Anda di halaman 1dari 5

Nama : Basruddin

NIM : 041389098

Bacalah soal berikut dengan cermat, kemudian saudara jawab dan diunggah pada tempat
yang telah disediakan:
1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu hubban (QS. Al-
Baqarah (2): 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).
a. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!
b. Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?
c. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?
d. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!
e. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179
tersebut?
f. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut?
2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan
penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non fisik
dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini diantaranya
diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan Q.S. Qaaf
(50):16.
a. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut kedua ayat tersebut!
b. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50): 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia
menurut ayat tersebut!
c. Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!
3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan
berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.
a. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?
b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13 dan
QS. Az-Zukhruf: 32
c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat
madani!
d. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera!
Jawaban
Nomor 1
a. QS. Al- Baqarah (2) : 165
َِٰ ‫ّللا وا َّل ِذيْنَ ٰامن ْْٓوَا اشدَ حَبًّا ِ ل‬
َ‫ِّل ول َْو يرى ا َّل ِذيْن‬ َِٰ َِ‫ّللا ا ْندادًا ي ِحب ْونه َْم كحبل‬
َِٰ ‫ن‬ َْ ‫ن يَّتَّ ِخذَ ِم‬
َِ ‫ن د ْو‬ َ ِ َّ‫و ِمنَ الن‬
َْ ‫اس م‬
ِ ‫ّللا ش ِديْدَ ا ْلعذا‬
َ‫ب‬ َٰ ‫ن‬ ِ ٰ ِ َ‫ن ا ْلق َّوة‬
ََّ ‫ِّلَ ج ِم ْيعًا َّوا‬ ََّ ‫ظلم ْْٓوَا ِا ْذَ ير ْونَ ا ْلعذابَ ا‬
Artinya :
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan,
yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat
besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika
mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan
bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal).
b. Pengertian hubban dalam QS. Al- Baqarah (2) : 165 adalah sikap yang menunjukkan
bentuk kecintaan dan kerinduan yang luar biasa. Hubban Lillah berarti kecintaan kepada
Allah
c. Iman kepada Allah menurut QS. Al- Baqarah (2) : 165
Menurut ayat tersebut iman kepada Allah adalah sikap mental yang menunjukkan
kecenderungan atau keinginan luar biasa terhadap Allah. Orang – orang yang beriman
kepada Allah berarti orang yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk mewujudkan
harapan atau kemauan yang dituntut oleh Allah kepadanya.
d. QS. Al-A’raaf (7):179
ِ ‫ّل ي ْفقه ْونَ بِهاَ وله َْم اعْينَ َّّلَ يب‬
َ‫ْصر ْونَ بِها‬ ََّ َ‫س له َْم قل ْوب‬ ِ ْ ‫ولق َْد ذر ْأنا ِلجهنَّمَ كثِي ًْرَا ِلمنَ ْال ِج ِلنَ و‬
َ ِ ‫اّل ْن‬
ٰٰۤ ٰٰۤ
َ‫ول ِٕىكَ همَ ْال ٰغ ِفل ْون‬ ‫ل ه َْم اضلَ ا‬ َِ ‫ول ِٕىكَ ك ْاّل ْنع‬
َْ ‫ام ب‬ ‫وله َْم ٰاذانَ َّّلَ يسْمع ْونَ بِهاَ ا‬
Artinya :
Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia.
Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
mendengarkan (ayat – ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lengah.
e. Iman kepada Allah menurut QS. Al-A’raaf (7):179
Allah Swt menciptakan manusia dengan potensi yang sempurna yaitu dikarunia akal dan
panca indra. Dengan potensi inilah dimaksudkan agar manusia bisa berfikir dan
memahami apa maksud tujuan diciptakannya di muka bumi ini. Sehingga menurut ayat ini
iman kepada Allah erat kaitannya dengan qalbu, ucapan dan perilaku.
f. Iman kepada Allah menurut QS. Al- Baqarah (2) : 165 dan QS. Al-A’raaf (7):179
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa Iman kepada Allah adalah rasa cinta yang
sangat tinggi kepada Allah dalam bentuk ketakwaan kepada Allah. Serta keyakinan dalam
hati yang dibuktikan dalam amal perbuatan dengan menggunakan seluruh indra yang
ada.

Nomor 2
a. Terjemahan Q.S. Ali-Imran (3): 190-191
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan
berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),
“Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau,
lindungilah kami dari azab neraka.
Hakikat manusia menurut Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 Manusia dari sisi
perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan berinteraksi
dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat. orang-orang
yang menggunakan akal dan logikanya dengan baik dan benar untuk mengenal
siapakah Allah, mengetahui keagungan-Nya, kebijaksanaan-Nya, keadilan-Nya,
kekuasaan-Nya melalui tanda-tanda dalam ciptaan maupun hukum syari’ah yang
ditetapkan-Nya, dapat disebut sebagai manusia yang mempunyai akal' atau
manusia yang berakal.
b. Terjemahan Q.S. Qaaf (50): 16
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan
oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
Hakikat manusia menurut Q.S. Qaaf (50): 16, manusia adalah makluk ciptaan Allah
dan Allah mengetahui apa yang dikerjakannya.
c. Hakikat kesempurnaan manusia menurut Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 - Q.S. Qaaf (50): 16
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dibandingkan dengan
makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis
dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan. Manusia
bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negartif) untuk diri mereka
sendiri. Secara umum manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial, karena
bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain.

Nomor 3
a. Terminologi masyarakat menurut Ralph Linton
Mendefinisikan masyarakat sebagai setiap kelompok manusia yang telah hidup dan
bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas - batas yang
dirumuskan dengan jelas.
b. Asal – usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13 dan QS. Az-
Zukhruf: 32
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia membutuhkan
kebersamaan dalam kehidupannya. Semua itu adalah dalam rangka saling memberi dan
saling mengambil manfaat. Dari fitrah tersebut, kemudian mereka memiliki hubungan satu
dengan lainnya dalam waktu lama sehingga terbentuklah hubungan sosial yang pada
gilirannya menimbulkan kesadaran atas kesatuan.
c. Kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat madani
1. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok eksklusif ke dalam
masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.
2. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi
dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.
3. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena keanggotaan
organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-masukan terhadap
keputusan-keputusan pemerintah.
4. Meluasnya kesetiaan dan kepercayaan sehingga individu – individu mengakui
keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.
5. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan
berbagai perspektif.
d. Prinsip – prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera
1. Keadilan dimaksudan untuk menyebutkan keseimbangan dan pembagian yang
proporsional terhadap hak dan kewajiban setiap warga masyarakat yang mencakup
seluruh aspek kehidupan. Hal ini memungkin tidak adanya monopoli dan pemusatan
salah satu aspek kehidupan pada satu kelompok dalam masyarakat.
2. Masyarakat akan sangat mengakui keberadaan hukum dan menempatkannya di
posisi paling tinggi. Saat ada masalah atau konflik maka akan diselesaikan sesuai
dengan peraturan hukum perundang-undangan yang berlaku. Sehingga masyarakat
memiliki supremasi hukum dimana kekuasaan tertinggi dan aturan tertinggi adalah
hukum itu sendiri. Setiap individu memiliki kewajiban untuk mematuhi hukum yang
berlaku.
3. Manusia adalah sama dan tanpa diskriminasi dalam masyarakat. Prinsip ini haruslah
diterapkan dalam bidang kehidupan lain, mislanya prinsip bahwa manusia mempunyai
kedudukan yang sama dalam hukum, ekonomi dan sosial. Penerapan ini juga akan
berdampak pada terjaminnya hak – hak asasi manusia. Yang muaranya nanti akan
terwujud masyarakat yang adil dan demokratis.
4. Mengakui adanya keberagaman dalam bermasyarakat. Pluralisme tidak saja
mengisyaratkan adanya sikap bersedia untuk mengakui hak dari kelompok lain untuk
ada dan beraktifitas, lebih dari itu pluralisme juga harus mengandung makna
kesediaan berlaku adil kepada kelompok lain atas dasar perdamaian dan saling
menghormati. Adanya pengertian bahwa masyarakat akan berhadapan dengan
banyak perbedaan, membuat masyarakat yang madani bisa menyikapinya dengan
bijak.
5. Adanya mekanisme berupa pengawasan sosial yang digunakan untuk memastikan
bahwa masyarakat dalam sebuah wilayah bertindak sesuai dengan nilai dan norma
sosial yang ada pada suatu wilayah. Dengan pengawasan sosial yang baik akan
membangun hubungan sosial yang baik dan menciptakan keadilan. Pengawasan
sosial sangat dibutuhkan, tidak hanya dari kelompok tertentu melainkan semua
individu dalam kelompok masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai