Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL ONLINE 1

MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


OLEH : NIA DANIYATI
NIM : 044993289

Bacalah soal berikut dengan cermat, kemudian saudara jawab dan diunggah pada tempat
yang telah disediakan:

1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu hubban (QS. Al-
Baqarah (2): 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).

a. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!
b. Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?
c. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?
d. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!
e. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179
tersebut?
f. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut?

2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan
penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non fisik dan
pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini diantaranya diisyaratkan
dalam kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan Q.S. Qaaf (50):16.

a. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut kedua ayat tersebut!
b. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50): 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia
menurut ayat tersebut!
c. Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!

3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan
berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.

a. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?


b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13 dan
QS. Az-Zukhruf: 32
c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat
madani!
d. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera!

Jawaban :

1. a. QS. Al – Baqarah (2) : 165

‫َو ِم َن الَّناِس َم ْن َّيَّتِخ ُذ ِم ْن ُد ْو ِن ِهّٰللا َاْنَداًدا ُّيِح ُّبْو َنُهْم َك ُحِّب ِهّٰللاۗ َو اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا َاَشُّد ُح ًّبا‬
‫ِهّٰلِّلۙ َو َلْو َيَر ى اَّلِذ ْيَن َظَلُم ْٓو ا ِاْذ َيَر ْو َن اْلَع َذ اَۙب َاَّن اْلُقَّو َة ِهّٰلِل َجِم ْيًعاۙ َّو َاَّن َهّٰللا َش ِد ْيُد اْلَع َذ اِب‬

Artinya :
“Dan ada diantara manusia mengambil dari selain Allah sebagai tandingan, mereka
mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Dan orang yang beriman, sangat besar
cintanya kepada Allah. Dan jika sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu
mengetahui Ketika mereka melihat azab (tahulah mereka) bahwa sesungguhnya
seluruh kekuatan itu kepunyaan Allah dan sesungguhnya Allah itu sangat keras azab-
Nya (pasti mereka menyesal).”

b. Pengertian Hubban dalam ayat tersebut adalah kecintaan atau kerinduan, yang artinya
sikap yang menjukan kecintaan atau kerinduan yang luar biasa kepada Allah, orang-
orang yang beriman kepada Allah mereka rela melakukan apapun untuk menjalankan
apa yang diperintahkan oleh Allah, karena begitu besar cintanya kepada Allah dalam
ayat ini menjelaskan begitu besar cintanya orang-orang yang beriman kepada Allah.
c. Pengertian iman menurut ayat tersebut yaitu, orang-orang yang beriman kepada Allah
berarti orang yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk mewujudkan harapan
atau kemauan yang di tuntut oleh Allah kepadanya, berdasarkan ayat tersebut iman
identik dengan kata asyaddu hubban lillah, yang berarti sikap yang menunjukan
kecintaan kepada Allah yang luar biasa hub sendiri memiliki arti kecintaan atau
kerindduan sedangkan asyaddu adalah superlative syadiid (sangat), dari ayat tersebut
di jelaskan bahwa iman adalah sikap atau attitude yaitu kondisi yang menunjukan
sikap kecenderungan atau keinginan kepada Allah.
d. ‫َو َلَق ْد َذ َر ْأَن ا ِلَجَهَّنَم َك ِثْي ًرا ِّم َن اْلِج ِّن َو اِاْل ْنِۖس َلُهْم ُقُل ْو ٌب اَّل َيْفَقُه ْو َن ِبَه ۖا َو َلُهْم َاْع ُيٌن اَّل‬
‫ٰۤل‬ ‫ٰۤل‬
‫ُيْبِص ُرْو َن ِبَهۖا َو َلُهْم ٰا َذ اٌن اَّل َيْس َم ُعْو َن ِبَهۗا ُاو ِٕىَك َك اَاْلْنَع اِم َبْل ُهْم َاَض ُّل ۗ ُاو ِٕىَك ُهُم اْلٰغ ِفُلْو َن‬

Artinya:
“Dan sungguh kami telah sediakan untuk (isi) neraka jahanam kebanyakan dari jin
dan manusia; mereka mempunyai hati (tetapi) tidak mau memahami dengannya,
mereka mempunyai mata, mereka tidak melihat dengannya tetapi mereka mempunyai
telinga (tetapi) tidak mendengar dengannya. Mereka itu seperti binatang ternak
bahkan mereka lebih sesat. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
e. Pengertian iman menurut QS. Al-A’raaf (7):179 adalah iman didefinisikan dengan
pendirian yang diwujudkan dalam bentuk Bahasa dan perilaku yang berarti pengertian
iman identik dengan kepribadian manusia atau pendirian yang konsisten, orang yang
beriman berarti memiliki kemauan, kecerdasan dan keterampilan. Berdasarkan ayat
tersebut diketahui bahwa rukun atau struktur iman ada tiga yaitu: kalbu, lisan dan
perbuatan.
f. Pengertian iman dari dua ayat tersebut berarti orang-orang yang mempunyai pendirian
yang kuat untuk beribadah atau menjalankan perintah yang sudah Allah tetapkan,
orang-orang yang beriman mempunyai sikap dan perilaku yang konsisten mereka
akan terus memegang teguh pendirian nya untuk terus beriman kepada Allah orang
yang beriman rela mengorbankan jiwa dan raganya hanya untuk Allah dan mereka
akan terus mencari ridha Allah, orang yang beriman mempunyai kemauan yang tinggi
dan memiliki keterampilan dan kecerdasan.

