Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ilyasha Muara

NIM : 048856071
1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu
hubban (QS. Al- Baqarah (2) : 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf
(7):179).

a. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!

‫ُون ٱهَّلل ِ َأندَادًا يُ ِحبُّونَهُْ&م َكحُبِّ ٱهَّلل ِ ۖ َوٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا َأ َش ُّد ُحبًّا هَّلِّل ِ ۗ َولَوْ يَ َرى‬ ِ ‫اس َمن يَتَّ ِخ ُذ ِمن د‬ ِ َّ‫َو ِمنَ ٱلن‬
ِ ‫اب َأ َّن ْٱلقُ َّوةَ هَّلِل ِ َج ِميعًا َوَأ َّن ٱهَّلل َ َش ِدي ُد ْٱل َع َذا‬
‫ب‬ ۟
َ ‫ٱلَّ ِذينَ ظَلَ ُم ٓوا ِإ ْذ يَ َروْ نَ ْٱل َع َذ‬
Artinya: Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-
tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.
Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika
seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat
siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa
Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

i. Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?

Pengertian hubban dalam ayat tersebut adalah cinta atau kasih sayang yang kuat.

ii. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?

Ayat tersebut menjelaskan bahwa iman kepada Allah SWT harus disertai dengan
cinta dan kasih sayang yang kuat. Orang yang beriman seharusnya lebih
mencintai Allah daripada apapun yang lain dan tidak menyekutukan-Nya dengan
apapun.

b. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!

ِ ‫نس ۖ لَهُ ْم قُلُوبٌ اَّل يَ ْفقَه ُٓونَ بِهَا َولَهُ ْم َأ ْعي ٌُن اَّل يُب‬ ‫ْأ‬
‫ْصرُونَ بِهَا‬ ِ ‫َولَقَ ْد َذ َر نَا لِ َجهَنَّ َم َكثِيرًا ِّمنَ ْٱل ِج ٓنِّ َوٱِإْل‬
َ ‫ضلُّ ۚ ُأ ۟و ٰلَِئ‬
َ‫ك هُ ُم ْٱل ٰ َغفِلُون‬ َ ‫ان اَّل يَ ْس َمعُونَ بِهَٓا ۚ ُأ ۟و ٰلَِئ‬
َ ‫ك َكٱَأْل ْن ٰ َع ِم بَلْ هُ ْم َأ‬ ٌ ‫َولَهُ ْم َءا َذ‬

Artinya: Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan
dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka
itulah orang-orang yang lalai.

c. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf
(7):179 tersebut?

Dalam ayat ini, iman kepada Allah SWT tidak secara langsung disebutkan. Namun,
ayat ini menyatakan bahwa banyak dari jin dan manusia yang tidak memiliki
pemahaman, penglihatan, dan pendengaran yang benar, sehingga mereka lebih seperti
binatang ternak dan sangat sesat. Oleh karena itu, iman kepada Allah SWT adalah
suatu kebutuhan untuk memperoleh pemahaman, penglihatan, dan pendengaran yang
benar serta untuk menghindari kesesatan dan kebinasaan. Dengan memiliki iman yang
kuat kepada Allah SWT, manusia dapat memperoleh kebijaksanaan, pandangan yang
jelas, dan kemampuan untuk membedakan antara kebenaran dan kesesatan.

d. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat
tersebut?

Pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut adalah bahwa iman tidak
hanya berada di hati seseorang, namun juga tercermin dalam perilaku dan tindakan
yang dilakukan. Iman yang sejati harus didasarkan pada cinta yang kuat kepada Allah
SWT, yang tercermin dalam keinginan untuk mengikuti petunjuk-Nya, mengerjakan
perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Selain itu, iman yang benar juga meliputi
pengakuan terhadap kebesaran Allah SWT dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-
Nya. Hal ini harus tercermin dalam cara pandang, cara berbicara, dan cara bertindak
seseorang dalam kehidupannya sehari-hari.

2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan
penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek
non fisik dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini
diantaranya diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191
dan Q.S. Qaaf (50) : 16.

a. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191 dan jelaskan secara ringkas
hakikat manusia menurut kedua ayat tersebut!

Arti dari Q.S. Al-Imran 190-191

190 : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

191 : (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha
Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Allah SWT menciptakan langit dan bumi dalam keadaan yang sempurna dan
berkeinginan agar manusia memahami dan menghargai kebesaran-Nya dari tanda-
tanda ciptaan tersebut. Hakikat manusia menurut ayat ini adalah sebagai makhluk
yang diberi akal dan kebebasan berpikir sehingga manusia dapat merenungkan
kebesaran Allah SWT dari tanda-tanda ciptaan-Nya dan mengambil hikmah dari
kejadian-kejadian yang terjadi di sekitarnya. Manusia juga mempunyai tanggung
jawab untuk menjaga bumi dan mengembangkan potensi yang diberikan oleh Allah
SWT agar dapat memperbaiki kualitas hidup dan mewujudkan tujuan penciptaannya.

b. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50) : 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut ayat tersebut!
Arti dari Qaaf 16 : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan
mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya
daripada urat lehernya,

Allah SWT berfirman bahwa Dia menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
tersirat dalam hatinya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia diciptakan dengan tujuan
yang bermakna dan memiliki kesadaran diri serta kemampuan untuk berpikir dan
merenungkan makna kehidupan. Manusia memiliki hakikat yang mulia sebagai
makhluk yang memiliki kehendak bebas dan kemampuan untuk beribadah kepada
Allah SWT, sehingga manusia harus menggunakan potensi dan kemampuannya untuk
mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

c. Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!

Ketiga ayat tersebut menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan
Allah SWT dengan tujuan khusus. Meskipun manusia memiliki kelemahan dan
kekurangan fisik, namun Allah memberikan kesempurnaan pada sisi non-fisiknya,
yaitu akal dan fitrah. Melalui akal dan fitrah inilah manusia diberikan kesempatan
untuk mengenal, mengagungkan, dan beribadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu,
kesempurnaan manusia terletak pada kemampuannya untuk beribadah kepada Allah
dan menempatkan dirinya dalam kedudukan yang sesuai sebagai hamba yang taat dan
bertaqwa.

3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan
berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.

a. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?

Masyarakat atau “al-jamā’ah” merupakan kelompok manusia yang terikat dalam suatu
kesatuan, baik secara wilayah, agama, adat istiadat, budaya, dan sebagainya. Konsep
masyarakat dalam Islam lebih menekankan pada aspek hubungan sosial antara
individu-individu dalam masyarakat tersebut, sehingga tercipta tata cara hidup yang
baik dan teratur.

Selain itu, dalam Islam juga terdapat konsep “ummah” yang mengacu pada
masyarakat Islam secara global, yaitu masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang
beriman dan mengikuti ajaran Islam. Ummah ini memiliki karakteristik kesatuan dan
saling membantu serta berbagi tanggung jawab dalam menegakkan kebenaran dan
keadilan di seluruh dunia.

Dalam Islam, masyarakat dilihat sebagai suatu wadah untuk saling membantu, saling
mengenal, dan saling memperbaiki diri agar dapat hidup dalam kebersamaan dan
kesejahteraan. Masyarakat yang baik dan sehat menurut Islam adalah masyarakat
yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan serta dapat
memberikan perlindungan dan keamanan bagi setiap individu di dalamnya.

b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat:


13 dan QS. Az-Zukhruf: 32
Menurut QS. Al-Hujuraat ayat 13, asal-usul masyarakat adalah dari satu bapa dan satu
ibu (Adam dan Hawa) agar manusia saling mengenal dan berinteraksi antara satu
dengan yang lainnya. QS. Az-Zukhruf ayat 32 mengatakan bahwa masyarakat dan
bangsa-bangsa dibuat oleh Allah SWT dari satu jiwa (yaitu Adam) agar manusia dapat
mengenali dan memahami satu sama lain serta dapat hidup dalam perdamaian dan
kerjasama. Dalam pandangan Islam, asal-usul masyarakat berasal dari kehendak Allah
SWT yang menciptakan manusia dalam beragam suku, bangsa, dan bahasa untuk
saling mengenal dan berinteraksi dalam kerangka perdamaian dan persaudaraan.

c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang


masyarakat madani!

Kelima prinsip yang harus dipegang teguh dalam menciptakan masyarakat madani
adalah:

1. Keadilan, yaitu pemerataan hak dan kesempatan bagi seluruh anggota


masyarakat tanpa terkecuali.

2. Supremasi hukum, yaitu prinsip bahwa hukum harus berlaku sama untuk
semua orang, tanpa pandang bulu, dan tidak boleh ada yang dikecualikan dari
aturan hukum yang berlaku.

3. Egalitarianisme atau persamaan, yaitu menghargai perbedaan dan


keberagaman antara individu dalam masyarakat tanpa diskriminasi.

4. Pluralisme, yaitu mengakui dan menghargai keberagaman dalam masyarakat,


baik dalam hal agama, suku, budaya, maupun ideologi politik.

5. Pengawas sosial, yaitu setiap anggota masyarakat harus saling mengawasi dan
menjaga agar tidak terjadi pelanggaran terhadap prinsip-prinsip yang telah
disepakati bersama.

d. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan


sejahtera!

Islam memiliki prinsip-prinsip umum untuk membentuk masyarakat yang beradab dan
sejahtera. Berikut ini adalah beberapa prinsip-prinsip tersebut:

1. Keadilan: Prinsip keadilan merupakan dasar dari masyarakat Islam. Keadilan


harus dijunjung tinggi dalam setiap aspek kehidupan masyarakat, baik dalam
kehidupan pribadi maupun sosial.

2. Solidaritas: Prinsip solidaritas mendorong masyarakat untuk saling membantu


dan mendukung satu sama lain. Hal ini mencakup dukungan dalam kehidupan
ekonomi, sosial, dan spiritual.

3. Kesetaraan: Prinsip kesetaraan menuntut adanya perlakuan yang sama


terhadap semua orang, tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, ras, agama,
atau status sosial.
4. Keterbukaan: Prinsip keterbukaan mengharuskan masyarakat untuk saling
terbuka dan saling memahami. Hal ini mencakup kebebasan berekspresi dan
menghargai pendapat orang lain.

5. Kerja sama: Prinsip kerja sama mendorong masyarakat untuk bekerja sama
dalam mencapai tujuan bersama. Hal ini meliputi kerja sama dalam
pembangunan, pemeliharaan keamanan, dan pengembangan pendidikan.

6. Kepedulian lingkungan: Prinsip kepribadian lingkungan mendorong


masyarakat untuk memperhatikan dan menjaga lingkungan hidup. Hal ini
mencakup upaya pelestarian alam, pengelolaan sumber daya, dan pengurangan
limbah.

7. Toleransi: Prinsip toleransi menuntut masyarakat untuk menghargai perbedaan


dan menerima keberagaman dalam kehidupan sosial. Hal ini mencakup
toleransi terhadap perbedaan agama, suku, budaya, dan lain-lain.

Referensi
Abdurrahman, M. (2017). Konsep Masyarakat dalam Islam: Perspektif Budaya Nusantara.
Jurnal Ilmiah Islam Futura, Vol 16, No 1, 15-33.
Fauzi, A. (2019). Prinsip-Prinsip Masyarakat Madani dalam Islam. Jurnal Ilmu Sosial dan
Humaniora: Vol. 8, No. 2. .
Tafsir Web. (n.d.). Surat al-A’raf. Retrieved May 5, 2022, from https://tafsirweb.com/37108-
surat-al-araf-lengkap.html
Tafsir Web. (n.d.). Surat al-Baqarah. Retrieved May 5, 2023, from
https://tafsirweb.com/37098-surat-al-baqarah-lengkap.html
Tafsir Web. (n.d.). Surat Ali-Imran. Retrieved May 5, 2023, from
https://tafsirweb.com/37100-surat-ali-imran-lengkap.html
Tafsir Web. (n.d.). Surat Qaf. Retrieved May 5, 2023, from https://tafsirweb.com/37264-
surat-qaf-lengkap.html

Anda mungkin juga menyukai