Anda di halaman 1dari 6

Dosen Pengampu: Moh.

Khasan

Tugas: Resume Tauhid dan Akhlak Tasawuf

Kelompok 4
Fitria Khoirunnisa (2206016010)
Aprilia Rosadilah (2206016013)
Iska Triastitik (2206016015)

Sumber: 1. Akhlak Tasawuf (Dr. H. Badrudin, M.Ag)

SUMBER-SUMBER AKHLAK DAN TASAWUF

A. Sumber Akhlaq-Tasawuf dari Al-Quran

Dalam Al-Quran kata yang berkaitan dengan akhlaq diantaranya terdapat


dalam Q.S As-Syu’ara ayat 137, yang berbunyi:

ۙ ۡ ِ‫اال َّول‬
َ‫ني‬ ُ ‫ِا ۡن ٰهذَا ۤ ِا َّال‬
َ ۡ ُ‫خ ُلق‬

Artinya: “(agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang
terdahulu.”

Tafsir dari ayat di atas adalah "Agama kami ini tidak lain hanyalah adat
kebiasaan orang dahulu. Apa yang dilakukan nenek moyang kami, itulah yang
kami ikuti." Inilah bentuk taklid buta dalam hal keyakinan agama yang sangat
dibenci oleh Allah.Selanjutnya mereka mengatakan bahwa agama yang mereka
anut adalah agama nenek moyang yang telah diwariskan kepada mereka.
Mereka yakin tidak akan diazab karena mengikuti agama nenek moyang itu.
Pada ayat yang lain diterangkan bahwa Hud menantang kaumnya yang semakin
ingkar itu dengan menyeru mereka agar melakukan usaha untuk membunuhnya
dilakukan bersama-sama. Hud juga menyuruh mereka untuk mengikutkan


dewa-dewa yang mereka sembah, seandainya mereka benar-benar percaya akan


kemampuan dewa-dewa itu melakukan sesuatu yang mereka inginkan. Seakan-
akan Hud berkata kepada mereka, "Bersatulah kamu sekalian dengan dewa-
dewa yang kamu sembah itu untuk membunuhku, dan laksanakanlah
pembunuhan itu sekarang juga, jangan ditangguhkan lagi. Aku tidak takut
sedikit pun dibunuh karena aku bertawakal kepada Allah, Tuhanku dan
Tuhanmu yang sebenarnya. Makhluk apa pun yang ada di bumi ini selalu
dijaga, dipelihara, dan dikuasai oleh Allah dan perkataan-Nya selalu benar dan
lurus." Tantangan yang dikemukakan Hud kepada kaumnya adalah bukti bahwa
dia seorang rasul yang diutus Allah. Andaikata ia bukan seorang rasul, dia tidak
akan berani melakukan tantangan yang demikian terhadap kaumnya yang lebih
kuat tubuhnya dan lebih kejam sifatnya.

Tertuang dalam Q.S Al-Qalam ayat 4 yang berbunyi:

ِ ‫خ ُل ٍق َع‬
ٍ ‫ظيۡم‬ ُ ‫َو ِانَّ َك َل َع ٰلى‬

Artinya: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.”

Tafsir dari ayat di atas adalah “Dan sesungguhnya engkau benar-benar


berbudi pekerti yang luhur.” Karena Tuhanmu yang mendidikmu dengan akhlak
al-Quran.

Dari dua ayat di atas, setelah dilihat dari asal kata dan muatan kata. Dapat
dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa istilah akhlaq memang terdapat dalam
Al-Quran. Hanya saja terdapat perbedaan muatan antara keduanya. Dalam Surat
As-Syu’ara ayat 137 istilah akhlaq dicontohkan dalam “akhlaq yang buruk” dari
seorang umat Nabi Hud AS. Sedangkan dalam surat Al-Qalam dicontohkan
“akhlaq baik”.

Sumber tasawuf tertuang dalam Q.S Al-Maidah ayat 54 yang berbunyi:





ّ ٰ ‫ف ﯾَ ۡﺎﺗِﻰ‬
‫ﷲُ ﺑِﻘَ ۡﻮ ٍم ﯾ ِﱡﺤﺒﱡﮭُﻢۡ َوﯾ ُِﺤﺒ ۡﱡﻮﻧَﮫٗۤ ۙ اَ ِذﻟﱠ ٍﺔ َﻋﻠَﻰ ۡاﻟ ُﻤ ۡﺆ ِﻣﻨِ ۡﯿ َﻦ اَ ِﻋ ﱠﺰ ٍة‬ َ ‫ٰۤﯾـﺎَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﱠ ِﺬ ۡﯾ َﻦ ٰا َﻣﻨُ ۡﻮا َﻣ ۡﻦ ﯾ ۡﱠﺮﺗَ ﱠﺪ ِﻣ ۡﻨ ُﻜﻢۡ َﻋ ۡﻦ ِد ۡﯾـﻨِ ٖﮫ ﻓَ َﺴ ۡﻮ‬
‫اﺳ ٌﻊ‬
ِ ‫ﷲُ َو‬ ّ ٰ ‫ﷲِ ﯾ ُۡﺆﺗِ ۡﯿ ِﮫ َﻣ ۡﻦ ﯾﱠ َﺸﺂ ُء ؕ َو‬ ّ ٰ ‫ﻀ ُﻞ‬ ۡ َ‫ﻚ ﻓ‬َ ِ‫ﷲِ َو َﻻ ﯾَ َﺨﺎﻓُ ۡﻮ َن ﻟَ ۡﻮ َﻣﺔَ َ ۤﻻ ِٕٮ ٍﻢ ؕ ٰذ ﻟ‬ ّ ٰ ‫َﻋﻠَﻰ ۡاﻟ ٰﻜﻔِ ِﺮ ۡﯾ َﻦ ﯾُ َﺠﺎ ِھ ُﺪ ۡو َن ﻓِ ۡﻰ َﺳﺒِ ۡﯿ ِﻞ‬
‫َﻋﻠِ ۡﯿ ٌﻢ‬

Artinya ; “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang


murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang
Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah
Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-
orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan
orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa
yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha
Mengetahui”.

Allah juga memerintahkan manusia agar senantiasa bertaubat


membersihkan diri dan selalu memohon ampun kepada-Nya sehingga
memperoleh cahaya dari-Nya. Q.S At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi:

ٌ ‫ارةُ َع َليۡ َها َم ٓلٰٮِٕ َك ٌة ِغ َال‬


ِ ‫ظ‬ ِ ‫اس َوال‬ ِ َ ُ‫يٰۤاَيُّ َها ا َّل ِذيۡ َن ا ٰ َمنُوۡا ُقوۡۤا اَنۡف‬
‫ش َدا ٌد َّال‬ َ ‫ۡح َج‬ ُ َّ ‫ارا َّو ُق ۡو ُد َها الن‬ً َ‫س ُك ۡم َواَهۡليۡ ُك ۡم ن‬
‫ۡص ۡو َن اهللَّٰ َما ۤ ا َ َم َر ُه ۡم َو َيفۡ َع ُل ۡو َن َما ُي ۡؤ َم ُر ۡو َن‬
ُ ‫َيع‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu


dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.”

B. Sumber Akhlaq-Tasawuf dari Sunnah dan Praktek Nabi

Sunnah Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam. Beliaulah manusia terbaik


yang paling patut dijadikan sebagai teladan dalam berakhlak.

Allah subhanahu wata’ala berfirman Q.S Al-Ahzab ayat 21 :





‫ﷲَ َو ْاﻟﯿَ ْﻮ َم ْاﻵ ِﺧ َﺮ َو َذ َﻛ َﺮ ﱠ‬


‫ﷲَ َﻛﺜِﯿﺮًا‬ َ ‫ﷲِ أُ ْﺳ َﻮةٌ َﺣ َﺴﻨَﺔٌ ﻟﱢ َﻤﻦ َﻛ‬
‫ﺎن ﯾَﺮْ ﺟُﻮ ﱠ‬ ‫ُﻮل ﱠ‬ َ ‫ﻟﱠﻘَ ْﺪ َﻛ‬
ِ ‫ﺎن ﻟَ ُﻜ ْﻢ ﻓِﻲ َرﺳ‬

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

‫ق‬ َ ‫ﺖ ِﻷُﺗَ ﱢﻤ َﻢ‬


ِ ‫ﺻﺎﻟِ َﺢ ْاﻷَ ْﺧ َﻼ‬ ُ ‫إِﻧﱠ َﻤﺎ ﺑُ ِﻌ ْﺜ‬

Artinya: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.


(HR. Ahmad : 8952)

Praktek akhlak tasawuf Nabi ditunjukkan dalam tingkah laku (akhlak)


Rasulullah. Beliau selalu mencontohkan tingkah laku yang baik ke sesama
manusia, keluarga, bahkan Rasulullah juga mencontohkan akhlak untuk
memuliakan tamu dan tetangga. Nabi menjelaskan dalam salah satu sabdanya,
bahwa manusia yang paling baik ialah yang paling baik perangainya.

