Al-
Baqarah (2): 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).
a. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!
Jawab :
َّلل ۗ َولَو يَ َرى ٱلَّذِين َ َّلل ۖ َوٱلَّذِينَ َءا َمن ٓوا أ
ِ َّ ِ شدُّ حبًّا ِ ّلل أَندَادًا يحِ بُّونَهم كَح
ِ َّ ب ٱ ِ اس َمن يَتَّخِ ذ مِ ن د
ِ َّ ون ٱ ِ ََّومِ نَ ٱلن
ِ شدِيد ٱلعَذَا
ب َ َّلل َجمِ يعًا َوأَ َّن ٱ َّّلل
ِ َّ ِ َاب أَ َّن ٱلق َّوة
َ َظلَم ٓوا إِذ يَ َرونَ ٱلعَذَ
Sumber Referensi :
https://tafsirweb.com/644-surat-al-baqarah-ayat-165.html Commented [AH1]:
Sumber Referensi :
Nurdin, Ali. dkk. 2016. Pendidikan Agama Islam “Modul 1 hal. 1.4 - 1.5”: Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka
Sumber Referensi :
Nurdin, Ali. dkk. 2016. Pendidikan Agama Islam “Modul 1 hal. 1.5”: Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka
d. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!
Jawab :
ِ نس ۖ لَهم قلوب َّّل يَفقَهونَ بِ َها َولَهم أَعين َّّل يب
صرونَ بِ َها َولَهم ً َولَقَد ذَ َرأنَا ِل َج َهنَّ َم َكث
ِ ِيرا ِمنَ ٱل ِج ِن َوٱ ِْل
َٓ ُّ َ َ ٓ
َضل ۚ أولئِكَ هم ٱلغَفِلون َ َءاذَان َّّل يَس َمعونَ بِ َها ٓ ۚ أولئِكَ َكٱْلنعَ ِم بَل هم أ
َ
Artinya : Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari
jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak,
bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Sumber Referensi :
https://tafsirweb.com/2633-surat-al-araf-ayat-179.html
e. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179 tersebut?
Jawab :
Menurut ayat tersebut, Iman adalah menyakini sepenuh hati dan dibuktikan dalam amal
perbuatan dengan menggunakan seluruh indra yang ada. Manusia dan di jin di
anuhgerahkan Allah dengan hati, namun sayangnya hati tersebut tidak digunakan untuk
menyakini ayat-ayat Allah serta tidak mengimani Allah. Seharusnya mereka dengan akal
pikiran, qalbu, dan seluruh indra yang ada dianggota tubuh yang di anugerahkan oleh Allah,
mereka dapat semakin yakin akan keberadaan Allah dan kebesaran Allah, sehingga
membuat mereka akan semakin patuh dan rajin beribadah hanya kepada Allah.
Sumber Referensi :
Nurdin, Ali. dkk. 2016. Pendidikan Agama Islam “Modul 1 hal. 1.5”: Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka
f. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut?
Jawab :
Dalam QS. Al-Baqarah ayat 165, Iman adalah sikap (attitude), yaitu kondisi mental yang
menunjukkan kecenderungan atau keinginan luar biasa terhadap Allah. Orang-orang yang
beriman kepada Allah berarti orang yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk
mewujudkan harapan atau kemauan yang dituntut oleh Allah kepadanya. Lalu, dalam QS.
Al-A’Raf ayat 179, pengertian iman yang sesungguhnya ialah meliputi aspek Qalbu,
ucapan, dan perilaku atau perbuatan untuk senantiasa patuh dan mau beribadah kepada
Allah SWT.
Sumber Referensi :
Nurdin, Ali. dkk. 2016. Pendidikan Agama Islam “Modul 1 hal. 1.5 – 1.6”: Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka
2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan
penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non fisik
dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini diantaranya
diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan Q.S. Qaaf
(50):16.
a. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut kedua ayat tersebut!
Jawab :
Arti atau terjemahan Q.S Ali Imran ayat 190 ialah “Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi serta silih berganti malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-
orang yang berakal.” Kemudian arti atau terjemahan Q.S Ali Imran ayat 191 ialah
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri dan duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata) : “Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Penjelasan : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan
siang hari dengan dengan sangat rinci, pergantian waktu yang lama maupun singkat,
dan peristiwa lainnya itu mengandung dalil yang jelas atas keberadaan, kuasa, dan
keesaan Allah bagi orang-orang yang berakal sehat. Allah sebutkan pada ayat ini cukup
bagi orang yang berakal untuk menyampaikannya pada keimanan yang tidak dapat
digoncangkan oleh syubhat dan tidak terhalang oleh keraguan.
Sumber Referensi :
Nurdin, Ali. dkk. 2016. Pendidikan Agama Islam “Modul 2 hal. 2.6”: Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka
b. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50): 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia
menurut ayat tersebut!
Jawab :
Arti atau terjemahan dari Q.S Qaf ayat 16 adalah “ Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami
lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”
Penjelasan : Pada ayat ini dijelaskankan bahwa Allah mengetahui apa yang dibisikkan
oleh manusia dan tidak ada sesuatu pun yang sama atau tersembunyi bagi-Nya. Dan
sungguh, Allah dengan kuasa-Nya menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
Sumber Referensi :
Nurdin, Ali. dkk. 2016. Pendidikan Agama Islam “Modul 2 hal. 2.6”: Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka
https://tafsirweb.com/9882-surat-qaf-ayat-16.html
Sumber Referensi :
https://tafsirweb.com/37646-surat-ali-imran-ayat-190-191.html
https://tafsirweb.com/9882-surat-qaf-ayat-16.html
3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan
berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.
a. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?
