Anda di halaman 1dari 6

TAFSIR SURAH AN-NISA AYAT 144, 159 AT-TAUBAH AYAT 23

DAN AL-MUJADALAH AYAT 14


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Ahkam Peradilan

Oleh Kelompok 8.

Andi Muhammad Nur Muharram 2103010034

Muh Qayyum 2103010032

Dian Reza Suhardi 2103010033

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO

2023
An-Nisa Ayat 144 & 159

ْ ‫ٰٓه ْيٰٓد ُْو ِى‬


ٰٰٓۚٓ َ‫ٰٓال ُوؤْ ِهٌِيْي‬ ْ ُ‫آَٰلٰٓتَت َّ ِخذ‬
ِ ‫وآٰالكٰٓ ِف ِريْيَ ٰٓاَ ْو ِليَآٰ َء‬ َ ‫يٰٓاَيُّ َهآٰالَّ ِذيْيَ ٰٓآٰ َهٌُ ْى‬
‫ل ْل ٌٰٰٓٓآٰ ُّهثِيٌْا‬ُ ٰٓ‫للَ ْي ُك ْن‬ ٰٰٓ ِ ‫اَت ُ ِر ْيذ ُْوىَ ٰٓاَ ْىٰٓتَ ْجعَلُ ْى‬
َ ِٰٓ‫آٰلِل‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-
orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah
kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?”ayat 12

Analisa Kandungan Ayat

Dalam ayat ini Allah SWT menyeru kepada kaum Muslimin supaya tidak
meminta pertolongan kepada orang-orang kafir yang memusuhinya baik dengan
meminta pendapat atau berkawan baik dengan mereka, serta tidak boleh
memberikan kepercayaan (amanah) apalagi membocorkan rahasia secara terang-
terangan kepada mereka.

Kandungan An-Nisa ayat 144 ini juga menjelaskan agar kaum Muslimin
diminta selalu berhati-hati dalam meminta pertolongan kepada orang-orang kafir
yang memusuhi Islam baik dengan pikiran maupun dengan perbuatan sebab
pertolongan yang diperoleh dari orangorang kafir itu justru mungkin dapat
membahayakan kaum Muslimin sendiri.

Kandungan Hikmah

 Al-Quran menghendaki agar kita kaum Muslimin agar tidak memilih


orang kafir sebagai pemimpinnya.

 Kehidupan dalam tatanan masyarakat yang baik dapat terjadi jikalau


pemimpinnya berasal dari kalangan muslim yang taat beribadah dan adil
dalam memutuskan berbagai perkara.

Ayat 159

ْ ‫ۚ َويَ ْى َم‬
ٰٓ‫ٰٓال ِقيٰٓ َو ِة‬ ٰٓ ۚ ٰٰٓٓ‫ةٰٓاِ ََّلٰٓلَيُؤْ ِهٌ ََّيٰٓ ِتهٰٰٓٓقَ ْث َلٰٓ َه ْىتِه‬ ْ ‫يٰٓا َ ْه ِل‬
ِ ٰٓ‫ٰٓال ِكت‬ ْٰٓ ‫َواِ ْىٰٓ ِ ّه‬
‫ش ِهيْذٰۚٓا‬َ ٰٓ‫يَ ُك ْى ُىٰٓ َللَ ْي ِه ْن‬
Artinya :” Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman
kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Dan pada hari Kiamat dia (Isa) akan
menjadi saksi mereka.”
Tafsir Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab, baik Yahudi maupun
Nasrani, yang tidak beriman kepadanya, yakni kepada Nabi Isa bahwa beliau
adalah utusan Allah, sebelum kematiannya, yakni sebelum kematian dari Ahli
Kitab itu. Dan pada hari Kiamat, dia, Nabi Isa, akan menjadi saksi terhadap
mereka bahwa beliau adalah utusan Allah, dan tidak pernah menyampaikan
kepada umatnya selain apa yang diperintahkan Allah agar disampaikan kepadanya.

Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, baik Yahudi maupun Nasrani,
melainkan akan beriman kepada Nabi Isa dengan iman yang sebenarnya sebelum
mereka itu mati, yaitu ketika menghadapi sakaratul maut. Orangorang Yahudi
akan beriman, bahwa Nabi Isa itu utusan Allah dan roh yang ditiupkan kepada
Maryam dan sebagai makhluk ciptaan Allah. Orang-orang Nasrani pun akan
beriman bahwa Nabi Isa adalah hamba Allah dan kalimah-Nya, bukan Allah dan
bukan pula anak Allah. Keimanan mereka yang sedemikian itu tidak berguna lagi,
sebab dinyatakan setelah roh mereka sampai di tenggorokan, setelah mereka
melihat tandatanda di alam akhirat. Tercantum dalam firman Allah:

¦Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak berguna lagi


iman seseorang yang belum beriman sebelum itu¦ (al-An'Am/6:158).

Ada pula sebagian ulama yang menafsirkan ayat ini demikian: tidak ada
seorang pun dari Ahli Kitab, nanti pada akhir zaman. Beliau akan memecahkan
salib lambang umat Nasrani, akan memusnahkan babi dan segala kekejian.
Setelah itu dunia akan mengalami kesuburan, keamanan dan kesejahteraan yang
adil dan merata. Ketika itu Ahli Kitab dari Yahudi dan Nasrani akan beriman
semuanya kepada Nabi Isa sebelum wafat, dan setelah wafat beliau dimakamkan
di samping makam Nabi Muhammad di Medinah. Turunnya beliau ke dunia ini
adalah untuk menegakkan syariat Muhammad sehingga Nabi Muhammad tetap
menjadi saksi atas keimanan atau kekafiran Ahli Kitab, seperti dijelaskan dalam
firman Allah:

Dan bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan


seorang saksi (Rasul) dari setiap umat dan Kami mendatangkan engkau
(Muhammad) sebagai saksi atas mereka. (an-Nisa/4:41)
At-Taubah ayat 23

َ ‫يٰٓاَيُّ َهآٰالَّ ِذيْيَ ٰٓآٰ َهٌُ ْى‬


َ ‫آَٰلٰٓتَت َّ ِخذُ ْٰٓوآٰآٰتَآٰ َء ُك ْن‬
ٰٓ‫ٰٓوا ِْخ َىاًَ ُك ْنٰٓاَ ْو ِليَآٰ َءٰٓا ِِىٰٓا ْلتَ َحثُّىا‬
ٰٰٓ ‫اىٰٓ َو َه ْيٰٓيَّتَ َىلَّ ُه ْنٰٓ ِ ّه ٌْ ُك ْنٰٓفَاُولٰٓىٰٓ َكٰٓ ُه ُنٰٓال‬
َٰٓ ‫ظ ِل ُو ْى‬
‫ى‬ ِ ْ َ‫لل‬
ِٰٓ ‫ىٰٓاَل ْي َو‬ َ ٰٓ‫ْال ُك ْف َر‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu jadikan bapak-
bapakmu dan saudarasaudaramu sebagai pelindung, jika mereka lebih menyukai
kekafiran daripada keimanan. Barangsiapa di antara kamu yang menjadikan
mereka pelindung, maka mereka itulah orangorang yang zhalim.”

Tafsir

Setelah ayat sebelumnya menerangkan keutamaan berjihad dan berhijrah


serta tidak bergunanya amal kebaikan orang-orang musyrik, maka ayat ini lebih
menegaskan lagi bahwa itu semua tidak akan sempurna kecuali kaum muslim
berlepas diri dari kekuasaan kaum musyrik dan lebih mencintai Allah dan Rasul-
Nya daripada bapak, ibu, dan saudara-saudaranya.

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu jadikan bapak-


bapakmu dan saudara-saudaramu sebagai auliya' bentuk jamak dari kata "waliy",
yakni pemimpin, teman dekat, pelindung, atau sebagai apa saja yang kamu sering
kali menyampaikan rahasia kepadanya dan kamu sekalian lebih mencintai mereka
mengalahkan cintamu kepada Allah dan Rasul-Nya, baik dengan cara
memaksakan diri apalagi secara sukarela jika mereka lebih menyukai kekafiran
daripada keimanan. Barangsiapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali,
pelindung, teman dekat, pemimpin dan lain-lain, meski masih ada hubungan
kekerabatan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim karena meletakkanAyat
ini diturunkan sehubungan dengan sikap sebagian kaum Muslimin sewaktu
diperintahkan hijrah ke Medinah, mereka menjawab, "Jika kami hijrah, putuslah
hubungan kami dengan orang-orang tua kami, anakanak dan famili kami,
hancurlah perdagangan kami dan akhirnya kami menjadi orang yang sia-sia."

Ayat ini melarang orang yang beriman menjadikan ibu bapak dan saudara
mereka yang masih kafir, menjadi pemimpin karena dikhawatirkan mereka akan
mengetahui keadaan kaum Muslimin dan kekuatannya. Perbuatan seperti itu akan
sangat bermanfaat bagi pihak kafir untuk menyerang kaum Muslimin.

Orang mukmin yang tidak menaati larangan itu dan dalam keadaan
perang, mereka masih membantu orangorang kafir, karena yang dibantu itu ada
hubungan kekeluargaan, maka dia adalah orang yang zalim, terhadap diri,
pengikut-pengikut, dan agamanya.
Al-Mujadalah Ayat 14

ّ ِ ‫ّٰٓللآُٰ َللَ ْي ِه ْٰٓنٰٓ َهآٰ ُه ْن‬


ٰٓ‫ٰٓه ٌْ ُك ْن‬ ٰٰٓ ‫ة‬ َ ‫َض‬ِ ‫اَلَ ْنٰٓت َ َرٰٓاِلَىٰٓالَّ ِذيْيَ ٰٓت َ َىلَّ ْىآٰقَ ْىهآٰغ‬
َٰٓ ‫ٰٓو ُه ْنٰٓيَ ْعلَ ُو ْى‬
‫ى‬ َ ‫ب‬ ْ َ‫ٰٓه ٌْ ُه ْٰٓنٰٓ َويَ ْح ِلفُ ْىىَ ٰٓ َلل‬
ِ ‫ىٰٓال َك ِذ‬ ِ ‫َو ََل‬
Artinya : “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum
yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu
dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk
menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui.”

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang


mengangkat orangorang Yahudi sebagai teman dan memberikan loyalitasnya
kepada mereka? Pada hakikatnya orang-orang munafik tidak termasuk orang-
orang beriman dan tidak pula termasuk orang-orang Yahudi. Mereka bersumpah
secara dusta bahwa mereka adalah kaum Muslimin dan bahwa kamu adalah
Rasulullah, padahal mereka tahu bahwa mereka dusta dalam sumpah mereka
tersebut.

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr.


Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)

Tidaklah kamu melihat -wahai Rasul- kepada orang-orang munafik yang


berteman dengan orang-orang Yahudi yang telah dimurkai Allah dikarenakan
kekufuran dan kemaksiatan mereka. Orang-orang munafik itu bukan bagian dari
orang-orang yang beriman, dan mereka juga bukan bagian dari orang-orang
Yahudi, akan tetapi mereka itu dalam keraguan, tidak bersama golongan Mukmin
dan tidak pula bersama golongan Yahudi. Dan orang-orang munafik itu bersumpah
bahwa mereka adalah orang-orang Muslim, dan bahwa mereka tidak
membocorkan berita tentang kaum muslimin kepada orang-orang Yahudi, padahal
sungguh mereka berdusta dengan sumpah mereka itu.

Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah


pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an
Universitas Islam Madinah

Hai Rasulullah, tidakkah kamu melihat dan terheran dari orang-orang


munafik yang menjadikan orang-orang Yahudi sebagai penolong? Orang-orang
munafik itu bukanlah termasuk kaum muslimin, dan bukan pula termasuk
orangorang Yahudi; namun mereka bersumpah dengan nama Allah bahwa mereka
termasuk kaum muslimin dan mengakui risalah Nabi Muhammad; padahal
mereka sadar bahwa mereka sedang berdusta. Allah telah menyiapkan azab yang
sangat pedih bagi mereka, sungguh buruk apa yang mereka lakukan.

Anda mungkin juga menyukai