Praktek tasawuf Nabi Muhammad Saw adalah berakhlak mulia yang


selalu beliau terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ada suatu cerita dari Sa’id
bin Hisyam.
Sa’id bin Hisyam: “Aku datang menemui A’isyah ra, lalu kutanyakan tentang
akhlak Rasulullah Saw.”
A’isyah ra menjawab: “Bisakah engkau membaca Al-Quran?”
Sa’id bin Hisyam: “Bisa!”
A’isyah ra : “Akhlak Nabi Muhammad Saw adalah Al-Quran. Allah tidho
bersama keridhoan beliau, dan Allah niscaya marah bersama kemarahan
beliau.”


Nabi Muhammad Saw tertarik pada alam ke-Tuhanan. Tidak sekalipun


Nabi Muhammad Saw dikabarkan bahwa pernah melakukan hal-hal yang
berlawanan dengan akhlak luhur (bahkan sebelum diangkat menjadi Nabi
sekalipun). Keluhuran akhlak Rasulullah Saw itu tindaklah dibuat-buat
sebagaimana firman Allah: “Katakanlah (hai Muhammad), aku tidak meminta
upah sedikitpun atas dakwahku padamu, dan bukanlah aku termasuk orang
yang mengada-ada”. Atau “Katakanlah hai Muhammad, aku tidaklah mengada-
ada akhlak-Ku yang tampak pada kalian”. Sebab sesuatu yang diada-ada itu
tidak akan tahan lama. Bahkan dengan cepat akan kembali ke tabiat aslinya.
Diantara praktek tasawuf Nabi Muhammad Saw ialah:
a) Kasih sayang terhadap semua makhluk.
b) Rendah hati
c) Beribadah
d) Pemalu
e) Gemar memberi/ berderma

C. Sumber Akhlaq-Tasawuf dari Para Sahabat

Setelah meninggalnya nabi muhammad SAW,para sahabat sering diberi


cobaan,namun ituu mereka hadapi dengan penuh ketabahan dan kesabaran.
Begitu sabarnyaa mereka menjalin kehidupnyaa sehingga allah melalui nabinya
memberi pujian dalam Q.S At-taubah ayat 100 yang berbunyi:

‫ﷲُ َﻋ ْﻨﮭُ ْﻢ َو َرﺿ ُْﻮا َﻋ ْﻨﮫُ َواَ َﻋ ﱠﺪ‬ ّ ٰ ‫ﱠﺿ َﻲ‬ ِ ‫ﺎن ر‬ ٍ ۙ ‫ﺎر َواﻟﱠ ِﺬﯾ َْﻦ اﺗﱠﺒَﻌ ُْﻮھُ ْﻢ ﺑِﺎِﺣْ َﺴ‬
ِ ‫ﺼ‬ َ ‫َواﻟ ٰ ّﺴﺒِﻘُ ْﻮ َن ْاﻻَ ﱠوﻟُ ْﻮ َن ِﻣ َﻦ ْاﻟ ُﻤ ٰﮭ ِﺠ ِﺮﯾ َْﻦ َو ْاﻻَ ْﻧ‬
َ ِ‫ﺖ ﺗَﺠْ ِﺮيْ ﺗَﺤْ ﺘَﮭَﺎ ْاﻻَ ْﻧ ٰﮭ ُﺮ ٰﺧﻠِ ِﺪﯾ َْﻦ ﻓِ ْﯿﮭَﺂ اَﺑَﺪًا ٰۗذﻟ‬
‫ﻚ ْاﻟﻔَ ْﻮ ُز ْاﻟ َﻌ ِﻈ ْﯿ ُﻢ‬ ٍ ّ‫ﻟَﮭُ ْﻢ َﺟ ٰﻨ‬

Artinya:
“Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di
antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada
Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan
yang agung.”









Nabi sangat mencintai sahabatnya dengan cara mendorong dan memberi


motivasi kepada manusia untuk selalu menghormati mereka atas
kesederhanaannya, sebagaimaana sabda Nabi:

‫اَﺻْ َﺤﺎﺑِ ْﻲ َﻛﺎﻟﻨﱡﺠ ُْﻮ ِم ﺑِﺄَﯾﱢﮭـِ ْﻢ اِ ْﻗﺘَ َﺪ ْﯾﺘُ ْﻢ اِھـْﺘَ َﺪ ْﯾﺘُ ْﻢ‬

Artinya: “Sahabatku seperti halnya bintang. Siapapun yang engkau ikuti maka
dirimu akan mendapatkan petunjuk kebenaran.” (HR. Ibnu Majah).

Anda mungkin juga menyukai