2. a. QS. Ali-Imran (3) : 190

‫ِإَّن ِفى َخ ْلِق ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو ٱَأْلْر ِض َو ٱْخ ِتَٰل ِف ٱَّلْيِل َو ٱلَّنَهاِر َل َء اَٰي ٍت ُأِّل۟و ِلى ٱَأْلْلَٰب ِب‬

Artinya :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”

QS. Ali-Imran (3) : 191


‫ٱَّلِذ يَن َيْذ ُك ُروَن ٱَهَّلل ِقَٰي ًم ا َو ُقُعوًدا َو َع َلٰى ُج ُنوِبِهْم َو َيَتَفَّك ُروَن ِفى َخ ْلِق ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو ٱَأْلْر ِض َر َّبَن ا‬
‫َم ا َخ َلْقَت َٰه َذ ا َٰب ِط اًل ُسْبَٰح َنَك َفِقَنا َع َذ اَب ٱلَّناِر‬

Artinya :
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah samnbil berdiri dan duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa nerak.”

Pada hakikatnya manusia adalah salah satu makhluk yang diciptakan oleh Allah,
hakikat manusia menurut kedua ayat tersebut yaitu manusia seharusnya mengingat
Allah dalam keadaan apapun misalnya sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan
berbaring dan hendaknya mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi dan
seharusnya mereka bersyukur atas nikmat yang telah Allah kasih.

b. QS. Qaaf (50) :16

‫َو َلَقْد َخ َلْقَنا اِاْل ْنَس اَن َو َنْع َلُم َم ا ُتَو ْس ِوُس ِبٖه َنْفُس ٗه ۖ َو َنْح ُن َاْقَر ُب ِاَلْيِه ِم ْن َح ْبِل اْلَو ِر ْيِد‬

Artinya :
“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”

Hakikat manusia menurut ayat tersebut adalah Allah telah menciptakan manusia dan
mengetahui apa yang ada dalam isi pikiran dan hati manusia, Allah mengetahui apa
yang kita lakukan dimana pun kita berada dan bawasannya Allah selalu dekat dengan
kita dimana pun kita berada.

c. Hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut, telah kita ketahui
bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah. Dan
manusia merupakan makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk
lainnya yang diciptakan oleh Allah, manusia memiliki akal dan pikirian untuk dapat
berfikir, dan manusia juga mempunyai tubuh yang lengkap, maka hendaknya kita
harus selalu mengingat Allah dimana dan kapan pun kita berada, dan melakukan
semua perintah yang Allah suruh dan menjauhi segala larangan-nya karena dimana
pun kita berada Allah sesalu Bersama kita, Ketika kita melakukan perbuatan yang
buruk maka Allah akan melihat kita sebaliknya ketika kita melakukan perbuatan yang
baik Allah juga pasti melihat kita.

3. a. Secara terminologis, masyarakat merupakan salah satu bahan kajian sosiologi


Masyarakat adalah suatu individu atau kelompok yang dimana mereka tinggal Bersama,
masyarakat merupakan suatu kelompok yang terbentuk karena hubungan dari anggotanya,
pada dasarnya manusia dilahirkan seorang diri namun dalam proses kehidupan ternyata
manusia membutuhkan manusia lain untuk hidup di sekelilingnya,hal ini menunjukan
bahwa manusia adalah makhluk sosial,

b. Asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13 dan QS. Az-
Zukhruf: 32:

Pada kedua ayat tersebut dijelaskan bahwa sesungguhnya Allah menciptakan laki-laki
dan perempuan untuk berpasang-pasangan dan jadilah bapak atau ibu, dan
menjadikan kita berbangsa-bangsa supaya kita saling berkenalan satu sama lain dan
Allah menyuruh kita untuk saling mengenal satu sama lain, dan Allah mrnitipkan
harta kepada kita untuk saling membantu kepada sesame sebagai manusia yang hidup
di lingkungan masyarakat sudah sewajarnya kita membantu satu sama lain, dan orang-
orang yang bertakwa kepada Allah lah orang yang paling mulia.
c. kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat madani,
masyarakat madani sendiri yaitu masyarakat Madinah yang dibangun oleh Nabi
Muhammad di Madinah. Masyarakat madani pada hakikatnya adalah sebuah
masyarakat berperadaban yang disemangati oleh nilai-nilai ketuhanan untuk kebaikan
Bersama. karna masyarakat madani adalah masyarakat sejahtera yang memiliki suatu
peradaban maju yang berperilaku yang dapat diwujudkan dalam rangka pencerminan
masyarakat madani termasuk kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut
pandang masyarakat madani
d. prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera:
 keadilan, yaitu keseimbangan atau menyamakan contohnya Ketika Allah
menciptakan alam semesta ini yaitu dengan prinsip keadilan dan
keseimbangan di dalam al-quran juga keadilan di sebut sebagai hukum
keseimbangan yang menjadi hukum di alam semesta ini.
 Supermasi hukum, yaitu upaya dalam menegakan hukum sesuai dengan
tempatnya, dan menempatkan hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
karena hukum dapat melindungi seluruh warga masyarakat tanpa adanya latar
belakang status.
 Egalitarianisme (persamaan), yaitu persamaan antara seluruh masyarakat tidak
adanya perbedaan ras, suku, budaya yang membedakan, masyarakat madani
tidak melihat itu semua melainkan prestasi, karena masyarakt di hargai bukan
atas dasar geneologis melainkan atas dasar prestasinya atau ketakwaanya
terhadap tuhan.
 Pluralisme, yaitu sikap dimana kita harus toleran dan saling menghormati d
antara masyarakat yang berbeda baik itu berbeda secara suku, bangsa maupun
agama.
 Pengawasan sosial, yaitu dimana kita memastikan bahwa masyarakat tidak
bertindak sesuai denga napa yang mereka mau melainkan harus mematuhi
hukum dan peraturan yang berlaku dilingkungan masyarakat.

Sumber Referensi:

 BMP MKDU4221 Pendidikan Agama Islam /Modul 3

Anda mungkin juga menyukai