Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM / MKDU4221

NAMA MAHASISWA : NURMIAH

NIM : 045176392

PRODI : S1-ILMU HUKUM

UPBJJ-UT : UPBJJ-UT SAMARINDA


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, pada kesempatan kali ini saya akan memberikan
jawaban saya mengenai pertanyaan-pertanyaan yang telah bapak ajukan pada kesempatan sebelumnya. Yaitu
Tugas 1 di semester ini, mohon koreksinya apabila ada kesalahan, salam.

1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu hubban (QS. Al-Baqarah (2):
165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).

a) Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!
Jawaban :
ََّ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ ْ ُ َ َ َ ْ َّ َ َ ْ َ َ ‫ه َ ْ َ ً ُّ ُّ ْ َ ُ ْ َ ُ ّ ه َ َّ ْ َ ٰ َ ُ ْ َ َ ُّ ُ ًّ ّ ه‬ ُ ْ ُ َّ ْ َ َّ َ َ
‫اب ان‬ ِ ِ ‫اّٰللۗ وال ِذين امنوْٓا اشد حبا‬
‫ّٰلل ولو يرى ال ِذين ظلموْٓا ِاذ يرون العذ‬ ِ ‫ي بونهم كح ِب‬ ِ ‫اس منَّيت ِخذ ِمن د ْو ِن‬
ِ‫اّٰلل اندادا ح‬ ِ ‫﴿ و ِمن الن‬
َ َ ْ ُ ْ َ َ ‫ْ ُ َّ َ ه َ ْ ً َّ ََّ ه‬
)165 :2/‫ ﴾ ( البقرة‬١٦٥ ‫اب‬ ِ ‫ّٰلل ج ِميعا وان اّٰلل ش ِديد العذ‬
ِ ِ ‫القوة‬
Terjemah Kemenag 2019
165. Di antara manusia ada yang menjadikan (sesuatu) selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi-Nya)
yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat kuat cinta mereka kepada
Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat),
bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat keras azab-Nya, (niscaya mereka menyesal).
(Q.S. Al-Baqarah/2:165)

b) Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?


Jawaban :
Berdasarkan redaksi ayat tersebut, iman identik dengan asyaddu hubban lillah. Hub artinya kecintaan atau
kerinduan. Asyaddu adalah kata superlatif syadid (sangat). Asyaddu hubban berarti sikap yang menunjukkan
kecintaan atau kerinduan luar biasa. Lillah artinya kepada atau terhadap Allah.

c) Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?


Jawaban :
Dari ayat tersebut tergambar bahwa iman adalah sikap (atitude), yaitu kondisi mental yang menunjukkan
kecenderungan atau keinginan luar biasa terhadap Allah. Orang-orang yang beriman kepada Allah berarti orang
yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk mewujudkan harapan atau kemauan yang dituntut oleh Allah
kepadanya.

d) Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!
Jawaban :
ْ
َ ْ َ ْ َ َ ٰۤ ُ َ َ ْ ُ َ ْ َ َّ ٌ َ ٰ ْ ُ َ َ َ َ ْ ُ ْ ُ َّ ٌ ُ ْ َ ْ ُ َ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ َّ ٌ ْ ُ ُ ْ ُ َ ْ ْ َ ّ ْ َ ّ ً ْ َ َ َّ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ
ِ ‫صرون ِبهاِۖ ولهم اذان لا يسمعون ِبهاۗ اول ِٕىك كالانع‬
‫ام‬ ِ ‫الج ِن وال ِان ِسِۖ لهم قلوب لا يفقهون ِبهاِۖ ولهم اعين لا يب‬ ِ ‫﴿ ولقد ذرأنا ِلجهنم ك ِثيرا ِمن‬
َ ُ ٰ ْ ُ َ ٰۤ ُ ُّ َ َ ُ ْ
)179 :7/‫ ﴾ ( الاعراف‬١٧٩ ‫َبل ه ْم اضلۗ اول ِٕىك ه ُم الغ ِفل ْون‬
Terjemah Kemenag 2019
179. Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan banyak dari kalangan jin dan manusia untuk (masuk
neraka) Jahanam (karena kesesatan mereka). Mereka memiliki hati yang tidak mereka pergunakan untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan memiliki mata yang tidak mereka pergunakan untuk melihat (ayat-ayat Allah),
serta memiliki telinga yang tidak mereka pergunakan untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti
hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.
(Q.S. Al-A'raf/7:179)

e) Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179 tersebut?
Jawaban :
Berdasarkan tafsiran tersebut diketahui, bahwa rukun (struktur) iman ada tiga aspek yaitu; kalbu, lisan, dan
perbuatan. Iman didefinisikan dengan pendirian yang diwujudkan dalam bentuk bahasa dan perilaku. Jika
pengertian ini diterima, maka istilah iman identik dengan kepribadian manusia seutuhnya, atau pendirian yang
konsisten. Orang yang beriman berarti orang yang memiliki kecerdasan, kemauan dan keterampilan.

f) Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut?
Jawaban :
Iman merupakan perilaku/perbuatan berupa kecerdasan manusia yang memiliki kecenderungan/keinginan
yang sangat kuat untuk mewujudkan harapan yang dituntut oleh Allah kepadanya.
2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan penciptaannya. Namun,
kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non fisik dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut
daripada aspek fisik. Hal ini diantaranya diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3): 190-191
dan Q.S. Qaaf (50):16.

a) Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia menurut
kedua ayat tersebut!
Jawaban :
Terjemah Kemenag 2019.
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan
semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.
(Q.S. Ali 'Imran/3:190-191)
Sesuai dengan ayat diatas, pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang berakal. Dari penciptaan langit
dan bumi serta pergantian malam dan siang, ada manusia-manusia yang berpikir kritis tentang hal itu. Baik dalam
keadaan berdiri, duduk, atau berbaring, mereka terus memikirkan tentang kebesaran-Nya yang dimana tidaklah
mungkin hal-hal itu diciptakan dengan sia-sia. Mahasuci Allah.

b) Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50): 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia menurut ayat
tersebut!
Jawaban :
Terjemah Kemenag 2019
16. Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh
dirinya. Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
(Q.S. Qaaf/50:16)
Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah mengetahui apa yang dibisikkan oleh manusia dan tidak ada
sesuatu pun yang samar atau tersembunyi bagi-Nya. Dan sungguh, Kami, yakni Allah dengan kuasa-Nya bersama
ibu bapak yang dijadikannya sebagai perantara telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan
oleh hatinya, baik kebaikan maupun kejahatan, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. Yakni
Allah Maha Mengetahui keadaan manusia walau yang paling tersembunyi sekali pun.

c) Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!


Jawaban :
Manusia merupakan makhluk yang sempurna, yaitu ialah makhluk yang diciptakan dengan akal yang
digunakan untuk berpikir. Untuk mencari tahu betapa besarnya Allah yang menciptakan, siang dan malam, langit
dan bumi, dan seluruh isi-isinya. Betapa luar biasanya hal itu sampai kita terus memikirkannya baik ketika sedang
duduk, berdiri, maupun berbaring. Sungguh tidak ada yang bisa kita sembunyikan dari-Nya karna Allah maha
mengetahui segalanya.

3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan berinteraksi dengan sesamanya
dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.

a) Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?


Jawaban :
Secara terminologis, kata masyarakat merupakan serapan dari bahasa Arab bermakna “bersama”. Masyarakat
tidak dipandang sebagai kumpulan individu atau penjumlahan dari individu-individu semata-mata. Masyarakat
merupakan suatu pergaulan hidup, oleh karena manusia itu hidup bersama. Masyarakat merupakan suatu sistem
yang terbentuk karena hubungan dari anggotanya.

b) Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13 dan QS. Az-Zukhruf:
32
Jawaban :
Asal usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam; Q.S. Al-Hujurat ayat 13 adalah kita yang diciptakan oleh
Allah dari laki-laki dan perempuan (ibu dan bapak), yang kemudian hidup berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar kami saling berkenalan, dan; Q.S. Az-Zukhfur ayat 32 adalah pembagian penghidupan diantara kita semua
dengan derajat yang berbeda agar dapat saling membantu satu sama lain dan rahmat Tuhan lebih baik dari
hartanya.
c) Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat madani!
Jawaban :
Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab karena taat kepada hukum dan aturan. Ketaatan dalam
masyarakat madani bersifat terbuka, rasional, kontraktual, dan transaksional, bukan pola ketaatan yang tertutup,
tidak rasional, tidak kritis dan bersifat hanya satu arah. Kriteria masyarakat madani adalah masyarakat yang adil,
terbuka, demokratis dan sejahtera dengan kualitas keadaban warganya, dengan landasan takwa kepada Allah dan
taat kepada ajaran-Nya. Takwa kepada Allah adalah semangat ketuhanan yang diwujudkan dengan membangun
hubungan yang baik dengan Allah dan manusia. Hubungan itu tentu saja harus dilandasi dengan berbudi luhur
dan akhlak mulia. Dalam konteks ini menjadi jelas masyarakat madani adalah masyarakat berbudi luhur mengacu
kepada kehidupan masyarakat berkualitas dan beradab.

d) Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera!


Jawaban :
i. Keadilan sosial
Menegakkan keadilan merupakan kemestian yang bersifat fitrah yang harus ditegakkan oleh setiap individu
sebagai pengejawantahan dari perjanjian primordial di mana manusia mengakui Allah sebagai Tuhannya.
Keadilan merupakan sunnatullah di mana Allah menciptakan alam semesta ini dengan prinsip keadilan dan
keseimbangan. Ditegaskan dalam QS. Al-Takaatsur: 1-8 dan QS. Al-Humazah: 1-9.
ii. Supremasi Hukum
Menegakkan hukum yang adil merupakan amanah yang diperintahkan untuk dilaksanakan kepada yang
berhak. Dalam usaha mewujudkan supremasi hukum itu maka kita harus menetapkan hukum kepada siapa pun
tanpa pandang bulu, bahkan kepada orang yang membenci kita sekalipun, kita tetap harus berlaku adil.
Ditegaskan dalam QS. Al-Maai'dah: 8 dan QS. An-Nisaa’: 58.
iii. Egalitarianisme (Persamaan)
Egalitarianisme artinya adalah persamaan, tidak mengenal sistem dinasti geneologis. Artinya adalah bahwa
masyarakat madani tidak melihat keutamaan atas dasar keturunan, ras, etnis, dll. Oleh karena prinsip
egalitarianisme inilah, maka akan terwujud keterbukaan di mana seluruh anggota masyarakat berpartisipasi
untuk menentukan pemimpinnya dan dalam menentukan kebijakan-kebijakan publik. Ditegaskan dalam QS.
Al-Hujurat: 13.
iv. Pluralisme
Pluralisme adalah sikap di mana kemajemukan merupakan sesuatu yang harus diterima sebagai bagian dari
realitas obyektif. Kesadaran pluralisme diwujudkan untuk bersikap toleran dan saling menghormati di antara
sesama anggota yang berbeda baik berbeda dalam hal etnis, suku bangsa, maupun agama. Ditegaskan dalam
QS. Yunus: 99 dan QS. Al-An’aam: 108.
v. Pengawasan Sosial
Agar manusia dan warga tetap berada dalam kebaikan sebagaimana fitrahnya diperlukan adanya pengawasan
sosial. Pengawasan sosial menjadi penting untuk menghidari berbagai bentuk penyelewengan kekuasaan
dalam berbagai bentuk. Pengawasan sosial harus berdiri atas dasar asas-asas tidak bersalah sebelum terbukti
sebaliknya. Ditegaskan dalam QS. Al-A’raaf: 172, QS. Ar-Ruum: 30, dan QS. Al-‘Ashar.

Sumber :

Nurdin, Ali, dkk. (2022). Pendidikan Agama Islam. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.
MKDU4221. Edisi 2. Modul 1, 2, dan 3. Hal 1.4, 1.5, 1.6, 2.6, 3.4, 3.6, 3.8, 3.9, 3.10, 3.11, 3.12, 3.13, dan 3.14.

https://quran.kemenag.go.id/. Diakses pada 25 Oktober, 2022.

Anda mungkin juga menyukai