin.

Oleh karna itu marilah kita jadikan media sosial sebagai sarana penyebaran kebaikan kegiatan
dakwah sebagai perubahan dasar dalam agama Islam untuk mendorong dan mengajak orang lain
dan menjadi insan yang berakhlak dan berpengetahuan. Maka dari itu hadirin hendaklah kita
memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk berdakwah dengan cara membagikan konten
yang positif dan menyebarkan kebaikan sebagai mana firman Allah dalam Alquran surah Ali
Imron ayat 104
ٰۤ ُ
َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬
َ ‫ول ِٕى‬ ِ ْ‫َو ْلتَ ُك ْن ِّم ْن ُك ْم اُ َّمةٌ يَّ ْد ُعوْ نَ اِلَى ْال َخي ِْر َويَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو‬
‫ف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر ۗ َوا‬

Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
(berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung.

Hadirin yang berbahagia

Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan bagi Mukmin untuk Mengajak Amar Maruf dan
mencegah dari yang Munkar

Menurut Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2, ayat di atas bermaksud supaya di antara para hamba
Allah SWT terdapat orang yang melakukan amar ma'ruf nahi munkar, walau hal itu seharusnya
menjadikan kewajiban bagi setiap insan sesuai kapasitas masing-masing. Oleh karena itu kami
menghimbau kepada saudara-saudara untuk sama-sama berhati- hati dalam bermedia dan tetap
mengedepankan etika.

Dari uraian tersebut dapatlah kami tarik kesimpulan marilah kita menggunakan media dengan
mengutamakan etika dan menjadikan media sosial sebagai sarana penyebaran kebaikan dengan
mengisi kegiatan-kegiatan yang bernilai islami serta ,mengajak orang lain untuk menjadi insan
yang berakhlak dan berpengetahuan mari kita memanfaatkan dampak-dampak positif dari
penggunaan media sosial setuju hadirin

Mungkin hanya ini yang dapat kami sampaikan


TEKS 3
Kita ketahui bahwa Indonesia merupakan sebuah negara dengan latar belakang yang berbeda-
beda yakni berbeda suku, berbeda budaya, bahasa dan agama, yang seharusnya menjadikan
kita untuk lebih kuat dan hebat.
Namun perbedaan itulah yang menimbulkan rasa nasionalisme di dalam dada. Tapi sangat
disayangkan rasa nasionalisme itu mulai sirna dan hilang karena hanya mengedepankan
keegoisan semata, perbedaan dan keberagaman yang menjadi terpecah belah sehingga terjadi
perampokan dimana mana, tawuran antar sesama, pelecehan terhadap simbol-simbol negara.
Lalu bagaimanakah solusi dalam permasalahan tersebut sebagai jawabannya maka pada
kesempatan kali ini kami akan menyampaikan syarahan dengan tema keberagaman sebagai
kekuatan dalam berbangsa dan bernegara
Sebagaimana rujukan firman Allah dalam Alquran surah al-hujurat ayat 13 sebagai berikut:
‫ارفُوْ ا ۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم خَ بِ ْي ٌر‬
َ ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشعُوْ بًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َع‬
Wahai manusia sungguh kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu
saling kenal mengenal, sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa sungguh, Allah maha mengetahui maha teliti," (Al Hujarat ayat 13).
Dari segibalaghah firman Allah tadi tersirat kalamullah khabar yang mengandung misi
informasi sedangkan secara kistoris sosiologis menurut Ibnu as Syakir dalam kitabul
mudahaman yang bersumber dari abu bakar bin abu Daud ayat ini sebagai teguran kepada
Bani baidhah yang menolak dinikahkan oleh Rasulullah kepada budak mereka yang bernama
Abihindin.
Pada saat itu, datanglah malaikat Jibril menyampaikan wahyu surah alhujurat ayat 13 tadi
bahwa Allah menciptakan manusia dari jenis laki-laki dan perempuan yang bercorak suku
dan berlainan bangsa namun tetap memilih harkat, derajat, dan martabat yang sama di
hadapan Allah SWT. fungsinya
‫لنعا رف الى ليحصل بينهم والتعا رف و التا لف‬
Agar kamu saling mengenal menjalin komunikasi yang harmonis menebarkan cinta kasih
yang tiada pilih kasih serta menyemaikan rasa sayang yang tiada pandang sayang,
Demikian penafsiran imam Ali asyabuni dalam saffatut thafasir
Hadirin yang berbahagia
Lalu apa sajakah dampak negatif dari keberagaman masyarakat di Indonesia?
Adapun dampak negatifnya: (1) Keberagaman masyarakat yang tidak disikapi dengan bijak
sehingga akan memicu bibit-bibit konflik yang berujung perpecahan di dalam masyarakat. (2)
Konflik yang muncul dari keberagaman tersebut sehingga bisa menghambat pembangunan
nasional. (3) Rawan muncul paham rasisme.
Jika perbedaan tersebut tidak ditopang dengan adanya keimanan maka akan memicu adanya
perselisihan, perpecahan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain padahal
rosul bersabda:
‫ليس كنا من دعا الى عصرية و ليس كنا من قبل ال على عصبيه‬
Bukan golongan kita orang yang membangga-banggakan kesukuan dan bukan golongan kita
orang yang mati karena membela, mempertahankan, dan memperjuangkan kesukuan,
sebagaimana syair kami berikut ini oleh karena itu, kita berkokokkan persatuan kita bina
kebersamaan kita junjung tinggi semangat bhinneka tunggal Ika berbeda-beda tapi tetap satu
tujuan Allah SWT. mengisyaratkan agar saya, saudara dan kita semua untuk
memperkokohkan persatuan dan kesatuan dan melarang bercerai-berai, sebagaimana dalam
firman Allah di dalam Alquran surah Ali Imron ayat 103:
ْ َ ‫َص ُموْ ا بِ َح ْب ِل هّٰللا ِ َج ِم ْي ًع ا َّواَل تَفَ َّرقُ وْ ا ۖ َو ْاذ ُك رُوْ ا نِ ْع َمتَ هّٰللا ِ َعلَ ْي ُك ْم اِ ْذ ُك ْنتُ ْم اَ ْع د َۤا ًء فَ اَلَّفَ بَ ْينَ قُلُ وْ بِ ُك ْم فَا‬
‫ص بَحْ تُ ْم بِنِ ْع َمتِ ٖ ٓه اِ ْخ َوانً ۚا‬ ِ ‫َوا ْعت‬
َّ ٰ ‫هّٰللا‬ ٰ
َ ِ‫ار فَا َ ْنقَ َذ ُك ْم ِّم ْنهَا ۗ َكذل‬ ْ ٰ
َ‫ك يُبَيِّنُ ُ لَ ُك ْم ا ٰيتِ ٖه لَ َعل ُك ْم تَ ْهتَ ُدوْ ن‬ ِ َّ‫َو ُك ْنتُ ْم عَلى َشفَا ُحف َر ٍة ِّمنَ الن‬
Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali agama Allah dan janganlah kamu bercerai
berai dan ingatlah nikmat Allah kepadamu Ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan,
lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunianya kamu menjadi bersaudara,
sedangkang Ketika itu kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu
dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatnya kepadamu agar kamu mendapat
petunjuk.
Hadirin
Surah Ali Imron ayat 103 tadi yang harus kita pedomani kenapa karena nuansa perbedaan
yang muncul dari keberagaman di negeri ini merupakan simbol-simbol perpecahan internal
Indonesia realitas sering menunjukkan terkadang cuma gara-gara perbedaan pendapat
khilafiyah berlainan organisasi yang disebabkan oleh kepentingan pribadi dan kelompok
lantas kisah partai putus silaturahmi sehingga diakhiri dengan saling tonjok, saling rampok,
bahkan saling bacok, nauzubillahiminzalik
Oleh karena itu mulai saat ini, kita sama-sama satukan tekat, bersama maju kedepan, satukan
persepsi untuk menjadikan Indonesia yang kuat, yang bermartabat dan Indonesia yang maju.
Sebagaimana lagu kami berikut ini
Dari uraian tersebut dapatlah kami tarik kesimpulan yang pertama, Al ittihadu assasunnajah :
persatuan pangkal kesuksesan, yang kedua : Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, dan yang
terakhir marilah kita junjung tinggi semangat Bhineka Tunggal Ika dan menjadikan
keberagaman sebagai kekuatan dalam berbangsa dan bernegara
Hanya ini yang dapat kami sampaikan kami akhiri

TEKS 4
MEMBENTUK GENERASI YANG BERKRAKTER
Perlu kita sadari bahwa dalam bukunya Daniel Gholmen menjelaskan kepada kita bahwa
kecerdasan emosional dan sosial diperlukan 80%, sementara kecerdasan intelektual hanyalah
20% saja. Pendidikan karakter sangat diperlukan demi membangun kehidupan yang lebih
baik dan beradab. Sudah amat banyak contoh di indonesia orang orang yang berpendidikan
tinggi tapi tidak mempunyai karakter yang baik. Seharusnya mereka yang berpendidikan
tinggi sebagai contoh kepada generasi muda. Dengan demikian terciptalah pendidikan
karakter atau dikenal dengan Character education.
Generasi yang berkarater merupakan tekad kita bersama, karena dalam kehidupan sehari hari
ada hal yang harus kita ketahui yakni, zaman menuntut akan perubahan agar terlihat lebih
mapan. Sementara jiwa terkadang tak sesuai harapan. Banyak hal yang mengandung
pembaruan disertai dengan unsur kepentingan yang luar biasa. Sehingga sering tak terlihat
bahkan sulit membedakan antara baik dan buruk. Untuk menjawab permasalahan tersebut
kami akan menyampaikan syarahan Al-Qur'an yang berjudul " "MEMBENTUK GENERASI
YANG BERKARAKTER" sebagaimana firman Allah dalam alquran surah Az-Zumar ayat 9 :

‫ت ٰان َۤا َء الَّ ْي ِل َسا ِجدًا َّوقَ ۤا ِٕى ًما يَّحْ َذ ُر ااْل ٰ ِخ َرةَ َويَرْ جُوْ ا َرحْ َمةَ َرب ٖ ِّۗه قُلْ هَلْ يَ ْس ت َِوى الَّ ِذ ْينَ يَ ْعلَ ُم وْ نَ َوالَّ ِذ ْينَ اَل يَ ْعلَ ُم وْ نَ ۗ اِنَّ َم ا‬ ٌ ِ‫اَ َّم ْن هُ َو قَان‬
ࣖ‫ب‬ ْ
ِ ‫يَتَ َذ َّك ُر اُولُوا ا َلبَا‬
‫اْل‬

(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada
waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat
yang dapat menerima pelajaran.

Hadirin yang berbahagia, dalam tafsir maudhu'i yang diterbitkan oleh Kementerian Agama
Republik Indonesia dijelaskan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan antara orang
yang berilmu dan tidak berilmu. Mengapa demikian hadirin, sebab orang yang memiliki ilmu
saja belum cukup apalagi orang yang tidak memiliki karakter yang baik. Oleh karna itu,
marilah kita sama-sama tanamkan karakter kita sejak dini untuk menjadikan insan yang
bermoral. Lalu Apakah yang dimaksud dengan karakter? Karakter merupakan suatu
pembawaan individu yang berupa sifat, kepribadian, watak, serta tingkah laku yang
diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari. Di era globalisasi yang membawa informasi
secara masif telah mempengaruhi gaya dan pandangan hidup. Generasi muda merupakan
generasi penerus bangsa oleh karena itu, marilah kita membentuk karakter generasi muda di
era global, sesuatu yang imperatif dalam upaya membentuk generasi yang unggul dan
kepribadian bangsa.
Hadirin, revolusi mental menjadikan manusia lebih berintegrasi, mau bekerja keras, dan
punya semangat membangun bangsa.

Generasi muda merupakan generasi yang akan menjadikan manusia baru,yakninya manusia
berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, bahkan berjiwa api yang
menyala-nyala. Sikap dan pola pikir sangat ditentukan arahnya oleh sistem keyakinan sebagai
modal penggerak. Sifat dan kebutuhan dasar manusia adalah meraih kebahagiaan baik
didunia maupun diakhirat. Hadirin, semua itu tidak terlepas dari pendidikan orang tua sebab
orang tua memiliki peran yang utama dan pertama dalam membentuk generasi muda serta
Allah Swt. memerintahkan orang tua untuk tidak meninggalkan anak-anaknya dalam keadaan
lemah sebagaimana firman Allah dalam Alquran surah An-nisa ayat 9 :
‫ض ٰعفًا خَ افُوْ ا َعلَ ْي ِه ۖ ْم فَ ْليَتَّقُوا هّٰللا َ َو ْليَقُوْ لُوْ ا قَوْ اًل َس ِد ْيدًا‬
ِ ً‫ش الَّ ِذ ْينَ لَوْ ت ََر ُكوْ ا ِم ْن َخ ْلفِ ِه ْم ُذ ِّريَّة‬
َ ‫َو ْليَ ْخ‬
Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan
keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah
mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.

Hadirin yang berbahagia, Ayat tersebut diawali dengan kalimat "‫ "والخش‬maksudnya
hendaklah kalian merasa takut jika meninggalkan anak-anak dan keturunan dalam keadaan
lemah. Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dalam tafsirnya Al Misbah jilid 14 halaman 327
Menjelaskan lembaga pendidikan utama dan pertama bagi anak-anak adalah lingkungan
keluarga. Kita kenal Bung Karno, Bung Hatta, dan tokoh-tokoh besar lainnya mereka adalah
contoh keberhasilan keluarga yang mampu membentuk anak bangsa yang luar biasa. Lalu
bagaimanakah solusi dalam membentuk generasi yang berkarakter unggul? Dr.Hj.Ratnasih
dalam penelitiannya pada Tahun 2022 ada 5 cara yakni yang pertama: "membiasakan jujur
dan bertanggung jawab terhadap Apa yang dirasakan, dikatakan, dan dilakukan" ,yang
kedua : " memberikan kepercayaan untuk berani mencoba hal baru dengan pikiran terbuka,
yang ketiga :" mengajarkan berpikir kritis dan solutif tentang sebuah keadaan, yang
keempat :"mendidik dari hal yang disukai anak untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya"
yang kelima :" memberikan kesempatan untuk berkreasi, bereksplorasi, dan berinovasi baik
didunia maya maupun di dunia nyata"
Secara efisien, hal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan potensi dasar dari dalam diri
masing-masing anak sehingga anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang rendah hati,
berpikir baik, dan berperilaku sesuai moral.
Hadirin, andai generasi bangsa berkarakter kuat maka bangsa akan hebat ,tapi andai generasi
bangsa berkarakter buruk maka bangsa akan ambruk.
Hadirin, hal tersebut dapatlah kami tarik kesimpulan marilah kita bina para generasi kita
mulai dari lingkungan keluarga sebab generasi yang kuat, hebat, yang memiliki akhlak,
berawal dari keluarga yang kuat.
Hanya ini yang dapat kami sampaikan kami akhiri

Anda mungkin juga menyukai