Jawab :
Terminologis dalam masyarakat artinya suatu konsep, gabungan yang digunakan
masyarakat untuk mencakup pembentukan suatu budaya. Pengertian terminologis
sendiri adalah suatu penjelasan atas istilah, kata, konsep, maupun hal-hal tertentu yang
dapat memberikan pemahaman bagi manusia.
Sumber Referensi :
Nurdin, Ali. dkk. 2016. Pendidikan Agama Islam “Modul 3 hal. 3.4”: Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka
b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13 dan
QS. Az-Zukhruf: 32
Jawab :
Manusia pada dasarnya dilahirkan seorang diri, namun didalam proses kehidupan
selanjutnya, manusia membutuhkan manusia lain disekelilingnya. Ini menunjukan
bahwa manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang hidup Bersama. Terdapat
salah satu ayat Al-Qur’an yang menunjukkan fitrah manusia sebagai makhluk sosial,
yaitu Q.S. Al – Hujurat : 13 sebagai berikut :
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Atas dasar uraian diatas, maka asal usul pembentukan masyarakat bermula dari fitrah
manusia untuk bersama dengan orang, lalu terbentuklah hubungan sosial yang
melahirkan aturan atau norma.
Sumber Referensi :
Nurdin, Ali. dkk. 2016. Pendidikan Agama Islam “Modul 3 hal. 3.6”: Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka
c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat
madani!
Jawab :
berikut ini kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat
madani
• Menjunjung Tinggi Nilai :
Masyarakat madani identik dengan sifatnya yang beradab. Mereka selalu
menjunjung tinggi nilai dan norma serta hukum yang mereka topang. Semua itu
mereka pegang dengan ilmu, iman, dan juga teknologi. Hal tersebut berarti,
masyarakat madani memiliki kehidupan yang berdasarkan aturan yang sudah
berlaku. Mulai dari nilai, hukum, norma, dan lainnya. Ketaatan mereka didasarkan
pada iman, ilmu, dan teknologi yang sudah mereka pelajari. Kemudian
dikembangkan dengan kekuatan iman serta keyakinan mereka terhadap Sang
Pencipta.
Sumber Referensi :
https://kafesentul.com/jelaskan-kriteria-masyarakat-beradab-dan-sejahtera-dari-sudut-
pandang-masyarakat-madani
Artinya:
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,sampai kamu masuk ke dalam kubur.
Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan
janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.Janganlah begitu, jika kamu
mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan
melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya
dengan ainul yaqin, kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang
kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).”
2. Supremasi Hukum :
Dapat diartikan upaya yang dilakukan untuk menegakkan hukum setegak-tegaknya
dan menempatkan hukum setingi-tingginya. Dalam usaha mewujudkan supremasi
hukum itu maka kita harus menetapkan hukum kepada siapa pun tanpa pandang
bulu, bahkan kepada orang yang membenci kita sekalipun, kita tetap harus berlaku
adil. Dalam surat Al-Maidah ayat 8 ditegaskan :
علٓى اَ َّّل تَعدِلوا ۗاِعدِلو ۗا ه َو َ ّلل ش َهد َۤا َء بِالقِسطِۖ َو َّل يَج ِر َمنَّكم
َ شنَان قَوم ِ ٰ ِ َيٓاَيُّ َها الَّذِينَ ا َمنوا كونوا قَ َّوامِ ين
َّللا َخبِير بِ َما تَع َملون َ ٰ اَق َرب لِلتَّقو ۖى َواتَّقوا
َ ٰ َّّللا ۗاِن
3. Egalitarianisme (Persamaan) :
Merupakan perlakuan kepada seseorang untuk disamakan tanpa membeda-bedakan
agama, suku, ras, dan lain-lain. Hal ini dijelaskan dalam Q.S Al-Hujurat ayat 13
sebagai berikut :
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
4. Pluralisme :
Merupakan paham tentang menghargai atau menjunjung tinggi perbedaan diantara
manusia. Kesadaran pluralisme itu kemudian diwujudkan untuk bersikap toleran
dan saling menghormati diantara sesama anggota yang berbeda baik berbeda dalam
hal etnis, suku bangsa, maupun agama. Hal tersebut dinyatakan dalam Q.S Yunus
ayat 99, yaitu :
َ َّض كلُّهم َجمِ يعً ۗا اَفَاَنتَ تك ِره الن
َاس َحتٰى يَكونوا مؤمِ نِين ِ َولَو ش َۤا َء َربُّكَ َّل َمنَ َمن فِى اّلَر
Artinya : “Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi
seluruhnya. Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi
orang-orang yang beriman?”
5. Pengawasan Sosial :
Merupakan bentuk kegiatan untuk mengatur masyarakat supaya menjalankan dan
mengikuti nilai dan norma sosial yang ada pada suatu wilayah. Hal ini ditegaskan
dalam Q.S Ar-Rum ayat 30, yaitu :
Sumber Referensi :
Nurdin, Ali. dkk. 2016. Pendidikan Agama Islam “Modul 3 hal. 3.10-3.14”: Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka