Anda di halaman 1dari 3

‫الّسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫الحمد هلل الذي جعل اندنيسيا دولًة مختلفْة وامَر بينكم باُألُخ وة الّصالة والّسالم على محّمِد ابِن عبِدهللا وعلى اله وصحبه ومن‬
‫ امابعد‬: ‫واله‬

Dewan hakim yang saya hormati!


Hadirin rahimakumullah!

Tahun 1979, di kota Vatikan Roma, diadakan Konferensi lnternasional yang dihadiri
oleh seluruh tokoh dan pembesar agama dunia. Dalam konferensi tersebut terungkap,
Indonesia merupakan negara percontohan dalam kehidupan toleransi antar umat
beragama. Bahkan Paus Paulus II pun menyampaikan :" Indonesia meskipun terdiri dari
bermacam-macam suku bangsa, bahasa, moral istiadat dan agama, namun hidup
dalam kerukunan dan keramahtamahan

Namun sayang hadirin, kekaguman dunia Internasional tersebut sekarang tinggal


kenangan, alasannya yaitu perbedaan suku bangsa, bahasa, moral istiadat, dan agama
sekarang sering menjadi pemicu dan pemacu lahirnya fanastisme buta, persaingan
tidak sehat, perselisihan dan perpecahan, bahkan gontok-gontokan yang mengkikis
habis nilai-nilai toleransi.

Hadirin, kita perhatikan kerusuhan demi kerusuhan yang telah terjadi di aneka macam
daerah, laksana cendawan di demam isu hujan, menyerupai tanjung balai, sambas,
sampit, ambon, poso dan lainnya. ternyata hadirin, berdasarkan para pengamat sosial
semua itu bersumber dari duduk kasus SARA terutama agama. Pertanyaannya, apakah
ada agama yang mengajarkan umatnya untuk bermusuhan? Tentu tidak ada hadirin.

Oleh lantaran itu, semoga perbedaan agama tidak melahirkan permusuhan, kita harus
membudayakan toleransi antar umat beragama. Mengingat bertapa penting hal
tersebut, maka pada kesempatan ini kami akan membahas " Membudayakan Toleransi
antar Umat Beragama" dengan landasan QS. Al-Kafirun ayat 1-6 :
‫ِبْس ِم ِهَّللا الَّر ْح َم ٰـ ِن الَّر ِحيِم‬
‫﴾ َو ن ْم َع اِبُد وَن َم ا‬٤﴿ ‫﴾ َو ا َع اِبٌد َّما َعَب د ْم‬٣﴿ ‫﴾ َو ن ْم َع اِبُد وَن َم ا ْع ُبُد‬٢﴿ ‫﴾ ْع ُبُد َم ا ْع ُبُد وَن‬١﴿ ‫ُقْل َي ا َأُّيَه ا اْلَك اِفُروَن‬
‫ُت‬ ‫َأ‬ ‫اَل‬ ‫ُّت‬ ‫َن‬‫َأ‬ ‫اَل‬ ‫َأ‬ ‫ُت‬ ‫َأ‬ ‫اَل‬ ‫َت‬ ‫َأ‬ ‫اَل‬
٦﴿ ‫﴾ َلُك ْم ِديُنُك ْم َو ِلَي ِديِن‬٥﴿ ‫َأْع ُبُد‬

Artinya :
1). "Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir 2). Aku tidak akan menyembah apa yang
kau sembah 3). Dan kau bukan penyembah Tuhan yang saya sembah 4). Dan saya
tidak pernah menjadi penyembah apa yang kau sembah 5). Dan kau tidak pernah (pula)
menjadi penyembah Tuhan yang saya sembah 6). Untukmu agamamu, dan untukkulah,
agamaku

Hadirin, Sababun nuzul ayat tersebut, berdasarkan Imam as-syuyuti dalam "Lubabun
Nuqul Fi asbab al-Nuzul"adalah berkenaan dengan usul kafir Quraisy kepada Rasul
untuk bergantian menyembah Tuhan masing-masing. Satu tahun menyembah Allah
satu tahun lagi menyembah berhala.

Tatkala itu, turun ayat tadi yang menolak keras usul mereka yang iisyaratkan dalam
kalimat :

‫َلُك ْم ِديُنُك ْم َو ِلَي ِديِن اي لكم شرُك كم ولي توحيدي‬

"Bagi kau kemusyrikanmu dan bagi saya keyakinanku" demikian klarifikasi Imam Ali As-
Shabuni dalam Shafwat at-Tafasir.

Dengan demikian hadirin, Islam memiliki konsep yang terang dan tegas dalam duduk
kasus kehidupan beragama. Dalam duduk kasus mu'amalah kita boleh bertoleransi.
Tapi dalam duduk kasus aqidah dan ibadah Islam dengan tegas menyampaikan :
Sekali laa ilaha ilallah hingga tetes darah penghabisan tetap laa ilaha ilallah. Namun
demikian islam tidak pernah menganggu aqidah agama lain.

Sejarah membuktikan, agama Akhaton masuk ke Mesir dengan menghancurkan


tempat-tempat ibadah "Amon", agama Nasrani masuk ke Mesir dengan membunuh
penganut agama Mesir kuno, agama Romawi paganis masuk ke mesir dengan
membunuh penganut Nasrani Koptik, Islam masuk Mesir tidak satupun rumah ibadah
yang dibakar, tidak seorang pun pendeta yang dibantai, bahkan Rasul dengan tegas
bersabda :
‫من آذى ذميًا فقد آذاني‬
"Siapa saja yang menyakiti kafir dzimi sungguh telah melukaiku"

Sejarah tersebut hadirin, mengambarkan bahwa Islam bukan agama sadis, islam bukan
bengis, bahkan islam bukan agama teroris, sebagaimana dituduhkan Barat ketika ini.
Tapi Islam yaitu agama rahmatan lil 'alamin. Dengan demikian kalau akhir-akhir ini telah
terjadi teror dan pengeboman menyerupai di Legian kuta Bali, Hotel Mariot dan
Kedubes Australia, yang katanya dilakukan oleh orang-orang yang beragama islam
Disini kami tegaskan semua itu bukan dari pedoman Islam, sekali lagi bukan pedoman
islam, tapi lebih disebabkan lantaran faktor kepentingan golongan dan bentuk
perlawanan imprialisme politik barat yang durjana, betul?

Timbul pertanyaan, apa yang kita lakukan semoga kerukunan umat beragama tetap
terjaga? Sebagai jawabannya kita renungkan firman Allah dalam penggalan surat al-
An'am ayat 108 :

‫َو اَل َت ُسُّبوا اَّلِذيَن َي ْد ُعوَن ِمْن ُد وِن ِهَّللا َفَي ُسُّبوا َهَّللا َع ْد ًو ا ِبَغ ْي ِر ِع ْلٍم‬

Artinya : “Dan janganlah kau memaki ilah-ilah yang mereka ibadahi selain Allah,
lantaran mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa
pengetahuan.

Hadirin.... Khalid Abdurrahman al-Aki dalam Shofwat al-Bayan Lima'ani


Quran menjelaskan
" ‫" اي ال تسبوا ألهة المشركين واصنامهم‬Janganlah kau menghina sembahan kaum musyrik dan
berhala-berhala mereka.

Dengan demikian, firman Allah tadi mengajarkan kepada kita umat Islam semoga
jangan menghina, melecehkan dan memerangi pedoman agama lain. Biarkan kaum
Kristiani mengamalkan pedoman cinta kasih, Isa Almasih, Silahkan umat Hindu
mengamalkan veda-vadenta, Resi Agatya. Demikian juga kepada umat budha biarkan
menjalankan pedoman Dharma Shidarma Gautama.

Oleh lantaran itu mengingat betapa besar penghargaan Islam terhadap agama lain,
maka hendaklah kepada penganut agama tersebut untuk menghormati Islam.

Jika perilaku tersebut yang kita aplikasikan saya yakin kerukunan umat di negeri kita
akan terwujud, sehingga negara kita terbebas dari kerusuhan demi kerusuhan dengan
dalih agama. Dan bagi kita umat Islam yang melaksanakan langkah tadi berarti telah
melaksanakan amal saleh. Sebagai tanggapan Allah menjanjikan dalam surat Al-
Maidah ayat 9 :

‫َو َع َد ُهَّللا اَّلِذيَن آَم ُنوا َو َعِم ُلوا الَّصاِلَح اِتۙ َلُهْم َم ْغ ِفَر ٌة َو َأْج ٌر َع ِظ يٌم‬

Artinya : Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang berinfak
saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

Hadirin... Dengan demikian uraian tadi sanggup disimpukan bahwa untuk membina
kerukunan umat beragama di negeri ini kita harus saling menghormati, menghargai dan
bertoleransi dalam bentuk menawarkan kebebasan kepada masing-masing pemeluk
untuk melaksanakan ajarannya dengan bebas dan jangan menghina dan memerangi
pedoman agama lain dengan bentuk dan cara apapun.

Oleh lantaran itu, kami menghimbau kepada seluruh pemeluk agama di negeri ini
terutama umat Islam untuk saling menghormati dan menghargai. Mudah-mudahan
negara kita terhindar dari aneka macam kerusuhan tanggapan perbedaan agama.
Demikian dan sekian

‫والّسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai