Kelas :
Dewan Hakim Nan Arif lagi bijaksana, Hadirin, sebangsa dan setanah air yang
berbahagia
Bung Karno, presiden pertama Republik Indonesia, dalam sidang Persiapan
Kemerdekaan Republik Indonesia, 1 Juni 1945, pernah berkata, Negara Kesatuan
Republik Indonesia ini, bukan milik suatu golongan, bukan milik suatu suku!!.
bukan milik suatu agama, bukan pula, milik suatu golongan adat istiadat. tapi
milik kita semua.
Betapa tidak hadirin, Negeri kita tercinta ini, tidaklah ada duanya. lebih dari 250
juta kepala dengan pemikiran berbeda, bahasa yang berbeda, suku bangsa yang
berbeda, bahkan agama yang berbeda, bisa hidup berdampingan di sebuah negara,
dengan kepulauan terbesar di dunia. tidaklah mungkin bangsa ini dapat terus
bersatu dan berjuang Bersama, tanpa, adanya rasa, toleransi
Keterangan: Prolog adalah pengantar suatu naskah bisa berupa dialog atau kilas
balik dari suatu peristiwa di dalam cerita. Di Sampaikan dengan Intonasi yang
Tidak Monoton, dan masih datar, belum ada penaikan puncak intonasi
Namun Sayang Hadirin, isu agama dan budaya, masih menjadi bahan bakar
utama, bagi para oknum yang ingin memecah dan memporak-porandakan Bangsa.
mulai dari oknum yang mengaku-ngaku membawa pesan agama, melakukan aksi
kekerasan atas nama agama, menyebutkan kebencian dengan mengumbar isu Syara
Bahkan dengan Teganya, memfitnah Rasul Dan Ulama. Betul….?
Apa yang sebenarnya terjadi, di negeri yang plural dan majemuk ini,?
Sudah hilangkah rasa kemanusiaan, sehingga kekerasan sudah menjadi hal yang
lumrah,!! Adakah yang salah dengan ajaran agama, atau kita yang salah dalam
memahaminya. Oleh karena itu, Pada kesempatan kali ini, kami akan
menyampaikan syarahan Alquran yang berjudul
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, WUJUD SIKAP TOLERANSI
DALAM PERSPEKTIF ALQURAN. dengan landasan Alquran surah alkafirun
ayat 1-6